LAPORAN RESPONSI
TEKNIK PASCA PANEN I
(Kesetimbangan Energi)
Oleh :
Nama
: Adinda Febrianda R.
NPM
: 240110140077
Waktu
: 13:00
Co. Ass
: 1. Aditya Ramadhan
2. Cindy Almas R.
3. Jeremia Kristian
4. Prisilia Reina S.
5. Shayana Junita
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kesetimbangan Energi
Kesetimbangan energi adalah bila sistem tersebut berada dalam keadaan
setimbang mekanis, setimbang termal dan setimbang secara kimia. Dalam
kesetimbangan termodinamik, tidak ada kecenderungan untuk terjadi perubahan
keadaan, baik untuk sistem maupun untuk lingkungannya. Kesetimbangan
mekanis terjadi apabila tidak ada gaya yang takberimbang di bagian dalam sistem,
dan juga antara sistem dan lingkungannya. Dalam kesetimbangan termal, semua
bagian sistem bertemperatur sama, dan sistem juga memiliki suhu yang sama
dengan lingkungannya.
Dalam kesetimbangan kimia, suatu sistem tidak mengalami perubahan
spontan dalam struktur internalnya, seperti reaksi kimia. Sistem dalam
kesetimbangan kimia juga tidak mengalami perpindahan materi dari satu bagian
sistem ke bagian sistem lainnya, seperti difusi atau pelarutan.
Bila ketiga syarat kesetimbangan tersebut tidak dipenuhi, maka sistem
termodinamik disebut berada dalam keadaan tidak setimbang.
2.2 Heat Exchanger
Heat Exchanger adalah alat penukar panas yang dapat digunakan untuk
memanfaatkan atau mengambil panas dari suatu fluida untuk dipindahkan ke
fluida lain. Proses perpindahan panas ini biasanya terjadi dari fase cair ke fase cair
atau dari fase uap ke fase cair.
Klasifikasi heat exchanger berdasarkan fungsinya yaitu:
1.
Heat exchanger
Alat ini menjalankan dua fungsi yaitu :
1. memanfaatkan fluida dingin
2. menggunakan fluida panas yang didinginkan
Hampir tidak ada panas yang hilang di dalam perpindahan panas. Tipe heat
exchanger yang banyak digunakan yaitu :
1) Tipe shell and tube
Tipe ini mempunyai luas penampang perpindahan panas yang besar jika
dibandingkan dengan tipe double pipe. Oleh karena itu tipe ini banyak digunakan
dalam industri minyak dan gas bumi.
2) Tipe double pipe
Tipe ini dipergunakan bila aliran fluida tidak terlalu banyak (luas perpindahan
panasnya tidak terlalu besar). Tipe ini akan lebih efektif bila digunakan dengan
memakai sirip (fin), apabila fluida berbentuk vapor atau viscous.
2.
Cooler
Alat ini berfungsi untuk mendinginkan fluida cair, gas dengan
Condenser
Alat ini berfungsi untuk mengembunkan uap atau campuran uap. Sebagai
media pendingin biasanya digunakan air. Umumnya condenser memiliki tipe shell
and tube dan dapat mempunyai dua tipe yaitu tipe vertical dan tibe horizontal
yang masing-masing mempunyai keuntungan sendiri-sendiri.
Tipe-tipe condenser berdasarkan fungsi:
1. Partial condenser
Condenser ini memiliki fungsi hanya mengembunkan sebagian dari total uap yang
dihasilkan (kondensat) yang dipakai sebagai reflux. Condenser ini biasanya
dipasang dekat puncak dalam fraksinasi.
2. Overhead condenser
Condenser ini memerankan 3 hal pada saat bersamaan yakni mendinginkan uap,
mengembunkan uap menjadi cairan, kemudian mendinginkan menjadi cairan
tersebut
3. Surface condenser
Condenser ini berfungsi untuk mengkondensasikan steam, yang mana kondensasi
ini dijalankan dengan tekanan vakum dari 1 sampai 1,5 inHg absolute. Untuk
membuat tekanan vakum digunakan ejector.
4.
