dan estrogen.
1. DEFINISI
darah yang menetap selama jangka panjang. Kadar yang tinggi ini
dapat terjadi secara spontan atau karena pemberian dosis
farmakologik senyawa senyawa glukokortikoid. (Sylvia A. Price;
Patofisiologi, Hal. 1088).
Sindrom Cushing disebabkan oleh sekresi berlebihan steroid
adrenokortial,terutama kortisol yang tinggi secara abnormal karena
hiperfungsi korteks adrenal. (IPD.Edisi III jilid I,hal 826)
Sindrom Cushing adalah kumpulan gejala yang disebabkan oleh
hiperadrenokortisisme akibat neoplasma korteks adrenal atau
adenohipofisis, atau
asupan
glukokortikoid yang
berlebihan.
(Dorland, 2002).
Sindrom Cushing adalah gangguan hormonal yang disebabkan
oleh paparan berkepanjangan akibat hormone kotisol yang tinggi.
Gangguan ini juga sering disebut dengan
hypercortisolism.
menghasilkan
kortikosteroid
secara
berlebihan.
hormon
carsinoma,
diluar
bronchial
pituitary),
seperti
adenoma,
pada
pancreatic
carsinoma.
Pada kasus lain didapatkan kelebihan sekresi ACTH, hilangnya
irama sirkadian normal ACTH, dan berkurangnya sensitivitas
system kontrol umpan balik ke tingkat kortisol dalam darah.
ACTH juga dapat disekresi berlebihan pada pasien-pasien
dengan neoplasma yang memiliki kapasitas untuk menyintesis
dan melepaskan peptide mirip ACTH baik secara kimia maupun
fisiologik. ACTH yang berlebihan dihasilkan dalam keadaan ini
menyebabkan rangsangan yang berlebihan terhadap sekresi
kortisol oleh korteks adrenal, dan disebabkan oleh penekanan
pelepasan ACTH hipofisis. Jadi, kadar ACTH yang tinggi pada
penderita ini berasal dari neoplasma, bukan dari kelenjar
hipofisisnya. Sejumlah besar neoplasma dapat menyebabkan
sekresi ektopik ACTH. Neoplasma-neoplasma ini biasanya
berkembang dari jaringan-jaringan yang berasal dari lapisan
neuroektadermal selama perkembangan embrional. Karsinoma
sel oat paru, karsinoid bronchus, timoma, dan tumor sel-sel
pulau dipankreas, merupakan contoh-contoh yang paling sering
ditemukan. Beberapa tumor ini mampu menyekresi CRH ektopik.
Pada keadaan ini, CRH ektopik merangsang sekresi ACTH
hipofisis, yang menyebabkan terjadinya sekresi kortisol secara
berlebihan oleh korteks adrenal. Jenis sindrom cushing yang
disebabkan oleh sekresi ACTH yang berlebihan- hipofisis atau
ektopik- seringkali disertai hiperpigmentasi. Hiperpigmentasi ini
disebabkan oleh sekresi peptide yang berhubungan dengan
ACTH dan kerusakan-kerusakan bagian-bagian ACTH yang
memiliki aktivitas melanotropik. Pigmentasi terdapat pada kulit
dan selaput lendir.
sekresi
kortisol
yang
berlebihan
akibat
gangguan
aksis
bisa
kadangkala
terjadi
bahkan
jika
1.
pada
jaringan
dan
katabolisme
protein
yang
berlebihan
Atrophy
otot-
otot
terutama
pada
ekstremitas
yang
merangsang
sebagai
akibatnya
penderita
dapat
mengalami
dengan
meningkatkan
sekresi
insulin
untuk
keadaan
tersebut,
dan
menimbulkan
servikodorsal
(punguk
bison),
Obesitas
trunkus
dengan
ekstremitas atas dan bawah yang kurus akibat atropi otot memberikan
penampilan klasik perupa penampilan Chusingoid.
d. Elektrolit
Cortisol itu sendiri mempunyai mineralocorticoid activity, maka
kelebihan corticol mengakibatkan tanda-tanda dan gejala-gejala
peningkatan kegiatan mineralocorticoid. Sekalipun aldosterone
adalah normal. Termasuk tanda-tanda dan gejalanya :
- Retensi sodium dan air yang bisa mengakibatkan berat badan
-
metabolik alkalosis.
Meningkatnya resorpsi kalsium dari tulang-tulang dan renal
calculi dari hyperculuria.
e. Sistem kekebalan
- Mengurangnya lymphocyte terutama T- lymphocytes.
- Meningkatnya neutrophils.
- Terganggunya kegiatan antibody. Respon utama
sistem
makrofag.
imunokompeten.
Induksi
Produksi
anti
dan
proleferasi
bodi.
