BUKU PANDUAN
LATIHAN KETERAMPILAN KLINIS
KODE KUB 351
SEMESTER V
SISTEM
NEFRO-URINARIUS
2014
ANAMNESIS & PEMERIKSAAN FISIK
A. ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK SISTEM NU
a. Tujuan Pembelajaran
1. Mahasiswa dapat melakukan anamnesis terarah sistem Nefro-Urinarius (NU)
2. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan fisik umum dan lokal akibat
gangguan sistem NU
b. Pendahuluan
Untuk menegakkan diagnosis kelainan pada sistem urinarius, seorang dokter harus
dapat melakukan pemeriksaan dasar dengan seksama dan sistematis. Kelainankelainan pada sistem urinarius mempunyai kaitan erat dengan organ-organ lain
serta seringkali memberikan manifestasi klinis pada keadaan umum sehingga
pasien dengan kelainan tersebut harus dihadapi secara keseluruhan baik
anamnesis maupun pemeriksaan fisik.
c.
Anamnesis
1. Identitas pasien
Identitas pasien merupakan salah satu komponen penting pada anamnesis
karena identitas tersebut dapat mengarahkan diagnosis berdasarkan
epidemiologinya.
2. Keluhan-keluhan pada gangguan sistema urinarius
Nyeri
Nyeri ginjal adalah nyeri yang terjadi akibat regangan kapsul ginjal yang
biasanya sifatnya terlokalisir di area sudut kostovertebra. Nyeri ini dapat
terjadi karena infeksi (glomerulonefritis atau pielonefritis) akut yang
menimbulkan edema, obstruksi saluran kemih (batu atau tumor) yang
mengakibatkan hidronefrosis atau tumor ginjal.
Nyeri kolik terjadi akibat spasme otot polos ureter karena peristaltiknya
terhambat oleh batu, bekuan darah atau benda asing lainnya. Nyeri ini
sangat sakit, dirasakan hilang timbul dan biasanya menjalar dari sudut
kosto-vertebra ke dinding depan abdomen, regio inguinal, testis bahkan
dapat sampai ke tungkai bawah.
Nyeri vesika adalah nyeri akibat distensi vesika urinaria yang dirasakan di
daerah supra pubik akibat keradangan atau retensio.
Nyeri prostat disebabkan oleh adanya keradangan atau abses yang
dirasakan di area perineum sampai ke daerah lumbosakral.
Nyeri testis adalah nyeri pada daerah testis yang seringkali dirasakan
hingga abdomen. Nyeri akut dan tajam sering terjadi akibat trauma, torsio
testis atau epididimitis/orkitis akut. Sedangkan nyeri tumpul dapat
disebabkan oleh varikokel.
Nyeri penis adalah nyeri pada daerah penis yang biasanya didapatkan
pada parafimosis, dan keradangan pada glans penis. Sedangkan nyeri
pada saat ereksi disebabkan oleh penyakit peyronies atau priapismus.
Keluhan miksi
Urgensi adalah rasa sangat ingin kencing akibat hiperaktivitas atau iritasi
vesika. Biasanya disebabkan oleh keradangan, obstruksi atau neurogenik
bladder.
Hesitansi adalah sulit untuk memulai kencing sehingga perlu mengejan.
Biasanya terjadi akibat obstruksi infravesika (batu, tumor saluran
kemih/prostate).
Pancaran melemah/mengecil pancaran melemah merupakan
obstruksi infravesika, sedangkan pancaran mengecil dan
menunjukkan adanya penyempitan uretra (striktur).
gejala
deras
Bengkak
Bengkak biasanya terjadi pada kedua tungkai atau di wajah (pelupuk
mata) dan jarang terjadi di perut. Keadaan ini dapat terjadi karena
kegagalan fungsi ginjal mengeluarkan cairan, kehilangan protein,
kelebihan intake garam atau pengehntian obat-obatan diuretik. Edema
juga dapat terjadi pada salah satu tungkai yang menunjukkan adanya
obstruksi pada aliran limfatik yang mungkin terjadi akibat keganasan.
d. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
a. Ukur tinggi dan berat badan pasien.
b. Periksa tanda-tanda vital pasien meliputi tekanan darah, nadi, pernafasan
dan suhu tubuh.
c. Periksa konjungtiva dan sklera mata pasien (anemis/tidak dan
ikterik/tidak).
d. Adakah edema pada wajah, tungkai bawah atau seluruh tubuh (anasarka).
