Anda di halaman 1dari 11

TUGAS PENGANTAR TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM

Oleh:
Ujang Suandi Abdul L.
Adinda Febrianda R.
Riska Frindona

(240110140059)
(240110140077)
(240110140092)

DEPARTEMEN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI


PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR

2015

PENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN ORGANIK: ANTARA


HARAPAN ATAU TANTANGAN?
Jurnal Agrisistem, Desember 2005, Vol 1 No. 1
ISSN 1858-4330
Syaifuddin dan Idris
Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Gowa

Abstrak
Usaha pengembangan sistem pertanian organik sangat ditentukan oleh (a)
kemampuan petani dalam menciptakan jaring penyelamat hara sehingga kehilangan hara
melalui pencucian dan aliran permukaan dapat direduksi, dan menekan terjadinya konflik
antar warga (b) mendapatkan produk pertanian yang sehat (c) adanya kriteria dan aturan
pertanian organik yang jelas.
Untuk menciptakan jaring penyelamat hara yang efisien dan memberikan
keuntungan secara ekonomi maka pengembangan sistem pertanian agroforestri
merupakan salah satu tawaran yang mempunyai peluang cukup besar.
Kata kunci : jaring penyelamat hara, keseimbangan hara,
efisiensi serapan hara, agroforestri.
1. Nomenklatur pertanian organik
Usaha pertanian modern seringkali menyebabkan pengurasan unsur hara dari
dalam tanah dalam jumlah besar pada saat panen. Sebagai contoh hasil panen tanaman
padi sebanyak 5 ton per ha akan menyerap dari dalam tanah sebanyak 150 kg N, 20 kg
P, dan 20 kg S.(Sutanto, 2002).Pengelolaan kesuburan tanah pada sistem ini hanya
ditekankan pada penggantian unsur hara melalui aplikasi pupuk anorganik, tanpa
usaha untuk mempertahankan kesuburan tanah secara lestari (keseimbangan antara
input dan output hara). Tujuan dari suatu program kesuburan tanah yang lestari adalah
menggunakan secara efisien hara-hara yang diberikan ke tanah untuk produksi
tanaman tanpa mengakibatkan akumulasi atau kelebihan yang dapat hilang terbawa ke
lingkungan yang sensitif Samosir, (2000). Tidak adanya keseimbangan antara jumlah
panen yang diangkut dari dalam tanah dengan jumlah yang dikembalikan,
mengakibatkan menurunnya produktivitas tanaman dan kualitas lingkungan.
Pada dekade terakhir ini muncul sistem pertanian organik sebagai suatu sistem
alternatif untuk menanggulangi krisis pertanian modern yang ditujukan untuk
mempertahankan biodiversitas dan konservasi tanah. Oleh karena itu, muncul
pertanyaan apa yang dimaksud dengan pertanian organik? Pertanian organik adalah
sistem pertanian yang berbasis pada penggunaan residu atau mendaur ulang residu
dari kegiatan apa saja di sekitar lahan seoptimal mungkin asalkan memenuhi kriteria
(Hairiah K, 2003). Sementara Sutanto (2002) mendefinisikan pertanian organik adalah
campur tangan manusia lebih intensif untuk memanfaatkan lahan dan berusaha
meningkatkan hasil berdasarkan prinsip- prinsip daur ulang yang dilaksanakan sesuai
kondisi setempat.
Beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam pertanian organik antara lain
bahwa residu yang akan didaur ulang memiliki standar perbandingan C/N tertentu
dan tidak membahayakan kesehatan ditinjau dari konsentrasi logam berat antara