Reaksi
limfosit
peradangan.
dapat
ditingkatkan
sekresi
asam
dirubah
oleh
steroid
dan
faktor-faktor
ini
dapat
menerima
dosis
farmakologik.
(Sylvia
A.
Price;
amernorrhea.
- Perubahan libido
4. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis Cushing Onsetnya perlahan-lahan, diantaranya :
yang
bisa
(10%).
Gangguan elektrolit disertai retensi natrium, kehilangan kalium, dan
alkalosis hipokalemik, khususnya pada sindrom ACTH ektopik, dimana
terdapat kadar ACTH yang sangat tinggi. Bisa terbentuk batu ginjal
(20%). Retensi natrium dan air terjadi akibat peningkatan aktivitas
mineralokortikoid, yang menyebabkan hipertensi dan CHF. Tanda-tanda
lainnya termasuk poliuria, hipertensi persisten (karena peningkatan
kortisol tentang efek vasoconstrictive epinefrin) dan resistensi insulin
(terutama umum dalam produksi ACTH ektopik), menyebabkan
hiperglikemia (gula darah tinggi) dan resistensi insulin yang dapat
menyebabkan diabetes mellitus. Resistensi insulin ini disertai dengan
perubahan kulit seperti nigricans acanthosis di ketiak dan di sekitar
leher, serta tanda kulit di ketiak.
wanita (80%).
Pasien dengan sindrom cushing akan sering mengalami gangguan
psikologis, mulai dari euforia ke psikosis. Depresi dan kecemasan juga
umum.
Selanjutnya, gangguan pencernaan, infeksi oportunistik dan gangguan
penyembuhan luka (kortisol adalah hormon stres, sehingga menekan
rusak.
Dalam kasus yang jarang terjadi, sindrom cushing dapat menyebabkan
hiperkalsemia, yang dapat menyebabkan nekrosis kulit. Kelebihan
kortisol juga dapat mempengaruhi sistem endokrin lainnya dan
menyebabkan insomnia akibat perubahan sekresi diurinal kortisol,
menghambat aromatase, libido berkurang, impotensi, amenorea /
oligomenore dan infertilitas akibat peningkatan di androgen (Govindan,
2006).
5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Indikator sindrom chusing adalah peningkatan kadar natrium serta
glukosa darah, penurunan kadar kalium serum, penurunan jumlah sel
sel eusinofil dan menghilangnya jaringan limfoid. Maka terdapat
beberapa pemeriksaan yang harus dilaksanakan, diantaranya :
a) Pengambilan sampel darah.
membantu
menegakkan
diagnosis
menghambat
6. PENATALAKSANAAN
Pengobatan Cushing syndrome tergantung pada penyebabnya
disusul
adrenalektomi
bilateral,
kemudian
substitusi
dengan
sindrom
Cushing
merupakan
akibat
dari
pemberian
hipofisis.
Adenoma adrenal: dapat disembuhakan dengan adrenalektomi.
Karsinoma adrenal: tidak dapat disembuhkan dengan pembedahan.
Terapi obat dengan miotan, sebuah obat adrenolitik, dapat
membantu.
Sekresi ektopik: pengankatan tumor dengan embedahan bila
memungkinkan,jika tidak, berikan terapi medis atau lakukan
adrenalektomi.
Pengobatan
syndrome
chusing
tergantung
ACTH
tidak
adenoma
basofil
atu
kromofob
hipofisi.
Hal
ii
bisa
yang tinggi
Jika dilakukan adrenolektomi bilateral (keduanya diangkat) tetapi
pergantian dengan hormon hormon kortex adrenal seperti
tuntas
Therapi
penggantian
temporer
dengan
hidrokortison
selama
Pemberian metiapon yang merupakan inhibitor kompetitif untuk hidroksilasi pada korteks adrenal dan bisa digunakan untuk
membantu mengendalikan gejala sindrom cushing atau menyiapkan
pasien untuk menjalani pembedahan.
Obat ini bekerja dengan menghambat produksi kortisol sehingga
menyebabkan peningkatan kadar ACTH dan bisa digunakan sebagai
tes untuk fungsi hipofisis
7. KOMPLIKASI
1. Krisis Addisonia
Merupakan hipofungsi anak ginjal dengan gejala kehilangan tenaga
dan perubahan warna kulit menjadi tengguli.
Kecemasan atau panik yang berlebuhan, krisis ini terjadi ketika
kelenjar adrenalin tidak memproduksi hormon kortisol yang berfungsi
mengurangi stres. Kurangnya hormon ini juga menyebabkan
penurunan tekanan darah, bahkan bisa membuat koma.