Jika terdapat edema, tekan/cubit menggunakan jari untuk menentukan
pitting atau non-pitting edema.
Pemeriksaan spesifik
Pemeriksaan fisik spesifik pada saluran kemih menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dengan pemeriksaan fisik abdomen mengingat organ-organnya
terletak intraabdomen.
Persiapan harus dilakukan baik untuk pemeriksa dan pasien. Posisikan pasien
telentang di atas meja pemeriksaan senyaman mungkin. Posisikan pemeriksa
di sebelah kanan pasien. Bantu pasiem membuka pakaiannya agar lapangan
pandang pemeriksa terbuka.
Inspeksi abdomen secara keseluruhan. Perhatikan ada tidaknya perubahan
pada bentuk abdomen. Perut buncit yang simetris biasanya menunjukkan
adanya cairan intraabdominal/asites (sudah dipelajari). Sedangkan perut
buncit asimetris biasanya disebabkan oleh adanya pembesaran organ
intraabdominal.
a. Ginjal
Perut buncit asimetris pada upper abdomen mungkin dapat disebabkan
oleh adanya kelainan ginjal seperti tumor wilms atau ginjal polikistik.
b. Vesika urinaria
Perut membuncit pada hipogastrik dapat disebabkan oleh distensi vesika
urinaria.
Palpasi dapat dilakukan dengan menggunakan kedua tangan (bimanual) atau
satu tangan (monomanual). Pastikan tangan hangat agar memberikan
kenyamanan kepada pasien. Pastikan keadaan hepar dan lien untuk
mempermudah pemeriksaan ginjal.
a. Ginjal kanan
Tangan kiri pemeriksa diletakkan di bagian posterior tubuh sedemikian
rupa sehingga ujung jari telunjuk berada di sudut kostovertebra untuk
mempresentasikan ginjal dengan cara mendorongnya ke depan. Tangan
lainnya diletakkan di dinding anterior abdomen tepat di bawah kosta.
Pasien diminta untuk inspirasi dalam kemudian raba ballottement ginjal di
antara kedua tangan. Perhatikan permukaan, ukuran, bentuk, konsistensi
dan ada tidaknya rasa nyeri pada perabaan.
b.
Ginjal kiri
Posisikan diri di sebelah kiri penderita. Gunakan tangan kanan untuk
mempresentasikan ginjal dan tangan kiri untuk meraba. Lakukan seperti
pada palpasi ginjal kanan.
c.
Vesika urinaria
Raba hipogastrik dengan menggunakan tangan kanan kanan. Rasakan
ballottement vesika urinaria. Palpasi dapat menimbulkan rasa nyeri pada
vesika urinaria yang penuh.
Vesika urinaria
Perkusi pada vesika urinaria merupakan bagian dari perkusi abdomen
secara keseluruhan. Lakukan perkusi dari area umbilikus ke arah distal
menuju hipogastrium. Vesika yang terisi menimbulkan suara pekak.
Terdengarnya suara redup menunjukkan adanya massa padat.
untuk
Anamnesis
Anamnesis untuk gangguan-gangguan genitalia bukanlah hal yang mudah karena
berkaitan dengan privasi seseorang, yaitu kehidupan seksualnya. Karena itu untuk
mendapatkan informasi yang akurat, anamnesis harus dilakukan dengan tenang,
hati-hati, mudah dimengerti dan harus dijaga kerahasiaannya.
1. Identitas
Identitas pasien merupakan salah satu komponen penting pada anamnesis
karena identitas tersebut dapat mengarahkan diagnosis berdasarkan
epidemiologinya.
2.
Duh tubuh
Terjadi karena adanya infeksi pada genitalia baik pria dan wanita baik
infeksi spesifik maupun nonspesifik dan perlu dibedakan kekentalannya
untuk membantu mengarahkan diagnosis
3.
Demam
Komplikasi IMS seperti erupsi kulit, nyeri sendi, gangguan haid atau
gangguan kehamilan
4.
5.
Riwayat seksual
6.
atau
d. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
a. Periksa tanda-tanda vital pasien meliputi tekanan darah, nadi, pernafasan
dan suhu tubuh.
b. Adakah lesi pada kulit, mata, mulut atau selaput lendir lainnya.