lain Plumbum (Pb), Cadmium (Cd), Zinc (Zn), dan Cuprum (Cu). Masyarakat Uni
Eropa telah membuat standar kritis untuk keempat logam tersebut
Kandungan logam berat dari setiap titik pengambilan sampel tanah bervariasi,
bahkan ada yang telah melebihi ambang batas yang diizinkan oleh Uni Eropa terutama
Cd, Zn, dan Cu.Namun demikian, tidak ada Cd yang diserap oleh tanaman sayuran,
tetapi pada tanaman jagung Cu yang diserap sekitar 1-3 mg per kg, ketimun
mengakumulasi Zn hingga 4 mg per kg, sedang tanaman liar paitan (Tithonia
difersifolia) mengakumulasi Zn hingga 102-106 mg per kg dan Cd sekitar 10 mg per
kg. Tanaman liar dapat tumbuh dengan baik pada kondisi tanah yang terpolusi, dan
tanaman ini sering juga dimakan oleh ternak kambing dan sapi. Sayangnya tidak ada
informasi yang lebih terperinci bagaimana dengan kualitas daging hewan yang
memakan daun Tithonia tersebut. Sistem ini dapat mempertahankan pH dan
kandungan bahan organik tanah sehingga dapat mengurangi mobilitas logam berat
maka serapan oleh tanaman diharapkan dapat sedikit ditekan. Jadi sistem pertanian
organik ini merupakan sistem pertanian yang ramah lingkungan dan produk yang
diperolehnyapun merupakan produk yang aman bagi kesehatan.
2. Mengapa petani memilih dan tidak memilih pertanian
organik
Beberapa hasil penelitian melaporkan bahwa pertanian organik dapat
memberikan keuntungan baik ditinjau dari segi laingkungan maupun ekonomi.
Keuntungan dari segi ekonomi terutama diharapkan dari premi yang diperoleh dan
biaya perawatan yang rendah. Memang banyak alasan, dan alasan ini bervariasi dari
satu tempat ke tempat lainnya. Petani ingin melakukan pertanian terutama
disebabkan oleh semakin mahalnya harga bahan-bahan kimia, dan adanya pemintaan
pasar akan produk bahan organik yang cukup tinggi. Banyak pula petani mengetahui
bahwa dengan pertanian organik kelestarian lingkungan akan lebih terjamin
Pertanyaan selanjutnya dapatkah produksi pertanian berkelanjutan dapat
diperoleh dari sistem pertanian yang hanya tergantung kepada sumber organik lokal?
Hasil penelitian di Lampung Utara yang betujuan untuk melihat pengaruh kombinasi
pemupukan organik dan anorganik terhadap tanaman jagung menunjukkan bahwa
produksi biji jagung terendah diperoleh dari perlakuan tanpa penambahan pupuk
anorganik. Hasil biji yang diperoleh berkisar antara 0.2-0.6 Mg per ha, dan bila
ditambah pupuk NP hasilnya meningkat menjadi 1.5 Mg per ha. Pada kondisi
optimal produksi jagung dapat mencapai 5-6 Mg per ha. Contoh yang signifikan ini
membuktikan bahwa penambahan bahan organik saja tidak dapat memenuhi
sepenuhnya kebutuhan hara NP tanaman jagung, tambahan dari sumber lain masih
diperlukan. Peranan bahan organik disini lebih penting untuk perbaikan sifat fisik
tanah dan pengurangan kehilangan hara melalui leaching.
Contoh pada skala petak diatas dengan hasil pertanian yang rendah dan
waktu yang diperlukan tergolong lama untuk menghasilkan produksi merupakan
alasan utama keengganan petani dalam mengembangkan sistem pertanian organik.
(Hairiah K, 2003)
Ancaman
Petani adalah aktor yang paling aktif dalam melaksanakan sistem pertanian
organik, selama mereka belum mengenal bahan kimia atau adanya janji yang

