Anda di halaman 1dari 2

Operasi Produksi

Produksi adalah kegiatan terakhir setelah minyak dan gas di angkat dari dalam bumi.
Banyak metoda-metoda yang digunakan untuk melakukan proses produksi ini. kegiatan produksi
meliputi pengangkatan fluida secara natural flow atau artificial lift, pengaliran fluida, pemidahan
dan pemurnian fluida, penampungan dan transportasi, dan penghitungan cadangan sisa. Pada
wilayah Cepu terdapat banyak sumur-sumur yang masih produktif yang dikembangkan oleh
banyak perusahan Oil Company seperti Pertamina, Exxon Cepu, Petro China, d.l.l dengan hasil
yang berfariasi tergantung banyaknya cadangan minyak di wilayah tersebut.
Wilayah Kawengan adalah salah satu wilayah produktif yang dipegang oleh Pertamina.
Wilayah Kawengan terletah di ketinggian 800 meter dari atas permukaan laut dan terletak
sekitar 10 KM di sebelah utara kota Cepu. Di wilayah ini terdapat hampir 40 sumur produktif
yang semuanya di gerakkan menggunakan Sucker Rod Pump. Fluida dan Gas hasih dari
pompaan Sucker Rod Pumps ditampung di Stasiun Penampungan Sementara (SP). Total dari SP
sendiri ada 17 terminal SP dengan masing-masing enam tanki, 2 separator horizontal, dan 2
separator vertical.
Fluida dan gas yang tertampung di SP akan disaring dan dipisahkan antara minyak, gas
dan air. Hasil saringan tersebut akan diolah kembali seperti minyak akan dilakukan pemurnian
ulang pada separator vertical baru dibawa ke SPU (Stasiun Pengampung Utama) dan diproses
menjadi berbagai minyak sesuai kebutuhan, gas akan dipisahkan dan di teliti kandungannya, jika
sesuai dengan standar jual maka akan diproses ulang, jika tidak maka akan dilakukan
pembakaran, dan air akan di netralisir ulang sebelum di injeksikan kembali ke sumur.
Namun pengangkatan fluida ke permukaan bukan lah hal yang mudah jika sumur tersebut
telah berusia memasuki 76 tahun atau hingga se-abad lamanya walaupun sumur tersebut masih
berpotensial memiliki fluida yang banyak. Sehingga banyak teknologi yang dapat mengangkat
bersih fluida yang masih tersimpat di batuan reservoir tersebut. Teknologi itu biasa disebut
dengan artificial lift. Artificial lift mempunyai banyak jenis seperti gas lift, pumps (Sucker Rod
Pump, ESP, PCP), dan EOR.
Gas lift merupakan salah satu artificial lift yang paling banyak dilakukan oleh para teknik
produksi untuk mengatasi kerugian. Namun dibalik kemudahan tersebut terdapat syarat-syarat
yang harus dipenuhi agar tidak mengakibatkan kerugian yang semakin besar. Syarat-syaratnya
seperti wilayah tersebut harus menghasilkan gas alam yang cukup dengan tekanan yang sesuai
agar tidak terjadinya blow out. Metode penggunaan gas lift adalah menginjeksikan gas hasil
pengeboran sebelumnya sejajar dengan wilayah trap yang masih memiliki kadar fluida tinggi,
lalu gas tersebut akan mendorong fluida tersebut menuju tubing sumur produksi. Gas yang telah
terpakai akan dimasukkan kembali ke sumur gas lift.

Sucker Rod Pump adalah alat untuk memompa fluida yang masih tersisa di kedalaman
maksimal 1000 feet. Sistem kerja Sucker Rod Pump hampir menyerupai sistem sumur air.
Sucker Rod Pump akan melakukan upstroke dan downstroke. Pada saat upstroke, traveling valve
akan menutup sedangkan standing valve akan terbuka, sehingga fluida akan masuk kedalam
compression chamber. Pada saat downstroke, standing valve akan tertutup dan traveling valve
akan terbuka sehingga fluida yang ada di compression chamber akan keluar menuju ke atas.
Sucker Rod Pump ini sangat banyak digunakan di wilayah yang memiliki trap minyak dangkal.
ESP atau Electric Submersible Pump adalah sistem pompa yang menggunakan tenaga
listrik seperti pompa air pada rumah tangga. Sistem kerjanya adalah fluida diangkat dengan
pompa yang digerakkan dengan listrik, listrik dimasukkan kedalam tubing yang berisi alat
pemutar sehingga fluida terangkat secara perlahan keatas. Alat ini jarang digunakan karena
memakan listrik yang cukup banyak 24 jam non stop.
PCP atau Progressing Cavity Pump adalah sistem pompa yang menggunakan tenaga
lumpur untuk menggerakkan spiral. Sistem kerjanya adalah fluida akan terangkat secara perlahan
tergantung dengan kecepatan tekanan yang diberikan oleh fluida sehingga mepercepat gerakan
spiral. Ketika spiral berputar, fluida akan terbawa keatas di sela-sela spiral tersebut.

Anda mungkin juga menyukai