2.
Pemeriksaan spesifik
Pemeriksaan fisik spesifik pada genitalia eksterna pada pria meliputi
pemeriksaan inguinal, perineum, penis dan skrotum sedangkan pada wanita
meliputi inguinal, perineum, labia mayora dan minora dan vagina.
Persiapan
Pada pemeriksan genitalia pasien diposisikan tidur telentang di atas meja
pemeriksaan senyaman mungkin. Pemeriksa berdiri di sebelah kanan
pasien. Untuk pemeriksaan vulvo-vagina pasien diposisikan litotomi dan
pemeriksa berada di distal pasien. Bantu pasien melepaskan pakaian
sehingga lapang pandang pemeriksaan terbuka. Lakukan pemeriksaan
menggunakan sarung tangan steril dengan prinsip bersih
Pemeriksaan inguinal
Inspeksi daerah inguinal untuk melihat adanya massa, atau tandatanda keradangan.
Pemeriksaan perineum
Inspeksi daerah perineum dan pubis, amati adanya edema, pedikulosis
atau lesi kulit lainnya seperti warts, vesikel, erosi dan ulkus.
-
Pemeriksaan penis
Inspeksi penis dari pangkal sampai dengan ujung penis.
1. Amati batang penis, adakah pembengkakan, tanda-tanda
keradangan atau lesi kulit lainnya. Jika terdapat lesi kulit catat
sifatnya.
2. Pada pasien yang tidak disirkumsisi, tarik kulit ke proksimal
semaksimal mungkin untuk melihat adanya balanitis, postitis,
warts atau tumor. Perhatikan juga daerah sulkus koronarius untuk
melihat adanya lesi dan hygiene pasien
3. Inspeksi glans penis dan permukaan dalam kulit di atasnya untuk
melihat adanya lesi kulit.
4. Buka glans penis dengan cara dijepit menggunakan ibu jari dan
telunjuk pada posisi jam 6 dan 12 kemudian inspeksi adanya
stenosis meatal atau lesi intrauretral seperti warts.
5. Inspeksi meatus eksterna uretra untuk mengetahui adanya
meatitis, duh tubuh, lesi atau kelainan kongenital seperti
hipospadia atau epispadia. Jika terdapat duh tubuh, catat sifatnya
meliputi konsistensi, warna, bau dan volumenya. Jika tidak
ditemukan duh tubuh, uretra dipijat dengan hati-hati dari pangkal
sampai ke meatus untuk memastikan adanya sekret.
Palpasi jika terdapat lesi atau massa dan catat sifatnya.
Pemeriksaan skrotum
Inspeksi skrotum apakah terdapat asimetri, eritema atau lesi seperti
kista, hemangioma dan massa lainnya
-
isi
skrotum
dengan
Meja pemeriksaan
Lampu pemeriksaan
Handuk kering
Meja instrumen
Kassa steril
Pinset steril
Tempat
antiseptic
steril
Larutan antiseptik
Duk lubang steril
Disposable syringe 3
cc
Lidokain
2%
(pecahkan
leher
ampul)
Kateter intravena no.
16
Tempat pembuangan
urine
d. Prosedur Tindakan
1. Informed consent
Jelaskan bahwa pasien akan merasa tidak nyaman dengan tindakan yang
dilakukan
3.
Prosedur tindakan
Cuci kedua tangan dengan air mengalir dan sabun kemudian keringkan
dengan handuk.
Nefron
Nefron merupakan unit fungsional ginjal . Setiap ginjal terdiri dari satu juta nefron
yang pada dasarnya mempunyai struktur dan fungsi sama, dengan demikian pekerjaan
ginjal dapat dianggap sebagai jumlah total dari fungsi semua nefron tersebut. Setiap
nefron tersusun dari kapsula bowman yang mengitari rumbai kapiler glomerulus, tubulus
kontortus proksimal, lengkung Henle dan tubulus kontortus distal yang berlanjut sebagai
duktus pengumpul. Struktur inilah yang membuang sisa hasil metabolisme dari darah dan
membentuk urin untuk dikeluarkan. Tiga fungsi utama nefron dapat disebutkan sebagai
berikut:
1. Mengontrol cairan tubuh melalui proses sekresi dan reabsorbsi cairan.
2. Ikut mengatur pH darah.
3. Membuang sisa metabolisme darah.
Medula ginjal
Medula ginjal terbagi-bagi menjadi baji segitiga yang disebut piramid, tampak
bercorak karena tersusun dari segmen-segmen tubulus dan duktus pengumpul nefron.
