Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan

: Terapi insulin beserta metode penyuntikannya

Sasaran

: 30 pasien diabetes mellitus Poliklinik Melati

Tempat

: Aula Poliklinik Melati

Hari/ Tanggal : Minggu, 23 November 2013


Alokasi Waktu

: 60 menit (pukul 08.30 09. 30WIB)

A. Tujuan Instruksional
- Tujuan Umum :
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan pasien
-

mengerti tentang terapi

insulin dan cara penyuntikannya


Tujuan Khusus :
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien mampu
Menyebutkan bagian dari kulit mana yang akan dilakukan penyuntikan
insulin
Mengerti jenis pen insulin yang digunakan untuk penyuntikan insulin
Mengerti area - area penyuntikan dan pola penyuntikan
Dapat melakukan penyuntikan insulin secara mandiri
Mengerti hal hal yang perlu diperhatikan

B.
C.

4.
5.

Materi
Terlampir
Penyuluh
1. Alfin Firstian Rahardi
2. Etri Nurhayati
3. Kinanti Primandini
Metode
- Ceramah
- Tanya Jawab
Media
Poster

6. Mekanisme Kegiatan
No.

WAKTU

1.

5 menit

KEGIATAN PENYULUH

KEGIATAN
PESERTA

Pembukaan :

Membuka kegiatan dengan

Menjawab salam

mengucapkan salam.

Memperkenalkan diri

Memperhatikan

Menjelaskan kontrak waktu

Memperhatikan

2.

40 menit

Menjelaskan tujuan dari penyuluhan

Memperhatikan

Menyebutkan materi yang akan

Memperhatikan

diberikan
Pelaksanaan :

Menjelaskan

anatomi

sederhana

secara

kulit

khususnya

Memperhatikan

area

penyuntikan insulin

tujuan

Memperhatikan

Menjelaskan jenis pen yang digunakan

Memperhatikan

Menjelaskan

indikasi

dan

pemberian terapi insulin

dalam penyuntikan insulin

Menjelaskan lokasi penyuntikan insulin

Memperhatikan

Menjelaskan cara penyuntikan insulin

Memperhatikan

Menyebutkan hal hal yang perlu

Memperhatikan

diperhatikan dalam penyuntikan insulin

Memberikan

kesempatan

kepada

pasien untuk bertanya dan menjawab


3.

10 menit

pertanyaan

pertanyaan pasien.
Evaluasi :

Menyampaikan
dan

diskusi

Menanyakan kepada peserta tentang

Menjawab

materi yang telah disampaikan sudah

pertanyaan

paham atau belum dan review materi,


dan

pemberian

penghargaan

kepada

hadiah

atau

peserta

yang

dapat menjawab pertanyaan.

4.

5 menit

Mendengarkan

Menarik kesimpulan dari materi yang

telah disampaikan
Penutupan :

Mengucapkan terimakasih atas peran Mendengarkan


dan perhatian peserta.

Mengucapkan

minta

maaf

kepada Mendengarkan

peserta apabila ada salah kata dan


perbuatan

selama

menyampaikan

materi.

Mengucapkan salam penutup

Menjawab salam

7. Evaluasi

1. Evaluasi struktur
Peserta hadir di tempat penyuluhan dengan tepat waktu
Sebelum duduk peserta melakukan absensi terlebih dahulu
Kesiapan materi dan media penyuluhan
Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di aula poliklinik melati yang

kondusif
Pengorganisasian

penyelenggaraan

penyuluhan

dilakukan

di

hari

sebelumnya dengan berkoordinasi dengan petugas poliklinik melati yang


bertanggung jawab atas tempat tersebut
2. Evaluasi proses
Fase penyuluhan dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan
Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
Peserta memperhatikan materi yang telah disampaikan
Seluruh peserta mengikuti seluruh rangkaian acara
Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar

dan sopan
Suasana penyuluhan tertib
Jumlah peserta sesusai target (30 orang)

3. Evaluasi Hasil
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan pasien poliklinik melati dapat
mengerti mengenai terapi insulin yang meliputi jenis pen yang digunakan,
area penyuntikan, cara melakukan penyuntikan, dan hal hal yang perlu
diperhatikan dalam terapi insulin.

