Pokok Bahasan
Sasaran
Tempat
A. Tujuan Instruksional
- Tujuan Umum :
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan pasien
-
B.
C.
4.
5.
Materi
Terlampir
Penyuluh
1. Alfin Firstian Rahardi
2. Etri Nurhayati
3. Kinanti Primandini
Metode
- Ceramah
- Tanya Jawab
Media
Poster
6. Mekanisme Kegiatan
No.
WAKTU
1.
5 menit
KEGIATAN PENYULUH
KEGIATAN
PESERTA
Pembukaan :
Menjawab salam
mengucapkan salam.
Memperkenalkan diri
Memperhatikan
Memperhatikan
2.
40 menit
Memperhatikan
Memperhatikan
diberikan
Pelaksanaan :
Menjelaskan
anatomi
sederhana
secara
kulit
khususnya
Memperhatikan
area
penyuntikan insulin
tujuan
Memperhatikan
Memperhatikan
Menjelaskan
indikasi
dan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memberikan
kesempatan
kepada
10 menit
pertanyaan
pertanyaan pasien.
Evaluasi :
Menyampaikan
dan
diskusi
Menjawab
pertanyaan
pemberian
penghargaan
kepada
hadiah
atau
peserta
yang
4.
5 menit
Mendengarkan
telah disampaikan
Penutupan :
Mengucapkan
minta
maaf
kepada Mendengarkan
selama
menyampaikan
materi.
Menjawab salam
7. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
Peserta hadir di tempat penyuluhan dengan tepat waktu
Sebelum duduk peserta melakukan absensi terlebih dahulu
Kesiapan materi dan media penyuluhan
Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di aula poliklinik melati yang
kondusif
Pengorganisasian
penyelenggaraan
penyuluhan
dilakukan
di
hari
dan sopan
Suasana penyuluhan tertib
Jumlah peserta sesusai target (30 orang)
3. Evaluasi Hasil
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan pasien poliklinik melati dapat
mengerti mengenai terapi insulin yang meliputi jenis pen yang digunakan,
area penyuntikan, cara melakukan penyuntikan, dan hal hal yang perlu
diperhatikan dalam terapi insulin.
MATERI PENYULUHAN
A. ANATOMI KULIT :
Kulit manusia terdiri dari 3 bagian, yaitu :
a) Lapisan Epidermis (kutikel) : lapisan terluar
b) Lapisan Dermis : terdiri dari lapisan elastik dan fibrosa dengan elemenelemen selular dan folikel rambut.
c) Lapisan Subkutan (hipodermis) : lapisan paling dalam, terdiri dari jaringan
ikat longgar berisi sel lemak yang bulat dan besar. Di lapisan ini terdapat
saraf tepi, pembuluh darah, dan getah bening. Fungsi dari jaringan
subkutan adalah penyekat panas, bantalan terhadap trauma, tempat
penumpukan energy, dan ketebalannya berbeda pada beberapa kulit.
Pada lapisan subcutan inilah tepat digunakan sebagai area penyuntikan
terapi insulin karena tidak dialiri darah sebanyak darah yang mengaliri
DM tipe I
Relatif
Mencegah
koma
hiperglikemi, yaitu
glukosa
darah
plasma meningkat
hingga
600g/dL
atau lebih
Memulihkan berat
badan yang kurus
dan meningkatkan
kapasitas
kerja
tubuh
D. JENIS PEN
Insulin Pen adalah alat yang sering digunakan untuk menyuntikkan hormon
insulin ke dalam tubuh pada pasien Diabetes Melitus (DM). Bentuknya seperti
pena sehingga memudahkan bagi penggunanya untuk dibawa kemana-mana.
Insulin pen ini lebih banyak digunakan oleh pasien DM tipe 1 daripada DM
tipe 2.
Ukuran jarum
Faktor yang mempengaruhi
BMI (semakin gemuk seseorang maka semakin tebal pula lapisan lemak
pada kulitnya)
Sudut penyuntikan
dan
menggunakan
suntikan
Sisi Kulit
Jenis Pasien
Panjang Jarum
BB Normal
6mm
8mm
90
45
Injeksi
Cubit
Cubit
6mm
90
Tanpa
(BMI<22,9)
cubit
di area perut
BB Gemuk
Cubit
(BMI >23)
8mm
12mm
90
45
area paha
Cubit
Cubit
pada
Lokasi penyuntikan
1. Perut
Penyerapan tercepat, biasanya banyak lemak subkutan, sehingga
mudah untuk mengumpulkan lipatan kulit; pilihan yang tepat untuk insulin
fast-acting. Satu studi telah menunjukkan bahwa setelah injeksi ke dalam
subkutan jaringan adiposa di paha butuh waktu hampir tiga jam untuk 50%
dari kuantitas insulin untuk diserap , sementara itu perlu waktu satu
setengah jam untuk diserap dari injeksi di perut. Insulin di serap signifikan
lebih cepat ditempat 120 mm di atas pusar daripada 40 mm di bawahnya .
Daerah injeksi kurang lebih 12 cm di kedua sisi pusar karena penyerapan
insulin lebih cepat., dan sekitar 4cm di bawah pusar , karena jaringan
adiposa subkutan jauh lebih tipis jika jaraknya jauh dari pusar . Hal ini juga
mudah untuk mengangkat lipatan kulit daerah-daerah tersebut.
2. Paha
Insulin intermediate acting diserap perlahan lahan dari paha,
namun tingkat penyerapan lebih konstan dengan variasi hari ke hari
dibandingkan injeksi ke dalam perut Hal ini sangat penting ketika insulin
intermediate acting disuntikkan pada waktu tidur (22,00-23,00), di mana
tujuannya adalah untuk membuat profil insulin stabil pada malam hari.
Sangat penting bahwa efek insulin tetap stabil pada malam hari, karena
kebutuhan insulin pada malam hari sangat konstan. Penyuntikan insulin
intermediate acting dalam paha pada waktu tidur mendorong
penyerapan lebih seragam sepanjang malam, menghasilkan profil insulin
Rotasi penyuntikan
Perut
E. CARA MELAKUKAN SUNTIK INSULIN
Menggunakan Pen Insulin
i. Langkah 1:
Persiapkan insulin pen, lepaskan penutup
insulin pen (jika insulin menggumpal, putarlah
pen insulin sampai gumpalan hilang, jangan
dikocok)
ii. Langkah 2:
Buka kertas pembungkus dan tutup jarum
Tarik kertas pembungkus pada jarum pen.
Putar jarum insulin ke insulin pen.
Lepaskan penutup jarum luar.
Lepaskan penutup luar jarum sehingga
jarum tampak.
Jarum pen ada berbagai macam ukuran.
iii. Langkah 3:
Penggunaan pertama insulin pen, pastikan
pen siap digunakan
Pertama hilangkan udara di dalam pen
melalui jarum, untuk mengatur ketepatan
pen dan jarum dalam mengatur dosis
insulin. Putar tombol pemilih dosis pada 1
atau 2 unit.
Paha
pen.
Hindari
pusar. Penyuntikan
menyuntik
insulin
disekitar
dapat dilakukan
derajat.Lepaskan cubitan.
Gunakan ibu jari untuk menekan kebawah
pada tombol dosis sampai berhenti (klep
dosis akan kembali pada nol). Biarkan jarum
di
tempat
selama
5-10
detik
untuk
Lipoatrofi
Keadaan berkurangnya lemak subkutan yang tampak sebagai dekik
ringan atau cekungan lemak subkutan yang cukup serius.
Lipohipertrofi
Terjadinya fibrosis massa jaringan lemak pada tempat penyuntikan
yang disebabkan oleh penggunaan satu tempat penyuntikan secara
berulang ualng.
o Resistensi insulin
Pasien dapat mengalami resistensi insulin dengan derajat tertentu. Penyebab
keadaan ini yang paling sering disebabkan olehb obesitas. Pada kebanyakan
pasien yang menggunakan insulin, antibody imun akan terbentuk dan
mengikat insulin sehingga ketersediaan insulin yang akan digunakan menjadi
menurun.
Cara penyimpanan insulin
o Pembuangan
-
Suntikan dan jarum yang sudah dipakai dibuang dalam kantong anti
bocor kemudian dibawa ke Rumah Sakit pada bagian unit pengolahan
limbah.
REFERENSI
Black & Hawks. 2005. Medical Surgical Nursing : Clinical Management for positive
Outcome. 7th edition. Philadelphia : WB Saunders Company.
Tjokroprawiro. 2009. Diabetes Mellitus Klasifikasi, Diagnosis, dan Terapi. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama.
Hansen, Birtha dkk. 2006. Evidence based clinical guidelines for injection of insulin
for adults with
diabetes mellitus.
http://www.dsr.dk/Artikler/Documents/