Anda di halaman 1dari 10

PANDUAN

HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN & KELUARGA


A. DEFINISI
1. Hak adalah tuntutan seseorang terhadap sesuatu yang merupakan kebutuhan
pribadinya, sesuai dengan keadilan, moralitas dan legalitas.
2. Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilakukan dan tidak boleh bila tidak
dilaksanakan
3. General Consent atau Persetujuan Umum adalah pernyataan kesepakatanyang
diberikan oleh pasien terhadap peraturan rumah sakit yang bersifat umum.
4. Informed Consent : pernyataan setuju (consent) atau ijin dari seseorang (pasien)
yang diberikan secara bebas, rasional, tanpa paksaan (voluntary) terhadap
tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadapnya sesudah mendapatkan
informasi yang cukup tentang tindakan kedokteran yang dimaksud.
5. Pasien adalah penerima jasa pelayanan kesehatan di Rumah Sakit baik dalam
keadaan sehat maupun sakit.
6. Dokter dan Dokter Gigi adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter
gigi spesialis lulusan pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi baik di dalam
maupun di luar negeri yang diakui Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
7. Keluarga adalah suami atau istri, ayah atau ibu kandung, anak-anak kandung,
saudara-saudara kandung atau pengampunya.
Ayah:
Ayah kandung
Termasuk ayah adalah ayah angkat yang ditetapkan berdasarkan penetapan

pengadilan atau berdasarkan hukum adat


Ibu:
Ibu kandung
Termasuk ibu adalah ibu angkat yang ditetapkan berdasarkanpenetapan

pengadilan atau berdasarkan hukum adat.


Suami:
Seorang laki-laki yang dalam ikatan perkawinan dengan seorang perempuan

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku


Istri:
Seorang perempuan yang dalam ikatan perkawinan dengan seorang lakilaki

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku


Apabila yang bersangkutan mempunyai lebih dari 1 (satu) istri perlindungan hak

keluarga dapat diberikan kepada salah satu dari istri


B. RUANG LINGKUP
Hak pasien selalu dihubungkan dengan pemeliharaan kesehatan yang bertujuan
agar pasien mendapatkan upaya kesehatan, sarana kesehatan, dan bantuan dari

1.
a.

b.
c.

d.
e.

f.
g.
h.

i.

j.
2.
a.
b.
c.

d.

e.

tenaga kesehatan yang memenuhi standar pelayanan kesehatan yang optimal


sesuai dengan UU No 44 tahun 2009 tentang Rumah sakit
Prinsip Dalam Pelayanan Kesehatan:
Bahwa upaya kesehatan yang semula dititik beratkan pada upaya
penyembuhanpenderita, secara berangsur-angsur berkembang kearahketerpaduan
upaya kesehatan yang menyeluruh.
Bahwa dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimalbagi seluruh
masyarakat perlu adanya perlindungan hak pasien dan keluarga.
Bahwa
keberhasilan
pembangunan
di
berbagai
bidangdan
kemajuanilmupengetahuan
dan
teknologi
telah
meningkatkan
taraf
kesejahteraanmasyarakat dan kesadaran akan hidup sehat.
Bahwa meningkatnya kebutuhan pelayanan dan pemerataan yang mencakup
tenaga, sarana, prasarana baik jumlah maupun mutu.
Bahwa pelayanan kesehatan amat penting apabila dihadapkan pada pasien yang
sangat membutuhkan pelayanan kesehatan dengan baik dan dapat memuaskan
para pasien.
Perlindungan merupakan hal yang essensial dalam kehidupan karena merupakan
sifat yang melekat pada setiap hak yang dimiliki.
Bahwa seseorang dapat menuntut haknya apabila telah memenuhi kewajibannya,
oleh karena itu kewajiban menjadi hak yang paling utama dilakukan.
Bahwa perlindungan bagi tenaga kesehatan maupun pasien merupakan hal yang
bersifat timbal balik artinya pihka-pihak tersebut dapat terlindungi atas hakhaknya bila melkukan kewajibannya.
Bahwa dalam kondisi tertentu pasien tidak memiliki kemampuan untuk
mendapatkan informasi atau penjelasan mengenai haknya sehinggaakan
disampaiakn melalui keluarga.
Bahwa untuk mengatur pemenuhan perlindungan hak pasien dan keluarga harus
ada pedoman sebagai acuan bagi seluruh personil rumah sakit.
Hak Pasien dan Keluarga
Hak-hak pasien dan keluarga di RSKB Rawamangun yaitu:
Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah
sakit.
Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien, memberikan informasi
yang benar, jelas dan jujur mengenai Hak dan Kewajiban pasien.
Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi, memberi
pelayanan Kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminsi, dan efektif dengan
mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit.
Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional, membuat, melaksanakan, dan menjaga standar mutu
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit sebagai acuan dalam melayani pasien.
Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan.

f. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan
yang berlaku di rumah sakit.
g. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang
mempunyai SIP baik di dalam maupun diluar rumah sakit.
h. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang dideritanya termasuk datadata medisnya.
i. Mendapat informasi mengenai diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan
tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi
dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
j. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh
tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
k. Didampingi keluarga dalam keadaan kritis.
l. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama itu
tidak mengganggu pasien lainnya.
m. Memperoleh keamanan dan keselamatannya dirinya selama dalam perawatan di
rumah sakit.
n. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit terhadap dirinya.
o. Menolak bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan
yang dianutnya.
p. Menggugat dan/ atau menuntut rumah sakit apabila rumah sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata
maupun pidana.
q. Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan
melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

3. Kewajiban Rumah Sakit Dalam Menghormati Hak Pasien Dan Keluarga


a. Memberikan hak istimewa dalam menentukan informasi apa saja yang
berhubungan dengan pelayanan yang boleh disampaikan kepada keluarga atau
pihak lain
b. Pasien diinformasikan tentang kerahasiaan informasi dalam rekam medik pasien.
c. Pembukaan atas kerahasiaan informasi mengenai pasien dalam rekam medik
diperbolehkan dalam UU No 29 tahun 2004, yaitu sebagai berikut:
a) Diminta oleh aparat penegak hukum dalam rangka penegakan hukum misalnya,
visum et repertum
b) Atas permintaan pasien sendiri
c) Untuk kepentingan kesehatan pasien itu sendiri
d) Berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, misalnya; undang
undang wabah, undang undang karantina,dan sebagainya.
d. Pasien diminta persetujuannya untuk membuka informasi yang tidak tercakup
dalam undang-undang dan peraturan.

e. Rumah sakit menghormati kerahasiaan informasi kesehatan pasien dengan


membatasi akses ke ruang penyimpanan rekam medik, tidak meletakan rekam
medis pasien ditempat umum, dan sebagainya.
f. Rumah sakit merespon terhadap permintaan pasien dan keluarganya untuk
pelayanan rohani atau sejenisnya berkenaan dengan agama dan kepercayaan
pasien.Respon tersebut antara lain dengan menyediakan rohaniawan serta buku
doa
g. Menyediakan partisi / sekat pemisah untuk menghormati privasi pasien di ruang
perawatan
h. Menyediakan locker / lemari untuk menyimpan harta benda pasien
i. Memasang finger print pada area yang mempunyai akses terbatas, seperti ruang
bayi, ruang rekam medis, tempat penyimpanan obatobatan berbahaya di gudang
farmasi, dan sebagainya.
j. Melindungi pasien dari kekerasan fisik dengan memantau ketat pengunjung yang
masuk ruang perawatan serta mewajibkan pengunjung memakai ID Card
k. Menyediakan tenaga satpol PP untuk memantau area di lingkungan rumah sakit
l. Menyediakan gelang berwarna ungu dalam menghormati hak pasien dan keluarga
terhadap pilihan keputusan DNR
m. Menyediakan kamar mandi khusus untuk manula dan orang cacat
n. Menyediakan tenaga penterjemah, baik bagi pasien yang tidak bisa memahami
bahasa indonesia maupun bagi pasien tuna rungu
o. Membentuk Tim Manajemen nyeri untuk mengatasi nyeri pada pasien
p. Membentuk Tim Code Blue untuk memberikan pelayanan resusitasi bagi pasien
yang membutuhkan
q. Memberikan Informasi bila terjadi penundaan pelayanan
r. Menyediakan formulir permintaan rohaniawan
s. Menyediakan formulir permintaan menyimpan harta benda
t. Menyediakan formulir pelepasan informasi
u. Menyediakan formulir permintaan privasi
v. Menyediakan formulir permintaan penterjemah
4. Kewajiban Pasien
Kewajiban pasien tertuang dalam persetujuan umum atau disebut juga general
consent adalah persetujuan yang bersifat umum yang diberikan pasien pada saat
masuk ruang rawat inap atau didaftar pertama kali sebagai pasien rawat jalan,
yaitu :
a. memberikan informasi yg akurat dan lengkap tentang keluhan sakit sekarang,
riwayat medis yg lalu, medikasi/pengobatan dan hal-hal lain yg berkaitan dgn
kesehatan pasien.
b. Mengikuti rencana pengobatan yg diadviskan oleh dokter termasuk instruksi para
perawat dan tenaga kesehatan yg lain sesuai perintah dokter
c. Memperlakukan staf rumah sakit dan pasien lain dgn bermartabat dan hormat
serta tidak melakukan tindakan yg akan mengganggu operasional rumah sakit.

d.
e.
f.
g.
h.

Menghormati privasi orang lain dan barang milik orang lain dan rumah sakit
Tidak membawa alkohol, obat2 terlarang atau senjata tajam ke dalam rumah sakit
Menghormati bahwa RS adalah area bebas rokok
Mematuhi jam kunjungan dari RS
Meninggalkan barang berharga di rumah dan membawa hanya barang-barang
yang penting selama tinggal di RS
i. Memastikan bahwa kewajiban finansial atas asuhan pasien dipenuhi sebagaimana
kebijakan RS
j. Bertanggung jawab atas tindakannya sendiri apabila menolak pengobatan atau
advis yang diberikan oleh dokter
5. Hak Dan Kewajiban Dokter
Didalam memberikan layanan kedokteran, dokter mempunyai hak dan
kewajiban hak dan kewajiban sebagaimana tercantum dalam Undang
Undang Republik Indonesia No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran;
Kode Etik Kedokteran Indonesia; Pernyataan IDI; Lampiran SK PB IDI dan
Surat Edaran Dirjen Yanmed No: YM 02.04.3.5.2504 tahun 1997 tentang
Pedoman Hak dan Kewajiban Pasien, Dokter dan Rumah Sakit.
6. Hak Dokter
Hak dokter adalah kekuasaan/kewenangan dokter untuk mendapatkan atau
memutuskan untuk berbuat sesuatu :
1. Hak memperoleh perlindungan hokum sepanjang melaksanakan Tugas
sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional.
2. Memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan prosedur
operasional serta berdasarkan hak otonomi dan kebutuhan medis pasien
yang sesuai dengan jenis dan strata pelayanan kesehatan.
3. Hak untuk menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan peraturan
perundang undangan, profesi dan etika.
4. Hak untuk mengakhiri/menghentikan jasa professionalnya kepada pasien
apabila hubungan dengan pasien sudah berkembang begitu buruk sehingga
kerjasama yang baik tidak mungkin diteruskan lagi dan wajib
menyerahkan pasien kepada dokter lain, kecuali untuk pasien gawat
darurat.
5. Hak atas privacy (berhak menuntu apabila nama baiknya dicemarkan
oleh pasien dengan ucapan atau tindakan yang melecehkan atau
memalukan).
6. Hak memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau
keluraganya.
7. Hak atas informasi atau pemberitahuan pertama dalam menghadapi pasien
yang tidak puas terhadap pelayanannya.
8. Hak untuk diperlakukan adil dan jujur, baik oleh rumah sakit maupun oleh
pasien.