MATERI PENYULUHAN
A. ANATOMI KULIT :
Kulit manusia terdiri dari 3 bagian, yaitu :
a) Lapisan Epidermis (kutikel) : lapisan terluar
b) Lapisan Dermis : terdiri dari lapisan elastik dan fibrosa dengan elemenelemen selular dan folikel rambut.
c) Lapisan Subkutan (hipodermis) : lapisan paling dalam, terdiri dari jaringan
ikat longgar berisi sel lemak yang bulat dan besar. Di lapisan ini terdapat
saraf tepi, pembuluh darah, dan getah bening. Fungsi dari jaringan
subkutan adalah penyekat panas, bantalan terhadap trauma, tempat
penumpukan energy, dan ketebalannya berbeda pada beberapa kulit.
Pada lapisan subcutan inilah tepat digunakan sebagai area penyuntikan
terapi insulin karena tidak dialiri darah sebanyak darah yang mengaliri

otot. Penjelasan mudahnya dianalogikan permukaan kulit manusia serupa


dengan permukaan kulit paha ayam dimana bagian epidermis diibaratkan
dengan kulit ayam yang terluar dan dibawahnya yang berlapis bening
adalah serupa dengan dermis, sedangkan diantara daging ayam dan kulit
itulah yang berlapis lemak berwarna kuning yang mirip sebagai lapisan
subcutan (letak diantara otot manusia dengan kulit manusia). Oleh karena
itu, dalam hal penyuntikan perlu dicubit terlebih dahulu agar tidak
menyentuh lapisan otot yang nantinya bisa menimbulkan nyeri dan
parahnya bisa hipoglikemi karena otot akan menyerap insulin lebih cepat
dan terjadi goncangan kadar glukosa.

B. INDIKASI PEMBERIAN INSULIN


Absolute

DM tipe I

Koma ketoasidosis,koma hiperosmolar,dan asidosis laktat

Gestasional diabetes melitus (GDM) yang tidak terkendali dengan diet

Relatif

DM tipe II gagal dengan obat hiperglikemi oral dosis maksimal/


kontraindikasi OHO

DM tipe II yang kurus -> berat badan turun secara drastis

DM dengn stress berat (infeksi sistemik, operasi berat)

Kehamilan / DM gestasional yg tidak terkendali dgn perencanaan makan

C. TUJUAN PEMBERIAN INSULIN

Menghilangkan keluhan utama yang disebabkan karena gula darah naik

Mencegah

koma

hiperglikemi, yaitu
glukosa

darah

plasma meningkat
hingga

600g/dL

atau lebih

Memulihkan berat
badan yang kurus
dan meningkatkan
kapasitas

kerja

tubuh

Mencegah infeksi dan komplikasi vaskuler dengan mencegah thrombus

D. JENIS PEN
Insulin Pen adalah alat yang sering digunakan untuk menyuntikkan hormon
insulin ke dalam tubuh pada pasien Diabetes Melitus (DM). Bentuknya seperti
pena sehingga memudahkan bagi penggunanya untuk dibawa kemana-mana.
Insulin pen ini lebih banyak digunakan oleh pasien DM tipe 1 daripada DM
tipe 2.
Ukuran jarum
Faktor yang mempengaruhi

Jenis kelamin (perempuan lebih tebal karena banyak mengandung lemak


pada lapisan kulitnya daripada lelaki)

BMI (semakin gemuk seseorang maka semakin tebal pula lapisan lemak
pada kulitnya)

Area suntikan(absorbsi: perut>lengan>gluteus>paha)

Sudut penyuntikan

Jarum ukuran 4 mm:


Lebih berkurang nyerinya, pasien lebih nyaman
melakukan suntikan sendiri dan tidak cemas,
lebih mudah bagi edukator diabetes untuk
mengajarkan

dan

menggunakan

suntikan

secara mandiri oleh pasien, dan sangat cocok


bagi klien dengan badan gemuk maupun kurus
(Gibney, Arce & Byron, et al., 2010).
Sudut Injeksi

Sisi Kulit

Jenis Pasien

Panjang Jarum

BB Normal

6mm
8mm

90
45

Injeksi
Cubit
Cubit

6mm

90

Tanpa

(BMI<22,9)

cubit

di area perut
BB Gemuk

Cubit

(BMI >23)
8mm
12mm

90
45

area paha
Cubit
Cubit

Anak-anak & remaja

4mm : cubit (-), sudut 90 derajat

5mm : cubit (+), sudut 90 derajat

8mm : cubit (+), sudut 90 derajat / cubit (-), sudut 45 derajat

D. AREA PENYUNTIKAN INSULIN

pada

Lokasi penyuntikan
1. Perut
Penyerapan tercepat, biasanya banyak lemak subkutan, sehingga

mudah untuk mengumpulkan lipatan kulit; pilihan yang tepat untuk insulin
fast-acting. Satu studi telah menunjukkan bahwa setelah injeksi ke dalam
subkutan jaringan adiposa di paha butuh waktu hampir tiga jam untuk 50%
dari kuantitas insulin untuk diserap , sementara itu perlu waktu satu
setengah jam untuk diserap dari injeksi di perut. Insulin di serap signifikan
lebih cepat ditempat 120 mm di atas pusar daripada 40 mm di bawahnya .
Daerah injeksi kurang lebih 12 cm di kedua sisi pusar karena penyerapan
insulin lebih cepat., dan sekitar 4cm di bawah pusar , karena jaringan
adiposa subkutan jauh lebih tipis jika jaraknya jauh dari pusar . Hal ini juga
mudah untuk mengangkat lipatan kulit daerah-daerah tersebut.
2. Paha
Insulin intermediate acting diserap perlahan lahan dari paha,
namun tingkat penyerapan lebih konstan dengan variasi hari ke hari
dibandingkan injeksi ke dalam perut Hal ini sangat penting ketika insulin
intermediate acting disuntikkan pada waktu tidur (22,00-23,00), di mana
tujuannya adalah untuk membuat profil insulin stabil pada malam hari.
Sangat penting bahwa efek insulin tetap stabil pada malam hari, karena
kebutuhan insulin pada malam hari sangat konstan. Penyuntikan insulin
intermediate acting dalam paha pada waktu tidur mendorong
penyerapan lebih seragam sepanjang malam, menghasilkan profil insulin

lebih konstan. Hal ini membantu untuk mengurangi risiko hypoglycaemia


dan hiperglikemia waktu malam sebelum sarapan.
3. Lengan atas
Lengan atas tidak recommended untuk tempat injeksi insulin, karena
sedikit jarak dari kulit ke otot. Hal ini menimbulkan risiko tinggi injeksi
intramuskular. Dalam salah satu penelitian terhadap 50 anak-anak berat
badan normal (3-18 tahun) ditemukan bahwa jika mereka disuntikkan ke
lipatan kulit yang diangkat, 88% disuntikkan ke dalam otot dengan jarum
12,7 mm ketika mereka menggunakan lengan atas. Bahkan menggunakan
jarum 8 mm, 48% masih mengenai otot. Studi ini menekankan pentingnya
memilih panjang jarum yang tepat. Jika lengan atas tetap akan digunakan,
perlu untuk menyuntikkan lipatan kulit yang terangkat. Hal ini memerlukan
bantuan dari orang lain, karena tidak mungkin untuk pasien untuk
mengangkat lipatan kulit dan menyuntikkan insulin dengan hanya
menggunakan satu tangan
4. Pinggul
Pinggul memiliki profil penyerapan insulin setara dengan paha 155
menit banding 164 menit untuk suntikkan insulin subkutan untuk diserap,
pinggul mungkin menjadi alternatif yang sangat baik sebagai situs injeksi
untuk insulin intermediate acting dan sort acting. Ketebalan dari
jaringan adiposa subkutan di pinggul, khususnya lateral atas kuadran
pinggul, umumnya secara signifikan lebih tebal dari pada paha, dan ini
membuat pinggul tempat suntikan ideal. Dalam sebuah penelitian
terhadap 50 orang dengan diabetes tipe 1 (BMI = 24,6) ditemukan bahwa
rata-rata ketebalan subkutan jaringan adiposa di daerah pertengahan
panggul adalah 12 mm pada pria dan 24 mm pada wanita. Studi lain dari
anak dengan berat badan normal menunjukkan bahwa tidak ada
perempuan dan hanya 5% anak laki-laki memiliki kulit dan jaringan
adiposa subkutan yang kurang dari 6 mm dikombinasikan atas bagian
tengah pinggul. Risiko ketidaksengajaan melakukan injeksi intramuskular
ke pinggul kecil dibandingkan dengan paha. Bagi penderita diabetes yang
tidak dapat menggunakan paha, misalnya, karena lipohyperpiala atau
cangkok kulit, pinggul dapat digunakan sebagai pengganti. Demikian pula,

pinggul dapat dipertimbangkan jika cacat fisik (arthritis, kelumpuhan atau


serupa) membuatnya tidak mungkin untuk mengangkat lipatan kulit.
Cara mencubit

Bagian yang aman penyuntikan insulin

Bagian depan dan luar kedua paha

Bagian atas luar pantat

Bagian perut, 3 cm diluar umbilikus

Bagian permukaan luar dan belakang lengan atas

Rotasi penyuntikan

Rotasi dilakukan secara


sistematis

Lokasi yang direkomendasikan:


abdomen (4 kuadran)

