Anda di halaman 1dari 16

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-perorangan atau badan

hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus


sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Tujuan Koperasi
sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Koperasi Nomor 25 tahun 1992 adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta
ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang
maju, adil, dan makmur. Koperasi juga diharapkan dapat berperan serta dalam upaya
mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat, memperkokoh perekonomian
rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional, serta berusaha untuk
mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama
atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Kinerja diartikan sebagai hasil dari usaha seseorang yang dicapai dengan adanya
kemampuan dan perbuatan dalam situasi tertentu. Berdasarkan S.K Menteri Keuangan RI
No.740/KMK.00/1989, kinerja adalah prestasi yang dicapai dalam suatu periode tertentu
yang mencerminkan tingkat kesehatan.
Kinerja menjadi ukuran prestasi yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan yang
dapat dilakukan. Oleh karena itu, istilah kinerja perusahaan kerap kali disamakan dengan
kondisi keuangan perusahaan yang dengan pengukuranpengukuran keuangan mampu
memberikan hasil yang memuaskan setidak-tidaknya bagi pemilik saham perusahaan itu
maupun bagi karyawannya. (Munawir, 2002:73).
Pengukuran kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu
organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria
yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2001:416). Penilaian kinerja menurut Yuwono
(2002), adalah tindakan penilaian yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai
nilai yang ada dalam organisasi. Sedangkan Zamkhani (1990) mendefinisikan penilaian
kinerja sebagai berikut, penilaian kinerja merupakan salah satu komponen dasar dari
manajemen kinerja. Ukuran kinerja didesain untuk menilai seberapa baik aktivitas dan dapat
mengidentifikasi apakah telah dilakukan perbaikan yang berkesinambungan (Hansen &
Mowen, 1995: 375).
Tujuan pokok dari penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam usaha
untuk mencapai sasaran organisasi dan mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan agar
membuahkan tindakan dan hasil seperti yang diinginkan (Mulyadi, 2001:416). Standar
perilaku tersebut bisa berupa kebijakan manajemen ataupun rencana formal yang nantinya
dituangkan dalam anggaran yang ditetapkan oleh perusahaan. Penilaian kinerja tersebut

dilakukan untuk menilai perilaku yang tidak semestinya dilakukan dan untuk merangsang
timbulnya perilaku yang semestinya dilakukan. Rangsangan timbulnya perilaku yang
semestinya dapat dilakukan dengan memberikan reward atas hasil kinerja yang baik.
Penilaian kinerja dapat dilaksanakan oleh pihak manajemen perusahaan sendiri (intern) atau
pihak luar (ekstern). Sistem pengukuran kinerja mempunyai peranan penting dalam fungsifungsi manajemen organisasi seperti pengendalian mamajemen, manajemen aktivitas, dan
sistem motivasi (Atkinson Antony A, 1995:235). Sistem pengukuran kinerja berperan pula
dalam usaha-usaha pencapaian keselarasan tujuan (goal congruence) dalam konteks
wewenang dan tanggung jawab. Pengembangan lebih lanjut dalam manajemen berbasis
aktivitas, pengukuran kinerja dirancang untuk mengurangi kegiatan yang tidak mempunyai
nilai tambah dan mengoptimalkan kegiatan yang mempunyai nilai tambah. Pengukuran
kinerja merupakan salah satu faktor yang penting untuk menilai keberhasilan perusahaan,
penilaian kinerja juga sebagai dasar untuk menentukan sistem imbalan dalam perusahaan,
misalnya penentuan tingkat gaji karyawan maupun reward yang layak. Seorang manajer juga
bisa menggunakan penilaian kinerja perusahaan sebagai evaluasi kerja dari periode yang lalu
(Hansen & Mowen, 1995:386-387).
Proses pengukuran kinerja dilaksanakan dalam dua tahap utama, yaitu tahap
persiapan dan tahap penilaian (Mulyadi, 2001: 418),
1. Tahap persiapan terdiri dari tiga tahap rinci, yaitu :
a.

Penentuan

daerah

pertanggungjawaban

dan

manajer

yang

bertanggung

jawab,Perbaikan kinerja harus diawali dengan penetapan garis batas tanggung jawab yang
jelas bagi manajer yang akan dinilai kinerjanya. Batas tanggung jawab yang jelas ini dipakai
sebagai dasar untuk menetapkan sasaran atau standar yang harus dicapai oleh manajer yang
akan diukur kinerjanya. Tiga hal yang berkaitan dengan daerah pertanggungjawaban dan
manajer yang bertanggung jawab, yaitu kriteria penetapan tanggung jawab, tipe pusat
pertanggungjawaban, karakteristik pusat pertanggungjawaban.
b. Penetapan kriteria yang dipakai untuk mengukur kinerja Penetapan kriteria kinerja
manajer perlu dipertimbangkan beberapa faktor antara lain :
1. Dapat diukur atau tidaknya kriteria,
2. Rentang waktu sumber daya dan biaya,
3. Bobot yang diperhitungkan atas kriteria,
4. Tipe kriteria yang digunakan dan aspek yang ditimbulkan.

