121710101016
Pratiwi Loelianda
121710101012
121710101023
Jannatun Naim
121710101010
BAB 1. PENDAHULUAN
BAB 2. METODOLOGI
Subjek
Nama
Produk
Pangan
(Jam
makan
produk)
Tahap
1
Jannatun
Naim
Brokoli
(06.00
WIB)
2
1
Maulandh Pepaya
a
A. (06.00
Khunandy WIB)
2
Annisa
Mardianti
Buncis
(06.00
WIB)
1
Rentan
Waktu
15
menit
15
menit
15
menit
15
menit
30
menit
30
menit
15
menit
15
menit
15
menit
15
menit
30
menit
30
menit
15
menit
15
menit
15
menit
15
menit
30
menit
Ulangan
Jam
Pengambilan
(WIB)
Jam Real
Pengambil
an (WIB)
Kadar
Gula
(mgdL)
08.15
08.08
86
08.30
08.24
89
08.45
08.39
89
09.00
08.54
85
09.30
09.34
81
10.00
10.04
80
08.15
08.10
95
08.30
08.25
92
08.45
08.40
84
09.00
08.55
91
09.30
09.35
95
10.00
10.05
87
08.15
08.11
102
08.30
08.26
97
08.45
08.41
90
09.00
08.56
94
09.30
09.36
87
1
Ambar
Ismaya
BuahApel
(06.00
WIB)
2
1
Hera
Fatmawati
Sawi
(06.00
WIB)
2
1
Triska
Dessy K
Mangga
(06.00
WIB)
2
Iqbal
Adifatiyan
S
Bayam
(06.00
WIB)
30
menit
15
menit
15
menit
15
menit
15
menit
30
menit
30
menit
15
menit
15
menit
15
menit
15
menit
30
menit
30
menit
15
menit
15
menit
15
menit
15
menit
30
menit
30
menit
15
menit
15
menit
15
menit
15
10.00
10.07
87
08.15
08.13
99
08.30
08.28
99
08.45
08.43
89
09.00
08.58
100
09.30
09.38
91
10.00
10.08
86
08.15
08.13
124
08.30
08.29
121
08.45
08.44
113
09.00
09.02
122
09.30
09.38
118
10.00
10.09
113
08.15
08.17
89
08.30
08.32
86
08.45
08.47
80
09.00
09.05
81
09.30
09.40
83
10.00
10.10
81
08.15
08.14
96
08.30
08.30
97
08.45
08.45
92
09.00
09.04
89
1
Dinar
Maharani
D
Pisang
(06.00
WIB)
2
Buah
M Imam Kenitu
Asrori
(06.00
WIB)
1
Tri Lestari
Alpukat
(06.00
WIB)
2
menit
30
menit
30
menit
15
menit
15
menit
15
menit
15
menit
30
menit
30
menit
15
menit
15
menit
15
menit
15
menit
30
menit
30
menit
15
menit
15
menit
15
menit
15
menit
30
menit
30
menit
09.30
09.40
96
10.00
10.10
90
08.15
08.19
91
08.30
08.34
93
08.45
08.49
91
09.00
09.06
89
09.30
09.42
95
10.00
10.12
89
08.15
08.16
100
08.30
08.31
101
08.45
08.46
97
09.00
09.05
100
09.30
09.41
102
10.00
10.11
101
08.15
08.21
87
08.30
08.36
87
08.45
08.51
76
09.00
09.07
83
09.30
09.43
85
10.00
10.13
74
Nama
Jannatun
Naim
Produk
Pangan
Tahap
(Jam makan
produk)
Roti Tawar 1
(11.00
WIB)
2
Annisa
Mardianti
Ambar
Ismaya
Roti Tawar 1
(11.15
WIB)
2
Roti
Tawar(06.0
0 WIB)
1
2
Hera
Fatmawati
Roti Tawar
(11.00
WIB)
1
2
Triska
Dessy K
Iqbal
Adifatiyan
Roti Tawar 1
(12.16
WIB)
2
Roti Tawar 1
(11.00
Rentan
Waktu
15 menit
15 menit
15 menit
15 menit
30 menit
30 menit
15 menit
15 menit
15 menit
15 menit
30 menit
30 menit
15 menit
15 menit
15 menit
15 menit
30 menit
30 menit
15 menit
15 menit
15 menit
15 menit
30 menit
30 menit
15 menit
15 menit
15 menit
15 menit
30 menit
30 menit
15 menit
15 menit
15 menit
15 menit
30 menit
30 menit
15 menit
15 menit
15 menit
Ulangan
Jam
Pengambilan
(WIB)
Jam
Real Kadar
Pengambilan Gula
(WIB)
(mgdL)
1
2
3
4
1
2
1
2
3
4
1
2
1
2
3
4
1
2
1
2
3
4
1
2