9. Hak mendapatkan imbalan jasa profesi yang diberikan berdasarkan


perjanjian dan atau ketentuan/peraturan yang berlaku di rumah sakit.
7. Kewajiban Dokter
1. Mematuhi peraturan rumah sakit sesuai hubungan hokum antara dokter
tersebut dengan rumah sakit.
2. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar operasional serta
kebutuhan medis pasien yang sesuai dengan jenis dan strata sarana pelayanan
kesehatan.
3. Merujuk pasien ke dokter lain/rumah sakit lain yang memiliki keahlian atau
kemampuan yang lebih baik, apabila ia tidak mempu melakukan suatu
pemeriksaan atau pengobatan.
4. Memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat berhubungan
dengan keluarga dan dapat menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinannya.
5. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahui tentang pasien (menjaga
kerahasiaan pasien) bahkan setelah pasien meninggal dunia.
6. Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali ia yakin
ada orang lain yang bertugas dan mampu melaksanakan.
7. Meminta persetujuan pada setiap melakukan tindakan kedokteran/kedokteran
gigi, khusus untuk tindakan yang berisiko persetujuan ditanyakan secara
tertulis. Persetujuan dimintakan setelah dokter menjelaskan tentang : diagnose,
tujuan tindakan, alternative tindakan, risiko tindakan, komplikasi dan
prognose.
8. Membuat catatan rekam medis yang baik secara berkesinambungan berkaitan
dengan keadaan pasien.
9. Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu
kedokteran/kedokteran gigi.
10. Memenuhi hal hal yang telah disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya.
11. Bekerjasama dengan profesi dan pihak lain yang terkait secara timbale balik
dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
12. Dokter wajib mengadakan perjanjian tertulis dengan pihak rumah sakit.
13. Dalam melakukan praktik kedokteran di Indonesia wajib memiliki surat izin
praktik dokter/dokter gigi.
14. Dalam melakukan praktik kedokteran di Indonesia wajib memiliki surat tanda
registrasi dokter dan surat tanda registrasi dokter gigi.
15. Dokter/dokter gigi yang berhalangan menyelenggarakan praktik kedokteran
harus membuat pemberitahuan atau menunjuk dokter atau dokter gigi
pengganti.
16. Wajib menyelenggarakan kendali mutu dan kendali biaya dalam
memberikan pelayanan kesehatan.
17. Wajib menjungjung tinggi, menghayati dan mengamalkan Sumpah Dokter dan
Kode Etik Kedokteran Indonesia.

8. Hak Rumah Sakit


Hak rumah sakit adalah kekuasaan/kewenangan yang dimiliki rumah sakit
untuk mendapatkan atau memutuskan untuk berbuat sesuatu.
1. Membuat peraturan peraturan yang berlaku di rumah sakitnya sesuai
dengan kondisi/keadaan yang ada di rumah sakit tersebut.
2. Memasyarakatkan bahwa pasien harus mentaati segala peraturan rumah
sakit.
3. Memasyarakatkan bahwa pasien harus mentaati segala instruksi yang
diberikan dokter kepadanya.
4. Memilih tenaga dokter yang akan bekerja di rumah sakit melalui panitia
kredential.
5. Menuntut pihak pihak yang telah melakukan wanprestasi (termasuk
pasien, pihak ketiga, dll).
6. Mendapatkan jaminan dan perlindungan hokum.
7. Hak untuk mendapatkan imbalan jasa pelayanan yang telah diberikan
kepada pasein.
8. Rumah sakit berhak menentukan jumlah, jenis dan kualifikasi sumber daya
manusia sesuai dengan klarifikasi rumah sakit.
9. Rumah sakit berhak menerima imbalan jasa pelayanan serta menentukan
renumerasi, insentif dan penghargaan sesuai dengan ketentuan perundangundangan.
10. Rumah sakit berhak melakukan kerja sama dengan pihak lain dalam
rangka mengembangkan pelayanan.
11. Rumah sakit berhak menerima bantuan dari pihak sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
12. Rumah sakit berhak menggugat pihak yang mengakibatkan kerugian.
13. Rumah sakit berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan.
14. Rumah sakit berhak untuk mempromosikan layanan kesehatan yang ada di
rumah sakit sesuai dengan ketentuan perundang udangan.
15. Rumah sakit berhak untuk mendapatkan insentif pajak bagi rumah sakit
public dan rumah sakit yang ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan.
9. Kewajiban Rumah Sakit+
1. Memberikan informasi yang benar tentang pelayanan rumah sakit kepada
masyarakat.
2. Mematuhi peraturan dan perundang yang dikeluarkan oleh Pemerintah.
3. Memberikan pelayanan pada pasien tanpa membedakan golongan dan
status pasien.
4. Merawat pasien sebaik baiknya dengan tidak membedakan kelas
perawatan (Duty of Care).
5. Menyelenggarakan rekam medis.
6. Menjaga mutu perawatan tanpa membedakan kelas perawatan (Quality of
Care).

7. Memberikan pertolongan pengobatan di Unit Gawat Darurat tanpa


meminta materi terlebih dahulu.
8. Menyediakan sarana dan peralatan umum yang dibutuhkan.
9. Menyediakan sarana dan peralatan medic sesuai dengan standar yang
berlaku.
10. Menjaga agar semua sarana dan peralatan senantiasa dalam keadaan siap
pakai.
11. Merujuk pasien ke rumah sakit lain apabila tidak memiliki sarana,
prasarana, peralatan dan tenaga yang diperlukan.
12. Mengusahakan adanya system, saran dan prasarana pencegahan
kecelakaan dan penanggulangan bencana.
13. Melindungi dokter dan memberikan bantuan administrasi dan hukun bila
mana dalam melaksanakan tugas dokter tersebut mendapatkan perlakuan
tidak wajar atau tuntutan hokum dari pasien atau keluarganya.
14. Mengadakan perjanjian tertulis dengan para dokter yang bekerja di rumah
sakit tersebut.
15. Membuat standar dan prosedur tetap untuk pelayanan medic, penunjang
medik, maupun non medik.
16. Menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan
etika serta peraturan perundang-undangan.
17. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai hak dan
kewajiban pasien.
18. Menghormati dan melindungi hak hak pasien.
19. Melaksanakan etika rumah sakit; rumah sakit memiliki system pencegahan
kecelakaan dan penanggulangan bencana.
20. Memiliki system pencegahan kecelakaan dan penanggulangan bencana.
21. Melaksanakan program pemerintahan dibidang kesehatan baik secara
regional maupun nasional.
22. Menyusun dan melaksanakan peraturan internal rumah sakit (hospital by
laws).
23. Mematuhi Kode Etik Rumah Sakit (KODERSI).
C. TATA LAKSANA
1. Pada Saat Pendaftaran.
Pada saat pendaftaran, baik di rawat jalan maupun rawat inap, Petugas
admisiakan memberi penjelasankepada pasien dengan bahasa yang mudah
dimengerti mengenai 18 butir hak pasien berdasarkan Undang Undang No, 44
tentang Rumah Sakit selama pasien dirawat di RSKB Rawamangun. Pasien diberi
pemahaman bahwa pasien sesungguhnya adalah PENENTU keputusan tindakan
medis bagi dirinya sendiri. Seperti yang tertera pada Undang- Undang ini
bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada pasien, mempertahankan
dan meningkatkan mutu pelayanan medis, dan memberikan kepastian hukum