menggiurkan dari produksi pertanian yang maksimal. Umumnya petani mulai


meninggalkan pertanian organik bila (a) adanya keterbatasan tenaga kerja (b) telah
diperkenalkannya teknologi modern yang canggih dengan masukan tinggi dan
tersedianya kredit, (c) adanya masalah ketidakjelasan dalam penguasaan tanah yang
membuat petani enggan melakukan sistem pertanian yang permanen (d)
ketidakjelasan prosedur pemasarannya.
Misalnya seorang petani menanam jagung organik pada lahannya, tetapi petani
jagung lainnya tidak melaksanakan. Maka residu kimia dari petani jagung yang
menggunakan bahan kimia masuk ke lahan petani jagung yang menggunakan bahan
organik, sehingga produknya ditolak oleh pasar dan dinyatakan bukan produk
organik.
3. Masalah pertanian dan lingkungan: Ancaman terhadap
kelestarian alam
Keberlanjutan suatu sistem pertanian sangat ditentukan oleh kemampuan
petani dalam mengatasi masalah di lahannya baik pada saat ini maupun pada masa
yang akan datang. Ancaman ini oleh Van Noordwijk et al (2002) dalam Hairiah K,
(2003) meliputi : (a) penurunan produksi tanaman (b) munculnya konflik dengan
masyarakat desa tetangga akibat adanya aliran lateral air tanah yang terpolusi oleh
pupuk dan pestisida (c) menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap kondisi
produksi pertanian (d) munculnya peraturan-peraturan dalam kebijakan pemerintah
yang mencoba mengatur aktivitas pertanian.
Usaha penelitian di bidang nutrisi tanaman dan kesuburan tanah telah
banyak dilakukan, sayangnya masih dipusatkan kepada usaha untuk mengatasi
masalah penurunan produksi tanaman, melalui strategi penyediaan hara bagi
tanaman tanpa memperhatikan usaha penambangan kembali hara yang berlebihan.
Hara yang berlebihan ini berasal dari pupuk yang ditambahkan yang tidak
seluruhnya dapat diserap oleh tanaman sehingga diadsorbsi oleh unsur lainnya, atau
mungkin juga terangkut diluar jangkauan akar tanaman. Nitrogen paling rentan
terhadap pencucian karena bermuatan negatif dan tidak dipegang kuat oleh tanah.
Berbeda halnya dengan Fosfor yang bereaksi dengan senyawa Al pada tanah-tanah
masam dan Kalsium pada tanah-tanah alkalis membentuk senyawa- senyawa yang
tidak larut, sehingga pencucian hara ini dapat diabaikan kecuali pada tanah-tanah
berpasir (Samosir, 2000). Sehingga efisiensi pemupukan dikategorikan rendah.
Jadi secara umum, ancaman terhadap keberlanjutan sistem pertanian adalah
yang berkorelasi dengan masalah keseimbangan hara (access problems), dan
kemarahan masyarakat desa tetangga atau kekecawaan pembeli (excess
problems) dan kebijakan pemerintah dan peraturannya harus membantu
memecahkan kedua masalah tersebut.
Sayangnya penelitian di daerah tropis lebih difokuskan kepada usaha-usaha
pemupukan. Masih sangat kurang penelitian yang ditujukan untuk membantu petani
dalam mengambil keputusan di lapangan yang kondisinya sangat heterogen.
4. Mengapa efisiensi absorbsi hara oleh tanaman rendah?
Di daerah tropika basah umumnya ditandai dengan curah hujan tinggi (20003000 mm per tahun) dan temperatur yang tinggi mengakibatkan banyak hara hanyut

terbawa aliran air ke lapisan bawah, sehingga keluar dari batas jangkuan akar
tanaman, maka hara tersebut menjadi tidak tersedia lagi bagi tanaman dan
dinyatakan hilang. Penyebab utama terjadinya kehilangan hara lewat pencucian
adalah rendahnya tingkat sinkronisasi antara saat ketersediaan hara dengan saat
tanaman membutuhkannya.
Bila hara bergerak diluar batas jangkauan akar maka tidak ada sinklokasi
lagi antara hara dan akar tanaman, hara tersebut akhirnya hilang. Beberapa hara
terutama dalam bentuk anion diikat sangat lemah oleh partikel tanah dan memililain
melalui pencucian terjadi pada awal pertumbuhan tanaman (musim hujan) pada saat
ini tanaman membutuhkan hara dalam jumlah sedikit sedangkan, ketersediaan hara
dan air cukup berlimpah. Pada fase pertumbuhan generatif kemungkinan jumlah hara
yang dibutuhkan tanaman sedikit lebih rendah daripada fase awal. Kehilangan hara
dapat terjadi melalui aliran air tanah, maupun melalui run off. Banyak hara yang
hilang sangat ditentukan oleh iklim, jenis tanah, respon vegetasi. Suprayogo (2000)
dalam Hairiah, K. (2003) melaporkan bahwa pemberian pupuk urea sebanyak 90 kg
N per ha untuk tanaman jagung selama satu musim tanam pada tanah Ultisol di
Lampung Utara, telah terjadi kehilangan N melalui pencucian sebesar 3-65 persen kg
per ha.
5. Usaha meningkatkan efisiensi serapan hara secara biologis
Usaha menanggulangi kehilangan hara, selain strategi penyediaan hara, adalah
dengan cara menyebar jaring penyelamat hara (safety net) di horizon
tanah bawah. Istilah jaring penyelamat hara dipakai untuk kondisi dimana unsur hara
yang berada di lapisan atas (top soil) hanyut ke lapisan bawah (sub soil) dan
harus diselamatkan dengan cara dijaring. Bagaimana memasang jaring penyelamat
hara ini ? jaring hara ini dapat diperoleh dengan diversifikasi tanaman yang
mempunyai berbagai macam pola distribusi dan kedalaman perakaran. Contoh
sederhana adalah sistem tumpangsari. Pada sistem tumpangsari ini kita berusaha
meningkatkan keragaman sistem perakaran tanaman. Misalnya menanam jagung
yang pada umumnya berperakaran dangkal dengan tanaman pepohonan yang
umumnya berperakaran lebih dalam. Pada musim hujan banyak unsur hara yang
tidak dapat diserap oleh jagung, akan diserap oleh akar pohon yang berperakaran
dalam untuk pertumbuhannya. Hara tersebut sebagian akan kembali ke lapisan
permukaan tanah (top soil) melalui serasah yang jatuh. Dengan demikian sistem
perakaran pepohonan yang dalam tersebut dapat berfungsi sebagai jaring penyelamat
hara. Jadi, dengan sistem tumpangsari ini sebenarnya yang ingin dicapai adalah
peningkatan efisiensi pengunaan hara, bukan memperkaya kondisi hara dalam tanah.
Sistem pertanian agroforestri sebagai salah satu cara untuk membentuk
jaringan hara. Agroforestri adalah suatu sistem penggunaan lahan yang merupakan
perpaduan kegiatan kehutanan, perkebunan, tanaman pangan, perikanan ke arah
usahatani terpadu sehingga tercapai optimalisasi dan diversifikasi penggunaan lahan.
Keuntungan pelaksanaan sistem agroforestri dapat meliputi :
1.