Satu kuadran1 minggu arah


rotasi searah jarum jam

Arah putaran 1 kuadran adalah


sama arahnya searah jarum jam
atau tidak

Jarak penyuntikan antar titik= 1 3 cm

Untuk memudahkan mengingat,


gunakan hari yang sama sebagai hari awal berpindahnya kuadran

Perut
E. CARA MELAKUKAN SUNTIK INSULIN
Menggunakan Pen Insulin
i. Langkah 1:
Persiapkan insulin pen, lepaskan penutup
insulin pen (jika insulin menggumpal, putarlah
pen insulin sampai gumpalan hilang, jangan
dikocok)
ii. Langkah 2:
Buka kertas pembungkus dan tutup jarum
Tarik kertas pembungkus pada jarum pen.
Putar jarum insulin ke insulin pen.
Lepaskan penutup jarum luar.
Lepaskan penutup luar jarum sehingga
jarum tampak.
Jarum pen ada berbagai macam ukuran.
iii. Langkah 3:
Penggunaan pertama insulin pen, pastikan
pen siap digunakan
Pertama hilangkan udara di dalam pen
melalui jarum, untuk mengatur ketepatan
pen dan jarum dalam mengatur dosis
insulin. Putar tombol pemilih dosis pada 1
atau 2 unit.

Paha

Tahan pena dengan jarum mengarah ke atas. Tekan tombol dosis


sambil mengamati keluarnya insulin. Ulangi, jika perlu, sampai insulin
terlihat di ujung jarum. Tombol pemutar harus kembali ke nol setelah
insulin terlihat di dalam pen.
iv. Langkah 4:
Aktifkan tombol dosis insulin (bisa diputar-putar sesuai dosis yang
diinginkan)
v. Langkah 5 :
Pilih lokasi bagian tubuh yang akan disuntikan.
Pastikan posisi nyaman saat menyuntikkan
insulin

pen.

Hindari

pusar. Penyuntikan

menyuntik

insulin

disekitar

dapat dilakukan

pada bagian perut, lengan atas dan paha.


Tidak dianjurkan untuk menyuntik di lokasi
yang sama terus menerus, rotasikan posisi.
vi. Langkah 6 :
Suntikkan insulin

Genggam pen dengan 4 jari, letakkan ibu

jari pada tombol dosis.


Cubit bagian kulit yang akan disuntik.
Segera suntikkan jarum pada sudut 90

derajat.Lepaskan cubitan.
Gunakan ibu jari untuk menekan kebawah
pada tombol dosis sampai berhenti (klep
dosis akan kembali pada nol). Biarkan jarum
di

tempat

selama

5-10

detik

untuk

membantu mencegah insulin keluar dari


tempat injeksi.
vii. Langkah 7 :
Persiapkan pen insulin untuk penggunaan
berikutnya. Lepaskan tutup luar jarum dan putar
untuk melepaskan jarum dari pen. Tempatkan
jarum yang telah digunakan pada wadah yang

aman (kaleng kosong). Buang ke tempat sampah dan jangan dibuang


ditempat pendaurulangan sampah.
Menggunakan Spuit jarum
1. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan
2. Bila insulin dalam keadaan dingin, hangatkan dengan telapak tangan
(putar botol diantara kedua telapak tangan secara perlahan-lahan).
Jangan menggoncang/ mengocok, dan bila ada gumpalan jangan
digunakan.
3. Bersihkan tutup botol insulin dengan kapas alcohol dan biarkan kering
beberapa detik.
4. Ambil spuit insulin, dan sedot udara ke dalam spuit sesuai dosis yang
ditentukan, kemudian suntikkan udara ke dalam botol dengan arah tegak
lurus ke bawah.
5. Dengan jarum masih berada di dalam botol, balikkan botol dan sedot
insulin, tarik penghisap lebih dalam untuk mengecek ada tidaknya
gelembung udara. Bila tidak ada gelembung udara, langsung sedot insulin
ke dalam spuit sejumlah dosis yang dibutuhkan. Tarik jarumnya dari botol
dan spuit telah terisi insulin.
6. Segera tutup jarum dengan penutupnya dan letakkan spuit pada area
bersih dan permukaan datar.
7. Pilih area badan yang akan disuntik, bersihkan dengan kapas alkohol dari
bagian dalam ke arah luar dan biarkan beberapa detik sampai kering.
8. Cubit lunak menggunakan 2 jari (ibu jari & telunjuk), tangan lainnya
menyuntikkan lalu lepaskan cubitan dan langsung injeksikan insulin ke
dalam kulit, kemudian tarik jarum secara lembut dan berikan tekanan
lembut pada tempat penyuntikan selama 10-15 detik.
9. Buang spuit dan jarum pada bengkok/tempat sampah medis
10. Bereskan alat dan cuci tangan
F. HAL HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Cara mengurangi rasa sakit saat penyuntikan
o Menyuntik dengan suhu kamar
o Pastikan dalam alat suntik tidak terdapat gelembung udara