2. Efek yang merugikan pada aktivitas koreksi adrenal
Aktivitas hormonal dari kelenjar adrenal dengan efek merugikan jika
terjadi ketidakseimbangan tiga hormon steroid yang dihasilkan yaitu
- masalah gula darah dan tekanan darah (kortisol),
- masalah haluaran dan garam pada ginjal (aldosteron), dan
- hormon pria (androgen), yang akan menyebabkan keadaan lebih
degeneratif.
3. Patah tulang akibat osteoporosis
Fungsi dari korteks mengalami disfungsi dimana fungsi ginjal tidak
maksimal. Katabolisme protein meningkat, glukoneogenesis atas
rangsangan kortisol menyebabkan otot menjadi kurus, kulit menjadi
tipis disertai striae, juga terjadi penurunan jumlah matriks tulang
8. ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Identitas(nama,usia,jenis kelamin,agama,pekerjaan, alamat, agama,
status,nama
penanggung
jawab,
no
register,
tanggal&waktu
MRS,tanggal&waktu pengkajian)
Keluhan Utama : biasanya memar pada kulit,mengeluh lemah, susah
tidur, nyeri, terjadi kenaikan berat badan.
Riwayat kesehatan sekarang :
-
Obesitas
Lemah
Muka tampak bulat ( moon face )
Nyeri pinggang
Kulit berminyak serta tumbuh jerawat
Lengan dan kaki kurus degan atrofi otot
Kulit memar
Penyembuhan luka sulit
Menstruasi terhenti
: compos mentis
Tanda-tanda vital
TD : meningkat (hipertensi)
RR : kusmaul
N : takikardi
S : meningkat (demam)
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
suhu
meningkat
diatas
37,40CC,
retraksi,
iritasi
pada
pukul 11 malam dan kadar kortisol plasma diukur pada pukul 8 pagi
berikutnya
c) Pengumpulan urine 24 jam : Untuk memerikasa kadar 17
hiroksikotikorsteroid serta 17 ketostoroid yang merupakan metabolik
kortisol dan androgen dalam urine.Pada sindrom chusing kadar
metabolit ini dan kadar kortisol akan mengalami peningkatan
d) Stimulai CRF ( corticitropin releasing factor ): Dapat digunakan
untuk membedakan tumor hipofisis dengan tempat ektopik produksi
ACTH sebagai penyebab sindrom cushing
e) Pemeriksaan Radioimunessay ACTH : Berguna untuk mengenali
penyebab sindrom cushing
f) Pemeriksaan elektro kardiografi :Untuk menentukan adanya
hipertensi
g) Ct san, USG, MRI : Dapat dilakukan untuk mengetahui lokasi jaringan
adrenal dan mendeteksi tumor pada kelenjar adrenal
Analisa Data
No
DATA
1. DS :
melaporkan nyeri baik
secara verbal
DO :
posisi untuk mengurangi
nyeri
tingkah laku ekspresif
(gelisah, meringis, dan
mengeluh)
perubahan dalam nafsu
makan
ttv abnormal.
ETIOLOGI
Adenoma hipofisis
ACTH meningkat
Sekresi korteks adrenal meningkat
Glukokortikoid meningkat
Asam lambung
Sekresi hidroklorida dan pepsin
meningkat
Perlukaan mukosa lambung
Tukak lambung
Nyeri akut
MK
Nyeri Akut b/d
agen cidera
2.
DS :
Klien mengeluh mudah
tibul luka memar
Klien mengeluh luka-luka
sembuh dengan lambat
DO :
Kulit mengalami atropi
dan mudah rusak
Ruptura serabut-serabut
elastis
pada
kulit
menyebabkan
tanda
regang
pada
kulit
berwarna ungu
Striae
Adenoma hipofisis
ACTH meningkat
Sekresi korteks adrenal meningkat
Glukokortikoid meningkat
Terjadi efek katabolik dan antianabolik
pada protein
Resiko
Kerusakan
integritas
kulit b/d
gangguan
kondisi
metabolik
3.
DS :
Gangguan konsentrasi
Tidak
tertarik
pada
lingkungan
Meningkatnya komplain
fisik
Kelelahan
Secara
verbal
menyatakan
kurang
energi
DO:
Penurunan kemampuan
Ketidakmampuan
mempertahankan
rutinitas
Ketidakmampuan
mendapatkan
energi
Keletihan b/d
status
penyakit
sesudah tidur
Keletihan
Kurang energi
Ketidakmampuan untuk
mempertahankan
aktivitas fisik
4. DS :
Peningkatan
glokortikoid
Gangguan
Mengeluh rambut kepala
peningkatan hormon seks (androgen) citra tubuh
rontok
virilisasi pada wanita hirtusism,
b/d penyakit
menstruasi terganggu
rambut kepala rontok, jerawat,
penurunan libido.
menstruasi terganggu, penurunan
DO :
libido gangguan citra tubuh
Hirtusism (banyak bulu Peningkatan glukortikoid perubahan
metabolisme lemak distribusi
pada muka dan seluruh
jaringan
lemak
abnormal
tubuh)
Jerawat
penumpukan lemak pada wajah dan
Moon face
daerah intracapular moon face,
Buffalo hump
buffalo hump Gangguan citra
tubuh
Intervensi
No Diagnosa
1. Nyeri akut
2.
