Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Salah satu tanda terdapatnya suatu kebudayaan yang dianut manusia
adalah adanya perkembangan ilmu pengetahuan. Menurut Suwarsono
(2012), ilmu pengetahuan berkembang secara cepat, bertahap, dan
berkelanjutan, dan senantiasa menuju ke arah yang lebih baik.
Perkembangan tersebut tidaklah sama, artinya terdapat ciri khas tertentu
yang diakibatkan oleh adanya peran serta pengaruh dari pemikiran tokohtokoh di zamannya masing-masing. Manusia dituntut untuk mengetahui,
memahami, mengolah, serta menghayati alam semesta yang akan memicu
penemuan-penemuan baru. Penemuan-penemuan ilmu pengetahuan tidak
terpusat pada satu tempat saja melainkan menyebar dari Babylonia, Mesir,
Cina, India, Irak, Yunani hingga ke daratan Eropa.
Ilmu pengetahuan pada awalnya merupakan sebuah sistem yang
dikembangkan untuk mengetahui keadaan lingkungan disekitanya dan
diciptakan untuk memudahkan kehidupan manusia. Pada abad ke-20 dan
menjelang abad ke-21, ilmu telah menjadi sesuatu yang substantif yang
menguasai kehidupan manusia dan menimbulkan berbagai krisis
kemanusiaan dalam kehidupan akibat kecenderungan pemecahan masalah
kemanusiaan yang lebih banyak bersifat sektoral. Salah satu upayanya
ialah

dengan

mempelajari

perkembangan

pemikiran

filsafat.

Perkembangan filsafat Barat dibagi menjadi beberapa periodisasi yang


didasarkan atas ciri yang dominan pada zaman tersebut.
Hal itulah yang melatarbelakangi penulisan makalah yang berjudul,
Perkembangan Ilmu Pengetahuan pada Zaman Renaissance,
Modern, dan Kontemporer. Dalam makalah ini akan dibahas lebih
lanjut

mengenai,

perkembangan

ilmu

pengetahuan

pada

zaman

renaissance, perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman modern, dan


perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman kontemporer.

1.2.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan beberapa
hal sebagai berikut.
1.2.1. Bagaimanakah perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman
Renaissance?
1.2.2. Bagaimanakah perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman
Modern?
1.2.3. Bagaimanakah perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman
Kontemporer?

1.3.

Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.3.1. Untuk mendeskripsikan perkembangan ilmu pengetahuan pada
zaman Renaissance.
1.3.2. Untuk mendeskripsikan perkembangan ilmu pengetahuan pada
zaman Modern.
1.3.3. Untuk mendeskripsikan perkembangan ilmu pengetahuan pada
zaman Kontemporer.

1.4.

Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut.
1.4.1. Bagi Penulis
Pembuatan

makalah

ini

diharapkan

mampu

memberikan

pengalaman bagi penulis dalam penyusunan makalah, serta


pemahaman lebih kepada penulis tentang konsep perkembangan
ilmu

pengetahuan

pada

zaman

renaissance,

modern,

dan

kontemporer.
1.4.2. Bagi Pembaca
Pembuatan makalah ini, diharapkan mampu memberikan informasi
serta menjadi referensi mengenai konsep perkembangan ilmu
pengetahuan pada zaman renaissance, modern, dan kontemporer.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1.

Zaman Renaissance (14 M 17M)


Renaissance (Perancis) sering diartikan dengan kebangkitan, peralihan
atau lahir kembali atau rebirth yaitu di lahirkan kembali sebagai manusia
yang bebas untuk berpikir yang bebas dari dogma-dogma agama.
Renaissance adalah zaman peralihan ketika kebudayaan abad Tengah
mulai berubah menjadi suatu kebudayaan modern. Pada zaman
Renaissance manusia disebut sebagai animal rationale karena pada masa
ini pemikiran manusia mulai bebas dan berkembang. Menurut Tim
Penyusun (1997), Manusia ingin mencapai kemajuan atau progress atas
hasil usaha sendiri, dan tidak didasarkan atas campur tangan Tuhan.
Tokoh-Tokoh Zaman Renaissance
Penemuan-penemuan ilmu pengetahuan modern sudah mulai dirintis
pada zaman Renaissance. Ilmu pengetahuan yang berkembang maju pada
masa ini adalah bidang astronomi. Disamping itu, ilmu seni dan budaya
serta perjalanan menjadi perhatian pada masa tersebut. Tokoh-tokoh yang
terkenal pada zaman ini, antara lain:
A. Roger Bacon (1214 1294)
Roger Bacon adalah seorang filsuf dan penulis yang berasal dari
Inggris. Karya-karyanya antara lain membangun dan mempopulerkan
motodologi induksi untuk penelitian ilmiah yang sering kali disebut
metode Baconian. Roger Bacon berpendapat bahwa pengalaman (empirik)
menjadi landasan utama di awal dan ujian akhir bagi semua ilmu
pengetahuan. Matematika merupakan syarat mutlak untuk mengolah
semua ilmu pengetahuan. Sekalipun Roger Bacon menganjurkan
pengalaman sebagai basis ilmu pengetahuan namun ia sendiri tidak
meninggalkan tulisan atau karya yang cukup berarti bagi ilmu
pengetahuan. Ia banyak bergerak dalam lapangan politik dan agama
sehingga ia ditahan dalam penjara.

B. Copernicus (1473 1543)

Ia mengajukan pendapat yang asing bagi pendapat umum pada masa


itu. Ia mengatakan bahwa bumi dan planet semuanya mengelilingi
matahari sehingga matahari menjadi pusat (heliosentrisisme). Pendapat ini
berlawanan dengan pendapat umum yang berasal dari Hipparchus dan
ptolomeus

yang

menganggap

bumi

sebagi

pusat

alam

semesta

(geosentrisismea).
Prinsip heliosentrisisme ini kemudian dilanjutkan oleh George
Joachim (Rheticus) yang menyusun buku berjudul De Revolutionibus
Orbium Coelestium (tentang perputaran alam semesta). Buku tersebut
diawali dengan beberapa ketentuan dasar yang berbunyi pertama seluruh
alam semesta merupakan bola (spherical), kedua semua benda angkasa
dan bumi juga merupakan bola, ketiga semua benda angkasa bergerak
secara teratur dalam lintasan yang bundar (circular uniform motion).
C. Tycho Brahe (1546 1601)
Ia tertarik pada sistem astronomi baru yang diperkenalkan oleh
Copernicus. Ia membuat alat-alat berukuran besar untuk mengamati
benda-benda angkasa secara lebih teliti. Pada tahun 1572 Brahe
mengamati munculnya bintang baru di gugusan cassiopeia, yaitu bintang
yang cemerlang selama 16 bulan sebelum padam lagi. Bintang itu
dinamakan Nova atau Supernova sangat tergantung dari besarnya dan
massanya. Penemuan bintang Nova atau Supernova ini menggugurkan
pandangan yang dianut pada masa itu bahwa angkasa itu tidak akan
berubah sepanjang masa, dan bentuknya akan tetap abadi. Pada tahun 1577
Brahe dapat mengamati sebuah komet dan mampu menetapkan lintasan
komet, yang ternyata lebih jauh dari planet Venus. Penemuan ini juga
membuktikan bahwa benda-benda angkasa tidak menempel pada
Crystaline spheres, tetapi datang dari tempat yang sebelumnya tidak dapat
dilihat untuk kemudian menghilang lagi. Benda-benda angkasa terapung
bebas dalam ruang angkasa.

D. Johannes Keppler (1571 1630)


Ia seorang ahli matematika yang menjadi asisten Tyco Brahe. Ia
melanjutkan penelitian Brahe tentang gerak benda-benda angkasa. Keppler
menemukan tiga buah hukum yang melengkapi penyelidikan Brahe
sebelumnya, yaitu:
1. Gerak benda angkasa itu ternyata bukan bergerak mengikuti lintasan
circle, seperti yang diungkapkan oleh Brahe. Akan tetapi, gerak itu
mengikuti lintasan elips. Orbit semua planet berbentuk elips.
2. Dalam waktu yang sama, garis penghubung antara planet dan matahari
selalu melintasi bidang yang luasnya sama.
3. Dalam perhitungan matematik terbukti bahwa jika jarak rata-rata dua
planet A dan B dengan matahari adalah X dan Y sedangkan waktu
untuk melintasi orbit masing-masing adalah P dan Q, maka P 2 : Q2 =
X3 : Y3
E. Galileo-Galilei (1546 1642)
Galileo Galilei menerima pendapat Keppler tentang prinsip tata surya
yang heliosentris serta hukum-hukum yang ditemukan Keppler. Galileo
membuat sebuah teropong bintang yang terbesar pada masa itu dan
mengamati beberapa peristiwa angkasa secara langsung. Ia menemukan
beberapa peristiwa penting dalam bidang astronomi. Ia melihat bahwa
planet Venus dan Merkurius menunjukkan perubahan-perubahan seperti
bulan sehingga ia menyimpulkan bahwa planet-planet tidak memancarkan
cahaya sendiri. Akan tetapi, ia hanya memantulkan cahaya dari matahari.
Menurut Galileo Galilei, benda yang bersinar sendiri tidak akan berubah.
Ia juga mengungkapkan pendapatnya bahwa permukaan bulan sama sekali
tidak datar, tetapi penuh dengan gunung-gunung sehingga permukaannya
tidak sempurna datar. Galileo juga mengamati lintasan batu yang dilempar
dan menentukan bahwa lintasan itu berbentuk parabola. Penemuan ini
berguna untuk menentukan lintasan peluru dan menjadi bagian dari teknik
peperangan.