Piramid-piramid tersebut diselingi oleh bagian korteks yang disebut kolom bertini.
Papila ginjal
Papila (apeks) dari tiap piramid membentuk duktus papilaris Bellini yang terbentuk dari
persatuan bagian terminal dari banyak duktus pengumpul.
Kaliks
Setiap duktus papilaris masuk ke dalam suatu perluasan ujung pelvis ginjal
berbentuk seperti cawan yang disebut kaliks minor. Beberapa kaliks minor bersatu
membentuk kaliks mayor yang selanjutnya bersatu menjadi pelvis ginjal. Pelvis ginjal
merupakan reservoir utama sistem pengumpul ginjal. Ureter menghubungkan pelvis ginjal
dengan kandung kemih.
Ureter
Kedua ureter merupakan saluran yang panjangnya 10-12 inci, terbentang dari ginjal
sampai kandung kemih. Fungsi satu-satunya adalah menyalurkan kemih ke kandung
kemih. Urin mengalir melalui ureter karena adanya gerakan peristaltik ureter. Sebuah
membrane yang terletak pada sambungan ureter dan kandung kemih berfungsi sebagai
katup untuk mencegah aliran balik urin.
Kandung kemih
Kandung kemih adalah satu kantung berotot yang dapat mengempis, terletak di
belakang simfisis pubis. Kandung kemih mempunyai tiga muara: dua muara ureter dan
satu muara uretra. Dua fungsi kandung kemih adalah : (1) sebagai tempat penyimpanan
kemih sebelum meninggalkan tubuh dan (2) dibantu oleh uretra, kandung kemih berfungsi
mendorong kemih keluar tubuh. Kandung kemih dapat menampung sampai dengan 1000
ml urin. Ketika mencapai 250 ml urin dalam kandung kemih, pesan berkemih terkirim
melalui corda spinal, sehingga seseorang merasakan ingin berkemih. Pengeluaran urin
dikontrol oleh spingter interna dan eksterna.
Urethra
Urethra adalah saluran kecil yang dapat mengembang, berjalan dari kandung kemih
sampai keluar tubuh. Panjangnya pada wanita 3-5 cm mulai dari dinding anterior vagina
dan keluar diantara klitoris dan ostium vagina. Pada pria panjangnya sekitar 18-20 cm,
melewati prostate sampai glands penis. Muara uretra keluar tubuh disebut meatus
urinarius. (Hall, 2003 ; Price and Wilson, 1995)
Urin yang terbentuk di ginjal mencapai kandung kemih oleh peristaltik ureter.
Setelah terkumpul urin akan dikeluarkan melalui proses miksi yang dikoordinasi oleh reflek
miksi.
Proses miksi awali oleh oleh timbulnya potensial aksi akibat rangsangan pada
Stretch receptor di dinding kandung kemih yang telah terisi urin. Potensial aksi dikirim ke
medulla spinalis sakralis melalui saraf aferen. Medulla spinalis sakralis mengirim impuls ke
saraf parasimpatis sakral dan ke interneuron. Interneuron meneruskan inpuls ke talamus.
Talamus menyebarkan impuls ke kortek serebri. Timbulah kesadaran adanya kandung
kemih yang penuh urin.
Rasa ingin miksi timbul bila isi kandung kemih mencapai 200 ml. Refleks miksi
mulai berfungsi bila Stretch receptor
mengirimkan impuls yang adekuat ke neuron
parasimpatis preganglion di medula spinalis sakralis. Saraf parasimpatis memacu kontraksi
di m. Detrusor.
Kontraksi m. Detrusor meningkatkan tekanan dalam kandung kemih. Miksi terjadi
setelah spingter uretra interna dan eksterna terbuka. Spingter ekterna di bawah kendali
saraf pusat.
