Anda di halaman 1dari 28

BAB II

UNIT PENGOLAHAN AIR BERSIH

2.1

Saluran Pembawa
Saluran pembawa berfungsi untuk menyalurkan air dari intake ke bak
pengumpul.kecepatan aliran pada saluran pembawa direncanakan sedemikian
rupa untuk mencegah sedimentasi akibat kecepatan rendah maupun
pengerusan tanah akibat kecepatan tinggi
Kriteria desain pada saluran pembawa terdiri dari :
-

Kecepatan aliran 0,3 0,9 m/det


Sudut kemiringan adalah 0,01 m

Gambar 1.1 Saluran Pembawa

Gambar 1.2 Saluran Pembawa

Perhitungan saluran pembawa :


Diketahui :

Qr

= 295 l/s

Fpm

= 2,5

Fpd

= 1,6

Safetly Factor = 5%
V

= 0,5 m/s

Qpeak = 295 l/s x 1,6 = 472 l/s


Kehilangan air untuk backwash, sedimentasi dll (3-5 %)
Qmax = 472 + (0,05x472)
= 495,6 l/s ~ 0,4956 m3/s
Jadi debit yang diambil untuk intake adalah 495,6 l/s

Ac = Qmax V (kecepatan)
= 0,495,6 m3/s 0,5 m/s
= 0,9912 m2

Ac = T x L
0,9912 m2 = T x 0,5 m
T = 0,9912 0,5
= 1,98 m

Tinggi saluran pembawa


Tinggi saluran = T + freeboard
= 1,98 + (30% x 1,98)
= 2,57 m2

2.2

Bar Screen
Bar screen adalah unit operasi yang pertama-tama dijumpai dalam
bangunan pengolahan air limbah maupun air bersih. Saringan ini pada
prinsipnya adalah suatu peralatan dengan bukaan, yang biasanya seragam
dalam ukurannya, dan digunakan untuk menahan benda-benda kasar yang
terdapat dalam air. Bar screen berfungsi untuk menahan dan menyaring
bendabenda keras da besar seperti ranting kayu, potongan kayu dan sapah dan
mencegah ruskanya sarigan berikutnya.
Table 2.2 Kriteria Desain Bar Screen
Keterangan

Satuan

Kriteria desain

mm

25 - 75

Batang (w)
mm
Kedalaman batang
mm
Sudut kemiringan batang C
Kecepatan aliran melalui

25 - 50
45 - 60

kisi
Volume material
Kedalaman batang
Lebar saluran
Koefisien Manning
Slope

0,3 - 1,2
3,5 - 8,0
0,16 - 2
0,32 - 0,4
0,013
0,001

Jarak

bukaan

batang (b)
Lebar

antar

penampang

Sumber : Qasim, 1975

m/dtk
m
m
m
m/m

Gambar 1.3 Bar Screen

Perhitungan Bar Screen :


Diketahui : w = 70mm ~ 0,07 m
Factor bentuk = 1,79
Kemiringan bar = 90o
Jarak antara bar = 50 mm ~ 0,005 m
Lsp = 0,5
= 45o

Lsp = n w + (n + 1) b
0,5 = n x 0,07 + ( n+ 1) 0,05

0,5 = 0,07 n + 0,05 n + 0,05


0,5 = 0,12 n + 0,05
0,45 = 0,12 n
3,75 = n ~ 4

Lebar efektif
L efektif

= (n +1) b
= (4 + 1) 0,05
= 0,25 m

Tbs
T ' bs

Tbs

T ' bs
sin 45

H =

H
sin 45

Sin 45

1,34
sin 45

1,74
sin 45

= 1,89 m

L effektif penampang
Ac

= H x Le
= 1,89 x 0,25
= 0.47 m3

Kecepatan melalui bar screen


V h

= Ac x

Vh
Ac

= 2,46 m

= 0, 9912 x

0,5
0,47

= 1,05 m/s

Kehilangan tekanan akibat perbedaan kecepatan


hv =

V h 1,05
=
=0,056 m
2 g 2 x 9,8

Penurunan muka air melalui bar screen


H

w
=( b

)4/3 hv sin 45

0,07
= 1,79 ( 0,05

)4/3 0,056 sin 45

= 0,090 m

Tinggi air setelah melalui bar screen


H

= H x H
= 1,34 x 0,090
= 0,12 m

2.3

Intake
Bangunan sadap (intake) merupakan bangunan penangkap atau
pengumpul air baku dari suatu sumber air baku tersebut dapat dikumpulkan
dalam suatu wadah untuk selanjutnya diolah. Bangunan penyadap sangat
penting dalam proses pengolahan air, jika bangunan penyadap mengalami

kerusakan atau kesalahan maka keseluruhan instalai pengolahan air akan


terganggu (Kawamura, 1991. Beberapa lokasi intake ada suatu sumber yaitu
ntake sungai, inake danau dan waduk, dan intake air tanah. Jenis-jensi intake
yaitu intake tower, shore intake, intake crib, intake pipe atau conduit,
infiltration gallery, sumur dangkal dan sumur dalam (Kawamura, 1991).
Secara umum fungsi ari bangunan intake adalah sebagai berikut :
-

Mengumpulkan air dari sumber untuk menjaga kuantitas debit air yang

dibutuhkan oleh instalasi


Menyaring benda-benda kasar menggunakan bar screen
Mengambil air baku sesuai debit yang diperlukan instalasi pengolahan
yang

direncanakan

demi

menjaga

kontinuitas

penyediaan

dan

pengambilan air dari sumber.


Adapun criteria yang harus diperhatikan dalam pembatan intake :
-

Tertutup untuk encegah masuknya sinar matahari yang memungkinkan

tumbuh mikroorganisme hidup didalamnya.


Harus kedap air untu mencegah terjadinya kebocoran.
Intake dekat dengan permukaan air untuk mencegah masuknya suspended

solid.
Bangunan harus didesain untuk menghadapi keadaan darurat.
Mampu engatasi fluktuasi muka air.

Menurut Al-Layla (1978), beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam


penentuan lokasi intake yaitu :
-

Area sekitar intake harus bebas dari penghalang atau rintangan.


Intake harus berloasi pada tempat dimana tidak akan terjadi aliran deras
yang memungkinkan intake rusak sehingga berakibat pada penyediaan air

baku yang tersendat.


Intake harus berada dibagian upstream (hulu) satu sungai sehingga aman

dari pencemaran,
Posisi intake yang benar agar air baku dapat disadap secara konstan sesuai
dengan kebutuhan baik pada musim kemarau maupun pada musim hujan.

Tanah di daera intake harus stabil.


Untuk menghindari kemungkinan kontaminasi, intake harus berlokasi
beberap jaun dari bak.

DItinjau dari air baku yang akan diambil maka intake dibedakan menjadi :
1. Reservoir Intake ( Intake Tower)
Reservoir intke digunakan untuk air baku yang diambil dari danau,
baik yang alamiah atau buatan (beton). Bangunan ini dilengkapi dengan
beberapa inlet dengan ketinggian yang bervariasi untuk mengatasi adanya
fluktuasi muka air. Dapat juga dibuat menara intake yang terpisah dengan
intake tower pada bagian upstream.
Intake tower terletak pada bagian pelimpahan atau dekat sisi
bendungan. Pondasi tower terpisah dari bendungan dan dibangun pada
bagian hulu. Menara terdiri atas beberapa inlet yang terletak pada
ketinggian yang bervariasi untuk mengantisipasi fluktuasi tinggi muka air
dapat mengalir secara gravitasi ke fasilitas penjernih air, maka intake
tower tidak diperlukan.
Gambar 1.4 Skema Tower Intake

Gambar 1.5 Tower Intake

2. River Intake
Digunakan menyadap air baku yang berasal dari sungai atau danau.
River intake terdiri atas sumur beton berdiameter 3 6 m yang dilengkapi
2 atau lebih pipa besar yang disebut penstock. River intake terletak pada
bagian hulu kota untuk menghindari pencemaran oleh air buangan.

Gambar 1.6 Sketsa River Intake

3. Shore Intake
Ditempatkan pada ketinggian air minimum 6 ft (1,8m). struktur shore
intake tergantung tipe intak, tetapi pada dasarnya sama dengan intake
tower.
Gambar 1.7 Shore Intake

4. Lake Intake
Lake intake dipakai apabila muka air dari air baku sangat dalam.
Bentuk ini lebih mahal biayanya dibandingkan tipe lainnya. Lake intake
terdiri atas satu atau lebih pipa bell-mouthed yang dipasang didasar
danau. Bell-mouthed ditutup dengan saringan (Screen). Sebagai
penyangga pipa dibuat jembatan yang menghubungkan pipa dari danau
menuju tempat pengolahan air.

Gambar 1.8 Lake Intake

5. Canal Intake
Dipakai bila air baku disadap dari kanal. Suatu bak memiliki bukaan
dibangun pada satu sisi pada tanggul kanal, yang dilengkapi saringan
kasar. Dari bak air dialirkan melalui pipa yang memiliki ujung berbentuk
bell mouth yang tertutup saringan parabola. Canal intake terdiri atas sumur
beton yang dilengkapi dengan pipa bell-mouthed yang terpasang
menghadap ke atas. Terdapat saringan halus pada bagian atas untuk
mencegah masuknya ikan-ikan kecil dan benda benda terapung.
Gambar 1.9 Canal Intake

6. Intake Crib
Lokasi lebih dari 10ft (3m) dari permukaan dan terletak dilokasi
dimana intake crib tidak akan terbenam oleh sedimen, terbawa aliran atau

terganggu oleh es. Terletak pada area dimana ketinggian air lebih dari 10ft.
puncak intake haru berbeda 3 ft dari dasar. Jika ketinggian air < 1oft crib
harus diletakan dibawah dasar sungai sejauh 1-3 ft. semua sisi harus
dilindungi dengan tembok, batu atau lempengan beton. Kecepatan
maximum aliran yang lewat 0,25 0,5 fps (0,08-0,15 m/s).
Gambar 2.0 Gambar Intake Crib

Gambar 2.1 Skema Crib intake

Perhitungan intake :
Diketahui :

Q = 0,495 m3/s
td = 20 menit ~ 1200 det

= 0,495 m3/s x 1200 s


= 594 m3
Karena well ada 2, jadi vol dibagi 2 = 594 / 2 = 297 m3

Kedalaman effektif
Kedalaman effektif

= HWL (LWL 1,5 m)


= 8m (7m 1,5m)
= 8m 5,5m
= 2,5m

Freeboard = 20%
= 20% x Heffektif
= 20% x 2,5 m
= 0,5 m
Jadi kedalaman total adalah
Htot

= Heffektif + Freeboard
= 2,5m + 0,5m
= 3m

Asurface =

Volume
Kedalaman

297 m
2,5 m

=118,8 m2

Mencari diameter pipa


Q = 0,495 m3/s, karena 1 intake jadi dibagi 2
= 0,495 / 2 = 0,247 m3/s

2.3.1

Raw Water Gravity Pipe


Kriteria desain Raw water gravity pipe :
a. Untuk mencegah sedimentasi dan erosi , kecepatan air harus
antara 0,6 dan 1,5 m /s (2 - 5 ft /s)
b. Pipa berukuran sedemikian rupa sehingga kecepatan pada
permukaan air terendah akan lebih besar dari 0,6 m / s ( 2 ft / s )
dan pada tingkat air tinggi kecepatan akan kurang dari 1,5 m / s (
5 ft / s ). Mengetahui kepala dan kecepatan , diameter pipa yang
tepat dapat dipilih.

Perhitungan :
Diketahui : V = 0,7 m/s
Q = A .V
A=

Q
V

0,247
0,7

1
4

d2

0,35

1
4

3,14 d2

d2 = 0,44 m
d = 0,66 m ~ 660 mm

2.3.2

= 0,35 m2

Suction Pipe

Suvtion pipe adalah bangunan penampung air baku yang akan


dihisap oleh pompa atau dialiri secara gravitasi. Intake well harus
cukup lebar agar mudah dimasuki oleh operator saat melakukan
pembersihan. Waktu detensi yang dianjurkan adalah kurang dari 20
menit.
Kriteria desain Suction well (Al-Layla) :
a. Dari sudut pandang pemeliharaan , harus ada setidaknya dua
sumur .
b. Waktu Detension harus setidaknya 20 menit , atau juga harus
cukup besar untuk masuk untuk pembersihan.
c. Dasar sumur harus minimal 1 m ( 3 kaki) di bawah dasar sungai
atau 1,52 m ( 5 ft ) di bawah permukaan air terendah.
b. Ketinggian katup kaki di atas dasar sumur tidak boleh kurang
dari 0,60 m ( 2 ft )
c. Sumur harus air - ketat dan terbuat dari bahan yang tahan lama
seperti beton bertulang . Ketebalan dinding harus 20 cm ( 8 in)
atau lebih tebal.
d. Juga harus cukup berat untuk menahan tekanan pengangkatan.

Perhitungan Suction Pipe


Diketahui : V = 1,5 m/s
Q = A .V
A=

Q
V

0,247
1,5

= 0,16 m2

1
4

d2

0,16

1
4

3,14 d2

d2 = 0,20 m
d = 0,45 m ~ 450 mm

2.3.3

Backwashing Pipe
Backwahing pipe berfungsi untuk melakukan pengurasan
intake well saat endapan pasir dan material lain sudah menumpuk,
biasanya dilengkapi dengan valve penguras.
Kriteria desain Pipa Backwashing (Al-Layla) :
Pipa backwasing untuk membersihkan katup kaki dan saringan
a. Kecepatan dalam pipa tidak boleh kurang dari 3 m/s (10 ft/s).
b. Air yang diolah harus digunakan
c. Kualitas pf air backwash harus sama 1/3 dari aliran dalam pipa
hisap

Perhitungan Backwashing pipe :


Diketahui : V = 3,05 m/s
Qbackwashing

1
3

x Qsuction

1
3

x 0,247

= 0,082 m3/s
Q = A .V
A=

Q
V

1
4

0,082
3,05

d2

= 0,0,026 m2

1
4

0,026 =

3,14 d2

d2 = 0,033 m
d = 0,18 m ~ 180 mm

2.3.4

Strainer
Strainer berfungsi untuk menyaring material yang mengapung
dan ikan-ikan kecil yang dapat menghambat penghisapan air baku
pada ujung pipa.
Kriteria Desain Bell mouth strainer (Al-Layla) :
a. Velocity melalui lubang saringan = 0,15-0,3 m/s (0,5-1 ft/s) .
Disarankan bahwa kecepatan berada di dekat batas bawah untuk
mencegah masuknya kotoran.
b. Pembukaan lubang saringan = 6 sampai 12 mm (1/4 sampai 1/2 ")
diameter.
c. Daerah kotor saringan = 2 kali luas efektif , yaitu . Luas total
lubang .

Perhitungan Strainer :
Diketahui : Velocity = 0,15 m/s 0,3 m/s
Q = A .V
A=

Q
V

0,247
0,15

A gross = 1,64 m2 x 2
= 3,28 m2

= 1,64 m2

3,28

1
4

d2

1
4

3,14 d2

d2 = 4,17 m
d = 2,04 m ~ 2040 mm

2.4 Pompa
Pada pengolahan air bersih, pompa disebut juga pompa hidram.
Pompa hidram adalah salah satu alat untuk menaikkan air dari tempat yang
rendah ke tempat yang lebih tinggi secara otomatis dengan energi yang
berasal dari air itu sendiri.
Jumlah pompa yang akan digunakantergantung kepada besarnya aliran yang
diperlukan dan kapasitas pompa ditentukan oleh head yang diperlukan.
Tabel 2.4 Kriteria Jumlah Pompa yang Digunakan

Perhitungan Pompa :
Diketahui :

Tinggi Intake = 3 m
Hdelivery

=6m

Hsuction pipe = 0,6 m

Hpompa dari dasar tanah = 0,5m

Hfd = Hdelivery + (Hdelivery x 20%)


= 6 + (6 x 20%)
= 7,2 m
Hsuction

= (tinggi intake Hsuction pipe) + Hpompa dari dasar tanah


= (3 0,6) + 0,5
= 2,9 m

Hfs = Hsuction + (Hsuction x 20%)


= 2,9 + (2,9 x 20%)
= 3,48 m
Htotal

= (Hsuction + Hfs) + Hdelifery + Hfd)


= (2,9 + 3,48) + (7,2 + 6)
= 19,58 m

P=

gQH

1000 x 9,8 x 0,236 x 19,58


0,75

= 60379,50 watt
Kebutuhan pompa
Diketahui : Q = 236 l/s

= 236 x 60 =

14160
2

= 7080 l/menit

Jumlah pompa yang digunakan pada intake yaitu 4 buah pompa sesuai
dengan criteria pada buku Al-Layla yang menyatakan bahwa jika Q
dalam range 5685 11370 menggunakan 4 pompa dengan 3 pompa
yang berfungsi dan 1pompa yang stand by.

2.5 Prasedimentasi (Sedimentasi tipe 1)


Unit prasedimentasi merupakan unit dimana terjadi proses
pengendapan partikel diskret. Partikel diskret adalah partikel yang tidak
mengalami perubahan bentuk, ukuran, maupun berat pada saat mengendap.
Pengendapan dapat berlangsung dengan efisien apabila syarat-syaratnya
terpenuhi. Menurut Lopez (2007), efisiensi pengendapan tergantung pada
karakteristik aliran, sehingga perlu diketahui karakteristik aliran pada unit
tersebut. Karakteristik aliran dapan diperkirakan dengan bilang Reynolds
dan bilngan Froude (Kawamura, 2000).
Bentuk bak prasedimentasi dapat mempengaruhi karakteristik
aliran, sehingga bentuk merupakan hal yang harus diperhatikan pada saat
merancang unit prasedimentasi. Selain bentuk, rasio lear dan kedalaman
merupakan hal yang juga menentukan karakteristik aliran. Hal ini
dikarenakan

formula

perhitungan

bilangan

Reynolds

dan

Froude

mengandung jari-jari hidrolis R sebagai salah satu fungsinya. Jai-jari hidrolis


terkai dengan luas permukaan basah A dan Keliling basah P yang merupakan
fungsi dari lebar dan kedalaman, sehingga rasio antara lebar dan kedalam
juga akan mempengaruhi karakteristik aliran.
Adanya ketidakseimbangan pada zona inlet dapat menyebabkan
adanya aliran pendek, turbulensi dan ketidakstabilan pada zona pengendapan
(Kawamura,2000). Begitu juga halnya terhadap zona lumpur. Zona lumpur
merupakan zona dimana terkumpulnya partikel diskret yang telah

terendapkan. Apabila terjadi turbulen, partikel diskret yang telah


terendapkan dapat mengalami penggerusan, sehingga partikel yang telah
terendapkan dapat kembali naik. Zona outlet juga mempengatuhi
karakteristik

aliran,

sehingga

zona

outlet

harus

didesian

meminimalisasi terjadinya aliran pendek.


Bak prasedimentasi merupakan

bagian

dari

untuk

bangunan

pengolahan air minum yang berfungsi untuk mengendapkan partikel diskrit


yang relative mudah mengendap (diperkirakan dalam waktu 1 ingga 3 jam).
Pada dasarnya prasedimentasi memiliki tiga bentuk, yaitu
rectangular, circular, dan square. Menurut Montgomery (1985), bak
prasedimentasi hanya untuk dua bentuk yaitu praedimentasi berbentuk
rectangular dan bak prasedimentasi berbentuk circular.
2.5.1

Bak Prasedimentasi Berbentuk Rectangular


Bakprasedimentasi bentuk rectangular terbagi menjadi empat
zona, yaitu :
1. Zona Inlet
Zona inlet berfungsi untuk mendistribusikan air
keseluruh area bak secara seragam, mengurangi energy
kinetic air yang masuk, seta untuk memperlancar transisi
dari kecepatan air yag tinggi menjadi kecepatan air yang
reandah yang sesuai untuk terjadinya proses pengendapan
di zona pengendapan.
2. Zona Pengendapan
Proses pengendapanpada zona pengendapan
pada

dasarnya

ditentukan

oleh

dua

factor,

yairu

karakteristik tersuspensi dan hidrolika bak.Pada faktor


karkteristik partikel tersuspensi, proses pengendapan yang
terjadi di unit prasedimentasi merupakan pengendapan
partikel diskret. Partikel diskret adalah partikel yang tidak
mengalami perubahan bentuk, ukuran, maupun berat pada
saat mengendap. Pada saat mengendap, partikel diskrit

tidak terpengaruh oleh konsentrasi partikel dalam air


karena partikel diskret mengendap secara individual dan
tidak ada interaksi antar partikel.
3. Zona Outlet
Desain outlet biasanya terdiri dari pelimpah
yang dirancang sedemikian rupa untuk mengurangi
terjadinya aliran pendek. Weir loding rate adalah beban
pelimpah (dalam hal ini debit air) yang harus ditanggung
persatuan waktu dan panjangnya. Pemilihan desain outlet
sangat tergantung pada lebar bak, debit air yang dialirkan
serta weir loading rate, sehingga pada saan menetapkan
bentuk outlet ketiga hal tersebut harus di petimbangkan.
4. Zona lumpur
Zona lumpur merupkan zona dimana partikelpartikel diskret yang telah mengendapberada. Zona ini
mmiliki kemiringan tertentu menuju ke hopper yang
terletak di bagian bawah inlet. Menurut Qasim (1985),
kemiringan dasar bak rectangular asalh sebesar 1 2 %.
Zona lumpur didesain memiliki kemiringan tertentu agar
mempermudah pada saat pembersihan lumpur.
Kemiringan
yang
cukup terutama

untuk

pembersihan yang dilakukan secara manual, sebab


pembersihan secara manual biasanya dilakukan dengan
cara menggelontorkan air agar lumpur terbawa oleh air.
Hopper terletak di bagian bawah inlet, sebab sebagian
besar partikel besar mengendap di ujung inlet. Selain itu,
apabila

hopper

diletakkan

di

bawah

zona

outlet,

dikhawatirkan partikel yang telah terendapkan dapat


tergerus karena adanya pergerakan air menuju pelimpah.
2.5.2

Bak Prasedimentasi Berbentuk Circular

Bak prasedimentasi berbentuk Circular terdiri dari dua jenis


yaitu peripheral feed dan center feed. Bak circular tipe peripheral feed
memiliki inlet yang terletak di sekeliling bak, sedangkan tipe center
feed memiliki inlet yang terletak ditengah bak.
Gambar 2.2 Bak Prasedimentasi Bentuk Circular (a) Tipe Center
Feed (b) Tipe Peripheral Feed

Bak prasedimentasi bentuk circular terbagi menjadi empat


zona, yaitu zona inlet, zona pengendapan, zona outlet, serta zona
lumpur.
1. Zona Pengendapan
Pemilihan inlet maupun outlet untuk bak circular sangat
tergantung pada kondisi zona pengendapan, sehingga zona
pengendapan yang menentukan penempatan zona inlet maupun
zona outlet. Oleh karena itu, perlu ditentukan lebih dahulu kondisi
zona

pengendapan

yang

efisien.

Faktor

faktor

yang

mempengaruhi proses pengendapan pada bak circular sama


dengan pada bak rectangular, hanya saja nilai Bilangan Reynolds
dan Froude berubah sepanjang perubahan diameter.
2. Zona Inlet
Berdasarkan hasil pembahasan zona pengendapan, maka
inlet yang paling tepat adalah terletak di tengah atau tipe center
feed. Inlet bak tersebut dapat beragam, misalnya air dibiarkan

melimpah melalui inlet di tengah bak atau dinding inlet dirancang


berlubang-lubang, sehingga air akan mengalir melewati lubanglubang tersebut. Selain itu, pada inlet juga dapat dipasang baffle.
Baffle tersebut berfungsi untuk mereduksi energi kinetik air yang
keluar melalui inlet.
3. Zona Lumpur
Scraper yang digunakan untuk bentuk circular adalah tipe
radial atau tipe diametral. Scraper tersebut bergerak pada
sekeliling bak untuk mendorong lumpur agar masuk ke hopper
yang terletak di tengah bak. Berbeda dengan prasedimentasi
bentuk rectangular, bentuk circular memiliki hopper yang terletak
di tengah bak, sebab pengendapan partikel yang terjadi pada bak
circular ini terjadi di segala arah, sehingga untuk mempermudah
pembersihan lumpur, hopper diletakkan di tengah bak.
Kriteria desain yang digunakan dalam unit prasedimentasi ini adalah sebagai
berikut:
1. Bentuk Rectangular/ Persegi Panjang
2. P : L = (3 8) : 1, biasanya perbandingan panjang dan lebar yang
digunakan yaitu 5 : 1
3. Waktu Detensi = 2 sampai dengan 3 jam
4. Beban permukaan (Vs) = 15 80 m/hari , dan biasanya yang diambil
adalah 45 m/hari
5. Bilangan Reynold (NRe) < 2000 yang berarti aliran laminar peralihan
6. Bilangan Freud (NFr) > 10-5 yang berarti aliran stabil
7. Vh = (8 10) x Vs (untuk mencegah scouring diambil Vh = 10 x Vs)

Perhitungan Prasedimentasi :
Diketahui data kolam pengendapan partikel dikrit (tipe 1) dengan kedalaman
kolam 120 cm :

T (menit)

0,5

C (mg/l)

448

312

240,5

123,5

32,5

13

Kedalaman kolam = 120 cm ~ 1,2 m


C (mg/l)
Fraksi tersisa

448
1

Contoh perhitungannya :

312
0,69

240,5
0,53

fraksi tersisa

Fraksi tersisa =

123,5
0,28

32,5
0,072

konsentrasi
konsentrasiawal

448
448
448
312

13
0,029

=1
= 0,69

Kedalaman kolam = 1,2 m (kecepatan pengendap)


t (s)

30

60

120

240

360

480

Vs (m/s)

0,04

0,02

0,01

0,005

0,003

0,0025

Contoh perhitungannya :

Vs =

kedalaman kolam
waktu

Vs =

1,2
60

= 0,02 m/s

Penyusunan total Vo = 0,0205 m/s (grafik)


Fo

Vs
0

df = 0,007285 m2 Fo = 0,7

% penyisihan = (1-Fo) +
= (1-0,7) +

1
Vo

Vs
0

1
0,0205

= 0,747 x 100%
= 74,7 %
Dimensi Bak Pengendap

Fo

df

x 0,00918 m2

1,2
30

= 0,04 m/s

Diketahui :

As =

Qr
Vo

0,295 m /s
0,0205m/ s

= 14,39 m2

As = P x L
14,39 = 10 L x L
14,39 = 10L2
14,39
L2
=
10
L2
L

Vo = 0,0205 m/s
Qr = 0,295 m3s
P = 10 L (6-10 L)

= 1,439 m2

= 1,199 m

1
12

( L0,8)

1
12

(1,199 0,8)

= 0,096 m
H = h + freeboard 10 %
= 0,096 + (0,096 x 10%)
0,105
Kecepatan Horizaontal
Vo =

Qr
LxH

10,295 m /s
1,199 x 0,105

1,199 m x 0,105 m
1,199 x 2 ( 0,105 ) m

= 2,343 m/s

Jari-jari Hidrolis

R=

LxH
L x2 H

0,125m
0,215 m

= 0,498 m

Bilangian Reynold
Diket : V = 0,9186 x 10-6 cm2/s
NRe =

Vo x R
V

2,343 x 0,498
0,9186 x 106

Bilangan Froude
Diketahui :

g = 9,81 m3/s
R = 2,19

NFR =

Vo
gR

NFR < 10-5

(0,0205)
9,81 x 2,19

= 1,956 x 10-5

Anda mungkin juga menyukai