1
2
3
4
1
2
1
2
3
4
1
2
1
2
3
08.15
08.30
08.45
09.00
09.30
10.00
08.15
08.30
08.45
09.00
09.30
10.00
08.15
08.30
08.45
09.00
09.30
10.00
08.15
08.30
08.45
09.00
09.30
10.00
08.15
08.30
08.45
09.00
09.30
10.00
08.15
08.30
08.45
09.00
09.30
10.00
08.15
08.30
08.45
13.18
13.33
13.48
14.03
14.33
15.03
13.25
13.40
13.55
14.12
14.44
15.14
13.22
13.37
13.52
14.07
14.37
15.08
13.20
13.35
13.50
14.06
14.36
15.06
13.20
13.35
13.51
14.07
14.37
15.07
14.39
14.54
15.09
15.24
15.54
16.24
13.21
13.36
13.52
104
99
89
83
79
77
116
120
124
137
114
114
103
99
95
75
64
79
105
88
77
71
74
73
184
142
130
111
97
91
97
98
94
94
112
86
118
106
98
WIB)
Dinar
Maharani
D
Roti Tawar 1
(11.00
WIB)
2
15 menit
30 menit
30 menit
15 menit
15 menit
15 menit
15 menit
30 menit
30 menit
15 menit
15 menit
15 menit
15 menit
30 menit
30 menit
15 menit
15 menit
15 menit
15 menit
30 menit
30 menit
Roti Tawar 1
M Imam
(11.00
Asrori
WIB)
2
Tri Lestari
Roti Tawar 1
(11.20
WIB)
2
4
1
2
1
2
3
4
1
2
1
2
3
4
1
2
1
2
3
4
1
2
09.00
09.30
10.00
08.15
08.30
08.45
09.00
09.30
10.00
08.15
08.30
08.45
09.00
09.30
10.00
08.15
08.30
08.45
09.00
09.30
10.00
14.08
14.38
15.08
13.20
13.35
13.50
14.05
14.35
15.05
13.22
13.38
13.53
14.09
14.39
15.09
13.35
13.50
14.05
14.20
14.50
15.20
AUC Pangan
Standar
(mg dl-1 menit)
IG (%)
1A
9775
6850,5
142,69
2A
9780
8675
115,39
3A
9868
8546,5
115,46
4A
10787,5
8249
130,7734
5A
12456
12232,5
101.827
6A
9336,5
10372,5
90,0121
7A
10801
9692
111,44242
8A
10362
10927,5
94,8
9A
11545
9801
117,79
10A
9208,5
9892,5
93,085671
77
86
83
109
107
108
114
105
78
84
88
90
95
95
89
138
125
119
95
67
70
BAB 4. PEMBAHASAN
bila
kadar
amilopektin
pangan
lebih
tinggi
daripada
melebihi rendah. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa kacang-kacangan
atau tepung biji-bijian memiliki IG rendah (30 40). Menurut Rimbawan dan
Siagian (2004) serat kasar mempertebal kerapatan atau ketebalan campuran
makanan dalam saluran pencernaan. Hal ini memperlambatnya lewatnya
makanan pada saluran pencernaan dan menghambat pergerakan enzim.
Dengan demikian proses pencernaan menjadi lambat dan akhirnya respon gula
darah menjadi lebih rendah.
e. Kadar Lemak dan Protein Pangan
Pangan berkadar lemak dan protein tinggi cenderung memperlambat
laju pengosongan lambung. Dengan demikian laju pencernaan makanan di
usus halus juga diperlambat. Oleh karena itu pangan berkadar lemak tinggi
cenderung memiliki IG lebih rendah daripada sejenis berkadar lemak lebih
rendah (Rimbawan dan Siagian 2004).
f. Kadar Anti Gizi Pangan
Menurut Rimbawan dan Siagian (2004) beberapa pangan secara
alamiah mengandung zat yang dapat menyebabkan keracunan bila jumlahnya
besar. Zat tersebut dinamakan zat anti gizi. Beberapa zat anti gizi tetap aktif
walaupun sudah melalui proses pemasakan. Zat anti gizi pada biji-bijian dapat
memperlambat pencernaan karbohidrat didalam usus halus. Akibatnya IG
pangan menurun.
4.3 Jenis-Jenis Indeks Glikemik
Jenis dari indeks glikemik dibedakan menjadi 3 yaitu indeks glikemik
rendah, sedang dan tinggi. Nilai Indeks Glikemik adalah sebagai berikut :
a. IG rendah, rentang IG <55
b. IG sedang, rentang IG 55 70
c. IG tinggi, rentang IG > 70
Makanan dengan indeks glikemik tinggi memiliki kandungan serat
yang lebih rendah, sedangkan indeks glikemik yang rendah memiliki
kandungan serat yang tinggi. Semakin berserat makanan yang dimakan, maka
semakin lama pula tubuh dalam mencerna makanan tersebut.
4.4 Tabel Indeks Glikemik
Jenis
Nama
Indeks
Takaran Saji
Beban
makanan
Tortila
gandum
Sponge cake
Cake pisang
dengan gula
Tortilla
jagung
Cake pisang
BAKERY
tanpa gula
Roti
hamburger
Pita berad
Roti putih
Roti gandum
utuh
Bagel putih
Baguette
putih
Sereal
Nasi merah
Oatmeal
Jagung rebus
Muesli
Oatmeal
instan
Nasi putih
Cornflake
Minuman
Jus apel tanpa
pemanis
Jus jeruk
tanpa
pemanis
Soft drink
Dairy product Susu skim
Yoghurt
rendah lemak
dengan buah
Susu penuh
lemak
Es krim
Buah-buahan Jeruk bali
Pear
Apel
Jeruk
Peach
Glikemik
30
(gram)
50
Glikemik
8
46
47
63
60
17
14
52
50
12
55
60
12
61
30
68
71
71
30
30
30
10
10
9
72
95
70
30
25
15
50
55
60
66
83
150
250
150
30
250
14
13
20
16
30
89
93
44
150
30
250ml
43
23
30
50
250ml
12
68
32
33
250ml
250ml
200
23
4
11
41
250ml
57
25
38
39
40
40
50
120
120
120
120
120
6
3
4
6
4
5
kalengan
Peach
42
Pear kalengan 43
Anggur
59
Pisang
62
Kismis
64
Semangka
72
KacangKacang tanah 7
kacangan
Kacang
15
kedelai
Kacang mede 27
asin
Kacang
29
merah
Kacang hitam 30
Kacang
40
panggang
Pasta
Fettucini
32
Macaroni
47
Spaghetti
58
direbus 20
menit
Makanan
Keripik
42
ringan
jagung asin
Keripik
51
kentang
Berondong
55
jagung tawar
Pretzel
83
Sayuran
Wortel
35
Green peas
51
Talas
54
Ubi
70
Mashed
87
potato instan
Lain-lain
Chicken
46
nuggets
dipanaskan di
microwave
Madu
61
Sumber : Nutrition Almanak, 2007
4.5 Metode Uji Indeks Glikemik
120
120
120
120
60
120
50
150
5
5
11
16
28
4
0
1
50
150
150
150
7
6
180
180
180
15
23
26
50
11
50
11
50
12
20
30
80
80
150
150
6
16
2
4
20
22
150
17
100
Pada metode uji indeks glikemik, yang dilakukan pertama kali yaitu
menyiapkan subyek penelitian. Biasanya jumlah subyek yang dibutuhkan
sebanyak 10 orang. Pengambilan subyek sebanyak 10 orang tersebut harus
mengikuti penelitian indeks glikemik sebagaimana telah disebutkan dalam
keaslian penelitian. Jumlah subyek yaitu 10 orang ini cukup representative
untuk menentukan indek glikemik. Pengambilan subyek ini harus memiliki
kriteria inklusi subyek sebagai berikut :
1. Bukan penyandang Diabetes Mellitus
2. IMT normal, yaitu 18,5-22,9 (Grundy et al., 2005)
3. Ukuran lingkar pinggang < 90 cm untuk pria dan < 80 cm untuk wanita
(Hartono and Andry, 2006).
4. Usia 20-25 tahun
Alat yang digunakan dalam penelitian ini:
1. Peralatan mengukur glukosa darah berupa glukometer One Touch UltraTM
(Life Scan Johnson & Johnson Co) dan test strip
2. Peralatan analisis proksimat seperti oven, desikator, alat destilasi,
timbangan analit, labu erlenmeyer, cawan porselin, dan pipet
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini:
a. Roti tawar
Roti tawar yang digunakan sebagai standar merupakan roti tawar buatan
sendiri dengan resep standar.
Komposisi : tepung terigu, garam, susu skim bubuk, yeast, margarin.
b. Sponge cake sukun (hasil pertanian yang memiliki kandungan karbohidrat)
Komposisi: gula, telur, tepung komposit, margarin, dan baking soda.
Tepung komposit
Sponge cake merupakan campuran tepung sukun dengan tepung terigu
dengan perbandingan 40 : 60 (40 untuk tepung sukun dan 60 tepung
terigu). Campurkan gula dan kuning telur, aduk hingga rata. Tambahkan
putih telur dan tepung komposit (tepung sukun dan tepung terigu),
kemudian margarin. Setelah tercampur dimasukan ke dalam loyang.
Panggang 30-45 menit dengan suhu 1500C.
2.
Keterangan:
L = luas area dibawah kurva
t = Interval waktu pengambilan darah (30 menit)
30 = selisih kadar glukosa darah 30 menit setelah beban dengan puasa
X 100
Menghitung available karbohidrat (Marsono et al., 2003)
BG =
X 100
karbon dioksida dan air. Banyak jaringan misalnya otot menyimpan glukosa
dalam jumlah kecil dalam bentuk glikogen (Raghavan V. A. et al.,2009).
c. Metabolisme glukosa di otak dan jaringan saraf
Otak dan jaringan saraf sangat bergantung kepada glukosa untuk
memenuhi kebutuhan energi. Jaringan saraf mengoksidasi glukosa menjadi
karbon dioksida dan air sehingga dihasilkan ATP. Apabila glukosa turun di
ambang di bawah normal, kepala akan merasa pusing dan kepala terasa ringan.
Pada keadaan normal, otak dan susunan saraf memerlukan sekitar 150 g
glukosa setiap hari (Aswani V., 2010).
d. Metabolisme glukosa di sel darah merah
Sel darah merah hanya dapat menggunakan glukosa sebagai bahan
bakar. Ini kerana sel darah merah tidak memiliki mitok ndria, tempat
berlangsungnya sebagian besar reaksi oksidasi bahan seperti asam lemak dan
bahan bakar lain. Sel darah merah memperoleh energi melalui proses glikolisis
yaitu pengubahan glukosa menjadi piruvat. Piruvat akan dibebaskan ke dalam
darah secara langsung atau diubah menjadi laktat kemudian dilepaskan. Sel
darah merah tidak dapat bertahan hidup tanpa glukosa. Tanpa sel darah merah,
sebagian besar jaringan tubuh akan menderita kekurangan energi karena
jaringan memerlukan oksigen agar dapat sempurna mengubah bahan bakar
menjadi CO2 dan H2O (Aswani V., 2010).
e. Metabolisme glukosa di otot
Otot rangka yang sedang bekerja menggunakan glukosa dari darah
atau dari simpanan glikogennya sendiri, untuk diubah menjadi laktat melalui
glikosis atau menjadi CO2dan H2O. Setelah makan, glukosa digunakan oleh
otot untuk memulihkan simpanan glikogen yang berkurang selama otot
bekerja melalui proses yang dirangsang oleh insulin. Otot yang sedang
bekerja juga menggunakan bahan bakar lain dari darah, misalnya asam-asam
lemak (Raghavan V. A. et al.,2009).
f. Metabolisme glukosa di jaringan adiposa
Insulin merangsang penyaluran glukosa ke dalam sel-sel adiposa.
Glukosa dioksidasi menjadi energi oleh adiposit. Selain itu, glukosa digunakan
buncis memiliki IG sebesar 32%. Pada buah pisang, nilai IG yang diperoleh
sebesar 111,442%, namun literatur menyatakan bahwa IG sayur bayam
memiliki nilai IG sebesar 20%. Nilai indeks glikemik pisang adalah 59%
sedangkan hasil pengukuran dalam praktikum sebesar 94,8%. Sedangkan
untuk Alpukat dan mangga memiliki indeks glikemik 36% dan 52%
sedangkan hasil perhitungan selama praktikum didapatkan hasil 93,0857%
dan 90,0121%. Semua data yang disajikan dalam grafik diatas menunjukkan
bahwa nilai IG selama praktikum memiliki perbedaan yang sangat signifikan,
dibandingkan dengan literatur.
Perbedaan data tersebut dapat dikarenakan oleh pengambilan sampling
setiap orang yang berbeda-beda, sehingga tidak dapat dijadikan sebagai acuan
terhadap indeks glikemik suatu bahan. Namun apabila orang tersebut
sebelumnya telah diberi perlakuan khusus dan benarbenar dikontrol, maka
dapat dijadikan acuan terhadap indeks glikemik. Menurut Rimbawa dan
Sagiana (2004) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi nilai indeks
glikemik diantaranya proses pengolahan bahan, ukuran partikel, kadar amilosa
dan amilopektin, kadar gula dan daya osmotik pangan, kadar lemak dan
protein pangan, kadar anti gizi pangan serta kadar serat yang dikandung oleh
pangan tersebut.
Proses pengolahan akan menyebabkan pangan menjadi ke dalam
bentuk, ukuran, dan rasa yang berbeda menyebabkan struktur pangan tersebut
menjadi halus sehingga pangan tersebut lebih mudah dicerna dan diserap.
Semakin mudahnya bahan pangan diserap oleh tubuh, maka akan terjadi
peningkatan glukosa darah yang menyebabkan pankreas mensekresikan
insulin lebih banyak.
Ukuran partikel sangat memengaruhi proses gelatinisasi pati saat
pembuatan roti, sehingga ukuran butiran pati yang semakin kecil akan
menjadikan semakin rentan terhadap proses pendegradasian oleh enzim. Hal
tersebut akan mempercepat proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat
pati, sehingga dapat dikatakan semakin kecil ukuran partikel maka semakin
tinggi nilai IG pangan tersebut. Apabila nilai indeks glikemik suatu bahan
memiliki nilai yang jauh dari literatur, maka dapat dikatakan bahwa seseorang
yang diuji memiliki kadar gula yang tinggi.
Kandungan pati di dalam pangan terdiri dari dua jenis yang berbeda,
yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa adalah polimer glukosa sederhana
yang tidak bercabang, sehingga lebih terikat dengan kuat serta lebih sulit
tergelatinisasi dan tercerna. Sementara itu, amilopektin adalah polimer
glukosa sederhana yang bercabang serta memiliki ukuran molekul lebih besar
dan lebih terbuka sehingga lebih mudah tergelatinisasi dan dicerna oleh tubuh.
Berdasarkan dari berbagai penelitian, pangan yang memiliki proporsi amilosa
lebih tinggi dibandingkan amilopektin akan memiliki nilai IG yang lebih
rendah, begitu juga sebaliknya. Pengaruh gula secara alami terdapat didalam
pangan dalam berbagai porsi terhadap respon gula darah sangat sulit
diprediksi. Hal ini dikarenakan pengosongan lambung diperlambat oleh
peningkatan konsumsi gula apapun strukturnya (Sarwono 2002).
Menurut Miller dalam buku Indeks Glikemik Pangan, Pengaruh serat
pada IG pangan tergantung pada jenis seratnya.bila masih utuh serat dapat
bertindak sebagai penghambat fisik pada pencernaan. Akibatnya IG cenderung
melebihi rendah. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa kacang-kacangan
atau tepung biji-bijian memiliki IG rendah (30 40). Menurut Rimbawan dan
Siagian (2004) serat kasar mempertebal kerapatan atau ketebalan campuran
makanan dalam saluran pencernaan. Hal ini memperlambatnya lewatnya
makanan pada saluran pencernaan dan menghambat pergerakan enzim.
Dengan demikian proses pencernaan menjadi lambat dan akhirnya respon gula
darah menjadi lebih rendah.
Pangan berkadar lemak dan protein tinggi cenderung memperlambat
laju pengosongan lambung. Dengan demikian laju pencernaan makanan di
usus halus juga diperlambat. Oleh karena itu pangan berkadar lemak tinggi
cenderung memiliki IG lebih rendah daripada sejenis berkadar lemak lebih
rendah (Rimbawan dan Siagian 2004). Menurut Rimbawan dan Siagian (2004)
beberapa pangan secara alamiah mengandung zat yang dapat menyebabkan
keracunan bila jumlahnya besar. Zat tersebut dinamakan zat anti gizi.
Beberapa zat anti gizi tetap aktif walaupun sudah melalui proses pemasakan.
Zat anti gizi pada biji-bijian dapat memperlambat pencernaan karbohidrat
didalam usus halus. Akibatnya IG pangan menurun. Adanya peningkatan
kadar gula juga dikarenakan proses metabolisme di dalam tubuh. Karena
semakin lambat tubuh melakukan metabolisme, maka kadar gula yang
dihasilkan akan semakin banyak. Selain itu, subyek yang digunakan juga
dapat mempengaruhi penurunan nilai IG karena subyek yang gemuk akan
cenderung cepat lapar dimana kadar glukosa darah mereka akan cepat turun
sebagai respon terhadap kebutuhan energi dan metabolisme basal yang lebih
tinggi bila dibandingkan dengan orang yang lebih kurus.
Tinggi rendahnya IG pada buah disebabkan oleh adanya serat. Serat di
dalam buah akan memperlambatnya laju transportasi makanan pada saluran
pencernaan dan menghambat pergerakan enzim. Dengan demikian proses
pencernaan menjadi lambat dan akhirnya respon gula darah menjadi lebih
rendah. Rendahnya IG buah juga dikarenakan kandungan fruktosa tinggi
sehingga proses penyerapan fruktosa diusus kecil terjadi lebih lambat
dibandingkan monosakarida lainnya (Uusitupa, 1994) yaitu melalui proses
difusi yang difasilitasi glucose transporters 5 (GLUT5) (Ferraris, R.P., 2001).
Di samping itu, setelah diserap, fruktosa secara cepat akan ditarik dari
peredaran darah dan mengalami metabolisme di hati sehingga tidak
menimbulkan respon glikemik yang tinggi (Wolever, 1995). Jika terjadi
peningkatan IG buah dikarenakan oleh tingginya konsentrasi glukosa karena
proses penyerapan glukosa di usus kecil terjadi melalui transport aktif yang
difasilitasi penghantar khusus berupa sodium-glucose transport protein 1
(SGLT1) dan glucose transporter 2 (GLUT2). Nilai IG juga dapat dipengaruhi
dari tingkat kematangan bahan tersebut, sehingga tingkat kematangan suatu
bahan harus diketahui terlebih dahulu agar dapat dibandingkan dengan
literatur. Apabila bahan pangan tersebut telah masak optimal, maka dapat
dikatakan bahwa bahan tersebut memiliki kadar gula yang cukup tinggi.
Perbedaan yang signifikan ini juga dapat dikarenakan penanganan
pada bahan pangan yang digunakan, seperti penepungan. Penepungan
menyebabkan ukuran partikel suatu bahan kecil dan memperluas permukaan
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah diakukan, dapat disimpulkan sebagai
berikut :
a. Indeks glikemik (IG) adalah tingkatan pangan menurut efeknya terhadap
gula darah
b. Indeks glikemik pangan dipengaruhi oleh proses pengolahan bahan,
ukuran partikel, kadar amilosa dan amilopektin, kadar gula dan daya
osmotik pangan, kadar lemak dan protein pangan, kadar anti gizi pangan
serta kadar serat yang dikandung oleh pangan tersebut
c. Roti tawar digunakan ssebagai acuan standar pada pengukuruan IG karena
memiliki kandungan karbohidrat yang cukup banyak
d. Dari hasil perhitungan IG dapat diketahui bahwa IG pada brokoli sebesar
142,690%; papaya sebesar 115,398%; buncis sebesar 115,46%; apel
sebesar 130,773; sawi sebesar 101,807%; mangga sebesar 90,012%;
bayam sebesar 111,442%; buah pisang sebesar 94,8%; buah kenitu sebesar
117,79% dan buah alpukat sebesar 93,085%.
e. Hasil IG pada literature brokoli sebesar 20%; buah apel sebesar 130,773%;
IG buah kenitu belum didapatkan; buah pepaya sebesar 60%; sayur buncis
sebesar 32%; sayur bayam sebesar 20%; buah pisang sebesar 94,8%: buah
alpukat sebesar 93,0857% dan mangga sebesar 90,0121%
5.2 Saran
a. Sebaiknya waktu untuk konsumsi pangan uji dilakukan secara bersamaan
agar data yang dihasilkan tidak banyak terjadi perbedaan
b. Sebaiknya tidak terjadi miskom antara asisten satu dengan asisten lainnya
agar saat pengerjaan laporan tidak membingungkan praktikan
DAFTAR PUSTAKA
Aswani V., 2010. How Well Do You Understand Blood Glucose Levels.Available
from: http://www.medscape.com/viewarticle/438144[Accesed 20 Oktober
2014]
Bawal Hot. 2010. Penelitian Indeks Glikemik. Macarell Dekker Inc
Bell D. S., 2001. Importance of Postprandial Glucose Control. South Med J.