c. Pengukuran kinerja sesungguhnya Langkah berikutnya dalam pengukuran kinerja


adalah melakukan kinerja bagian atas aktivitas sesungguhnya, yang menjadi daerah
wewenang manajer tersebut. Pengukuran kinerja tampak obyektif dan merupakan kegiatan
yang rutin, namun seringkali memicu timbulnya perilaku yang tidak semestinya ataupun
menyimpang yaitu perataan (smoothing), pencondongan (biasing), permainan (gaming),
penonjolan dan pelanggaran aturan (focusing and illegal act).
2. Tahap Penilaian terdiri dari tiga tahap rinci (Mulyadi,2001:424)
a. Pembandingan kinerja sesungguhnya dengan sasaran yang telah ditetapkan
sebelumnya, penilaian kinerja tersebut dijelaskan, hasil pengukuran kinerja secara periodik
kemudian dibandingkan dengan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
b. Penentuan penyebab timbulnya penyimpangan kinerja sesungguhnya dari yang
ditetapkan dalam standar, Penyimpangan kinerja sesungguhnya dari sasaran yang telah
ditetapkan perlu dianalisis untuk menentukan penyebab terjadinya penyimpangan, sehingga
dapat direncanakan tindakan untuk mengatasinya.
c. Penegakan perilaku yang diinginkan dan tindakan yang digunakan untuk mencegah
perilaku yang tidak dinginkan Tahap terakhir dalam pengukuran kinerja adalah tindakan
koreksi untuk menegakkan perilaku yang dinginkan dan mencegah terulangnya
tindakan/perilaku yang tidak diinginkan. Penilaian kinerja ditujukan untuk menegakkan
perilaku tertentu dalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan.
Sayangnya, cita-cita yang mulia tersebut belum termanifestasi dalam tataran praktis.
Beberapa penyimpangan, disadari atau tidak disadari, justru sering dilakukan oleh para
pengurus dan pengelola yang semestinya membangun dan mengembangkan koperasi.
Berbagai kebijakan dan prosedur formal didesaian dengan sangat birokratik sehingga justru
mengurangi kinerja. Sebagai akibatnya, masyarakat yang menjadi anggota koperasi menjadi
apatis dan menilai keberadaan koperasi tidak menolong kesulitan mereka.

SEKILAS PLASMA / KEMITRAAN PERKEBUNAN SAWIT


1. Tanah /lahan untuk kebun plasma adalah tanah/lahan yang berasal dari tanah warga, bukan
tanah/lahan dari konsesi Perkebunan Inti yang disisihkan sejumlah tertentu untuk menjadi
lahan plasma/kemitraan. Perusahaan tidak akan mau mengurangi areal konsesinya untuk
dijadikan kebun plasma.
2. Setelah memastikan bahwa lahan/tanah masyarakat diserahkan untuk kebun
plasma/kemitraan, perkebunan inti juga selalu menekankan agar lahan tidak ada
permasalahan apapun, bila ada masalah sata itu atau kemudian hari, maka menjadi
tanggungjwab warga atau koperasi warga. Perkebunan inti maunya enak sendiri, lepas tangan
dalam hal penyelesaian masalah sengketa diareal plasma.
3. Ketika lahan/tanah telah diserahkan kepada perkebunan inti, untuk dikelola, maka lahan
tersebut kemudian tidak dapat dialihkan kepada pihak lain tanpa persetujuan inti. Meskipun
kredit plasma telah lunas.
4. Perkebunan inti menyuruh plasma/kelompok mengurus ijin dan lain-lainnya dengan
menyediakan dana talangan yang kemudian dianggap utang plasma. Dana talangan ini akan
dimasukan sebagai utang plasma, meskipun alokasi penggunaannya tidak terlalu jelas,
bahkan bias saja digunakan juga untuk praktik sogok, suap dan intertainment kepada pejabat
yang berhubungan dengan izin.
5. Perkebunan inti mewajibkan plasma menjual hasil panen [Tandan Buah Segar] kepada
kebun inti bahkan sampai setelah selesainya kredit plasma, yaitu sampai satu siklus tanam +/25 tahun.
6. Praktik seacara tidak transfaran mengenai harga dan tonase TBS yang diserahkan kepada
pabrik dari perkebunan inti, kemudian dikatakan sebagai harga patokan pemerintah atau
harga pasar.
7. Ikut campur menyeleksi anggota kelompok, bahkan tidak jarang management inti
memasukan orang-orang yang menjadi koleganya, atau karyawannya atau bahkan top
manajemen dari perkebunan inti sebagai peserta plasma, untuk mengamankan usahanya dan
menguasai koperasi, baik itu pejabat ataupun lainnya.
8. Tidak transfaran dalam pengajuan dan pembayaran kredit ke bank. Kelompok plasma
hanya disodorkan hasil akhir yang tidak pernah dilaporkan secara terbuka. Selain itu ada
biaya-biaya yang seharusnya sudah ter-cover dari kredit yang diajukan ke bank masih
dianggap sebagai biaya yang dikeluarkan oleh inti, sehingga inti memotong hasil panen lagi
[selain biaya untuk pelunasan kredit], yaitu biaya operasional, biaya investasi, biaya sarana
dan prasarana dan juga biaya siluman berupa management fee.

9. Setelah dipaksa menjual TBS kepada Pabrik kelapa sawit milik perkebunan inti, plasma
masih harus juga menyetor / dipotong biaya sebesar 5% sebagai management fee dari hasil
panen TBS.
10. berdalihPerkebunan inti memberikan bantuan untuk institusional building koperasi atau
kelompok warga, tetapi dimasukan sebagai utang, yang mana jumlahnya juga tidak diketahui
oleh koperasi/kelompok, sampai saatnya hutang koperasi/kelompok membengkak.
11. Sarana dan prasarana dalam dan dibangun untuk plasma [misalnya gudang, pondok
karyawan plasma, saprodi dan lain-lain] dikuasi sepenuhnya oleh perusahaan inti, sementara
biaya pembangunan sarana prasarana itu sebenarnya telah dibebankan / diambil dari biaya
plasma dari hasil kredit bank dan bukan milik perkebunan inti.
12. Sertifikasi lahan plasma, termasuk skema pelunasaan dan kredit dengan agunan sertifikat
plasma tidak dijelaskan dan seolah telah diserahkan sepenuhnya kepada inti, jika inti
melakukan praktik ngemplang utang kepada bank, maka sertifikat plasma akan disandera
bank seumur hidup dan anggota plasma akan gigit jari selamanya.
13. Perusahaan inti juga meminta secara memaksa dalam perjanjian untuk melakukan
pemotongan didepan terhadap dana yang dikucurkan kredit dari bank sebesar 5 % dengan
alasan biaya yang tidak jelas, yaitu biaya yang disebut inti sebagai overhead.
14. Inti selalu berusaha membodohi dan menjerat plasma dengan pasal perjanjian harus jual
ke inti selama satu siklus tanam, padahal seharusnya ketika plasma telah melunasi kreditnya,
maka keduanya akan menjadi para pihak yang bebas dan perjanjian harus ditinjau ulang.
15. Besarnya kredit tidak diketahui oleh pihak koperasi/kelompok plasma dan dan cicilan
kredit tidak juga diketahui oleh koperasi plasma dimana pihak inti [sebagai avails] tidak
melaporkan secara transparan berkala kepada koperasi plasma dan tidak ada ruang untuk
koperasi melakukan audit.
16. Perjanjian yang dibuat inti diajukan untuk mengikat selama 1 siklus tanam bahkan sampai
batas waktu yang tidak terbatas, hrsnya hanya sampai ketika kredit lunas, maka perjanjian
harus diperbaharui, dan bila tidak terjadi kesepakatan baru nantinya, masing-masing pihak
sudah bebas dan mandiri serta perikatan awal dinyatakan selesai.

ABSTRAK
Karya Tulis ini dibuat agar kita mengetahui tentang arti Koperasi secara luas dan formal.
Segala sesuatu dibentuk atau didirikan tentu mempunyai tujuan,sejarah,perkembangannya
maka dari itu di Karya Tulis ini kita bisa mengetahuinya, serta mengetahui tentang macam
macam dari Koperasi yang ada di Indonesia .

Latar Belakang
Pada saat ini masih banyak orang yang kurang memahami betapa pentingnya peran koperasi
sebagai salah satu sektor usaha perekonomian Indonesia. Mungkin masih banyak orang yang
menganggap koperasi hanyalah lembaga keuangan biasa. Namun dari kenyataannya koperasi
merupakan salah satu dari tiga sektor usaha formal dalam perekonomian Indonesia. Dalam
kegiatannya, selain menekankan pada kepentingan sosial dan ekonomi, kegiatan ekonomi
juga menekankan pada kepentingan moral. Contoh koperasi misalnya Koperasi Sekolah dan
Koperasi Nelayan. Koperasi disebut sebagai saka guru perekonomian Indonesia.

Rumusan Masalah
1.Apa Yang Dimaksud Koperasi?
2.Bagaimana Sejarah Koperasi di Indonesia?
3.Bagaimana Peranan Koperasi dalam Kehidupan Ekonomi?
4.Apa Landasan/Asas, Tujuan, Fungsi/Peran, dan Prinsip Koperasi?
5.Bagaimana Pembentukan Koperasi?
6.Apa Perangkat Organisasi, Modal, Lapangan Usaha, dan Sisa Hasil Usaha
Koperasi?
7. Bagaimana Pembubaran Koperasi, Lembaga Gerakan Koperasi, dan Pembinaan
Koperasi

Tujuan dan Manfaat Pembahasan

Semua yang dilakukan pastilah memiliki suatu tujuan. Sama halnya dengan karya
ilmiah yang kami susun ini. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan memaparkan pentingnya.

koperasi. Kemudian mencoba untuk menjelaskan seluk-beluk koperasi sehingga pembaca


dapat mengerti dan memahami lebih jauh tentang koperasi tersebut.

Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam karya tulis ini adalah ,metode kepustakaan yaitu, metode
dengan mengambil data dari bahan pustaka yang relevan dengan bahan penelitian. Selain itu,
metode yang digunakan adalah metode observasi yaitu, metode dengan pengumpulan data
dengan menggunakan indra .
Landasan Teori

1.Apa Yang Dimaksud Koperasi?


Koperasi berasal dari perkataan Co dan operation yang mengandung arti bekerjasama untuk
mencapai tujuan. Jadi, secara etimologis koperasi berarti usaha bersama untuk mencapai
tujuan. Usaha yang dimaksud yaitu usaha bersama di bidang ekonomi. Selanjutnya, yang
dimaksud mencapai suatu tujuan yaitu untuk mencapai atau meningkatkan kesejahteraan
anggotanya.Pengertian koperasi menurut Undang-Undang Koperasi Tahun 1992 No 25
tentang Pengkoperasian adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan
hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Dari pengertian
koperasi tersebut jelaslah bahwa koperasi merupakan perkumpulan orang-orang yang
mengakui adanya kebutuhan tertentu yang sama di kalangan mereka. Kebutuhan yang sama
ini secara bersama-sama diusahakan pemenuhannya melalui usaha bersama dalam koperasi.
Orang-orang atau badan hukum koperasi tersebut bergabung dengan sukarela, atas kesadaran
akan adanya kebutuhan bersama, sehingga dalam koperasi tidak ada unsur paksaan, ancaman
atau campur tangan dari pihak lain.Jadi, koperasi Indonesia mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut.a.Koperasi Indonesia merupakan kumpulan orang dan bukan kumpulan
modal.b.Koperasi Indonesia bekerjasama, bergotong-royong berdasarkan persamaan derajat,

hak, dam kewajiban.c.Segala kegiatan Koperasi Indonesia dilaksanakan atas kesadaran para
anggota, tidak boleh dilakukan dengan paksaan, ancaman, dan campur tangan dari pihakpihak lain yang tidak berhubungan atau tidak ada sangkut pautnya dengan soal-soal intern
koperasi.
2.Bagaimana Sejarah Koperasi di Indonesia?
Pada tahun 1896, ada seorang patih (wakil raja) di Purwokerto, Jawa Tengah, yang
memelopori berdirinya koperasi di Indonesia. Beliau adalah Raden Aria Wiriaatmadja.
Koperasi yang didirikannya waktu itu untuk menolong para pegawai rendahan yang
kehidupan ekonominya sangat memprihatinkan. Koperasi tersebut bernama Hulp En
Spaarbank. Artinya, bank pertolongan dan simpanan.Belanda, sebagai penjajah pada waktu
itu, mengambil alih Hulp En Spaarbank, dan menjadikannya sebuah bank dengan nama bank
rakyat. Pengambil alihan atas karya putra Indonesia tersebut
tidak menyurutkan semangat putra-putri bangsa Indonesia lainnya untuk mendirikan
koperasi. Budi Utomo pada tahun 1927 di Surabaya berhasil mengubah bank desa menjadi
koperasi dan mendirikan rukun tani di beberapa tempat di Jawa Timur. Nah, dari
pengembangan koperasi yang dilakukan oleh badan-badan pergerakan nasional waktu itu,
maka pada tahun 1939 telah berdiri 1712 koperasi.Ketika Jepang datang ke Indonesia tahun
1942 dan mengambil alih penjajahan dari Belanda, didirikanlah oleh pemerintah Jepang
semacam koperasi yang disebut kumiai.
Pendirian kumiai ini hanyalah alat untuk memeras rakyat Indonesia. Karena hal inilah, maka
kepercayaan rakyat terhadap koperasi ala Jepang makin berkurang. Pada saat awal Indonesia
merdeka, pengurus kumiai mengubahnya menjadi koperasi. Selanjutnya pada tanggal 12 juni
1947, di Tasikmalaya, Jawa Barat diselenggarakan kongres koperasi yang pertama. Kongres
tersebut menghasilkan beberapa keputusan, diantaranya : a.membentuk organisasi yang diberi
nama Sentral Organisasi Koperasi Republik Indonesia (SOKRI).
METODOLOGI PENULISAN

a.

Waktu dan tempat penulisan

Bekasi, mei 2010

b. Metode penulisan

Metode yang digunakan dalam karya tulis ini adalah metode kepustakaan yaitu, metode
dengan mengambil data dari bahan pustaka yang relevan dengan bahan penelitian. Selain itu
metode yang digunakan adalah metode observasi yaitu, metode dengan pengumpulan data
dengan menggunakan indra .
c. Langkah-langkah penulisan
Cover,Lembar Pengesahan,Kata Pengantar,Abstraks,Daftar Isi,BAB I Pendahuluan, BAB II
Landasan teori dan kerangka berfikir, Metodologi Penulisan,BAB IV Pembahasan,BAB V
Penutup .

PEMBAHASAN

3.Bagaimana Peranan Koperasi Dalam Kehidupan Ekonomi?


Koperasi merupakan saka guru perekonomian nasional, sehingga dalam kehidupan ekonomi
bangsa Indonesia koperasi sangat penting. Peranan koperasi seperti yang terdapat dalam
Undang-Undang No 25 Tahun 1992 Tentang Pengkoperasian sebagai berikut.a.koperasi
sebagai gerakan untuk membangun dan mengembangkan kemampuan ekonomi anggota
koperasi dan masyarakat pada umumnya. Dengan berkoperasi, kesejahteraan ekonomi dan
sosial anggota koperasi dan masyarakat akan meningkat.
Koperasi berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
masyarakat.c.Koperasi memperkukuh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perekonomian nasional. d.Koperasi mewujudkan dan mengembangkan
perekonomian nasional berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

4.Apa Landasan/Asas, Tujuan, Fungsi/Peran, dan Prinsip Koperasi?


a. Tujuan dan Asas Koperasi
1). Landasan
Seperti halnya rumah, untuk mendirikan koperasi yang kukuh diperlukan landasan
tertentu. Landasan ini merupakan suatu dasar tempat berpijak yang memungkinkan
koperasi untuk tumbuh dan berdiri kukuh serta berkembang dalam pelaksanaan
usaha-usahanya untuk mencapai tujuan dan cita-citanya. Adapun landasan koperasi
Indonesia sebagai berikut.a). PancasilaPancasila disebut landasan idiil koperasi.
Disebut landasan idiil, karena Pancasila digunakan sebagai dasar atau landasan usaha
untuk mencapai cita-cita koperasi. Koperasi sebagai kumpulan orang seorang atau
badan hukum yang bertujuan untku meningkatkan kesejahteraan anggota. Gerakan

koperasi sebagai organisasi ekonomi rakyat yang hak hidupnya dijamin oleh UUD
1945 akan bertujuan untuk mencapai masyarakat adil dan makmur. Jadi, tujuannya.

(1)Koperasi Konsumsi
Koperasi konsumsi adalah koperasi yang mengusahakan kebutuhan sehari-hari, misalnya
barang-barang pangan (seperti beras, gula, garam, dan minyak goreng), barang- barang
sandang (seprti kain batik, tekstil), barang-barang pembantu keperluan sehari-hari (seperti
sabun, minyak tanah, dan lain-lain). Tujuan koperasi konsumsi adalah agar anggotaangggotanya dapat membeli barang-barang konsumsi dengan kualitas yang baik dan harga
yang layak.
(2) Koperasi Produksi
Koperasi produksi adalah koperasi yang bergerak dalam bidang kegiatan ekonomi pembuatan
dan penjualan barang-barang, baik yang dilakukan oleh koperasi organisasi maupun orangorang yang mampu menghasilkan suatu barang dan jasa-jasa. Dengan demikian, dapat
meningkatakan taraf kesejahteraan anggota. Orang-orang tersebut adalah kaum buruh dan
kaum pengusaha. Misalnya Peternak Sapi Perah, Koperasi Kerajinan Banbu dan Rotan, serta
Koperasi Pertanian.
(2)Koperasi Kredit atau Simpan Pinjam
Koperasi kredit didirikan guna menolong anggota denagn meminjamkan uang secara kredit
dengan bunga ringan. Uang itu dimaksud untuk tujuan produksi. Oleh karena itu, disebut
koperasi kredit.Untuk memberikan pinjaman, koperasi memerlukan modal. Modal utama
koperasi kredit berasal dari simpanan anggota sendiri. Uang simpanan yang dikumpulkan
bersama-sama itu dipinjamkan kepada anggota yang memerlukan. Oleh karena itu, koperasi
kredit lebih tepat disebut kperasi simpan pinjam.Tujuan koperasi kredit adalah saling
membantu, memperbaiki keadaan ekonomi, atau kesejahteraan anggota. Adapun cara
koperasi kredit dalam membantu keadaan ekonomi anggota sebagai berikut.
(a)membantu keperluan kredit para anggota, yang sangat membutuhkan denagn syaratsyarat yang ringan.
(b)Mendidik kepada para anggota, supaya giat menympan secara teratur, sehingga
membentuk modal sendiri.
(c)Mendidik anggota hidup berhemat, dengan menyisihkan sebagian dari pendapatan
mereka.

(d)Menambah pengetahuan tentang perkoperasian.


(4) Koperasi Jasa

Koperasi jasa adalah koperasi yang berusaha di bidang penyediaan jasa tertentu bagi para
anggota maupun masyarakat umum. Misalnya Koperasi Angkutan, Koperasi Asuransi,
Koperasi Perumnas, dan Koperasi Jasa Telekomunikasi
Koperasi jasa didirikan untuk memberikan pelayanan atau jasa kepada para anggotanya.
Koperasi jasa ada beberapa macam sebagai berikut.(a)Koperasi angkutan.(b)Koperasi
perumahan.(c)Koperasi
perlistrikan.(d)Koperasi
asuransi.(5)
Koperasi
Serba UsahaKoperasi serba usaha adalah kperasi yang menyediakan berbagai macam segi
ekonomi, seperti bidang produksi, konsumsi, perkreditan, dan jasa. Pemerintah menganjurkan
pembentukan Koperasi Unit Desa (KUD) yang berupa koperasi serba usaha. Satu unit desa
membentuk satu KUD. Apabila keadaan memungkinkan, dapat dibentuk lebih dari satu KUD.
Anggota KUD adalah orang-orang yang bertempat tinggal dan atau menjalankan usahanya di
wilayah unit desa itu. Karena kebutuhan masyarakat desa beraneka ragam, KUD mempunyai
berbagai fungsi. antara lain:(a)perkreditan. (b)Penyediaan dan penyaluran sarana produksi
pertanian dan keprluan hidup sehari-hari. (c)Pengolahan dan pemasaran hasil pertanian.
(d)Melakukan kegiatan-kegiatan ekonomi lain
Dengan demikian, KUD merupakan perpaduan dari kegiatan koperasi produksi, kperasi
konsumsi, koperasi simpan pinjam, dan koperasi jasa.b) Koperasi menurut
tingkatannyaMenurut tingkatannya, koperasi dibedakan menjadi empat macam sebagai
berikut.
(1)Koperasi PrimerKoperasi primer adalah koperasi yang anggotanya 20 orang atau
lebih. Misalnya Koperasi Primer Kepolisian.
(2)Koperasi PusatKoperasi pusat adalah koperasi yang anggotanya 5 buah koperasi primer
dan wilayah kerjanya satu kabupaten dan satu kota. Misalnya Pusat Koperasi Kepolisian
(Puskopol).

(3)Koperasi GabunganKoperasi gabungan adalah koperasi yang anggotanya paling sedikit 3


buah koperasi pusat dan wilayah kerjanya satu provinsi. Misalnya Gabungan Koperasi
Kepolisian (Gabkopol).
(4)Koperasi IndukKopeasi induk adalah koperasi yang anggotanya paling sedikit 3 buah
koperasi gabungan dan wilayah kerjanya seluruh Indonesia. Misalnya Induk Koperasi
Kepolisian (Inkopol).
c) Koperasi menurut lapangan usahanya Koperasi menurut lapangan usahanya dapat
dibedakan sebagai berikut

(1)Koperasi PertanianKoperasi pertanian adalah koperasi yang begerak di bidang


pertanian. Misalnya, koperasi bawang, koperasi tebu, dan koperasi tembakau.
(2)Koperasi PeternakanKopeasi petenakan adalah koperasi yang begerak di bidang
peternakan. Misalnya, koperasi ayam potong, koperasi burung puyuh, dll.
(3)Koperasi PengangkutanKoperasi pengangkutan adalah koperasi yang bergerak di bidang
pengangkutan baik angkutan barang maupun angkutan umum. Misalnya koperasi sopir taksi
(kosti).

KESIMPULAN:
Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Dan
bangun perusahaan yang sesuai dengan itu ialah koperasi. Karena dorongan cita cita
rakyat itu, undang undang tentang perkoperasian No. 25 Tahun 1992 menyatakan bahwa
koperasi selain badan usaha juga adalah gerakan ekonomi rakyat.
SARAN

Sebaiknya Koperasi di Indonesia jangan sampai punah,karena banyak


sekali manfaat yang bisa kita ambil untuk digunakan . Semoga dengan Koperasi
masyarakat bisa lebih sejahtera karena itu salah satu tujuan dari Koperasi

Oleh :Plasma Division


Pola Kemitraan Pola kemitraan adalah suatu bentuk kerja sama pembangunan dan
pengembangan perkebunan dengan menggunakan perkebunan besar sebagai inti yang
membimbing perkebunan rakyat disekitarnya sebagai plasma melalui lembaga koperasi
dalam suatu sistem kerjasama yang saling menguntungkan, saling mengisi, utuh dan
berkesinambungan.
1. 2.Pola HIBAH 3.Pola BAGI HASIL Pola KREDIT
1. SISTEM PIR 2. SISTEM KKPA 3. SISTEM REVITALISASI PERKEBUNAN 4.
SISTEM HUBUNGAN ABADI
LANDASAN HUKUM PROGRAM REVITALISASI PERKEBUNAN :Peraturan
Menteri Pertanian No.33/Permentan/OT.140/7/2006 tentangPengembangan Perkebunan
Melalui Program Revitalisasi PerkebunanPeraturan Menteri Keuangan no.117/PMK.06/2006
tentang KreditPengembangan Energi Nabati dan Revitalisasi PerkebunanKeputusan Menteri
Pertanian No.490/Kpts/OT. 160/8/2006 tentangPembentukan Tim Koordinasi Pelaksanaan
Program Revitalisasi PerkebunanKeputusan Direktur Jenderal Perkebunan
No.135/Kpts/RC.110/10/10 tentangSatuan Biaya Pembangunan Kebun Peserta Program
Revitalisasi PerkebunanTahun 2010/2011Perjanjian Kerjasama Pendanaan antara Menteri
Keuangan/DirjenPerbendaharaan dengan lima(5) Bank Pelaksana (P.T. Bank Rakyat
Indonesia,P.T. Bank Mandiri,P.T. BUKOPIN, P.T. Bank Pembangunan Daerah SumateraUtara
dan Pembangunan Daerah Sumatera Barat/Bank Nagari pada tanggal 20Desember 2006.
KEMITRAAN USAHA PERKEBUNAN BERBENTUK : Kerjasama penyediaan
sarana produksi Pengolahan dan pemasaran Produksi Transportasi
1 . Para pihak menandatangani naskah perjanjian kerja sama kemitraan yang telah
disepakati.2. Para pihak paham dan mengerti tentang isi serta maksud naskah yang
ditandatangani.
KETENTUAN UMUMProgram Revitalisasi Perkebunan adalah upaya
percepatanpembangunan perkebunan rakyat melalui perluasan,peremajaandan rehabilitasi
tanaman perkebunan yang didukung kreditinvestasi perbankan dan subsidi bunga oleh
pemerintah denganatau tanpa melibatkan perusahaan dibidang usaha perkebunansebagai
mitra dalam pembangunan kebun,pengolahan danpemasaran hasil.
1. Pekebun/Petani : Penduduk setempat Tergabung dalam wadah koperasi Memiliki
lahan usaha sehamparan dengan anggota lainnya untuk dimitrakan2. Perkebunan Besar
Swasta (PBS) : Memiliki ijin usaha perkebunan Memiliki ijin lokasi Bersedia
melakukan kerjasama kemitraan dengan pekebun Mematuhi ketentuan pemerintah dan
peraturan lainnya yang berlaku3. Koperasi Primer Merupakan koperasi primer dan bukan
koperasi karyawan. Sudah berbadan hukum lengkap dengan akte pendiriannya serta
perubahannya.
Luas adalah 2 Ha/KK dan paling luas4. Lahan Plasma Lahan Lahan tidak
bermasalah atau okupasi oleh pihak lain4 Ha/KK Lahan berasal dari tanahsudah memiliki
perijinan-perijinan yang sah petani, tanah ulayat/adat, tanahnegara termasuk hutan konversi
serta tanah lainnya yangdimungkinkan untuk pengembangan perkebunan sesuai Lahan
merupakan tanah milik petanidenganperaturan perundangan-undangan dan atau yang akan
menjadimilik petani
Mitra Usaha Berkewajiban :a. Memiliki perkebunan dan atau fasilitas pengolahan yang
dapat menampung hasil perkebunanb. Melaksanakan pengembangan perkebunan petani
peserta, sesuai dengan petunjuk operasional dan standart teknis yang ditetapkan oleh
Departemen Pertanian Cq Direktur Jenderal Perkebunanc. Bertindak sebagai avalis untuk
pembiayaan pengembangan perkebunand. Mengikut sertakan pekebun secara aktif dalam
proses pengembangan perkebunan.

e. Membina secara teknis dan management para pekebun agarmampu mengusahakan


kebunnya baik masa pengembanganmaupun selama tanaman menghasilkan serta
memfasilitasiperemajaan tanaman.f. Membeli hasil kebun dengan harga sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan atau kesepakatan bersama antara mitra usaha dan pekebung.
Menyelenggarakan proses pelaksanaan dan pengembalian kredit pekebun.
Biaya Pengembangan Perkebunan :Kredit program revitalisasi perkebunandiberikan dan
dikelola perusahaanmitra dan atau koperasi perkebunansetelah disetujui oleh Bank.
Kredit Pengembangan Energi Nabati dan Revitalisasi Perkebunan KPEN-RP adalah
Kredit yang diberikan dalam rangkaDefinisi mendukung program pengembangan tanaman
bahan baku bahan bakar nabati dan Program Revitalisasi PertanianUsaha yang Perluasan,
rehabilitasi, dan peremajaan tanaman kelapa sawit, karetDibiayai dan kakao.Jangka Waktu
2010, diusulkan diperpanjang s/d 2014.ProyekSumber Dana Bank Pelaksana 100%Plafon
Kredit Ditetapkan oleh Direktur Jenderal PerkebunanSuku Bunga Kredit maksimal sebesar
suku bunga penjaminan Bank (LPS) + 5% 1. kelapa sawit dan kakao: 7% p.a.,Suku Bunga 2.
karet 6% p.a.Petani/Peternak (ditinjau setiap 6 bln, atas dasar kesepakatan Pemerintah dan
Bank Pelaksana)
1. Kelapa sawit dan kakao 13 tahun,Jangka 2. Karet 15 tahunWaktu Kredit 1.
Bupati/Walikota cq Kepala Dinas Perkebunan : menunjuk calon petani peserta, mengusulkan
calon mitra usaha melalui GubernurPeran 2. Dirjen Perkebunan : penunjukan mitra
usahaPemerintah 3. Kementerian Keuangan: penyediaan dana APBN untuk subsidi bunga ,
menunjuk Bank PelaksanaTarget Komitmen pendanaan oleh Bank : Rp 38,60 triliunRealisasi
Sumut, Sumbar, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumsel,Babel, Lampung, Jabar, Kalbar,Daerah
Kalteng,Kalsel,Kaltim,Sulut, Sulteng, Sulbar,Sulsel, Sultra, Maluku, Papua,PapuaRealisasi
Barat BRI, BNI, Bank Mandiri, Bank Bukopin, Bank Agroniaga, BII, Bank CIMB Niaga,
BankBank Artha Graha, Bank Mega, BPD Sumut, BPD Sumbar, BPD Sumsel, BPD Aceh,
BPDPelaksana Kaltim, BPD Papua, BPD Riau
1. Permasalahan yang terkait dengan lahan, antara lain mengenai Rencana Tata Ruang
dan Wilayah, kenaikan biaya sertifikasi lahan, lambatnya proses sertifikasi lahan, lahan sudah
tumpang tindih dengan lahan masyarakat, lahan areal proyek dikuasai pihak lain. 2. Bank
Pelaksana belum dapat menyalurkan KPEN-RP yang belum memenuhi kelengkapan
administrasi : penetapan peserta oleh Bupati; Rekomendasi calon perusahaan mitra dari
Bupati dan Gubernur; Perjanjian Kerjasama petani, koperasi, perusahaan Mitra;
Perijinan,legalitas perusahaan, ijin lokasi lahan dan feasibility study.Permasalahan 3.
Lambatnya proses penetapan daftar nominatif petani 4. Kurangnya koordinasi dinas terkait
dengan Bank Pelaksana 5. Masih kurangnya tenaga pendamping untuk membina petani
plasma dan koperasinya. 6. Masih adanya sebagian masyarakat yang belum paham pola dan
fungsi plasma sehingga mereka menolak kehadiran program plasma
Satuan Biaya Revitalisasi per HaPerluasan Tanaman Karet Tahun 2011Untuk Wilayah
Provinsi Aceh adalah : Rp. 43.346.000,- (SK.DIRJENBUN no.135/Kpts/RC.110/10/11).
Tahun ke- Jenis Pekerjaan TotalP.O. Pembukaan Lahan, penanaman, sertifikasi dan Rp.
22.887.000,- manajemen fee 5%.P.1. Pemeliharaan Tahun Pertama Rp. 4.332.000,-P.2.
Pemeliharaan Tahun ke Dua Rp. 3.514.000,-P.3. Pemeliharaan Tahun ke Tiga Rp. 3.852.000,P.4. Pemeliharaan Tahun ke Empat Rp. 3.599.000.-P.5. Pemeliharaan Tahun ke Lima Rp.
5.162.000,- TOTAL INVESTASI Rp. 43.346.000, Description TotalBiaya Tanaman Rp. 39.678.000,-Management Fee 5% + Sertifikasi Rp.
3.667.300,-Bunga selama masa pembangunan = 6 % XRp.43.346.000 X 6 th (grace periode)
Rp. 15.604.560,-Bunga selama masa cicilan :Rp.43.346.000 X 11.98% x 9 th Rp.
46.735.657,-Total Pinjaman Rp. 105.685.517,-Besarnya cicilan/bulan selama 15 tahun Rp.
587.142,-Produksi selama setahun/ha 1500 Kg Karet Kering (KK)Harga rata-rata KK/kg Rp.

20.000,-Pendapatan kotor/ha/bulan Rp. 2.500.000,-Pendapatan bersih/ha/bulan Rp.


1.912.858- WASSALAM, TERIMA KASIH DAN SUKSES.!

Anda mungkin juga menyukai