bagi pasien maupun dokter. Adanya hak pasien membantu meningkatkan


kepercayaan pasien dengan memastikan bahwa sistem pelayanan di RSKB
Rawamangun bersifat cukup adil dan responsif terhadap kebutuhanmereka,
memberitahukankepada pasien mekanisme untukmemenuhi keinginan mereka,
dan mendorong pasien untuk mengambil peran aktif serta kritis dalam
meningkatkan kesehatan mereka. Selain itu, hak dan kewajiban juga dibuat untuk
menegaskan pola hubungan yang kuat antara pasien dengan dokter.
2. Pada Saat Pengobatan.
Pada saat pasien berkunjung ke poliklinik atau sedang dirawat di ruang
perawatan,
akan
berlangsung
tanya
jawab
antara
pasien
dan
dokter(anamnesis),pasien harus bertanya (berusaha mendapatkan hak pasien
sebagai konsumen). Bila berhadapan dengan dokter yang tidak mau membantu
mendapatkan hak pasien, itu saatnya pasien mencari dokter lain atau mencari
second opinion ditempat lain.
Pasien menjadikan dirinya sebagai partner diskusi yang sejajar bagi
dokter. Ketika pasien memperoleh penjelasan tentang apapun, dari pihak
manapun, tentunya sedikit banyak harus mengetahui, apakah penjelasan tersebut
benar atau tidak. Semua profesi memiliki prosedur masing-masing, dan semua
kebenaran tindakan dapat diukur dari kesesuaian tindakantersebut dengan standar
prosedur yang seharusnya. Begitu juga dengan dunia kedokteran. Ada yang
disebut dengan guideline atau Panduan Praktek Klinis (PPK) dalam menangani
penyakit.
Lalu, dalam posisi sebagai pasien, setelah kita mengetahui peran penting
kita dalam tindakan medis, apa yang dapat dilakukan ? Karena, tindakan medis
apapun, harusnya disetujui oleh pasien (informed consent)sebelum dilakukan
setelah dokter memberikaninformasi yang cukup. Bila pasien tidak menghendaki,
maka tindakan medis seharusnya tidak dapat dilakukan. Pihak dokter atau RS
seharusnya memberikan kesempatan kepada pasien untuk menyatakan persetujuan
atau sebaliknya menyatakan penolakan. Persetujuan itu dapat dinyatakan secara
tulisan. Selanjutnya, UU no. 29/2004 pada pasal 46 menyatakan dokter WAJIB
mengisi rekam medis untuk mencatat tindakan medis yang dilakukan terhadap
pasien secara clear, correct dan complete. Dalam pasal 47, dinyatakan rekam
medis merupakan milik rumah sakityang wajib dijaga kerahasiannya, tetapiISInya merupakan milik pasien. Artinya, pasien BERHAK mendapatkan salinan
rekam medis dan pasien BERHAK ataskerahasiaan dari isi rekam medis miliknya
tersebut, sehingga rumah sakit tidak bisa memberi informasi terkaitdata data
medis pasien kepada orang pribadi/perusahaan asuransi atau ke media cetak /
elektronik tanpa seizing dari pasiennya.

3. Pada Saat Perawatan.


Selama dalam perawatan, pasien berhak mendapatkan privasi baik saat
wawancara klinis, saat dilakukan tindakan ataupun menentukan siapa yang boleh
mengunjunginya. Begitu pula untuk pelayanan rohani, pasein berhak
mendapatkan pelayanan rohani baik secara rutin maupun secara insidensial
manakala dibutuhkan.
D. DOKUMENTASI
Dokumentasi Perlindungan Hak Pasien dan keluarga adalah:
1. Formulir hak pasien dan keluarga
2. Formulir general consent
3. Formulir pemberian informasi bila terjadi penundaan pelayanan
4. Formulir penundaan pelayanan
5. Formulir permintaan rohaniawan
6. Formulir permintaan menyimpan harta benda
7. Formulir pelepasan informasi
8. Formulir permintaan privasi
9. Formulir permintaan penterjemah
10.
Formulir pemberian informasi tindakan kedokteran
11.
Formulir persetujuan / menolak tindakan kedokteran
12.
Formulir DNR
Rujukan
1. Undang-undang RI No 44 tahun 2009 tentangRumahSakit.
2. Undang undangno. 29/2004 pada pasal 46TentangPraktikKedokteran.
3. Kementerian Kesehatan RI. Standard Akreditasi Rumah Sakit. Tahun 2011.

Anda mungkin juga menyukai