Banyak hal dapat menggangu proses miksi yang normal, baik berupa kelainan
anatomik maupun fungsional kandung kemih dan uretra maupun kelainan saraf. Gangguan
miksi akan menimbulkan komplikasi lebih lanjut dalam sistem urinaria. Ada beberapa
tindakan invasif untuk mengatasi gangguan miksi ini. Tindakan tersebut antara lain
kateterisasi uretha, kateterisasi supra pubik, pungsi supra pubik. (martini, 2000)
KATETER URIN
Definisi:
Kateter urin adalah sebuah alat berbentuk tabung yang dipasang pada bagian tubuh
manusia untuk mengalirkan, mengumpulkan dan mengeluarkan urin dari kandung kemih
(Anonim, 2005)
Jenis-jenis kateter urin:
Jenis-jenis kateter urin yang dikenal antara lain:
1. Kateter Nelathon/ kateter straight/ kateter sementara adalah kateter urin yang
berguna untuk mengeluarkan urin sementara atau sesaat. Kateter jenis ini mempunyai
bermacam-macam ukuran, semakin besar ukurannya semakin besar diameternya.
Pemasangan melalui uretra.
2.
3.
Kateter suprapubik dengan bungkus Silver alloy, merupakan kateter paling baru
yang dibungkus dengan perak bagian luar maupun bagian dalamnya. Perak
mengandung antimikroba yang efektif, tetapi karena penggunaan perak sebagai terapi
antimikroba belum sistematik, maka penggunaan jenis kateter inipun masih terbatas
dan belum jelas keakuratannya. Pemasangan kateter, sementara ini baru dapat
dilakukan oleh dokter urologi dalam kamar operasi sebagai tindakan bedah minor
(Saint, no date)
UKURAN KATETER
Wanita dewasa
Laki-laki dewasa
Anak-anak
Panjang urethra
Kateter yang masuk
Yang diberi jelly
Kateter no 14/16
Kateter no 18/20
Kateter no 8/10
Wanita
3,7 6 cm
5 - 7,5 cm
3 - 4 cm
Laki-laki
14 - 20 cm
15 - 22,5 cm
5 7,5 cm
4.
5.
PROSEDUR TINDAKAN
1. Identifikasi pasien
2. Jelaskan prosedur kepada pasien
3. Tarik tirai tempat tidur dan atur posisi
a. Pasien anak/pasien sadar butuh bantuan
b. Pasien dewasa/wanita : posisi dorsal recumbent dengan lutut fleksi
c. Pasien dewasa/ laki-laki: Posisi supine dan kaki abduksi
4. Pasang urin bag
5. Pasang perlak atau alas pada klien
6. Tuangkan cairan antiseptic
7. Sediakan spuit isi aquadest
8. Cuci tangan dengan cara furbringer
9. Pasang sarung tangan
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
KOMPLIKASI
1. Ruptur urethra
2. Infeksi saluran kemih
3. Striktur urethra
REFERENSI
1. http://www.snihc.com/patientEducation. Diakses 4 Februari 2005.
2. Anonim.2005.Urinary Catheter. (Online).
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003981.htm. Diakses 1 februari 2005
3. DeCapite,T.,A.Richards.No Date.Nosocomial Urinary tract Infection
http://www.Hopkins.heic.org/Infectious_diseases/Urinary_tract.htm. Diakses 20
Desember 2004.
4. Saint, S. No date. Prevention of Nosocomial Urinary Tract Infections. (On Line).
http://ahcpr.gov/clinic/ptsafety/chap15a.htm. Diakses 3 Januari 2005.
5. Saint, S. No date. Prevention of Nosocomial Urinary Tract Infections. (On Line).
http://ahcpr.gov/clinic/ptsafety/chap15b.htm. Diakses 3 Januari 2005.
6. Hall,J. 2003. CatheterizationBasics. (On line).
http://www.nursingceu.com/NCEU/courses/cath/. Diakses 1 februari 2005
7. Senat Mahasiswa Fakultas Kedoktran Universitas Gadjah Mada. 1988. Penuntun
Tindakan Medik bagi Dokter Umum. Andi Ofset, Yogyakarta. Hal. 1-2.
8. Tim Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. 2000. Panduan Praktek Profesi
Keperawatan. Jakarta.
SIRKUMSISI
TUJUAN
Setelah menyelesaikan modul sirkumsisi, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menjelaskan kepentingan sirkumsisi secara medis
2. Menjelaskan teknik-teknik sirkumsisi
3. Melakukan sirkumsisi dengan benar
TINJAUAN PUSTAKA
Sirkumsisi atau yang dikenal oleh masyarakat sebagai khitan atau sunat, atau dalam
budaya jawa dikenal dengan istilah sumpit pada dasarnya adalah pemotongan sebagian
dari preputium penis hingga keseluruhan glans penis dan corona radiata terlihat jelas.
