Anda di halaman 1dari 45

LM 5

MENGENALI STANDAR KOMPETENSI


KERJA
DAN SKEMA
SERTIFIKASI
PERMENAKERTRANS
NO.5/2012
&
NO.8/2012
PBNSP 210 - 2014

PILARUTAMA
UTAMA
33PILAR
PENGEMBANGANSDM
SDM BERBASIS
BERBASISKOMPETENSI
KOMPETENSI
PENGEMBANGAN
INDUSTRI

KKNI
OKUPASI
SKKNI

LDP

DIKLAT
PROFESI
(CBT)

SERTIFIKASI
KOMPETENSI
(CBA)

BNSP/LSP

SIKLUS PENGEMBANGAN SDM BERBASIS


KOMPETENSI
Pasar Kerja

Pengembangan Standar
Kompetensi

Identifikasi Standar Kompetensi & Pengembangan


skema sertifikasi

Pengembangan Modul
Pembelajaran Berdasar
Skema Sertifikasi

Asosiasi Industri/
Perusahaan

BNSP-LSP

Lembaga
Pendidikan

Fasilitasi Penempatan
dan Rekruitmen

Uji Kompetensi dan


Sertifikasi Kompetensi

Proses Pendidikan
Berbasis
Kompetensi Kerja

LT1.

Mengenali Sistem Penyusunan Standar


Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI )

KOMPETEN ?
KOMPETEN
DIARTIKAN
KEMAMPUAN
DAN KEWENANGAN YANG DIMILIKI OLEH
SESEORANG UNTUK MELAKUKAN SUATU
PEKERJAAN, YANG DIDASARI OLEH
PENGETAHUAN, KETERAMPILAN DAN
SIKAP KERJA SESUAI DENGAN UNJUK
KERJA YANG DITETAPKAN

KOMPONEN-KOMPONEN STD KOMPETENSI KERJA

ASPEK
KRITIS

PENGETAHUAN

KOMPETENSI KERJA

KEAHLIAN

ASPEK
KRITIS

ASPEK
KRITIS

=INDIKATOR KUAT UNTUK

SIKAP KERJA

ASPEK
KRITIS

DAPAT MELAKUKAN SUATU PEKERJAAN A

Standar Kompetensi Kerja


Adalah
rumusan
kemampuan
kerja
yang
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan
dan/atau keahlian serta sikap kerja yang
relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat
jabatan
yang
ditetapkan
sesuai
dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan

Jenis standar kompetensi Kerja


SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja
yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan
yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
Standar kompetensi kerja internasional adalah standar
kompetensi kerja yang dikembangkan dan ditetapkan oleh suatu
organisasi multinasional dan digunakan secara internasional.
Standar kompetensi kerja khusus adalah standar kompetensi
kerja yang dikembangkan dan digunakan oleh organisasi untuk
memenuhi tujuan organisasinya sendiri dan/atau untuk
memenuhi kebutuhan organisasi lain yang memiliki ikatan kerja
sama dengan organisasi yang bersangkutan atau organisasi lain
yang memerlukan

PERMENAKERTRANS No.8 Tahun 2012


TENTANG TATACARA PENETAPAN SKKNI
Pasal 8
Rancangan SKKNI yang akan ditetapkan sebagai SKKNI harus
memenuhi prinsip:
a.relevan dengan kebutuhan dunia usaha atau industri di
masing-masing sektor atau lapangan usaha;
b.valid terhadap acuan dan/atau pembanding yang sah;
c.aseptabel oleh para pemangku kepentingan;
d.fleksibel untuk diterapkan dan memenuhi kebutuhan
pemangku kepentingan; dan
e.mampu telusur dan dapat dibandingkan dan/atau disetarakan
dengan standar kompetensi lain, baik secara nasional
maupun internasional.