Dalam bentuk agroforestri, didapati tegakan yang tidak homogen dan tidak
seumur yang terdiri dari 2 strata atau lebih. Dengan tegakan demikian, tajuk tegakan
dapat menutup tanah, sehingga terhindar dari erosi dan produktivitasnya dapat
dipertahankan.

2.

Sumber bahan organik. Daun pepohonan yang gugur dan hasil pangkasan
dikembalikan ke dalam tanah dan dapat menjadi pupuk sehingga tanah menjadi

3.

Menekan gulma. Naungan pohon dapat menekan pertumbuhan gulma terutama


alang- alang dan menjaga kelembaban tanah sehingga mengurangi resiko kebakaran pada
musim kemarau. Adanya naungan dari pohon dapat memberikan keuntungan bagi
tanaman tertentu yang menghendaki naungan misalnya tanaman kopi.

4.

Mengurangi kehilangan hara. Pada tanah-tanah miskin hara akar pohon berperan
sebagai jaring penyelamat hara, sementara tanah-tanah yang subur, akar pohon berperan
sebagai sebagai pemompa hara, yaitu menyerap hara hasil pelapukan mineral/batuan
induk yang memang sudah ada pada lapisan bawah dan membawanya kepermukaan tanah
melalui pelapukan daun-daunnya yang gugur. Jadi fungsi akar pohon disini seperti mesin
pompa.

5.

Memperbaiki porositas tanah. Akar pepohonan berfungsi memperbaiki struktur


tanah dan porositas tanah, misalnya akar pohon yang mati meninggalkan lobang pori.

6.

Mengikat N dari udara. Tanaman yang tergolong leguminosa dapat mengikat N


langsung dari udara, sehingga dapat mengurangi jumlah pupuk anorganik yang harus
diberikan.
Tinggi rendahnya peranan akar pohon sebagai jarring penyelamat hara
ditentukan oleh 3 hal yaitu : (a) ketersediaan hara dalam tanah, (b) kedalaman
perakaran, (c) kerapatan akar pada lapisan bawah.
6. Tantangan Dimasa yang Akan Datang
1.

Pembentukan pasar bagi produk pertanian sehat. Pada kenyataannya produk


bebas residu kimia memang lebih mahal dari produk lainnya, namun bila
pemerintah menyadari dampak jangka panjangnya maka usaha konkrit harus
dilaksanakan dan menggalakkan promosi yang intensif bagi produk pertanian
sehat.