Penis merupakan organ tubuler yang dilewati oleh uretra. Penis berfungsi sebagai saluran
kencing dan saluran untuk menyalurkan semen kedalam vagina selama berlangsungnya
hubungan seksual.
Penis dibagi menjadi tiga regio : pangkal penis, korpus penis, dan glans penis.
Pangkal penis adalah bagian yang melekat pada tubuh di daerah simphisis pubis. Korpus
penis merupakan bagian yang didalamnya terdapat saluran, sedangkan glans penis adalah
bagian paling distal yang melingkupi meatus uretra eksterna. Corona radiata merupakan
bagian leher yang terletak antara korpus penis dan glans penis.
Kulit yang menutupi penis menyerupai kulit skrotum, terdiri dari lapisan otot polos
dan jaringan areolar yang memungkinkan kulit bergerak elastis tanpa merusak struktur
dibawahnya. Lapisan subkutannya juga mengandung banyak arteri, vena dan pembuluh
limfe superficial. Jauh dibawah jaringan areolar, terdapat kumparan jaringan elastis yang
merupakan struktur internal penis. Sebagian besar korpus penis terdiri dari jaringan
erektil, corpora cavernosa dan corpus spongiosum.
Lipatan kulit yang menutupi ujung penis disebut preputium. Preputium melekat di
sekitar corona radiata dan melanjut menutupi glans. Kelenjar-kelenjar preputium yang
terdapat di sepanjang kulit dan mukosa preputium mensekresikan waxy material yang
dinamakan smegma. Sayangnya, smegma merupakan media yang sangat baik bagi
perkembangan bakteri. Inflamasi dan infeksi sering terjadi di daerah ini, khususnya bila
higienitasnya tidak dijaga dengan baik. Salah satu cara untuk mengatasi problem ini
adalah dengan sirkumsisi.
Prosedur sirkumsisi di barat khususnya USA umum dilakukan segera pada bayi baru
lahir. Dari sisi agama, budaya dan dukungan data epidemiologi, sirkumsisi dianggap
memiliki pengaruh yang baik bagi kesehatan reproduksi walaupun hal ini masih menjadi
perdebatan di kalangan ahli.
Di seluruh dunia, diperkirakan sekitar 25% pria telah disirkumsisi.
Bukti
epidemiologi yang kuat menunjukkan pengaruh sirkumsisi : pria yang telah disirkumsisi
(dewasa dan neonatus) memiliki resiko lebih kecil menderita infeksi saluran kemih,
penyakit genitalia ulseratif, karsinoma penis, dan infeksi HIV dibandingkan dengan pria
yang tidak disirkumsisi.
Walaupun demikian, sirkumsisi pada neonatus tetap menjadi perdebatan. Sirkumsisi
dianggap memiliki risiko dan efek negative seperti nyeri, perdarahan, trauma penis, dan
infeksi postoperasi. Banyak praktisi medis yang merasa bahwa prosedur sirkumsisi pada
neonatus memiliki efek negative yang lebih besar dibandingkan bila dilakukan pada pria
dewasa. American Academy of Pediatrics dan Canadian Paediatrics Society tidak
menjadikan sirkumsisi sebagai prosedur rutin pada neonatus, tetapi keduanya dapat saja
melakukannya dengan dukungan dan persetujuan orang tua berdasarkan evaluasi medis
individu dengan melihat keuntungan dan kerugiannya.
PROSEDUR TINDAKAN/PELAKSANAAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
DAFTAR PUSTAKA
Syamsuhidajat R, Wim de Jong. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed 2. Jakarta: EGC.
No
Menanyakan kuantitas
Menanyakan kualitas
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
TOTAL SKOR
Nilai
0
Nilai
0 1 2
17
18
19
adanya sekret
Inspeksi dan palpasi skrotum untuk menentukan ada/tidaknya lesi
Melakukan transiluminasi skrotum
Membereskan alat dan dokumentasi
Nilai
1 2
8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
TOTAL SKORE = 20
Skore
0 1 2
Skor
0 1 2