Anda di halaman 1dari 22

Case Report

Session

EPISTAKSIS ET CAUSA
HIPERTENSI
Oleh :
Reza Zeski Andresia 0810313231
Wulan Sulistia 1010312113
Nurfazlina
1110312157

Preseptor :
dr. Ade Asyari, Sp. THT-KL
ILMU PENYAKIT TELINGA, HIDUNG, DAN TENGGOROK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
RSUP M. DJAMIL PADANG
2015

BAB I
TINJAUAN PUSTAKA

Anatomi Hidung

Gambar 1.1 Anatomi Hidung Luar

Gambar 1.2 Dinding Lateral Kavum Nasi

Suplai darah kavum nasi berasal dari sistem karotis :


arteri karotis eksterna (terbanyak) dan arteri karotis interna

arteri maksilaris

Arteri
sphenopalatina
memperdarahi
septum, tiga
perempat
posterior dan
dinding lateral
hidung

Arteri
palatina
desenden

Sistem karotis
interna

arteri
palatina
mayor

arteri etmoid
anterior dan
posterior

inferoanteri
or septum
nasi

septum dan
dinding lateral
superior

Gambar 1.3 Anatomi vaskular yang memperdarahi


septum nasal.

Defenisi
Epistaksis berasal dari bahasa
Yunani epistazo yang berarti
hidung berdarah
keluarnya darah dari hidung yang
merupakan gejala atau manifestasi
penyakit lain, penyebabnya bisa
lokal atau sistemik.

Epidemiologi
dilaporkan timbul pada 60% populasi
umum.
sering ditemukan sehari-hari baik pada
anak maupun pada usia lanjut, jarang
terjadi pada bayi
Puncak kejadian dari epistaksis didapatkan
berupa dua puncak (bimodal) yaitu pada
usia <10 tahun dan >50 tahun.

Epistak
sis
anterior
Epistak
sis
posteri
or

lebih sering
terjadi pada
anak-anak dan
dewasa muda,
lebih sering terjadi pada
usia yang lebih tua,
terutama pada laki-laki
dekade 50 dengan
penyakit hipertensi dan
arteriosklerosis.

Epistaksis lebih sering terjadi


pada musim dingin.

Epistaksis juga sering terjadi


pada iklim yang panas dengan
kelembaban yang rendah.

Etiologi

LOKAL

Trauma

Infeksi

Kelainan
kongenit
al

Neoplas
ma

Sebab
sebab
lain

SISTEMIK

Kelainan
darah

Etiologi

Penyakit
kardiovask
ular

Gangguan
endokrin

Infeksi
sistemik

Perubahan
tekanan
atmosfir

Epistaksis Anterior
paling sering dijumpai anak-anak

dapat berasal dari Pleksus Kiesselbach


Dapat juga berasal dari arteri ethmoid
anterior
Perdarahan dapat berhenti sendiri
(spontan) dan dapat dikendalikan
dengan tindakan sederhana.

Gambar 1.4 Epistaksis anterior

Epistaksis Posterior
berasal dari arteri sphenopalatina dan
arteri ethmoid posterior.
cenderung lebih berat dan jarang
berhenti sendiri, sehingga dapat
menyebabkan anemia, hipovolemi dan
syok.
Sering ditemukan pada pasien dengan
penyakit kardiovaskular

Gambar 1.5 Epistaksis posterior

DIAGNOSIS

Anamnesis
Pasien datang dengan keluhan
keluar darah dari hidung atau
riwayat keluar darah dari
hidung.
harus ditanyakan secara
spesifik mengenai banyaknya
perdarahan, frekuensi, lamanya
perdarahan.

Perlu Tanyakan :

Fakt
or
Risik
o

Pemeriksaan Fisik
Perhatikan keadaan umum pasien, nadi,
pernapasan, dan tekanan darahnya.

Pasien anak duduk dipangku, badan dan tangan dipeluk,


kepala dipegangi agar tegak dan tidak bergerak-gerak.

Sumber perdarahan dicari untuk membersihkan hidung dari


darah dan bekuan darah dengan bantuan alat penghisap.

Rinoskopi Anterior

Rinoskopi Posterior

Mulai pemeriksaan dengan inspeksi, lihat secara


spesifik mencari sumber perdarahan yang jelas pada
septum.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan
laboratorium
Nasofaringoskopi
CT scan atau MRI

Anda mungkin juga menyukai