o Tunggu samapai lakohol kering sebelum melakukan penyuntiakan


o Jangan menggunakan jarum yang sudah tumpul
o Jangan merubah arah suntikan saat penyuntikan
Efek samping
o Reaksi alergi setempat
Reaksi alergi setempat terjadi dalam bentuk kemerahan, pembengkakan,
nyeri tekan dan indurasi atau biru selebar 2 4 cm yang dapat timbul
pada tempat penyuntikan 1 2 jam setelah penyuntikan. Reaksi ini
biasanya muncul pada tahap permulaan terapi dan menghilang stelah
pemberian insulin secara continew.
o Reaksi alergi sistemik
Reaksi alergi ini jarang terjadi. Biasanya pada reaksi alergi sistemik ini
diawali dengan reaksi alergi setempat yang segera dan bertahap akan
menyebar menjadi urtikaria yang menyeluruh. Pada reaksi ini kadang juga
disertai edema anasarka atau anafilaktik.
o Lipodistrofi insulin
Lipodistrofi mengacu pada gangguan metabolisme lemak setempat dalam
bentuk lipoatrofi atau lipohipertrofi yang terjadi pada tempat penyuntikan
insulin.
-

Lipoatrofi
Keadaan berkurangnya lemak subkutan yang tampak sebagai dekik
ringan atau cekungan lemak subkutan yang cukup serius.

Lipohipertrofi
Terjadinya fibrosis massa jaringan lemak pada tempat penyuntikan
yang disebabkan oleh penggunaan satu tempat penyuntikan secara
berulang ualng.

o Resistensi insulin
Pasien dapat mengalami resistensi insulin dengan derajat tertentu. Penyebab
keadaan ini yang paling sering disebabkan olehb obesitas. Pada kebanyakan
pasien yang menggunakan insulin, antibody imun akan terbentuk dan
mengikat insulin sehingga ketersediaan insulin yang akan digunakan menjadi
menurun.
Cara penyimpanan insulin

o Bila belum dipakai :


Sebaiknya disimpan pada suhu 2-8 derajat celcius (jangan sampai beku),
di dalam gelap (seperti di lemari pendingin, namun hindari freezer.
o Bila sedang dipakai :
Simpan pada suhu ruang 25-30 derajat celcius, cukup untuk menyimpan
selama beberapa minggu, tetapi janganlah terkena sinar matahari.
o Suhu yang terlalu ekstrem dapat menyebabkan kerusakan obat, seperti :
-

36 bulan dalam kulkas

18 - 24 bulan dalam suhu ruangan

Suhu tinggi (lebih dari 100F atau 37.8C)

Insulin mulai rusak selama 2 bulan setelah dibuka

Hal yang perlu dilakukan sebelum penyuntikan insulin


o Gulung pen diantara ke 2 telapak tangan sebanyak 10 kali arah horizontal
o Gerakkan pen keatas dan kebawah sebanyak 10 kali ulangi s.d cairan
seragam dan berawan
o Pasang jarum
o Swabbing sebelum penyuntikan insulin, tujuannya adalah untuk mencegah
dari infeksi
Hal hal lain
o Hipoglikemi
-

Jangan gunakan insulin jika kadar gula darah rendah

o Reuse needle / pemakaian ulang jarum suntik


-

Tidak direkomendasikan untuk penggunaan ulang, cukup digunakan 1


kali injeksi

Tergantung ekonomi pasien jika ekonomi menengah kebawah jarum


dapat digunakan maksimal 2 kali

o Pembuangan
-

Suntikan dan jarum yang sudah dipakai dibuang dalam kantong anti
bocor kemudian dibawa ke Rumah Sakit pada bagian unit pengolahan
limbah.

REFERENSI
Black & Hawks. 2005. Medical Surgical Nursing : Clinical Management for positive
Outcome. 7th edition. Philadelphia : WB Saunders Company.
Tjokroprawiro. 2009. Diabetes Mellitus Klasifikasi, Diagnosis, dan Terapi. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama.
Hansen, Birtha dkk. 2006. Evidence based clinical guidelines for injection of insulin
for adults with

diabetes mellitus.

http://www.dsr.dk/Artikler/Documents/

English/Evidence-based_clinical_guidelines_for_ injection.pdf. diakses pada


19 November 2013.
Smeltzer, Suzanne C dan Bare, Brenda G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Volume 2. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai