Anda di halaman 1dari 16

askep rematik

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ageing process dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal yang wajar akan dialami
semua orang yang dikaruniai umur panjang, hanya lambat cepatnya proses tersebut bergantung
pada masing-masing individu. Secara individu, pada usia di atas 60 tahun tejadi proses penuaan
secara ilmiah. Hal ini akan menimbulkan masalah fisik, mental, sosial, ekonomi dan psikologis.
Dengan bergesernya pola perekonomian dari pertanian ke industri maka pola penyakit juga
bergeser dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular atau akibat penuaan
(degeneratif).
Hingga kini dikenal lebih dari 100 macam penyakit sendi yang seringkali memberikan gejala
yang hampir sama. Oleh karena itu pendekatan diagnostik sangat diperlukan agar didapatkan
diagnosis yang tepat, sehingga akhirnya pasien memperoleh penatalaksanaan yang adekuat.Perlu
diingat pula bahwa gangguan reumatik dapat merupakan manifestasi artikular berbagai penyakit
dan sebaliknya beberapa penyakit reumatik mempunyai manifestasi ekstra-artikular pada
beberapa organ.
Dalam lebih dari 2 dekade terakhir ini diketahui bahwa berbagaipenyakit remaik yang dianggap
mempunyai dasar imunologik ternyataberkaitan dengan sistem hipokompatibilitas.
Sebagai seorang perawat professional dalam memberikan bantuan kepada lanjut usia melalui
pendekatan proses keperawatan perlu memperhatikan aspek pendekatan fisik, psikis, sosial dan
spiritual. Dalam hal ini memberikan bantuan, bimbingan, pengawasan dan perlindungan untuk
pertolongan lanjut usia secara individu maupun kelompok seperti di rumah/ lingkungan keluarga
yang diberikan oleh perawat.
B.

Tujuan

1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan pengalaman belajar lapangan di harapkan mampu menerapkan asuhan
keperawatan pada lansia yang mengalami masalah kesehatan dan mengetahui gambaran umum
tentang rheumatoid arthritis yang terjadi pada lansia.
2. Tujuan khusus
Setelah menyelesaikan pengalaman belajar klinik komunitas di harapkan mampu:

a.

Mengetahui pengertian, etiologi, patofisiologi, serta tanda dan gejala yang terjadi pada lansia
penderita rheumatoid artritis.

b.

Mengetahui penatalaksanaan asuhan keperawatan gerontik yang sesuai diberikan pada lansia
dengan rheumatoid arthritis.
C.

Metodologi

Metode penulisan yang digunakan dalam makalah ilmiah ini adalah metode deskriptif yang
bertujuan memperoleh gambaran tentang masalah kesehatan yang terjadi saat ini dengan
menggunakan teknik pengumpulan sbb :
1. Wawancara
Tekhnik ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang hal- hal yang perlu diketahui
baik dari aspek fisik, mental, sosial budaya, ekonomi serta kebiasaan dilingkungan tersebut.
2.

Observasi
Pengamatan dilakukan dengan mengamati hal-hal yang mendukung terjadinya masalah
dalam perawatan anggota keluarga, misalnya lingkungan, serta prilaku atau kebiasaan

3.

Pengkajian Fisik
Tekhnik ini dilakukan untuk mendapatkan data yang nantinya akan sangat mendukung
dalam merumuskan masalah pada keluarga Tn.M, pengkajian dilakukan terhadapa semua
anggota keluarga.

4.

Studi Kepustakaan
Merupakan suatu teknik dengan mencari dan menentukan sumber-sumber literatur atau
buku-buku ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan studi kasus sebagai dasar teori.

D.

Sistematika Penulisan
Dalam penulisan makalah ilmiah ini penulis menyusun secara sistematis menjadii 5 bab yang
terdiri dari:

Bab I

Pendahluan berisikan tentang latar belakang, tujuan penulisan ruang lingkup dan metode
penulisan.

Bab II

Tinjauan Teoritis berisikan tentang konsep lansia, konsep dasar penyalit rematik, asuhan
keperawatan lansia masalah rematik.

Bab III

Tinjauan Kasus berisikan tentang pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan, dan


pelaksanaan serta evaluasi.

Bab IV

Pembahasan merupakan dari pengkajian, perumusan masalah kesehatan dan keperawatan,


peencanaan, pelaksanaan serta evaluasi.

Bab V

Kesimpulan dan Saran berisikan kesimpulan dari asuhan keperawatan yang telah dilakukan serta
saran-saran dari pihak-pihak terbaik.

Daftar pustaka
Lampiran-lampiran

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Usia Lanjut
1.
Proses Menua
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya
sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita
(Contantinides, 1994 yang dikutip oleh Wahjudi Nugroho, 2000).

Proses menua merupakan proses yang terus menerus secara alamiah. Dimulai sejak lahir dan
umumnya dialami pada semua makhluk hidup. Proses menua setiap individu pada organ tubuh
juga tidak sama cepatnya. Ada kalanya orang belum tergolong lanjut usia (masih muda) tetapi
kekurangan-kekurangan yang menyolok (deskripansi).
Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam
menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar tubuh. Walaupun demikian memang harus
diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lansia.
2.
Teori teori proses menua
1) Teori biologi:
a.
Teori genetic dan mutasi
Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokima yang diprogram oleh molekul/ DNA dan
setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi.
b. Pemakaian dan rusak
Kelebihan usaha dapat menimbulkan stress menyebabkan sel-sel tubuh lelah (terpakai).
c.
Auto immune theory
Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tertentu sehingga jaringan tubuh menjadi
lemah dan sakit.
d. Teori stress
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tubuh tidak
dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha dan stress yang
menyebabkan sel-sel lelah terpakai.
e.
Teori radikal bebas
Tidak stabilnya radikal bebas mengakibatkan oksidasi oksigen bahan organic yang selanjutnya
menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.
f.
Teori rantai silang
Sel-sel yang tua reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen
yang selanjutnya menyebabkan kurang elastis, kekacauan dan hilangnya fungsi.
g. Teori program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah sel setelah sel-sel tersebut
mati.
2)
a.

Teori kejiwaan sosial


Aktivitas atau kegiatan (activity theory)
Pada lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan social dan
mempertahankan hubungan antara system social dan individu agar stabil dari usia pertengahan
hingga usia tua.
b. Kepribadian berlanjut
Merupakan gabungan teori di atas dimana perubahan yang terjadi pada seseroang yang lanjut
usia sangat dipengaruhi oleh tipe kepribadian yang dimilikinya.
c.
Teori pembebasan
Putusnya pergaulan atau hubungan dengan masyarakat dan kemunduran individu dengan
individu lainnya. Dengan bertambahnya usia, seorang secara berangsur-angsur mulai melepaskan
diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini

mengakibatkan interaksi social lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas
sehingga sering terjadi kehilangan ganda: kehilangan peran, hambatan kontak social,
berkurangnya komitmen.

3. Peran dan hubungan antar manusia bagi usia lanjut


1) Peran dan Hubungan Antar Manusia Yang Normal
Peran dan hubungan menggambarkan tanggung jawab individu dalam keluarga, pekerjaan dan
keadaan social.Secara alamiah peran itu sesuai dengan budaya namun ada perbedaan dari setiap
individu.Orang cenderung memperlihatkan identitas dan menggambarkan kemampuan dalam
berperan.Setiap orang mempunyai perannya masing-masing misalnya; sebagai seorang laki-laki,
wanita, suami, istri, orang dewasa, remaja, orang tua, anak, saudara, pelajar, guru, dokter,
perawat dan lain-lain. Peran dilakukan orang selama hidupnya dan ia sering berusaha sesuai
dengan peran yang dimiliki.
Peran memberikan nilai dan status social bagi seseorang.Setiap kelompok social mempelajari
status, perilaku, symbol, dan hubungan yang dapat diterima oleh setiap peran. Perilaku, symbol
dan pola hubungan setiap orang berbeda tergantung nilai dan norma social di mana individu itu
berada.
2) Peran, Hubungan dan Usia
Perubahan peran dan hubungan disesuaikan dengan perkembangan usia baik laki-laki maupun
perempuan. Perubahan itu meliputi pengunduran diri, merasa kehilangan misalnya perubahan
posisi dalam rumah atau kehilangan orang penting lainnya seperti suami atau istri yang
meninggal. Semuanya ini dapat menimbulkan potensial trauma bagi lanjut usia. Dalam
kehidupan nyata banyak orang tua marah atau merasa tersinggung karena kekuatan social mereka
diberhentikan (pensiun)
Menurut American Society menggambarkan bahwa peran orang tua sudah tidak berdaya, lemah
atau lekas marah dan tidak bermanfaat (sia sia). Beberapa orang tua menerima peran ini dan
melakukan sebagai tindakan. Namun banyak orang yang tidak puas menerima stereotype ini dan
secara kontinyu mengembangkan peran dan hubungan sampai usia 80 90 tahun.
3)
a.
b.
c.
d.

Pengkajian Peran dan Hubungan Antar Manusia


Kaji status perkawinan individu (single, kawin, janda, cerai).
Kaji respon kehilangan individu seperti suami, istri atau orang penting lainnya
Apakah individu hidup sendiri atau dengan orang lain
Jika individu tersebut hidup dengan orang lain, siapakah mereka dan apa cara mereka
berhubungan? Apakah masih mempunyai struktur keluarga?
e. Bagaimana seseorang menggambarkan hubungan dalam keluarga
f. Kaji hubungan klien dengan teman karib.
g. Kaji hubungan kerja

h.
i.

Kaji perasaan klein yang sudah pensiun


Kaji apakah klien merasa bagian dari masyarakat atau lingkungan

4) Proses Keperawatan
Ada beberapa masalah yang muncul antara lain :
a. Disfungsi berkabung
b. Perubahan proses keluarga
c. Isolasi social/gangguan interaksi social
d. Gangguan komunikasi verbal
4.

Pemenuhan kebutuhan latihan dan aktivitas


a.
Pola aktivitas normal
Pola aktivitas dan latihan biasanya berhubungan dengan olahraga, pengisian waktu luang dan
rekreasi, berpakaian, dandan, makan, mandi, dan toilet. Olahraga dapat membentuk perilaku
yang baik dan individu akan merasa lebih baik. Selain itu juga dapat mempertahankan tonus otot
dan gerakan sendi. Untuk usia lanjut perlu aktivitas yang adekuat untuk mempertahankan fungsi
tubuh. Aktivitas tubuh /fisik memerlukan interaksi yang kompleks antara system saraf dan
muskuloskeletal. Beberapa perubahan yang terjadi sehubungan dengan peningkatan usia yaitu
menurunnya aktivitas (kecepatan), masaa otot berkurang, menurunnya gerak persendian, agifity
(kemampuan gerak cepat dan lancar menurun), dexterity (kemampuan memanipulasi ketrampilan
motorik halus menurun), stamina menurun, koordinasi menurun. Selain itu ada beberapa
penyakit yang mengganggu aktivitas misalnya syndroma otak organic, kerusakan neurologis,
cedera muskuloskeletal, gout, kekurangan oksigen, malnutrisi, anemia dan gangguan emosional.

B. Konsep Dasar Penyakit Rematik


1. DEFINISI
Reumatoid arthritis adalah gangguan autoimun kronik yang menyebabkan proses inflamasi pada
sendi (Lemone & Burke, 2001 : 1248). Reumatik dapat terjadi pada semua jenjang umur dari
kanak-kanak sampai usia lanjut. Namun resiko akan meningkat dengan meningkatnya
umur (Felson dalam Budi Darmojo, 1999).
Rematoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang manifestasi
utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi penyakit ini juga melibatkan seluruh
organ tubuh (Hidayat, 2006).
Artritis Rematoid adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian (biasanya sendi tangan dan
kaki) secara simetris mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan sering
kali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi(www.medicastore.com).

Arthritis

adalah

istilah

medis

untuk

penyakit

dan

kelainan

yang

menyebabkan

pembengkakan/radang atau kerusakan pada sendi.Arthritis sendiri merupakan keluarga


besar inflammatory degenerative disease, di mana bentuknya sangat beragam, lebih dari 100
jenis arthritis. Istilah arthritis sendiri berasal dari bahasa Yunani /Greek:Arthon /sendi dan it
is/radang (www. wrm-Indonesia.org).
Rhematoid artritis adalah peradangan yang kronis sistemik, progresif dan lebih banyak terjadi
pada wanita, pada usia 25-35 tahun (Brunner, 2002).
2. ETIOLOGI
Penyebab dari artritis rhematoid belum dapat ditentukan secara pasti, tetapi dapat dibagi dalam 3
bagian, yaitu:
a.

Mekanisme imunitas (antigen antibodi) seperti interaksi IgG dari imunoglobulin dengan
rhematoid faktor
b.Faktor metabolik
c. Infeksi dengan kecenderungan virus

3.

PATOFISIOLOGI

Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, kongesti vaskular, eksudat
febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama
pada sendi artikular kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk pannus, atau
penutup yang menutupi kartilago. Pannus masuk ke tulang sub chondria. Jaringan granulasi
menguat karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago artikuer.Kartilago menjadi
nekrosis.
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi. Bila kerusakan
kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena jaringan fibrosa atau
tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligamen
jadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang
sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat.
Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang.Ditandai dengan masa adanya serangan dan
tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang sembuh dari serangan pertama dan

selanjutnya tidak terserang lagi. Yang lain. terutama yang mempunyai faktor rhematoid
(seropositif gangguan rhematoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif.
4.TANDA DAN GEJALA
Sakit persendian disertai kaku terutama pada pagi hari (morning stiffness) dan gerakan terbatas,
kekakuan berlangsung tidak lebih dari 30 menit dan dapat berlanjut sampai berjam-jam dalam
sehari. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan osteoartritis yang biasanya tidak berlangsung
lama.Lambat laun membengkak, panas merah, lemah
5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a.
-

b.
c.
-

Tes serologi
Sedimentasi eritrosit meningkat
Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis
Rhematoid faktor, terjadi 50-90% penderita

Pemerikasaan radiologi
Periartricular osteoporosis, permulaan persendian erosi
Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, sub luksasi dan ankilosis
Aspirasi sendi
Cairan sinovial menunjukkan adanya proses radang aseptik, cairan dari sendi dikultur dan bisa

diperiksa secara makroskopik.


6.

PENATALAKSANAAN

Tujuan utama terapi adalah:


a.

Meringankan rasa nyeri dan peradangan

b.

memperatahankan fungsi sendi dan kapasitas fungsional maksimal penderita.

c.

Mencegah atau memperbaiki deformitas

1)
a.

Pengobatan :
Aspirin (anti nyeri)dosis antara 8 s.d 25 tablet perhari, kadar salisilat serum yang diharapakan

adalah 20-25 mg per 100 ml


b.

Natrium kolin dan asetamenofen meningkatkan toleransi saluran cerna terhadap terapi obat

c.

Obat anti malaria (hidroksiklorokuin, klorokuin) dosis 200 600 mg/hari mengatasi keluhan
sendi, memiliki efek steroid sparing sehingga menurunkan kebutuhan steroid yang diperlukan.

d. Garam emas
e. Kortikosteroid
f.
2)

Nutrisi diet untuk penurunan berat badan yang berlebih


Bila Rhematoid artritis progresif dan, menyebabkan kerusakan sendi, pembedahan dilakukan
untuk mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki fungsi. Pembedahan dan indikasinya sebagai

a.

berikut:
Sinovektomi, untuk mencegah artritis pada sendi tertentu, untuk mempertahankan fungsi sendi

dan untuk mencegah timbulnya kembali inflamasi.


b. Arthrotomi, yaitu dengan membuka persendian.
c. Arthrodesis, sering dilaksanakan pada lutut, tumit dan pergelangan tangan.
d. Arthroplasty, pembedahan dengan cara membuat kembali dataran pada persendian.

BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Karakteristik Demografi
1.

Data biografi

Nama

: Ny. R(Perempuan)

Tmpt & tgl.lahir

: jakarta

Pendidikan terakhir

: Tidak sekolah

Agama

: Islam

Status perkawinan

: Kawin

TB/BB

: 158 cm/65 kg

Alamat

: jl.No.

Orang dekat dihubungi

: Nn. Erni( anak ke-4 )

Alamat

: Jl. Kamp. Jati Rt 03/01

No telp.

: tidak ada

2.

Riwayat pekerjaan

Pekerjaan saat ini : tidak bekerja. Tidak ada sumber pendapatan kecuali dari anaknya.Kebutuhan
sehari-hari dipenuhi oleh anaknya.
3.

Riwayat lingkungan hidup

Tipe tempat tinggal permanent dengan jumlah kamar ada 6. Jumlah orang yang tinggal di rumah
sebanyak 5 orang, dengan kondisi tempat tinggal penerangan cukup, kebersihan dan kerapihan
cukup,.sirkulasi udara cukup,keadaan kamar mandi cukup baik tidak terlalu tinggi dan tidak
licin.

4.

Riwayat rekreasi

Hobi/minat : tidak ada aktivitas khusus hanya menonton televisi atau hanya tiduran saja di ruang
tengah. Tidak terlibat dalam keanggotaan organisasi dan liburan atau perjalanan tidak pernah
dilakukan.
5. Riwayat keluarga
Ny.R seorang istri dengan anak 6 orang yaitu Tn.U (60th) bertempat tinggal di Bogor.Tn. N (48
th) bertempat tinggal di tanggerang.Tn. H (47 Th) bertempat tinnggal di cianjur,Nn.E (42 th)
bertempat tinggal serumah dangan Ny. R.Tn. H(40 th) tinggal di jatinegara kaum,Tn. S(30
Th)juga tinggal di jatinegara kaum.Dalam satu tahun terakhir tidak ada riwayat kematian dalam
keluarga.
B. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
1. Nutrisi
Ny.R mengatakan frekuensi ia makan adalah 3x sehari dan nafsu makan baik, menu makanan
yang dikonsumsi Ny.R sehari-hari bersama keluarga yaitu nasi,sayur,lauk pauk dan terkadang
tersedia buah-buahan. Kebiasaan yang dilakukan olen Ny.R sebelum makan adalah mencuci
tangan dan berdoa. Ny.R mengatakan bahwa ia tidak memakan duren,santan,bayam, toge.dan ia
juga mempunyai alergi yaitu udang. Dan ia mempunyai pantangan makan pedas dan asem
karena dapat membuat perutnya menjadi perih dan mempunyai maag.
2. Eliminasi
Ny.R mengatakan frekuensi BAKnya mulai sering dan waktunya tidak menentu apalagi
saat malam hari. Ny.Rjuga mengatakan tidak mempunyai keluhan ketika BAK. Pada saat BAB
Ny.R mengatakan terkadang BAB terasa keras frekuensi sehari tidak tentu dan Ny.r tidak pernah
menggunakan obat pencahar.
3. Personal hygiene
Ny.R mengatakan untuk perawatan diri masih bisa mandiri dengan kegiatan mandi 2x
sehari pagi dan sore, mencuci rambut dengan frekuensi 2x sehari dengan menggunakan sabun.

Dalam hal mengunting kuku Ny.R melakukannya bila kukunya terlahat sudah kotor dan panjang,
Ny.R mengatakan kebiasaan sebelum makan adalah mencuci tangan dan berdoa.
4. Istirahat dan Tidur
Ny.RLama tidur malam 7 jam sehari dan 3 jam tidur siang. Ny.P mengatakan kalau kurang
tidur ia merasakan pusing.
5.

Kebiasaan Mengisi Waktu Luang


Ny. R mengatakan mengisi waktu luang dengan menonoton Tv dan tidur.

6.

Kebiasaan yang Mempengaruhi Kesehatan


Ny. R tidak merokok, tidak meminum minuman keras dan tidak ketergantungan terhadap obat.

ATUS KESEHATAN
1.

Kondisi kesehatan saat ini


Ny.R mengatakan dalam 1 tahun terakhiria merasakan kaki nya nyeri ,dan merasa kesemutan dan
cepat

merasa

lelah,Terkadang

perutnya

suka

terasa

perih

jika

maag

nya

kambuh,mual,muntah,dan merasa kembung. Biasanya klien mengatasi dan mengurangi nyeri


pada kakinya dengan menggunakan balsem dan mengatur posisi yang nyaman,dan di pijatpijat.Dan untuk menghilangkan perih saat maag nya kambuh Ny.R meminum obat seperti
promaag.
Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat dapat dilihat dari
seringnya Ny.R datang ke bidan untukberobat jika sakit dan memeriksakan kesehatannya.

2. Riwayat kesehatan masa lalu


Ny.R mengatakan tidak pernah menderita penyakit lain selain rematik dan maag , Ny.R
mengatakan pernah mengalami kecelakaan jatuh dari motor beberapa tahun yang lalu.Ny. R
pernah dirawat di rumah sakit karena operasi katarak.
3. Pemeriksaan fisik

Saat dilakukan pengkajian didapatkan data Ny.R dengan rambut sudah beruban dan bersih TD
140/80 mmHg, Nadi 88 x/menit, RR 20 x/menit, berat badan 65 kg, tinggi badan 158 cm, mata
tampak berair, hidung tidak terdapat secret dan tidak ada kelainan penciuman, mukosa mulut
lembab dan tidak ada stomatitis, tidak terdapat benjolan ataupun pembesaran getah bening,
abdomen normal dan tidak ada keluhan, turgor kulit kurang elastis, ekstemitas bawah : klien
mengeluh kaki nya terasa nyeri dan kesemutan jongkok dan cepat terasa lelah.
4.

Pengkajian Spesifik Pada Usia Lanjut


a. Masalah kesehatan kronis
Ny.R mengatakan dalam 1 bulan terakhir ini ia merasakan keluhan yang mengganggu
kesehatannya yaitu nyeri dan kesemutan pada sendi kaki. Dan hasil pengkajian tersebut
didapatkan hasil atau skore < 26 artinya ada masalah/masalah kesehatan kronis sedang.
b. Fungsi kognitif
Saat dilakukan pengkajian pada Ny.R dengan hasil skore benar yaitu 3 artinya ada gangguan
yaitu gangguan intelektual sedang.
c. Status fungsional
Ny.R mengatakan masih mampu menjalankan aktivitas dengan mandiri tetapi terkadang dibantu
oleh anaknya.sehingga di dapatkan hasil dengan skore 10 artinya ketergantungan.

ANALISA DATA
No.
1

Data Fokus

Diagnosa keperawatan

Ds:
-

Ny.R mengatakan pegal-pegal dan nyeri Gangguan rasa nyaman nyeri

sendi di lutut
pada keluarga Tn.Y Khususnya
Ny.R mengatakan mengatasi nyeri sendi
Ny.R(85
th)b.d
nya dengan mengolesi balsem atau duduk.
ketidakmampuan
keluarga
Ny.R mengatakan kesemutan pada lutut
Ny.P mengatakan cepat lelah dan nyeri merawat anggota keluarga
saat berdiri terlalu lama atau berjalan jauh.
Skala nyeri : 5
Do :
-

BB : 65 kg
TB : 158 cm

dengan masalah rematik.

TD : 140/80 mmhg
N : 88 x/mnt
RR : 20 x/mnt
Asam urat : 2,6

Ds:
Ny. R mengatakan kadang merasa pusing
Ny. R mengatakan kadang kepala sakit
Ny.R mengatakan punduknya kadang terasa
sakit
Ny.R mengatakan jika darah tingginya
2.

kambuh pergi ke bidan

Resiko

Do:

pada keluarga Tn.Y terutama

BB : 65 kg

Ny.R

TB : 158 cm

keluarga

TD : 140/80 mmhg

keluarga dengan hipertensi

hipertensi
b.d

berulang

ketidakmampuan
merawat

anggota

: 88 x/mnt

RR : 20 x/mnt
Saat di kaji Ny. R tidak menderita hipertensi.

Ds :
Ny.R mengatakan menderita gastritis 25
-

tahun yg lalu
Ny. R mengatakan perutnya kembung saat

maag
Ny.R mengatakan maag nya akan kambuh
jika ia telat makan atau makan pedas dan

asam
Ny.R mengatakan jika maag nya kambuh
ia meminum obat Maag

3.

Do :
-

Ny.R saat pengkajian tidak sedang

Risiko

tinggi

terjadinya

gastritis berulang pada keluarga

Tn.Y terutama
mengalami gastritis
Saat di palpasi dan perkusi perut tidak ketidakmampuan

Ny.R

b.d

keluarga

kembung

merawat

anngota

keluarga

dengan gastritis.
Ds:
Ny. R mengatakan pernah jatuh di ruang tamu
Ny.R mengatakan jatuh kaeran pusing
Ny. R mengatakan penglihatanya menurun
Ny.R mengatakan kalau berjalan harus pelanpelan

Do:
Rumah tampak rapih
Lantai tidak licin

4.
Resiko jatuh berulang pada
keluarga Tn.Y khususnya Ny.R
b.d ketidakmampuan keluarga
mempertahankan lingkungan
rumah yang aman bagi lansia

Anda mungkin juga menyukai