Anda di halaman 1dari 24

TATALAKSANA

Tergantung Stadium
Std Oklusi: - Dekongestan (HCl Efedrin tts
hidung)
- Antibiotik
Std Hiperemis (Presupurasi): - Antibiotik,
- dekongestan
- analgetik
Std Supurasi: - Antibiotik, dekongestan
- Miringotomi(kalau perlu)
Std Perforasi: - obat cuci telinga (ear toilet) H 2O2
3%
-Antibiotik tetes telinga
Std Resolusi: - Sesuai gejala
- Antibiotik dapat dilanjutkan sampai
3 minggu.

Pada tahun 2004, American Academy of Pediatrics


dan the American Academy of Family Physicians
mengeluarkan rekomendasi penatalaksanaan OMA :
Usia
< 6 bulan
6 bulan

Diagnosis

pasti
Antibiotik
Antibiotik

Diagnosis
sementara
Antibiotik
Antibiotik
jika

23bulan

gejala

berat;

obeservasi
2 tahun

Antibiotik
gejala

jika
berat;

obeservasi

jika

gejala ringan

jika

gejala ringan
Observasi

Algoritma manajemen penatalaksaan OMA


pada anak

American Academy
of Pediatrics, 2013
Penatalaksanaan
OMA
harus
mencakup evaluasi nyeri dan
pengobatannya.
Antibiotik diberikan pada anak usia minimal 6
bulan yang menderita OMA bilateral atau
unilateral dengan tanda-tanda atau gejala yang
berat seperti nyeri telinga sedang atau berat,
nyeri telinga selama 48 jam atau lebih, atau
demam dengan suhu 39oC atau lebih serta
keadaan yang ringan pada anak dengan OMA
bilateral berusia 6 23 bulan.

Pada anak usia 6-23 bulan atau lebih yang


menderita OMA unilateral dengan gejala
ringan
dapat
dikelola
dengan
baik
menggunakan
antibiotik
atau
dengan
observasi tanpa pemberian antibiotik, kecuali
pada anak yang kondisinya memburuk atau
tidak membaik dalam waktu 48-72 jam.

Amoxicillin merupakan obat pilihan


namun pada beberapa kasus dokter
harus memberikan antibiotik dengan lactamase tambahan. Kondisi tersebut
terjadi pada anak yang telah
mendapatkan terapi amoxicillin dalam
waktu 30 hari atau alergi terhadap
penisilin.

Dokter harus melakukan evaluasi terhadap


anak yang kondisi kesehatannya memburuk
atau tidak respon terhadap terapi awal
dengan antibiotik dalam waktu 48-72 jam.

Tympanostomy tubes dapat dilakukan


pada anak dengan OMA berulang. Hal
ini bertujuan untuk mengurangi
episode OMA.

Dokter harus merekomendasikan vaksin


konjugasi pneumokokus dan vaksin influenza
tahunan pada semua anak.

Dokter juga harus mendorong


masyarakat untuk melakukan ASI
eksklusif.

Observasi

Terapi
Simtomati
s

Terapi
antibiotik

Pembedah
an

Observasi
Pilihan observasi ini mengacu pada
penundaan pemberian antibiotik
pada anak terpilih tanpa komplikasi
untuk 72 jam atau lebih, dan selama
waktu itu,
Penatalaksanaan terbatas pada
analgetik dan simtomatis lain.
Penggunaan metoda observasi
secara rutin untuk terapi OMA dapat
menurunkan biaya dan efek samping
yang ditimbulkan oleh antibiotik dan
menurunkan resistensi kuman
terhadap antibiotik yang umum
digunakan

Terapi Simtomatis
analgetik
Antihistamin
Dekongestan

Terapi Antibiotik
Amoksisilin merupakan first-line
terapi dengan pemberian
80mg/kgBB/hari sebagai terapi
antibiotik awal selama lima hari.
Amoksisilin efektif terhadap
Streptococcus penumoniae.
Pada pasien dengan penyakit berat
dan bila mendapat infeksi laktamase positif Haemophilus
influenzae dan Moraxella catarrhalis
terapi dimulai dengan amoksisilinklavulanat dosis tinggi (90
mg/kg/hari untuk amoksisilin, 6,4
mg/kg/hari klavulanat dibagi 2
dosis).

Terapi Antibiotik
cont
Sedangkan antibiotik alternatif bagi yang
alergi penisilin yaitu diantaranya meliputi
1. Cefdinir,14 mg/kgBB/hari dalam dosis
terbagi 1-2x
2. Cefuroxime, 30 mg/kgBB/hari dalam dosis
terbagi 2x
3. Cefpodoxime, 10 mg/kgBB/hari dalam dosis
terbagi 2x
4. Ceftriaxone 50 mg/ hari IM atau IV selama 1
atau 3 hari

Terapi Antibiotik
cont1
Pada kasus reaksi tipe I
(hipersensitifitas), azitromisin (10
mg/kg/hari pada hari 1 diikuti 5
mg/kg/hari untuk 4 hari sebagai dosis
tunggal harian) atau klaritromisin (15
mg/kg/hari dalam 2 dosis terbagi).
Obat lain yang bisa digunakan
eritromisin-sulfisoksazol (50 mg/kg/hari
eritromisin) atau sulfametoksazoltrimetoprim (6-10 mg/kg/hari
trimethoprim)

Pembedahan

Miringotomi
Timpanosintesis

Komplikasi
Komplikasi dari OMA dapat terjadi melalui beberapa
mekanisme, yaitu melalui erosi tulang, invasi langsung
dan tromboflebitis.

Komplikasi
ini
dibagi
menjadi
komplikasi
intratemporal dan intrakranial.
1. Komplikasi intratemporal terdiri dari:
mastoiditis akut, petrositis, labirintitis, perforasi
pars tensa, atelektasis telinga tengah, paresis
fasialis, dan gangguan pendengaran.
2. Komplikasi intrakranial yang dapat terjadi
antara
lain
yaitu
meningitis,
encefalitis,
hidrosefalus otikus, abses otak, abses epidural,
empiema subdural, dan trombosis sinus lateralis.

Komplikasi cont
Komplikasi tersebut umumnya sering ditemukan
sewaktu belum adanya antibiotik,

tetapi pada era antibiotik semua jenis komplikasi


itu biasanya didapatkan sebagai komplikasi dari
otitis media supuratif kronik (OMSK).

Penatalaksanaan OMA dengan komplikasi ini yaitu


dengan menggunakan antibiotik spektrum luas,
dan pembedahan seperti mastoidektomi

Prognosis
Kematian akibat otitis media akut
jarang terjadi di era kedokteran
modern.
Dengan terapi antibiotik yang
efektif, gejala sistermik berupa
demam akan menghilang
bersamaan dengan nyeri lokal
dalam waktu 48 jam.

Prognosis cont..
Secara umum, Gangguan pendengaran
konduktif yang dialami penderita dapat pulih.
Efusi telinga tengah dan gangguan
pendengaran konduktif dapat bertahan
melebihi durasi terapi, 70% anak-anak dapat
mengalami efusi telingah tengah setelah 14
hari, 50% setelah 1 bulan, 20% setelah 20
bulan, 10% setelah 3 bulan, terlepas dari
terapi.

Prognosis cont..1
Pada kebanyakan kasus, efusi
telinga bisa diobservasi saja tanpa
antibiotik.
Namun, pemberian antibiotik
yang sama atau berbeda dapat
diberikan untuk mencegah
kekambuhan sebelum resolusi

PENUTUP
22

22

Kesimpulan

23

SARAN

24

Anda mungkin juga menyukai