2001; 94(8). USA: Lippincott Williams & Wilkins. Available from:
http://www.medscape.com/viewarticle/ 410819 [Accesed 20 Oktober
2014]
Brouns, F., I. Bjorck, K.N. Frayn, A.L. Gibbs, V. Lang, G. Slama, and T.M.S.
Wolever. 2005. Glycaemicindex methodology. Nutrition Research
Reviews,. 18(1):145-171.
BSN. 1995. SNI Roti 01-3840-1995. Dewan Standarisasi Nasional. Departemen
Perindustrian.
Campbell, B. 2011. Glycemic Load Vs. Glycemic Index. Diakses dari
www.nsac-lift.org pada tanggal 27 Juni 2013
Cranmer H., Shannon M., 2009. Hypoglycemia. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/802334-overview [Accesed 20
Oktober 2014]
Ferry R. J., 2008. Fructose 1,6-Diphosphatase Deficiency. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/943882- overview [Accesed 20
Oktober 2014]
Ferraris, R.P., 2001. Dietary And Developmental Regulation Of Intestinal Sugar
Transport. Biochemical Journal, 360:265-276.
Gaman, P. M, Dan K. B. Sherrington. 1992. Ilmu Pangan. Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press.
Grundy, S. M. 2005. Metabolic syndrome: therapeutic considerations. Handbook
Exp Pharmacol 170, 107133.
Hartono, A. D. 2009. Pemanfaatan Tepung Ubi Jalar Madu (Ipomea Batatas var
Kretek) sebagai Pengganti Tepung Terigu dan Gula dalam Pembuatan
Wolever, T.M.S., D.J. Jenkins, A.L. Jenkins, and R.G. Josse, The glycemic index:
methodology and clinical implications. American Journal of Clinical
Nutrition, 1991. 54:846-854.
Kelompok 1
Nama subjek : Jannatun Naim
Produk
: Brokoli
AUC uji 1
=
= 87,5 x 16 = 1400
AUC uji 2
=
= 89 x 15 = 1335
AUC uji 3
=
= 87 x 15 = 1305
AUC uji 4
=
= 83 x 40 = 3320
AUC uji 5
=
= 80,5 x 30 = 2415
AUC uji total 1400+1335+1305+3320+2415 = 9775
Produk : roti tawar
AUC standart 1
=
= 101,5 x 15 = 1522,5
AUC standart 2
=
= 94 x 15 = 1410
AUC standart 3
=
= 86 x 15 = 1290
AUC standart 4
=
= 81 x 18 = 1458
AUC standart 5
=
= 78 x 30 = 1170
IG
= 1,426903146
= 142, 6903146%
Kelompok 2
Bahan : Pepaya
AUC uji 1
=
= 93,5 x 15 = 1402,5
AUC uji 2
=
= 88 x 15 = 1320
= 6850,5
AUC uji 3
=
= 92,5 x 15 = 1387,5
AUC uji 4
=
= 93 x 30 = 2790
AUC uji 5
=
= 96x 30 = 2880
AUC uji total = 1402,5+1320+1387,5+2790+2880 = 9780
Bahan : roti tawar
AUC standart 1
=
= 101 x 15 = 1515
AUC standart 2
=
= 97 x 15 = 1455
AUC standart 3
=
= 85 x 15 = 1275
AUC standart 4
=
= 69,5 x 30 = 2085
AUC standart 5
=
= 71,5x 30 = 2145
AUC stndart total
=
= 8475
IG
=
= 115,39823%
Kelompok 3
Bahan : Buncis
AUC Uji :
AUC Uji 1:
AUC Uji 2:
AUC Uji 3:
AUC Uji 4:
AUC Uji 4:
Jumlah AUC uji :
Bahan : Roti tawar