Resiko
kerusakan
integritas
kulit
mencari bantuan)
Melaporkan
bahwa
nyeri
berkurang
dengan menggunakan
manajemen nyeri (1-2)
Mampu
mengenali
nyeri
(skala,
intensitas,
frekuensi
dan tanda nyeri)
Menyatakan
rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang
Tanda vital dalam
rentang normal (TD
120/80 mmHg, N: 60100 x/mnt, RR: 1620x/mnt)
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
3x24 jam, kerusakan
integritas
kulit
dapat
berkurang
NOC :
Tissue Integryty Skin
Mucous Membrans
Kriteria Hasil
Tidak terdapat luka pada
nyeri..
Berikan analgetik untuk mengurangi
nyeri.
Evaluasi
tindakan
pengurang
nyeri/kontrol nyeri.
Tingkatkan istirahat
Berikan informasi tentang nyeri seperti
penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan
berkurang
dan
antisipasi
ketidaknyamanan dari prosedur
Monitor vital sign sebelum dan sesudah
pemberian analgesik pertama kali
Kolaborasi dengan dokter bila ada
komplain tentang pemberian analgetik
tidak berhasil.
Monitor penerimaan klien tentang
manajemen nyeri.
Administrasi analgetik :
Cek program pemberian analogetik;
jenis, dosis, dan frekuensi.
Cek riwayat alergi..
Tentukan
analgetik
pilihan,
rute
pemberian dan dosis optimal.
Monitor TTV sebelum dan sesudah
pemberian analgetik.
Berikan analgetik tepat waktu terutama
saat nyeri muncul.
Evaluasi efektifitas analgetik, tanda dan
gejala efek samping.
NIC :
Skin Surveillance
Kaji secara teratur kulit dan membran
mukosa terhadap adannya kemerahan,
edema srta adannya laserasi
Edukasikan
menghindari
memakai
pakaian yang terlalu ketat
Skin care topical tratment
Hindarkan penggunaan linen bed yang
kasar
Hindarkan penggunaan sabun yang
keras terhadap kulit klien
jaringan kulit
Ketebalan
kulit
klien
terjaga
3.
Keletihan
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama
2x24jam,
keletihan klien teratasi
dengan baik
NOC :
Energy Conservation
4.
Gangguan
citra tubuh
Kriteria Hasil :
Kemampuan
aktivitas
klien adekuat
Klien mempertahankan
nutrisi dengan adekuat
Keseimbangan aktivitas
dan istirahat klien baik
Klien mempertahankan
interaksi sosial
Klien
dapat
megidentifikasi faktorfaktor
fisik
dan
psikologis
yang
menyebabkan keletihan
Klien
dapat
mempertahankan
kemampuan
untuk
konsentrasi
Setelah
dilakukan
perawatan selama 5x24
DAFTAR PUSTAKA
Baradero Mary.2009.Klien Gangguan Endokrin.Jakarta:EGC
Berhman, Richard E., dkk. 2000. Ilmu kesehatan anak Nelson vol. 3.
Jakarta: EGC.
Dorland, W.A Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland Ed29. Jakarta:
EGC
Grace, Pierce A., Borley, Neil R. 2006. At a glance ilmu bedah. Jakarta:
Erlangga.
Gunawan et,all. 2007. Farmakologi dan terapi Edisi 5. Jakarta : FKUI
Guyton et,all. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta :
EGC
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2007. Pengantar kuliah obstetri. Jakarta: EGC.
Price, S. A., 2005. Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit,
edisi 6. Jakarta: EGC.
R. Syamsuhidayat.1997.Buku Ajar Ilmu Bedah.Jakarta:EGC
Rubenstein, David., dkk. 2003. Lecture notes: kedokteran klinis. Jakarta:
Erlangga.
Rumahorbo, Hotma. 1999. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Endokrin. Jakarta: EGC
Soedoyo, et,all. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Pusat
Penerbitan Departemen
Susan Martin Tucker.2007.Standar Perawatan Pasien.Jakarta:EGC
Suzzan and Smeltzer. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah .
Jakarta : ECG
Sylvia A. Price.1994.Patofisiolgi Konsep klinis Proses-Proses Penyakit.
Jakarta:EGC