LANJUTAN .........
Pasal 9
Rancangan SKKNI yang akan ditetapkan sebagai SKKNI
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 harus memenuhi
ketentuan:
a.berisi rumusan tentang kompetensi tugas, kompetensi
manajemen tugas, kompetensi menghadapi keadaan darurat
dan kompetensi menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja,
termasuk tanggung jawab dan bekerja sama dengan orang lain;
b.mencerminkan pekerjaan yang realistik berlaku di tempat kerja
secara umum di sektor atau lapangan usaha tertentu;
c. dirumuskan dengan orientasi hasil kerja (outcomes); dan
d.dirumuskan secara terukur dengan bahasa yang jelas,
sederhana, dan mudah dipahami oleh pengguna SKKNI.

LANJUTAN .........
Pasal 10
(1) Penyusunan SKKNI di setiap sektor atau lapangan
usaha mengacu pada peta kompetensi yang disusun
dalam RIP SKKNI di sektor atau lapangan usaha
yang bersangkutan.
(2) Penyusunan SKKNI dan pemetaan kompetensi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mengacu
pada RMCS.
Regional Model Competency Standard (RMCS) adalah model
standar kompetensi yang pengembangannya menggunakan
pendekatan fungsi dari proses kerja untuk menghasilkan barang
dan/atau jasa.

LANJUTAN .........
Pasal 11
(1) Pemetaan SKKNI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat
(2) disusun dalam susunan fungsi pekerjaan yang mencakupi:
a.tujuan utama (main purpose);
b.fungsi kunci (key function) dari tujuan utama (main purpose);
c.fungsi utama (major function) dari fungsi kunci (key
function); dan
d.fungsi dasar (basic function) dari fungsi utama (major
function), dari lapangan usaha pada klasifikasi kategori,
golongan pokok, golongan atau sub golongan usaha tertentu.
(2) Fungsi dasar sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf d
diidentifikasi sebagai unit kompetensi.

PEMETAAN KOMPETENSI BERDASAR RMCS, 2007

TUJUAN
ORGANISAS
I/INDUSTRI

FUNGSI
FUNGSI
KUNCI
FUNGSI
KUNCI
KUNCI

FUNGSI
FUNGSI
UTAMA
FUNGSI
UTAMA
UTAMA

12

FUNGSI KUNCI

FUNGSI KUNCI

FUNGSI KUNCI

Fungsi Utama
FUNGSI DASAR

FUNGSI UTAMA

FUNGSI UTAMA
(MAJOR FUNCTION)

FUNGSI UTAMA
FUNGSI UTAMA

FUNGSI DASAR

13

FUNGSI UTAMA

FUNGSI KUNCI

FUNGSI KUNCI

FUNGSI KUNCI

PETA FUNGSI TENAGA MANAJEMEN KEPEGAWAIAN NEGARA


Pembinaan Pengadaan
Kepangkatan Dan
Pensiun
Kepangkatan
Dan Mutasi

Pembinaan Kinerja
Dan Perundangan

- Pengadaan
PNS

- Pembinaan
Jabatan
Analis

- Rekrutmen Dan Kinerja


- Penggajian Dan Kesejahteraan

- Pembinaan - Pengembangan Jabatan Karir


Pensiun PNS Dan
Hukum Dan
Pejabat Negara
Perundangan
PELAYANAN
- Perencanaan Kepegawaian
PUBLIK
- Pengawasan (QC)
Dan Informasi
- Standardisasi Dan
Pengolahan Data
Kompetensi
- Pengendalian (QA)
Pengelolaan Jaringan
- Pengkajian Dan
Dan Informasi
Penelitian
Pengelolaan
- Pendidikan Dan
Dokumen Dan Arsip
Pengendalian
Pelatihan

Kepegawaian

Pengembangan
Kepegawaian

Pembinaan Informasi
Kepegawaian

14

PETA FUNGSI TENAGA KESEHATAN


Tenaga
Keterapian Fisik
- fisioterafis

Tenaga
Keperawatan

Tenaga Gizi
- nutrisionis

- perawat

- okupasiterafis
- terpis wicara.