Heater
Alat ini berfungsi untuk memanaskan fluida cair atau uap dengan
menggunakan steam atau air panas yang mana dengan memberikan sensible heat
5.
Evaporator
Alat ini berfungsi untuk mendinginkan atau menguapkan fluida cair
Chiller
Alat ini berfungsi untuk mendinginkan fluida pada temperature rendah.
Reboiler
Biasanya dihubungkan dengan dasar kolom fraksionasi atau stripper untuk
circulation
reboiler
dengan
menggunakan
pompa
untuk
Forced draft
Bila letak tube pada daerah discharge dan fan
2.
Induced draft
Bila letak tub pada daerah suction dan fan
2.
3.
U-tube, U-bundle
Hanya pada satu tube sheet dioperasikan pada tube bentuk U. dapat
digunakan pada suhu yang tinggi.
4.
Kettle
Tube bundle removable sebagai tipe U dan floating head. Shell
membesar untuk memudahkan pendidihan dan penguapan.
5.
Double pipe
Masing-masing tube mempunyai shell sendiri-sendiri untuk membentuk
ruang annulus. Biasa digunakan finned tube
6.
Pipe coil
Tipe pipe coil yaitu:
1. Spiral coil
Coil yang direndam dal;am box coil yang berisi air, digunakan untuk
pemanasan dan pendinginan. Coil berbentuk spiral.
2. Pipe coil
Biasa dipasang pada dasar suatu tankiuntuk memanaskan isi tanki
dengan aliran steam dalam pipa. Dapat berbentuk hair pain, spiral,
tipe ring.
3. Box coil
Pendinginan dilakukan dengan jalan mengalirkan fluida panas dalam
suatu coil yang tercelup dalam media pendingin air.
2.
3.
2.
3.
4.
Alat Penukar Panas Dilihat dari arah Aliran dan Tube Layout
Apabila ditinjau aliran fluida alat penukar panas ini dibagi dalam tiga macam
aliran, yaitu:
1.
2.
3.
Aliran sejajar
Aliran berlawanan arah atau counter flow
Aliran kombinasi
sesuai dengan suhu, tekanan, dan sifat korosi fluida yang mengalir. Tube ada dua
macam, yaitu tube polos (bare tube) dan tube bersirip (finned tube).
6. Tube sheet
Berfungsi sebagai tempat duduk tube bundle pada shell
7. Channel and pass partition
Channel merupakan tempat keluar masuknya fluida pada tube, sedangkan
pass partition merupakan pembatas antara fluida yang masuk dan keluar tube.
8. Shell cover and channel cover
Shell cover and channel cover adalah tutup yang dapat dibuka pada saat
pembersihan.
BAB II
HASIL
Soal 1
Kerjakan soal dibawah ini dengan benar :
a.
b.
c.
Penyelesaian:
a) Diketahui:
T1 = 340C u1 = 142,50 kJ/kg
T2 = 600C u2 = 251,13 kJ/kg Kedua data ini didapat dari tabel uap A-2
dengan menggunakan nilai dari energi
Ditanya:
dalam
Panas yang diberikan untuk memanaskan air (Q)?
Jawab:
Q = H
Q = H2 H1
Q = 251,13 kJ/kg 142,50 kJ/kg
Q = 108,63 kJ/kg
Maka panas yang dibutuhkan untuk memanaskan air dengan kondisi diatas
yaitu sebesar 108,63 kJ/kg
600
340
6
b) Diketahui:
H1 = 340C u1 = 142,50 kJ/kg
H2 (gas) = 1000C u2 = 419,04 kJ/kg
Kedua data ini didapat dari tabel
uap A-2
fase II
fase I
1000 C
340
C
340
(t
Gambar: Fase yang terjadi )
Soal 2
a.
b.
jenuh pada suhu 110C (1 atm) menjadi cairan dengan suhu 60C?
Berapa panas yang dibuang pada kondensasi uap jenuh pada suhu
110C (1 atm)?
Penyelesaian:
a) Diketahui:
T1 = 110C
T2 = 60C
P = 1 atm
hg110C = 2691,5 kJ/kg
hg100C = 2676,1 kJ/kg
hf100C = 419,04 kJ/kg
Didapat dari tabel uap A-2
hf60C = 251,13 kJ/kg
Ditanya:
Panas yang dibuang pada pendinginan dan kondensasi uap jenuh (Qtotal)?
Jawab:
Q1 = hg100C h110C
= 2676,1 2691,5
= -15,4 kJ/kg
Q2 = hf100C hg100C
= 419,04 2676,1
= -2257,06 kJ/kg
Q3 = hf60C hf100C
= 251,13 419,04
= -167,91 kJ/kg
Qtotal = Q1 + Q2 + Q3
= -15,4 + (-2257,06) + (-167,91)
= -2440,37 kJ/K
Maka panas yang dibuang pada pendinginan dan kondensasi uap jenuh
dengan kondisi diatas adalah sebesar -2440,37 kJ/kg
t0
C
1030 C h1
1000
C
h2
h3
600
C
h4
T1
b) Diketahui:
hg100C = 2676,1 kJ/kg
hg110C = 2691,5 kJ/kg
hf100C = 419,04 kJ/kg
Ditanya:
Uap panas yang dibuang (Qtotal)?
Jawab:
T3
T2
Q1 = hg100C - hg110C
Q1 = 2676,1 2691,5
Q1 = -15,4 kJ/kg
Q2 = hf100C - hg100C
Q2 = 419,04 2676,1
Q2 = -2257,06 kJ/kg
Qtotal = Q1 + Q2
Maka panas yang dibuang pada kondensasi uap jenuh dengan kondisi
Soal 3
Penyelesaian:
Diketahui:
m = 357 kg
T1 = 240C = 297 K
Q = 21300 kJ
Cp = 2,2 kJ/kg K
Ditanya:
Jawab:
Q = M.Cp.t
254563,8 = 785,4 T2
T2 = 324,1199389 K
Maka didapatkan suhu madu setelah keluar dari proses diatas dengan
kondisi yang sudah diketahui yaitu sebesar 324,12 K
Soal 4
Minyak goreng mengalir pada heat exchanger dengan laju 1277 kg/jam
pada suhu 50C, dan dipanaskan menjadi 100C dengan menggunakan
udara panas. Udara panas yang masuk dengan suhu 200C dan keluar
125C. Berapa udara yang dibutuhkan jika panas spesifik udara dan
minyak masing-masing 29.1 btu/lb F dan 0.45 btu/lb F?
Penyelesaian:
Diketahui:
Ditanya:
Jawab:
Qminyak = Qudara
1277(1,8837) . 50 = udara(121,8126) . 75
Maka udara yang dibutuhkan untuk proses diatas yaitu sebesar 13,1649
kg/jam
Soal 5
Penyelesaian:
Diketahui:
tudara1 = 32,20 C
tudara2 = 65,50 C
Ditanya:
Jawab:
Qudara = Quap
udara . Cp . t = uap . h
Maka uap panas yang dibutuhkan dalam proses diatas yaitu sebesar
276499,9537 kg/jam
h=15,8 kJ/kg
BAB III
PEMBAHASAN
menjadi 60 C
menjadi 60 C . Setelah mendapat nilah hg dan hf dari setiap suhu yang didapat
dari tabel A-2 makan akan dapat dicari besarnya kalor yang terbuang. Besar kalor
yang terbuang pada kasus ini adalah -2440,37 kJ/kg. Tanda minus disini berarti
membuang kalor.
21.300 kJ jika diketahui rata-rata spesifik rata-rata madu sebesar 2,2 kJ/kgK.
Setelah melakukan perhitung, Maka didapatkan suhu madu setelah keluar dari
proses diatas dengan kondisi yang sudah diketahui yaitu sebesar 324,12 K.
dan
dengan menggunakan
DAFTAR PUSTAKA
Fendy.
Hukum
Kesetimbangan
https://fendymaniz.wordpress.com/tag/rumus-kalor/
Energi.
(diakses
pada
Iswahyudi.
2011.
Heat
Exchanger.
http://iswahyudi8962.blogspot.co.id/2011/12/heat-exchanger.html?m=1
(diakses pada Senin, 28 September 2015 pukul 22:15 WIB).