2. Pertanian organik tidak selalu terjangkau oleh petani kecil. Semakin besar
kesadaran masyarakat dalam mengurangi penggunaan bahan kimia di lahannya,
maka semakin banyak perusahaan besar berlomba-lomba membuat produkproduk baru yang lebih ramah lingkungan lengkap dengan hak paten. Sehingga
harganya sangat mahal sehingga tidak sesuai dengan kondisi ptani kecil di
Negara-negara berkembang. Sebagai contoh harga bahan aktif pestisida seperti
methyl parathion harganya sekitar Rp.63.000,- per liter, sedang pestisida yang
ramah lingkungan harganya bisa mencapai Rp.150.000,- per liter. Kondisi ini
tentu saja tidak memungkinkan bagi petani kecil di daerah tropis, mereka akan
kembali ke penggunaan bahan kimia sehingga harga produknya menjadi lebih
rendah.
3. Belum menentunya standart international tentang kriteria pertanian organik
Contoh yang diberikan oleh Sulistyowati (2002) dalam Hairiah, K (2003) tentang
pertanian organik monokultur sayuran Radish. Pengelolaan pada sistem ini telah
menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan, akan tetapi bila ditinjau dari
prinsip biodiversitas, sistem ini tidak bisa sepenuhnya diterima sebagai pertanian

organik. Hal semacam ini masih banyak sekali yang belum bisa dipecahkan,
sehngga kriteria pertanian organik perlu terus disempurnakan.
7. Penutup
Untuk menciptakan lingkungan yang sehat melalui pertanian organik, hal yang
terpenting yang perlu diperhatikan adalah (a) bagaimana menekan kehilangan hara
dari jangkauan akar seminimal mungkin baik yang hanyut melalui pencucian, aliran
permukaan dan erosi, (b) bagaimana meningkatkan tingkat daur ulang atau return flow
dari sampah domestik (sampah kota) ke dalam sistem pertanian pada tingkat yang
tidak membahayakan kesehatan.
Upaya pemerintah yang mungkin dapat dilaksanakan untuk tetap merangsang
petani menjalankan sistem pertanian organik yang lebih ramah lingkungan, antara
adalah (a) memasyarakatkan usaha pemisahan sampah kota antara sampah organik dan
anorganik; mengisolir sampah yang mengandung logam berat yang membahayakan
kesehatan , (b) mengadakan pasar untuk produk ecofarming dengan standar dan
prosedur yang jelas. Saat ini dukungan pemerintah sangat diperlukan, penundaan
berarti semakin hancurnya lingkungan.

Tujuan sistem
Pada dekade terakhir ini muncul sistem pertanian organik sebagai suatu
sistem alternatif untuk menanggulangi krisis pertanian modern yang ditujukan
untuk mempertahankan biodiversitas dan konservasi tanah. Pertanian organik
adalah sistem pertanian yang berbasis pada penggunaan residu atau mendaur
ulang residu dari kegiatan apa saja di sekitar lahan seoptimal mungkin asalkan
memenuhi kriteria. Tujuan dari pengembangan sistem pertanian organik adalah
mendapatkan produk pertanian yang sehat, pertanian organik dapat memberikan
keuntungan baik ditinjau dari segi lingkungan maupun ekonomi. Dari segi
ekonomi terutama diharapkan dari keuntungan yang diperoleh tinggi dan biaya
perawatan yang rendah saat menggunakan sistem pertanian organik ini, selain itu
dengan pertanian organik kelestarian lingkungan akan lebih terjamin karena tidak
ada pemakaian pupuk kimia dan tidak terjadi nya pencemaran lingkungan.
Termasuk Jenis Sistem Apa?
Sistem tersebut termasuk kedalam jenis sistem buatan manusia yaitu

sistem yang dirancang oleh manusia dan melibatkan interaksi antara


manusia dengan mesin.
Sistem tersebut dinyatakan berhasil jika
Petani yang menggunakan sistem pertanian organik tersebut mendapatkan
keuntungan yang lebih karena dengan system ini petani akan mengeluarkan modal
yang lebih rendah. Sistem ini bekerja dengan baik pula jika ditempatkan di lokasi
pertanian yang tepat dengan seluruh petani yang bertani di lokasi tersebut samasama menggunakan sistem pertaian organic sehingga tidak adanya pencemaran
bahan kimia dari lahan petani lain. Jaring penahan unsur hara yang digunakan
juga harus mudah didapat/dibuat sehingga tidak menyulitkan petani dan sistem
akan lebih berjalan dengan efektif dan efisien.

Gambar Skematis

Jaringan Penyelamat
Hara

Lokasi yang tepat

Penyerapan Unsur
Hara Lebih Maksimal

Petani Melakukan
Pertanian Organik

Pertanian Organik

Hasil Pertanian
Berkualitas Tinggi

Anda mungkin juga menyukai