Tenaga Kesehatan
Masyarakat

- dokter

- dietisien

- bidan

- epidemiolog kesehatan
administrator
- apoteker
kesehatan - entomolog kesehatan,
- mikrobiolog kesehatan
- analis farmasi
- penyuluh kesehatan,
- sanitarian

Tenaga Medis

- asisten apoteker.

Tenaga
Kefarmasian

- dokter gigi

radiografer
radioterafis

JASA PELAYANAN
KESEHATAN

teknisi gizi
perekam teknisi elektromedis
medis. analis kesehatan,
refraksionis optisien
otorik prostetik
15
teknisi transfusi
Tenaga Keteknisian Medis

Aktifitas
pekerjaan
Rincian
Langkah langkah /
prosedur/ Tugas
Dapat berupa proses
manajemen atau proses
produksi
Produk / Jasa

Unit unit
kompeten
si
Elemen
Kompetensi

Instruksi
Kerja/Langkah kerja
pada Industri yang
Terukur dan dapat
diobservasi

Kontekstual di
tempat kerja
Kriteria
Unjuk
Kerja
Batasan
Variabel

Deskripsi aspek
kritis pengetahuan
dan ketrampilan
penting untuk
asesmen

Panduan
Penilaian

LANJUTAN .........
Pasal 13
(1) SKKNI disusun dengan struktur sebagai
berikut:
a. kode unit;
b. judul unit ;
c. deskripsi unit;
d. elemen kompetensi;
e. kriteria unjuk kerja;
f. batasan variabel; dan
g. panduan penilaian.

Format Unit Kompetensi RMCS?


KODE UNIT

JUDUL UNIT

: Dibuat dalam kalimat aktif

DESKRIPSI UNIT

ELEMEN KOMPETENSI
1.

( Kalimat Aktif )

KRITERIA UNJUK KERJA


Memuat KSA( Pengetahuan,
Keterampilan/ keahliah dan Sikap
Kerja ) dengan menggunakan kalimat
Pasif

2.

( Kalimat Aktif )

..Kalimat pasif

3.

dstnya.

Dst .

RENTANG VARIABEL ( Konteks variabel, tgs yg hrs dilaksanakn,


perlengkapan,& peraturn )
PANDUAN PENILAIAN ;( Prosedr & Unit komp terkait, Kondsi pengujian,
K,S & A )

LANJUTAN .........
Pasal 12
SKKNI pada setiap kategori, golongan pokok, atau
golongan usaha tertentu dapat disusun dalam
kemasan sebagai berikut:
a. kualifikasi nasional, dengan mengacu pada jenjang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia;
b. jabatan atau okupasi nasional, dengan mengacu
pada tugas dan fungsi jabatan atau okupasi;
c. klaster kompetensi, dengan mengacu pada
kebutuhan khusus kompetensi tertentu sesuai
kebutuhan industri atau organisasi.

LATIHAN 1
INTERNALISASI PENGEMBANGAN
STANDAR KOMPETENSI

LT2.

Menginterpretasi Persyaratan Pengembangan


Skema Sertifikasi (PBNSP 210)

Identifikasi Komite Skema pada lembaga


sertifikasi profesi untuk skema sertifikasi
unit dan paket (klaster), dan pada instansi
teknis untuk Okupasi Nasional dan KKNI.
Identifikasi Standar kompetensi yang sah
(Standar Kompetensi Kerja Nasional dan
Harmonized
International
Standards)
dan/atau standar khusus yang ekivalen,
Verifikasi Standar kompetensi yang dipilih

Identifikasi Skema sertifikasi profesi


dibuat sebagai jawaban atas persyaratan
pemerintah
yang
spesifik
(misalnya
perlindungan masyarakat) atau kebutuhan
pasar (seperti kredibilitas, kepercayaan
dan peningkatan profesi/pekerjaan);
Identifikasi
organisasi/badan/atau
Profesi yang bertanggung jawab dalam
pengembangan skema sertifikasi.

2.1. Identifikasi Komite Skema pada lembaga sertifikasi


profesi untuk skema sertifikasi unit dan paket (klaster),
dan pada instansi teknis untuk Okupasi Nasional dan
KKNI.