Beberapa pokok penemuan Galileo di luar bidang astronomi yang


ditulis dalam karyanya yang berjudul De Motu dapat diringkas seperti
berikut ini.
1. Jumlah waktu yang sama untuk jatuhnya semua benda dari materi yang
sama, tapi memandang bobot jika benda-benda itu melewati medium
yang sama. Dengan kata lain, benda-benda yang jatuh bersamaan akan
memerlukan waktu yang bersamaan pula untuk sampai di tanah.
2. Semua lintasan benda jatuh berbentuk lurus. Hal ini memberikan
sugesti adanya idealisme bahwa lintasan benda yang tidak terganggu
membentuk garis lurus.
3. Baik benda yang jatuh tegak lurus maupun yang mengikuti bidang
miring, masing-masing mencapai tanah pada waktu yang sama. Hal ini
memberikan sugesti untuk melaksanakan eksperimen pemeriksaan
jatuhnya benda mengikuti bidang miring. Untuk mencapai idealisasi
tidak terganggu apa pun, bidang semakin lama semakin dilicinkan
sehingga jatuhnya benda-benda melalui bidang miring praktis dalam
waktu yang sama. Selain itu, pada bidang miring diletakkan ukuranukuran. Untuk pertama kalinya ukuran (measurement) dimasukkan
sebagai unsur dalam lapangan ilmu pengetahuan.
4. Berdasarkan idealisasi, hasil percobaan dapat dihitung terlebih dahulu.
Dengan kata lain terjadilah peramalan (prediction).
5. Ramalan itu kemudian diperiksa dengan percobaan berulang kali, yang
hasilnya dihitung secara rata-rata
6. Karena antara ramalan dan hasil percobaan ada kesesuaian yang
meyakinkan, maka teori yang didasarkan pada idealisasi dapat diterima
sebagai hukum tentang pergerakan benda-benda yang bebas dan yang
mengikuti garis lurus.
Langkah-langkah yang dilakukan oleh Galileo ini menanamkan
pengaruh yang kuat bagi perkembangan ilmu pengetahuan modern karena
menunjukkan

beberapa

hal

seperti

pengamatan

(observation),

penyingkiran (elimination) segala hal yang tidak termasuk dalam peristiwa


yang diamati, idealisasi, penyusunan teori secara spekulatif atas peristiwa
tersebut,

peramalan

(prediction),

pengukuran

(measurement),

dan

percobaan (experiment) untuk menguji teori yang didasarkan pada ramalan


matematis (Tim Penyusun, 1997).
Karakteristik zaman Renaissance
Karakteristik zaman Renaissance adalah pemikiran yang muncul
bersifat konkret, realistis dan nyata, memuja manusia sendiri sebagai
pencipta, fokus pada dunia, kebendaan, nilai-nilai filosofis yang dianut
dipengaruhi

oleh

kebendaan.

Semboyan Carpe

Diem

sebagai

antithesa Momento Morie dan seni pada zaman Renaissance mendorong


kebebasan.
Berdasarkan pendapat Burhanudin (2013), dengan semakin kuatnya
Renaissance sekularisasi berjalan makin kuat. Hal ini menyebabkan agama
semakin diremehkan bahkan kadang digunakan untuk kepentingan
sekulerisasi itu sendiri. Semboyan mereka religion was not highest
expression of human values. Bahkan salah seorang yang dilukiskan
sebagai manusia ideal Renaissance Leon Batista Alberti (1404-1472),
secara tegas berani mengatakan Man can do all things if they
will. Renaissance mengajarkan kepada manusia untuk memanfaatkan
kemampuan dan pengetahuannya bagi pelayanan kepada sesama. Manusia
hendaknya menjalani kehidupan secara aktif memikirkan kepentingan
umum bukan hidup bersenang-senang dalam belenggu moral dan ilmu
pengetahuan di menara gading. Manusia harus berperan aktif dalam
kehidupan, bukan sifat pasif seraya pasrah pada takdir. Namun, manusia
menjadi pusat segala hal dalam kehidupan atau Antoposentrisme.
Manusia

renaissance

harus

berani

memuji

dirinya

sendiri,

mengutamakan kemampuannya dalam berfikir dan bertindak secara


bertanggung jawab, menghasilkan karya seni dan mengarahkan nasibnya
kepada sesama. Keinginan manusia untuk menonjolkan diri baik dari
keindahan

jasmani

maupun

kemampuan

intelektual-intelektualnya.

Keinginannya itu dituangkan dalam berbagai karya seni sastra, seni lukis,
seni pahat, seni musik dan lain-lain. Ekspresi daya kemampuan manusia
terus berkembang sampai saat ini sehingga di zaman modern ini pun tidak
ada lagi segi kehidupan manusia yang tidak ditonjolkan.

Dampak Zaman Renaissance


Akibat adanya kebebasan yang bebas dari dogma agama, maka
menurut Setyaningsih (2010), dampak zaman Renaissance antara lain, (1)
tumbuhnya kebebasan, kemerdekaan, dan kemandirian individu; (2)
berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya; (3)
runtuhnya

dominasi

gereja;

(4)

menguatnya

kedudukan

kaum bourgeois (kelas menengah ke atas) sehingga mereka tumbuh


menjadi kelas penguasa; dan (5) mendorong pencarian daerah baru
sehingga berkobarlah era penjelajahan samudera. Renaissance telah
melahirkan masyarakat yang lebih progresif dan wujud semangat inquiri
sehingga membawa kepada aktivitas penjelajahan.
2.2

Zaman Modern (17-20 M)


Zaman modern sebenarnya sudah terintis mulai dari abad 15 M.
Tetapi, indikator yang nyata terlihat jelas pada abad 17 M dan berlangsung
hingga abad 20 M (Burhanudin, 2013). Perkembangan ilmu pengetahuan
pada zaman modern ditandai dengan dengan berbagai penemuanpenemuan dalam bidang ilmiah (Tim Penyusun, 1997). Benua Eropa pada
saat itu dipandang sebagai basis perkembangan ilmu pengetahuan.
Menurut Slamet Iman Santoso (dalam Tim Penyusun, 1997)
perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman ini bersumber pada tiga hal
berikut:
a. Hubungan antara kerajaan Islam di Semenanjung Iberia dengan
negara-negara Prancis. Pendeta yang berada di Prancis banyak yang
bekajar di Spanyol, kemudian para pendeta tersebut yang menyebarkan
ilmu pengetahuan di lembaga pendidikan Prancis.
b. Adanya perang Salib pada tahun 1100-1300 yang menjadikan para
tentara Eropa yang mengikuti peperangan tersebut menyadari
kemajuan negara-negara Islam sehingga mereka menyebarkan
pengetahuan yang diperoleh selama perang (pengalaman) di negara
masing-masing.

c. Jatuhnya Istambul pada tahun 1453 yang menyebabkan para pendeta


atau sarjana mengungsi ke Italia atau negara lain di Eropa dan menjadi
pionir perkembangan ilmu pengetahuan di Eropa.
Adapun beberapa tokoh yang berperan penting pada perkembangan
ilmu pada zaman modern adalah sebagai berikut.
1. Rene Descartes ( 1596-1650 )
Rene Descartes adalah tokoh yang dikenal sebagai bapak filsafat
modern. Ia juga terkenal sebagai seorang ahli ilmu pasti. Penemuannya
yang terkenal pada ilmu pasti adalah sistem koordinat yang terdiri atas
2 garis lurus X dan Y dalam bidang datar. Dimana, garis X letaknya
horizontal dan disebut axis atau sumbu X, sedangkan garis Y letaknya
tegak lurus pada sumbu X . Karena sistem tersebut didasarkan pada
dua garis lurus yang berpotongan tegak lurus, sistem koordinat ini
dinamakan

orthogonal

coordinate

system.

Dalam

orthogonal

coordinate system setiap kedudukan titik dalam bidang dapat


diproyeksikan dengan garis-garis lurus pada sumbu x dan y.
Dalam bidang filsafat, Descartes mewariskan suatu metode
berpikir yang menjadi landasan berpikir dalam ilmu pengetahuan
modern. Berdasarkan pendapat Toety Herati (dalam Tim Penyusun,
1997), langkah-langkah berpikir menurut Desacartes adalah sebagai
berikut.
a) Tidak menerima apapun sebagai hal yang benar, kecuali kalau
diyakini sendirir bahwa itu memang benar,
b) Memilah-milah masalah menjadi bagian-bagian terkecil untuk
memudahkan penyelesaian masalah,
c) Berpikir runtut dengan memulai dari hal yang sederhana sedikit
demi sedikit untuk sampai pada hal yang paling rumit,
d) Perincian yang lengkap dan pemeriksaan menyeluruh diperlukan
supaya tidak ada yang terlupakan.
2. Isaac Newton (1643-1727),
Isaac Newton adalah seorang ilmuwan yang terkenal pada
massanya yang sekaligus menjadi pemimpin

pada sebuah tempat

pembuatan uang logam di Kerajaan Inggris. Beberapa penemuannya

dalam tiga bidang, yaitu teori gravitasi, perhitungan kalkulus, dan


bidang optika. Ketiga bidang tersebut dapat diuraikan secara singkat
adalah sebagai berikut.
a) Teori Gravitasi
Teori gravitasi merupakan perbincangan

lanjutan mengenai

permasalahan pergerakan yang dirintis oleh Galileo dan Keppler.


Galileo mempelajari pergerakan pada suatu lintasan yang lurus,
sedangkan keppler mempelajari pergerakan pada lintasan tertutup
atau elips. Berdasarkan teori yang disampaikan oleh Galileo dan
Keppler, Newton kemudian menyusun teori mengenai gravitasi.
Teori ini menerangkan bahwa planet-planet tidak bergerak lurus
tetapi mengikuti lintasan elips akibat pengaruh gaya gravitasi. Teori
gravitasi ini dapat menerangkan dasar dari semua lintasan planet
dan bulan, pengaruh pasang surutnya air laut, dan berbagai
peristiwa astronomi lainnya seperti penemuan-penemuan planet
baru di alam semesta.
b) Perhitungan kalkulus (diferensial/integral) mengenai hubungan
antara X dan Y.
Bila X bertambah, maka Y akan bertambah pula menuruti suatu
ketentuan yang teratur. Suatu contoh misalnya ketika suatu benda
bergerak, maka panjang lintasan yang ditempuh benda bergantung
pada kecepatan dan waktu yang ditempuh oleh benda. Perhitungan
kalkulus ini salah satunya digunakan untuk menghitung bermacammacam hubungan antara dua atau lebih banyak hal yang berubah
dan bersama dengan ketentuan yang teratur seperti kecepatan planet
yang berbeda-beda dalam

mengelilingi matahari. Hal ini

menemukan maxima dan minima suatu kurva, bertambahnya luas


lingkaran bila terjadi sedikit perubahan radius.
c) Optik
Optika atau mengenai cahaya jika cahaya matahari dilewatkan
sebuah prisma sehingga cahaya asli yang terlihat homogen menjadi
terbias antara merah sampai ungu menjadi pelangi (spektrum). Bila
cahaya pelangi tersebut dilewatkan menuju prisma lagi maka akan
terkumpul menjadi suatu cahaya homogen. Dengan demikian, dapat

dibuktikan bahwa cahaya tersebut terdiri atas komponen-komponen


yang terbentang antara merah dan ungu. Penemuan ini berguna
untuk pembuatan teleskop tanpa lensa dengan menggunakan cermin
cekung yang berdasarkan pemantulan cahaya sehingga tidak terjadi
pembiasan.
3. Charles Darwin (1809-1882)
Charles Darwin dikenal sebagai seorang penganut teori evolusi
yang fanatic. Teori evolusi yang dikembangkan olehnya didasarkan
pada pengamatan yang dilakukan pada ekspedisi di kapal H.M.S.
Beagle yang berlayar di Amerika Selatan dan pulau-pulau di Lautan
Pasifik. Darwin menyatakan bahwa perkembangan yang terjadi pada
mahluk di bumi karena seleksi alam. Teorinya yang terkenal adalah
Struggle for life (perjuangan untuk hidup). Ia berpendapat bahwa
perjuangan untuk hidup ini berlaku pada setiap kumpulan mahluk yang
sejenis. Meskipun mahluk tersebut memiliki jenis yang sama, tetapi
memiliki kelainan kecil yang berbeda-beda daya dalam menyesuaikan
dengan lingkungan. Mahluk hidup yang dapat menyesuaikan diri akan
memiliki peluang yang lebih besar untuk bertahan hidup lebih lama,
sedangkan yang tidak dapat menyesuaikan diri akan tersisihkan. Oleh
karena itu, mahluk hidup yang dapat bertahan tersebut merupakan yang
paling unggul (survival of the fittest)
4. J.J. Thompson (1897)
Penemuan Thompson mengenai electron akhirnya meruntuhkan
pendapat mengenai pendapat bahwa atom adalah materi yang terkecil.
Penemuan ini akhirnya membuka jalan bagi pengembangan Fisika
Nuklir

dengan ditemukannya bagian-bagian atom seperti electron,

proton, neutron, meson, dan lain-lain.


2.3

Zaman Kontemporer (Abad 20- Sekarang)


Zaman kontemporer adalah tahun-tahun terakhir yang kita jalani
hingga saat sekarang. Zaman kontemporer memfokuskan sorotannya pada

berbagai perkembangan terakhir yang terjadi.

Perkembangan ilmu di

zaman kontemporer berarti menggambarkan aplikasi ilmu dan teknologi


dalam berbagai sektor kehidupan manusia (Anam, 2012).
Pada zaman kontemporer ini, bidang fisika menempati kedudukan
paling tinggi dan banyak dibicarakan oleh para filsuf. Menurut Trout,
fisika dipandang sebagai dasar ilmu pengetahuan yang subjek materinya
mengandung unsur-unsur fundamental yang membentuk alam semesta. Ia
juga menunjukkan bahwa secara historis hubungan antara fisika dengan
filsafat terlihat dalam dua cara (Tim Penyusun, 1997), yaitu:
1) Diskusi filosofis mengenai metode-metode fisika, dan dalam interaksi
antara pandangan substansial tentang fisika, misalnya tentang materi,
kuasa, serta konsep ruang dan waktu.
2) Ajaran filsafat tradisional yang menjawab fenomena tantang materi,
kuasa, serta ruang dan waktu. Dengan demikian, sejak semula sudah
ada hubungan yang erat antara filsafat dan fisika.
Tokoh pada Zaman Kontemporer
Fisikawan yang termasyur pada abad XX adalah Albert Einstein. Ia
lahir pada tanggal 14 Maret 1879 dan meninggal pada tanggal 18 April
1955. Ia menyatakan bahwa alam semesta itu tak berhingga besarnya dan
tak terbatas. Akan tetapi, juga tidak berubah status totalitasnya atau
bersifat statis dari waktu ke waktu. Einstein percaya dengan kekekalan
materi yang berarti alam semesta bersifat kekal. Dengan kata lain, Einstein
tidak mengakui adanya penciptaan alam semesta. Akan tetapi, pada tahun
1929 seorang fisikawan yang bernama Hubble yang menggunakan
teropong bintang terbesar di dunia melihat galaksi-galaksi di sekeliling
kita. Galaksi-galaksi tersebut tampak menjauhi galaksi kita dengan
kelajuan yang sebanding dengan jaraknya dari bumi. Observasi ini
menunjukkan bahwa alam semesta itu tidak statis, tetapi dinamis sehingga
meruntuhkan pendapat Einstein tentang teori kekekalan materi dan alam
semesta yang statis.
Menurutnya, jagad raya ternyata berekspansi. Berdasarkan perhitungan
mengenai perbandingan jarak dan kelajuan gerak masing-masing galaksi
yang teramati, para fisikawan kontemporer (Gamao, Alpher, Herman)

