TINJAUAN PUSTAKA
2. Makanan
Makanan yang tinggi kalori, lemak, kolesterol, gula, dan garam adalah
faktor risiko koronaris. Dianjurkan agar menghindari lemak jenuh,
seperti lemak dari kelapa dan hewan. Lemak jenuh ganda dari jagung,
biji kapas, kedelai, bunga matahari dapat dipakai sebagai pengganti
lemak jenuh.
3. Hipertensi
Hipertensi dapat mempercepat proses atheroclerosis apabila disertai
dengan hiperlipidemia.
4. Obesitas
Obesitas dikaitkan dengan penyakit jantung koroner karena individu
yang obesitas cenderung mengalami diabetes melitus, hipertensi dan
hiperlipidemia.
5. Rokok
Kematian karena penyakit jantung koroner 6 kali lebih tinggi pada
individu perokok daripada yang tidak merokok. Nikotin dan karbon
monoksida dari rokok mempunyai efek yang jelek pada pembuluhpembuluh darah.
3. Patofisiologi
Penyakit jantung koroner terjadi apabila pembuluh darah yang
mengandung lipoprotein, kolesterol, sisa sisa jaringan dan terbentuknya
kalsium pada pembuluh darah. Hal ini akan terjadi kekurangan supply
oksigen dan nutrisi sehingga menimbulkan infark myocard. Kolesterol
dibawa oleh beberapa lipoprotein antara lain VLDL (Very Low Density
Lipoprotein) sebagai pengangkut dan salah satu penumpangnya yaitu
trigliserida, LDL (Low Density Lipoprotein) dan HDL (High Density
Lipoprotein) membawa hampir semua kolesterol. HDL akan menurunkan
resiko penyakit jantung. Kadar kolesterol total dan kadar kolesterol LDL
(Low Density Lipoprotein) akan mempengaruhi resiko penyakit jantung
koroner (Maulana, 2008)
4. Gejala
Penyakit jantung koroner terbentuk secara perlahan-lahan dan dalam
waktu yang lama, kebanyakan orang tidak tahu bahwa mereka sudah
memiliki penyakit yang parah ini. Biasanya gejala yang paling awal adalah
nyeri dada atau angina serta sesak napas. Tidak semua nyeri dada
disebabkan oleh penyakit jantung koroner. Angina atau nyeri dada karena
penyakit jantung koroner timbul setelah melakukan aktifitas dan hilang
ketika beristirahat. Rasa nyeri timbul karena otot jantung tidak mendapat
oksigen cukup. Angina biasanya berlangsung selama 2-3 menit dan tidak
lebih dari 10 menit. Tiga cara mengenali nyeri dada karena penyakit
jantung koroner adalah:
a. Rasa nyeri yang tidak bertambah parah saat menarik napas
b. Biasanya terasa di tengah dada, bisa menyebar kesisi kiri, kedua
lengan, atau ke leher dan rahang
c. Dada terasa seperti sesak, terbakar, tertusuk-tusuk, atau tertekan
d. Gejala lain: Nafas pendek, Berkeringat dingin, Terasa kelemahan yang
menyeluruh atau kelelahan (Soeharto, 2004)
5. Penyakit yang Berhubungan dengan Jantung Koroner
Soeharto (2004) menyatakan bahwa penyakit yang berhubungan dengan
jantung koroner adalah :
a. Diabetes Mellitus
Penyakit ini disebabkan karena kekurangan hormon insulin yang
berfungsi mengontrol penyebaran gula (glukosa) ke sel-sel di seluruh
10
tubuh melalui aliran darah. Kadar gula dalam darah meningkat karena
kurangya insulin yang bertindak sebagai kunci pembuka masuknya
gula ke dalam sel-sel tubuh yang membutuhkan. Kelebihan kadar gula
dalam darah ini dapat meningkatkan resiko gangguan di dalam
peredaran darah termasuk serangan jantung. Selain itu, diabetes juga
meningkatkan kadar lemak dalam darah termasuk kolesterol tinggi
yang menjadi faktor resiko terjadinya serangan jantung.
b. Hipertensi
Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko PJK. Jika dibiarkan
tanpa perawatan yang tepat maka dapat menimbulkan komplikasi yang
berbahaya. Keadaan hipertensi sering ditemukan terjadi bersamaan
dengan dislipidemia. Tekanan darah yang tinggi secara terus menerus
menambah beban pembuluh arteri secara perlahan-lahan. Arteri
mengalami proses pengerasan menjadi tebal dan kaku sehingga
mengurangi
elastisitasnya.
Hipertensi
juga
mendorong
proses
11
kasus
terjadi akumulasi
lemak
dan
mengurangi
terjadinya
penyakit
jantung
koroner.
12
B. Lipid
1. Pengertian
Kolesterol atau lipid adalah komponen alamiah dari makanan seperti
daging sapi, babi, kambing, ayam dan ikan, daging, unggas dan telur,
karena kolesterol merupakan bagian normal dari sel binatang. Kolesterol
yang berada dalam zat makanan yang dimakan meningkatkan kadar
kolesterol dalam darah (Soeharto, 2004). Profil lipid adalah zat lemak
utama yang diukur dalam darah, mencakup kadar kolesterol total,
kolesterol high density lippoprotein (HDL), Low Density Lipoprotein
(LDL) dan trigliserida (Morrel, 2007).
Dua pertiga dari seluruh kolesterol yang ada dalam tubuh diproduksi oleh
hati atau lever. Jadi sepertiga dari seluruh kolesterol dalam tubuh diserap
oleh sistem pencernaan dari makanan yang dikonsumsi. Kolesterol
13
menyebar ke seluruh tubuh setelah dibentuk oleh hati. Begitu kolesterol dan
trigliserida (molekul lemak yang berfungsi menyediakan energi bagi tubuh)
dicerna, keduanya terikat ke dalam suatu ikatan yang kemudian akan
terbawa ke berbagai tempat di seluruh jaringan tubuh melalui darah. Di
dalam tubuh, kolesterol digunakan untuk membangun dinding sel dan
produksi hormon (Nilawati, 2008).
2. Sistem pengangkutan kolesterol
Kolesterol tidak dapat bergerak sendiri di dalam tubuh karena tidak larut
dalam air. Oleh karena itu kolesterol diangkut sebagai bagian dari struktur
yang bernama lipoprotein. Ada berbagai jenis lipoprotein tetapi dua jenis
lipoprotein utama yang perlu diperhatikan sebagai berikut :
a. Low density lipoprotein (LDL)
Kolesterol
LDL
mengangkut
kolesterol
dari
hati,
tempatnya
14
C. Terapi Statin
1. Pengertian
Statin (HMG-CoA atau Hidroxymethylglutaryl Coenxyme A Reductase
reduktase inhibitor) adalah kelas obat yang digunakan untuk menurunkan
kolesterol dengan menghambat kadar enzim HMG-CoA reductase, yang
memainkan peran sentral dalam produksi kolesterol di hati. Peningkatan
kadar kolesterol telah dikaitkan dengan penyakit kardiovaskular dan statin
karena itu digunakan dalam pencegahan penyakit ini. Percobaan terkontrol
acak telah menunjukkan bahwa mereka yang paling efektif pada pasien
dengan
penyakit
kardiovaskular
(pencegahan
sekunder),
dengan
15
2. Efektivitas
Tidak ada perbandingan skala besar ada yang meneliti efektivitas relatif
dari berbagai statin terhadap satu sama lain untuk mencegah hasil
kardiovaskular keras, seperti kematian atau infark miokard. Sebuah
analisis independen telah dilakukan untuk membandingkan atorvastatin,
pravastatin dan simvastatin, berdasarkan efektivitas mereka terhadap
plasebo. Ditemukan bahwa, pada dosis yang biasa diresepkan, tidak ada
statistik signifikan perbedaan antara statin dalam mengurangi morbiditas
dan mortalitas kardiovaskular. Perbandingan kurva yang membandingkan
kemanjuran dosis berbeda dari atorvastatin, simvastatin, pravastatin,
rosuvastatin, dan fluvastatin untuk mengurangi kolesterol LDL dan total
pada pasien dengan hiperkolesterolemia, menemukan bahwa atorvastatin
lebih efektif tanpa meningkatkan efek samping.
16
3. Mekanisme Kerja
Enzim HMG-CoA reduktase mengkatalisis jalur kunci dalam jalur
biosintesis kolesterol, konversi dari HMG-CoA menjadi asam mevalonate,
menjadi prekursor awal kolesterol, yang tidak hanya dibutuhan dalam
hepatosit, tetapi juga non-jaringan hati. Ini adalah tingkat-membatasi
enzim dari jalur mevalonate untuk biosintesis kolesterol dan, saat ini,
target penting untuk obat penurun kolesterol (Neal, 2006).
Statin atau enzim penghambat HMG-CoA reductase berfungsi sebagai
katalitis, sehingga menghalangi akses substrat ke bagian aktif. Tindakan
penghambatan statin adalah karena struktur homologi dari HMG-CoA.
Melalui mekanisme ini, sintesis mevalonate dicegah, akhirnya mengarah
pada penurunan kandungan kolesterol dalam hepatosit. Statin menghambat
HMG-CoA reduktase, suatu enzim kunci dari jalur biosintesis kolesterol,
mengarah ke penurunan akhir dalam isi intraselular kolesterol. Untuk
mengkompensasi berkurangnya ini, sel-sel mengaktifkan mekanisme
seperti meningkatkan jumlah reseptor LDL di membran sel. Akibatnya,
kadar kolesterol LDL dalam aliran darah berkurang (Neal, 2006).
Biosintesis kolesterol secara langsung diatur oleh kadar kolesterol. Oleh
karena itu peningkatan kadar kolesterol akibat pola makan akan
menyebabkan penurunan produksi mereka, dan sebaliknya. Hal ini juga
diketahui bahwa mekanisme peraturan penting dari homeostasis kolesterol
intraselular dimediasi oleh protein regulasi yang mengikat sterol elemen,
faktor-faktor transkripsi yang mengatur gen penting yang terlibat dalam
metabolisme kolesterol, seperti encoding HMG-CoA reduktase. Selain itu,
diketahui bahwa gen reseptor LDL pengkodean diatur oleh protein regulasi
yang mengikat sterol elemen. Ketika kolesterol menurunkan tingkat
intraselular, protein regulasi yang mengikat sterol elemen memainkan
peran ganda: HMG-CoA reductase diregulasi dalam rangka untuk
mensintesis molekul kolesterol baru dan ekspresi dari reseptor LDL juga
17
meningkat, yang mengarah ke pembesaran berikutnya dari reseptordimediasi penyerapan LDL dalam rangka untuk memulihkan konsentrasi
intraseluler kolesterol (Neal, 2006).
Ketika sintesis kolesterol diblokir oleh aksi statin pada HMG-CoA
reduktase inhibitor, sel merespons memproduksi lebih HMG-CoA dan
meningkatkan
jumlah
reseptor
LDL
pada
permukaan
hepatosit,
18
D. Kerangka Teori
Faktor yang mempengaruhi
1. Hiperlipoproteinemia
2. Makanan
3. Hipertensi
4. Obesitas
5. Rokok
Penyakit
Terapi Statin
Terapi Statin
19
F. Variabel
Variabel adalah suatu gejala yang bervariasi, sedangkan gejala adalah objek
penelitian, sehingga dapat diartikan variabel adalah suatu objek penelitian
yang bervariasi (Arikunto, 2006). Variabel penelitian ini menggunakan
variabel bebas yaitu terapi statin dan variabel terikat yaitu profil lipid pasien
jantung koroner meliputi high density lippoprotein (HDL), low density
lippoprotein (LDL) dan trigliserida.
G. Hipotesa Penelitian
Hipotesa adalah suatu jawaban atas pertanyaan penelitian yang dirumuskan di
dalam perencanaan penelitian (Notoatmodjo, 2005). Hipotesa penelitian ini
adalah ada perbedaan profil lipid pasien jantung koroner sebelum dan sesudah
terapi statin di Klinik Jantung RSUD Kraton Pekalongan.