Komite Skema:
Pada LSP,
Pada Otoritas kompeten (K/L)

Jenis skema sertifikasi:


KKNI (kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia)
KON (Kualifikasi Okupasi Nasional)
PAKET atau CLUSTER
UNIT
PROFISIENSI

2.2. Identifikasi Standar kompetensi yang sah (SKKNI /


SI/SKK) yang setara.

Identifikasi standar kompetensi yang syah (SKKNI,


standar internasional, standar khusus) berdasarkan
jenis fungsi dasar dalam peta untuk dikelompokkan
dalam skema sertifikasi sesuai permintaan
industri/organisasi.
Petakan standardisasi kompetensi berdasar RMCS,
buat fishbone map (fungsi tujuan bisnis/organisasi,
fungsi kunci, dan fungsi utama)
Buat peta dalam tabel peta standardisasi (fungsi
tujuan bisnis/organisasi, fungsi kunci, fungsi utama,
dan fungsi dasar)

ANALISIS KEBUTUHAN KOMPETENSI


STANDAR KOMPETENSI

JABATAN
KERJA/PEKERJAAN
YANG ADA DI INDUSTRI
(JOB DES)

UNIT-UNIT
KOMPETENSI

SEJUMLAH UNIT KOMPETENSI


DALAM KKNI ATAU JABATAN
SEJUMLAH UNIT KOMPETENSI
DALAM CLUSTER

Identifikasi unit kompetensi dalam


Mengembangkan skema sertifikasi (lanjutan)

Skema Sertifikasi KKNI


Skema sertifikasi yang bersifat nasional, yang ditetapkan oleh
otoritas kompeten.
Skema ini mengidentifikasi jenjang kualifikasi berdasarkan 9
level KKNI.
Identifikasi unit-unit kompetensi dalam setiap jenjang
berdasarkan diskripsi dalam KKNI.
Jenjang KKNI pada umumnya dapat digunakan sebagai acuan
jenjang fungsional/golongan pada suatu industri/orgtanisasi.
Setiap LSP yang melakukan kegiatan ini harus dilisensi oleh
Lembaga Otoritas Sertifikasi Profesi (BNSP).
mampu telusur dengan standar nasional dan/atau
internasional.
Pada skema ini, dapat diidentifikasi unit-unit kompetensi
umum, inti dan pilihan, yang diverifikasi oleh BNSP.
Dikembangkan oleh Komite Skema Sertifikasi Komite
Standardisasi Instansi Teknis

(1) Skema Sertifikasi KKNI


9
8
7
6
5
4
3
2
1

Identifikasi unit kompetensi dalam Mengembangkan


skema sertifikasi (lanjutan)

Skema Sertifikasi Okupasi Nasional

Skema sertifikasi yang bersifat nasional, yang ditetapkan oleh


otoritas kompeten.
Dapat berupa, okupasi:
Jabatan struktural atau jabatan fungsional dalam rangka
standardisasi kompetensi nasional.
Setiap LSP yang melakukan kegiatan ini harus dilisensi oleh
Lembaga Otoritas Sertifikasi Profesi (BNSP).
Dibuat atas Kebutuhan industri/organisasi untuk
standardisasi pada suatu fungsi terbatas, atau fungsi utama
(major) dalam sistem industri, atau standar jabatan/fungi
okupasi khusus yang mampu telusur dengan standar nasional
dan/atau internasional.
Pada skema ini, dapat diidentifikasi kompetensi umum, inti
dan pilihan yang diverifikasi oleh BNSP.
Dikembangkan oleh Komite Skema Sertifikasi Komite
Standardisasi Instansi Teknis

Contoh skema sertifikasi klaster

Identifikasi unit kompetensi dalam Mengembangkan


skema sertifikasi (lanjutan)

Skema Sertifikasi Profisiensi


Skema sertifikasi yang terbatas untuk
memelihara kompetensi.
Bersifat
normatif
yang
mengidentifikasi
indikator-indikator kuat kriteria unjuk kerja
dan dikembangkan menjadi ujian/examination.
Kesimpulan hasil tidak bersifat unit kompetensi
tetapi suatu klaster.
Persyaratan dasar, peserta harus sudah
membuktikan kompetensinya.
Dikembangkan oleh LSP Profisiensi.

2.3. Verifikasi Standar kompetensi yang dipilih

SKKNI diverifikasi oleh


Kemenakertrans sebelum menjadi
SKKNI (RSKKNI).
Standar kompetensi (internasional
dan khusus) sebelum digunakan
diregistrasi oleh kemenakertrans.

2.4.Identifikasi Skema sertifikasi profesi dibuat sebagai


jawaban atas persyaratan pemerintah yang spesifik

Ditetapkan pemerintah (safety, security,


potential public disputes)
Tuntutan pasar (seperti kredibilitas,
kepercayaan dan peningkatan profesi/pekerjaan);
Tuntutan industri/organisasi untuk deklarasi
bahwa produk/jasanya dibuat oleh tenaga kerja
yang berkualifikasi dan kompeten.

2.5. Identifikasi Informasi dari


pihak yang terkait.

Industri
Tenaga kerja
Pemerintah
Masyarakat luas
Persyaratan pasar.

2.6. Identifikasi
organisasi/badan/atau
Profesi
yang bertanggung jawab dalam pengembangan
skema sertifikasi.

Penanggungjawab:
Otoritas kompeten KKNI, KON
LSP klaster, unit, profisiensi.
Program kerja perumusan skema
sertifikasi

LT3. Mengembangkan Skema Sertifikasi

3.1.Identifikasi Struktur Skema Sertifikasi

Latar Belakang
Tujuan Sertifikasi
Acuan Normatif
Kemasan/Paket Kompetensi
Persyaratan dasar pemohon sertifikasi,
Hak pemohon sertifikasi & kewajiban pemegang sertifikat,
Biaya sertifikasi,
Proses sertifikasi (persyaratan pendaftaran, proses
asesmen, proses uji kompetensi,keputusan sertifikas i,
pemeliharan sertifikasi dan proses sertifikasi ulang)
(Lihat PBNSP klausul 9)

3.2 Proses Survailen untuk memantau


pemenuhan standar kompetensi
Uji Proficiensi
Asesmen lapangan;
Informasi dari otoritas regulasi;
Pengembangan profesi dengan ujian;
Keluhan dan informasi dari pihak terkait;
Interview terstruktur;
Tindakan hukum terhadap pemegang sertifikat;
Konfirmasi keberlangsungan pekerjaan yang
memuaskan dan rekaman pengalaman kerja;
Ujian;
Pengecekan kemampuan fisik.

3.3 Persyaratan Sertifikasi Ulang


Menjamin bahwa profesi yang disertifikasi
selalu memenuhi standar kompetensi yang
mutakhir.
Aturan tersebut termasuk frekuensi dan
cakupan kegiatan sertifikasi ulang harus
disahkan oleh komite skema.

3.4 Persyaratan Penggunaan


Sertifikat Kompetensi

Menandatangani persetujuan
penggunaan sertifikat sesuai
Pedoman BNSP 201.
Menjaga kode etik profesi,
Mengikuti surveilan LSP

Dua kegiatan lagi terkait


pengembangan skema
sertifikasi:
1. Validasi skema sertifikasi
2. Pemeliharaan skema sertifikasi
Catatan: Kadua materi tersebut diberikan pada pelatihan khusus
mengenai pengembangan skema sertifikasi

LATIHAN 2
Kembangkan struktur skema sertifikasi sesuai
bidang tugas LSP
FR-SKEMA-03. DOKUMEN SKEMA SERTIFIKASI

4). Pengembangan Skema Sertifikasi


Skema Sertifikasi: paket kompetensi dan persyaratan lain yang
berkaitan dengan katagori jabatan atau keahlian tertentu dari seseorang

Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai