Anda di halaman 1dari 4

BAB II

METABOLISME KARBOHIDRAT

2.1 Definisi metabolisme


Metabolisme adalah suatu proses komplek perubahan makanan menjadi energi
dan panas melalui proses fisika dan kimia, berupa proses pembentukan dan penguraian zat di
dalam tubuh organisme untuk kelangsungan hidupnya. Metabolisme merupakan rangkaian
reaksi kimia yang diawali oleh substrat awal dan diakhiri dengan produk akhir, yang terjadi
dalam sel. reaksi tersebut meliputi reaksi penyusunan energi (anabolisme) dan reaksi
penggunaan energi (katabolisme). Dalam reaksi biokimia terjadi perubahan energi dari satu
bentuk ke bentuk yang lain, misalnya energi kimia dalam bentuk senyawa Adenosin Trifosfat
( ATP ) diubah menjadi energi gerak untuk melakukan suatu aktivitas seperti bekerja, berlari,
jalan, dan lain-lain (Kistinnah, 2009).
2.2 Karbohidrat
Secara umum definisi karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung atom
Karbon, Hidrogen dan Oksigen, dan pada umumnya unsur Hidrogen dan oksigen dalam
komposisi menghasilkan H2O. Di dalam tubuh karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa
asam amino dan sebagian dari gliserol lemak. Akan tetapi sebagian besar karbohidrat
diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari, terutama sumber bahan makan
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (Hutahalung, 2004).
Sumber karbohidrat nabati dalam glikogen bentuk glikogen, hanya dijumpai pada otot
dan hati dan karbohidrat dalam bentuk laktosa hanya dijumpai di dalam susu. Pada tumbuhtumbuhan, karbohidrat di bentuk dari basil reaksi CO2 dan H2O melalui proses foto sintese
di dalam sel-sel tumbuh-tumbuhan yang mengandung hijau daun (klorofil). Matahari
merupakan sumber dari seluruh kehidupan, tanpa matahari tanda-tanda dari kehidupan tidak
akan dijumpai (Hutagalung, 2004). Karbohidrat atau Hidrat Arang adalah suatu zat gizi yang
fungsi utamanya sebagai penghasil energi, dimana setiap gramnya menghasilkan 4 kalori.
Walaupun lemak menghasilkan energi lebih besar, namun karbohidrat lebih banyak di
konsumsi sehari-hari sebagai bahan makanan pokok, terutama pada negara sedang
berkembang. Di negara sedang berkembang karbohidrat dikonsumsi sekitar 70-80% dari total

kalori, sedangkan pada negara maju karbohidrat dikonsumsi hanya sekitar 40-60%. Hal ini
disebabkan sumber bahan makanan yang mengandung karbohidrat lebih murah harganya
dibandingkan sumber bahan makanankaya lemak maupun protein. Karbohidrat banyak
ditemukan pada serealia (beras, gandum, jagung, kentang dan sebagainya), serta pada bijibijian yang tersebar luas di alam (Hutagalung, 2004).
2.3 Metabolisme karbohidrat
Semua jenis karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida, proses penyerapan ini
terjadi di usus halus. Glukosa dan galaktosa memasuki aliran darah dengan jalan transferaktif,
sedangkan fruktosa dengan jalan difusi. Para ahli sepakat bahwa karbohidrat hanya dapat
diserap dalam bentuk disakarida. Hal ini dibuktikan dengan dijumpainya maltosa, sukrosa
dan laktosa dalam urine apabila mengkonsumsi gula dalam jumlah banyak. Akhimya
berbagai jenis karbohidrat diubah menjadi glukosa sebelum diikut sertakan dalam proses
metabolisme. Proses metabolisme karbohidrat yaitu sebagai berikut:

Glikolisis
Dekarboksilasi Oksidatif
Siklus Krebs
Transfer Elektron
Glikogenesis
Glikogenolisis
Glikoneogenesis

2.4 Pengertian Glikogen


Glikogen merupakan bentuk simpanan karbohidrat yang utama di dalam tubuh hewan
dan analog dengan pati di dalam tumbuhan. Unsur ini terutama terdapat di dalam hepar
(sampai 6%) dan otot yang jarang melampaui jumlah 1%. Namun, karena massanya yang
jauh lebih besar, jumlah simpanan glikogen dalam otot bisa mencapai tiga hingga empat kali
jumlahnya dalam hepar
2.5 Glikogenolisis
Proses perubahan glikogen menjadi glukosa atau pemecahan glukosa atau kebalikan
dari glikogenesis. Dalam glikogenolisis, glikogen yang tersimpan dalam hati dan otot,
pertama dikonversi menjadi glukosa-1-fosfat dan kemudian menjadi glukosa-6-fosfat. Dua
hormon yang mengendalikan glikogenolisis adalah peptida, glukagon dari pankreas dan

epinefrin dari kelenjar adrenal. Glukagon dilepaskan dari pankreas dalam menanggapi
glukosa darah rendah dan epinefrin dilepaskan sebagai respons terhadap ancaman atau stres.
Kedua hormon bertindak atas enzim glikogen fosforilase untuk merangsang untuk memulai
glikogenolisis dan menghambat sintetase glikogen (glikogenesis berhenti).
Glikogen adalah struktur polimer bercabang yang mengandung glukosa sebagai
monomer dasar. Pertama molekul glukosa individu dihidrolisa dari rantai, diikuti dengan
penambahan gugus fosfat pada C-1. Pada langkah selanjutnya fosfat tersebut akan dipindahkan ke
posisi C-6 untuk memberikan glukosa 6-fosfat, suatu senyawa persimpangan jalan. Glukosa6-fosfat adalah langkah pertama dari jalur glikolisis glikogen jika adalah sumber karbohidrat
dan energi yang lebih lanjut diperlukan. Jika energi tidak segera diperlukan, glukosa-6-fosfat
diubah menjadi glukosa untuk distribusi di berbagai darah ke sel-sel seperti sel-sel otak.
Glikogenolisis berlangsung dengan jalur yang berlainan. Dengan adanya enzim fosforilase,
fosfat anorganik melepaskan sisa glukose non mereduksi ujung dalam satu per satu untuk
menghasilkan D-glukose fosfat 1-fosfat. Proses glikogenolisis merupakan proses pemecahan
glikogen yang berlangsung lewat jalan yang berbeda, tergantung pada proses yang
mempengaruhinya. Molekul glikogen menjadi lebih kecil atau lebih besar, tetapi jarang
apabila ada molekul tersebut dipecah secara sempurna. Meskipun pada hewan, glikogen tidak
pernah kosong sama sekali. Inti glikogen tetap ada untuk bertindak sebagai aseptor bagi
glikogen baru yang akan disintesis bila diperoleh cukup persediaan karbohidrat. Sekitar 85%
D-glukose 1-fosfat, sedang 15% dalam bentuk glukose bebas (Montgomery et al., 1983).
Proses pada saat makan, hati dapat menarik simpanan glikogennya untuk memulihkan
glukosa di dalam darah (glikogenolisis) atau dengan bekerja bersama ginjal, mengkonversi
metabolit non karbohidrat seperti laktat, gliserol dan asam amino menjadi glukosa. Upaya
untuk mempertahankan glukosa dalam konsentrasi yang memadai di dalam darah sangat
penting bagi beberapa jaringan tertentu, glukosa merupakan bahan bakar yang wajib tersedia,
misalnya otak dan eritrosit (Murray et al., 2000).

Proses dimulai dengan molekul glukosa dan diakhiri dengan terbentuknya asam
laktat. Serangkaian reaksi-reaksi dalam proses glikolisis tersebut dinamakan jalur EmbedenMeyerhof. Reaksi-reaksi yang berlangsung pada proses glikolisis dapat dibagi dalam dua
fase. Pada fase pertama glukosa diubah menjadi triosafosfat dengan proses fosforilasi. Fase
kedua dimulai dari proses oksidasi triosafosfat hingga terbentuk asam laktat. Perbedaan

antara kedua fase ini terletak pada aspek energi yang berkaitan dengan reaksi-reaksi
dalam kedua fase tersebut (Poedjiadi, 1994).
Terdapat tiga jalur penting yang dapat dilalui piruvat setelah glikolisis. Pada
organisme aerobik, glikolisis menyusun hanya tahap pertama dari keseluruhan degradasi
aerobik glukosa menjadi CO2 dan H2O. Piruvat yang terbentuk kemudian dioksidasi dengan
melepaskan gugus karboksilnya sebagai CO2, untuk membentuk gugus asetil pada asetil koenzim A.
Lalu gugus asetil dioksidasi sempurna menjadi CO2 dan H2O oleh siklus asam sitrat, dengan
melibatkan molekul oksigen. Lintas inilah yang dilalui piruvat pada hewan aerobik sel dan
tumbuhan (Leehninger, 1991).
Glukosa dimetabolisasi menjadi piruvat dan laktat di dalam semua sel mamalia
melalui lintasan glikolisis. Glukosa merupakan substrat yang unik karena glikolisis bisa
terjadi dalam keadaan tanpa oksigen (anaerob), ketika produk akhir glukosa tersebutberupa
laktat. Meskipun demikian, jaringan yang dapat menggunakan oksigen (aerob) mampu
memetabolisasi piruvat menjadi asetil koenzim A, yang dapat memasuki siklus asam sitrat
untuk menjalani proses oksidasi sempurna menjadi CO2 dan H2O dengan melepasan energi
bebas dalam bentuk ATP, pada proses fosforilasi oksidatif (Murray etal., 2000).

Anda mungkin juga menyukai