menarik kesimpulan bahwa semua galaksi di jagad raya ini semula bersatu
padu dengan galaksi kita (Bimasakti), kira-kira 15 milyar tahun yang lalu.
Pada saat itu terjadi ledakan yang sangat dasyat yang melemparkan materi
ke seluruh jagad raya ke semua arah, kemudian membentuk bintangbintang dan galaksi. Dentuman besar (Big Bang) terjadi ketika semua
materi kosmos terlempar dengan kecepatan sangat tinggi keluar dari
keberadaannya dalam volume yang sangat kecil (Baiquni dalam Tim
Penyusun, 1997).
Pada zaman kontemporer ini tidak hanya mengenai teori fisika, teori
alam semesta juga ditandai penemuan berbagai teknologi canggih (Tim
Penyusun, 1997). Teknologi komunikasi dan informasi termasuk salah satu
mengalami

kemajuan

yang

sangat

pesat,

mulai

dari

penemuan

kontemporer, berbagai satelit komunikasi, internet, dan lain sebagainya.


Manusia dewasa ini memiliki mobilitas yang sangat tinggi karena
pengaruh teknologi dan komunikasi. Selain itu, bidang ilmu lain juga
mengalami kemajuan yang pesat sehingga terjadi spesialisasi-spesialisasi
ilmu yang semakin tajam. Ilmuwan kontemporer mengetahui hal sedikit,
tetapi secara mendalam. Ilmu kedokteran semakin menajam dalam
spesialisasi dan sub spesialisasi. Demikian bidang-bidang ilmu lain. Selain
kecenderungan ke arah spesialisasi, kecendrungan lain adalah sintesis
antara bidang ilmu satu dengan lainnya sehingga dihasilkannya bidang
ilmu baru, seperti bioteknologi, psikolinguistik, dan lain-lain.

BAB III
PENUTUP
3.1.

Simpulan
3.1.1 Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman renaissance ditandai
dengan kebangkitan atau kebebasan manusia untuk berpikir yang
bebas dari dogma-dogma agama. Tokoh-tokoh yang terkenal pada
zaman renaissance, diantaranya Roger Bacon, Copernicus, Tycho
3.1.2

Brahe, Johannes Keppler, Galileo-Galilei, dan tokoh lainnya.


Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman modern bersumber
pada tiga hal yaitu hubungan antara kerajaan Islam di Semenanjung
Liberia dengan negara Perancis, terjadinya Perang Salib dari tahun
1100-1300, dan jatuhnya Istambul ke tangan Turki pada tahun
1453. Tokoh-tokohnya yang terkenal, seperti Rene Descartes, Isaac

3.1.3

Newton, Charles Darwin, dan J.J. Thompson.


Pada zaman kontemporer tidak hanya mengenai teori fisika, teori
alam semesta juga ditandai penemuan berbagai teknologi canggih.
Teknologi komunikasi dan informasi termasuk salah satu
mengalami kemajuan yang sangat pesat selain itu, bidang ilmu lain
juga mengalami kemajuan pesat sehingga terjadi spesialisasispesialisasi ilmu yang semakin tajam. Tokoh-tokohnya yang
terkenal yaitu Einstein, Gamao, Alpher, Herman, dan ilmuan
lainnya.

3.2.

Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka saran yang dapat disampaikan
adalah sebagai berikut.
3.2.1. Pembaca lebih memahami dan mengerti mengenai

konsep

perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman renaissance, modern,


dan kontemporer.
3.2.2. Pembaca khususnya tenaga pendidik ikut serta menjalankan

tanggungjawab dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.

DAFTAR PUSTAKA
Anam,

M.

2012.

Sejarah

Perkembangan

Ilmu

Pengetahuan.

Dalam

http://maftuhtsaquf.blogspot.com/2012/01/sejarah-perkembangan-ilmupengetahuan.html. Diakses pada tanggal 29 Agustus 2014.


Burhanuddin, A. 2013. Sejarah Perkembangan Ilmu Pada Masa Modern. Dalam
http://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/24/sejarah-perkembanganilmu-pada-masa-modern-5/. Diakses pada tanggal 29 Agustus 2014.
Suwarsono,

2012.

Pengantar

Filsafat

Ilmu.

Dalam

http://blogjokosuwarsono.blogspot.com/2012/09/pengantar-filsafatilmu.html. Diakses pada tanggal 29 Agustus 2014.


Tim Penyusun Fakultas Filsafat UGM. 1997. Filsafat Ilmu Sebagai Dasar
Pengembangan Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: Intan Pariwara.

Anda mungkin juga menyukai