AUC Standart:
AUC Standart 1:
AUC Standart 2:
AUC Standart 3:
AUC Standart 4:
AUC Standart 5:
Jumlah AUC standar :
IG =
=115,46 %
Kelompok 4
Bahan : buah apel
AUC =
AUC uji 1
= 99 x 15 = 1485 mg dL-1menit
AUC uji 2
= 94 x 15 = 1410 mg dL-1menit
AUC uji 3
AUC uji 4
AUC uji 5
AUC standart 2 =
AUC standart 3 =
= 74 x 16 = 1184 mg dL-1menit
AUC standart 4 =
AUC standart 5 =
= 8249 mg
IG
=
= 130,7734%
Kelompok 5
-
2)
3)
4)
5)
x 100% =
x 100% =
=
Kelompok 6
Mangga
AUC Uji 1 =
AUC Uji 2 =
AUC Uji 3 =
AUC Uji 4 =
AUC Uji 5 =
AUC Uji 2 =
AUC Uji 3 =
AUC Uji 4 =
x 100% = 101,827%
AUC Uji 5 =
2970
IG =
Kelompok 7
Bahan: Bayam
AUC uji 1
=
= 96,5 x 16 = 1544
AUC uji 2
=
= 94,5 x 15 = 1417,5
AUC uji 3
=
= 90,5 x 19 = 1719,5
AUC uji 4
=
= 92,5 x 36 = 3330
AUC uji 5
=
= 93 x 30 = 2790
AUC uji total = 1544 + 1417,5 + 1719,5 + 3330 + 2790 = 10801
Bahan : roti tawar
AUC standart 1
=
= 112 x 15 = 1680
AUC standart 2
=
= 102 x 16 = 1632
AUC standart 3
=
= 87,5 x 16 = 1400
AUC standart 4
=
= 81,5 x 30 = 2445
AUC standart 5
=
= 84,5 x 30 = 2535
AUC stndart total
=
= 9692
IG
=
= 111,44242%
Kelompok 8
Bahan : buah pisang
AUC uji 1
=
= 99 x 15 = 1380
AUC uji 2
1632
=
= 92 x 15 = 1380
AUC uji 3
=
= 90 x 17 = 1530
AUC uji 4
=
= 92 x 36 = 3312
AUC uji 5
=
= 92 x 30 = 2760
=
= 108 x 15 = 1620
AUC standart 2
=
= 107,5 x 15 = 1612,5
AUC standart 3
=
= 111 x 15 = 1665
AUC standart 4
=
= 109,5 x 30 = 3285
AUC standart 5
=
= 91,5 x 30 = 2745
AUC stndart total
= 1620+1612,5+1665+3285+2745
= 10927,5
IG
=
= 94,8 %
Kelompok 9
a. Produk Pangan Uji (Buah Kenitu)
AUC =
AUC1 =
xt
x 15
= 1507,5 mg dL-1menit
AUC2 =
x 15
= 1485 mg dL-1menit
AUC3 =
x 19
= 1871,5 mg dL-1menit
AUC4 =
x 36
= 3636 mg dL-1menit
AUC5 =
x 30
= 3045 mg dL-1menit
AUC Total
= AUC1 + AUC2 + AUC3 + AUC4 + AUC5
= 1507,5 + 1485+ 1871,5+ 3636 + 3045
= 11545 mg dL-1menit
b. Produk Pangan Acuan (Roti Tawar)
AUC1 =
x 16
= 1376 mg dL-1menit
AUC2 =
x 15
= 1335 mg dL-1menit
AUC3 =
x 16
= 1480 mg dL-1menit
AUC4 =
x 30
= 2850 mg dL-1menit
AUC5 =
x 30
= 2760 mg dL-1menit
AUC Total
= AUC1 + AUC2 + AUC3 + AUC4 + AUC5
= 1376 + 1335 + 1480 + 2850 + 2760
= 9801 mg dL-1menit
Nilai IG9
=
=
x 100%
x 100%
= 117,79 %
Kelompok 10
Bahan : Alpukat
AUC Uji:
AUC Uji 1:
AUC Uji 2:
AUC Uji 3:
AUC Uji 4:
AUC Uji 5:
Jumlah AUC uji :
Bahan Roti tawar
AUC Standart:
AUC Standart 1:
AUC Standart 2:
AUC Standart 3:
AUC Standart 4:
AUC Standart 5:
Jumlah AUC standar :
IG =
=93,085671 %
Lampiran foto
Alat uji
Kapas alkohol
Jarum tusuk
Persiapan alat
Pembersihan tangan
Proses penusukan
Pengambilan darah
Hasil