Anda di halaman 1dari 4

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan bangsa yang mempunyai banyak sumber daya, diantaranya
kekayaan alam yang melimpah, sumber daya manusia, dan peluang pasar yang besar.
Namun potensi yang sudah terpenuhi itu belum mampu dikelola secara efektif dan
efisien oleh para aktor pembangunan, sehingga Indonesia masih tertinggal dari cepatnya laju pembangunan global dewasa ini. Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah salah
satu dari aktor pembangunan yang diharapkan mampu membawa Indonesia ke arah
yang lebih baik.
Sesuai dengan UU ASN nomor 5 tahun 2014, Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah
profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang
bekerja pada instansi pemerintah. Adapun tugas dari pegawai ASN yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan pemersatu bangsa. Peran pegawai ASN
sebagaimana ditetapkan pasal 12 UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN, yaitu sebagai
perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang
profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme.
Salah satu cara mewujudkan aparatur negara yang berkualitas yang mampu memenuhi standar kompetensi jabatannya sehingga mampu melaksanakan tugas jabatannya
dengan profesional, yaitu melalui pembinaan jalur pendidikan dan pelatihan (Diklat).
Dalam Diklat seorang aparatur negara dibekali dan dipersiapkan dalam suatu pendidikan dan pelatihan dalam rangka membentuk nilai-nilai dasar profesi ASN. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan
Pegawai Negeri Sipil (PNS), ditetapkan bahwa salah satu jenis Diklat yang strategis
untuk mewujudkan PNS sebagai bagian dari ASN menjadi profesional adalah Diklat
Prajabatan. Diklat ini dilaksanakan dalam rangka internalisasi dan aktualisasi nilai-nilai
dasar profesi PNS yaitu kemampuan mewujudkan akuntabilitas dalam melaksanakan
tugas jabatannya (Akuntabilitas), kemampuan mengedepankan kepentingan nasional
dalam pelaksanaan tugas jabatannya (Nasionalisme), kemampuan menjunjung tinggi
standar etika publik dalam pelaksanaan tugas jabatannya (Etika Publik), kemampuan
berinovasi untuk peningkatan mutu pelaksanaan tugas jabatannya (Komitmen Mutu),
dan kemampuan untuk tidak korupsi dan mendorong percepatan pemberantasan korupsi

di lingkungan instansinya (Anti Korupsi). Kelima nilai dasar PNS tersebut kemudian
disingkat menjadi ANEKA. Kelima kompetensi inilah yang kemudian berperan dalam
membentuk karakter PNS yang kuat, yaitu PNS yang mampu bersikap dan bertindak
profesional dalam melayani masyarakat.
Diklat prajabatan dengan pola baru ini tidak hanya membekali para aparatur negara
dengan pemahaman kelima nilai dasar ANEKA tersebut, tetapi para peserta diklat prajabatan dituntut untuk mengaktualisasikan nilai-nilai tersebut ke dalam kegiatan di
satuan kerja perangkat dinas (SKPD) masing-masing sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi (tupoksi) profesi yang dimilikinya. Menurut pendapat penulis bahwa kegiatan
aktualisasi nilai dasar ANEKA tersebut memang sangat perlu diterapkan di SKPD
masing-masing karena masih banyak pelayanan-pelayanan publik yang kurang maksimal.
Penulis merupakan salah satu peserta prajabatan golongan III yang bertugas di
SDN 1 Wirosari Kecamatan Patean Kabupaten Kendal yang juga akan mengaktualisasikan kelima nilai dasar ANEKA di tempat magang. Hal ini perlu penulis laksanakan
1

dengan alasan yang pertama karena mengaktualisasi nilai kelima dasar ANEKA merupakan bentuk tugas akhir dari Diklat Prajabatan yang wajib penulis laksanakan, alasan
yang kedua karena penulis masih menemukan beberapa pelayanan-pelayanan kepada
masyarakat yang belum maksimal khususnya di tempat magang penulis yaitu di SDN 1
Wirosari Kecamatan Patean Kabupaten Kendal. Hal ini membuktikan bahwa belum
terlaksananya kelima nilai dasar ANEKA di SDN 1 Wirosari Kecamatan Patean Kabupaten Kendal dengan baik. Permasalahan-permasalahan yang terjadi di SDN 1 Wirosari
berdasarkan hasil angket yang penulis bagikan kepada semua siswa SDN 1 Wirosari
menyatakan bahwa sebanyak 80% siswa yang hobi membaca tidak dapat menyalurkan
hobinya karena SDN 1 Wirosari tidak memiliki fasilitas perpustakaan, 19 % siswa tidak
menyukai pelajaran matematika, 18 % siswa tidak siap mengikuti pelajaran karena ada
beberapa peralatan sekolah yang lupa dibawa, 17 % siswa belum bisa berbahasa krama,
berdasarkan daftar absen masih ada siswa yang tidak masuk sekolah sampai beberapa
hari tanpa alasan yang jelas, sumber belajar siswa terbatas pada buku paket, beban guru
yang bertambah banyak dengan adanya tabungan sekolah, siswa yang kurang disiplin
dalam mengumpulkan tugas, dan kurang disiplinnya siswa dan guru saat bel sekolah
berbunyi.
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas maka penulis perlu mengadakan kegiatan aktualisasi kelima nilai dasar ANEKA dengan harapan semua permasalaha di SDN
1 Wirosari Kecamatan Patean Kabupaten Kendal dapat teratasi. Kegiatan-kegiatan

aktualisasi kelima nilai dasar ASN yang penulis laksanakan yaitu Sudut Pustaka
didesain dengan ruang terbuka, media stiker berhadiah untuk berhitung matematika,
menyediakan galeri kebaikan, membuat Buku Contact Person Orang Tua, menyediakan
Warnet Bermutu (Bersih, manfaat, mudah, dan membantu), membetuk PEACE (Police
Enable, Anthusiastic, Cooperative, Education), membentuk job teller, membuat papan
pengumuman tugas dan ulangan, kampanye berbahasa Jawa, dan pemasangan aplikasi
bel sekolah otomatis.
Oleh karena itu laporan ini penulis beri judul Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ASN
dengan Pendekatan Kemandirian di SDN 1 Wirosari Kecamatan Patean Kabupaten
Kendal.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah dengan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN dengan pendekatan
kemandirian di SDN 1 Wirosari Kecamatan Patean Kabupaten Kendal dapat
meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan kepada masyarakat?
2. Apakah dengan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN dengan pendekatan
kemandirian di SDN 1 Wirosari Kecamatan Patean Kabupatean Kendal dapat
meningkatkan kinerja guru?
C. Tujuan
1. Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan kepada masyarakat melalui
aktualisasi nilai-nilai dasar ASN dengan pendekatan kemandirian.
2. Meningkatkan kinerja guru melalui aktualisasi nilai-nilai dasar ASN dengan
pendekatan kemandirian.
D. Manfaat
1. Sekolah
1) Terinternalisasikannya nilai-nilai dasar ASN oleh guru-guru di SDN 1
Wirosari Kecamatan Patean Kabupaten Kendal
2) Teraktualisasikannya nilai-nilai dasar ASN untuk peningkatan kualitas
pelayanan pendidikan di SDN 1 Wirosari Kecamatan Patean Kabupaten
Kendal
3) Implikasi strategis bagi peran dan fungsi seluruh stakeholder dalam proses
pembelajaran
2. Masyarakat
1) Meningkatkan mutu pendidikan bagi masyarakat
2) Ikut terlibatnya masyarakat dalam pengembangan kualitas pendidikan
3) Adanya interelationship antara pihak sekolah dengan masyarakat dalam
proses pengembangan pembelajaran
4) Ikutnya terlibatnya masyarakat dalam melakukan inovasi-inovasi
pembelajaran untuk pengembangan strategis mutu pendidikan

Anda mungkin juga menyukai