I.1
I.2
Proses Vulkanisme
Dalam kaitannya dengan bentang alam, gunungapi mempunyai
beberapa pengertian antara lain :
a. Merupakan bentuk timbulan di permukaan bumi yang dibangun
oleh timbunan material/rempah gunungapi.
b. Merupakan tempat muncuknya material vulkanik lepas sebagai
hasil akivitas magma di dalam bumi (vulkanisme).
Berdasarkan proses terjadinya, terdapat 3 macam vulkanisme, yaitu :
a. Vulkanisme letusan, dikontrol oleh magma yang bersifat asam yang
kaya akan gas, bersifat kental dan ledakan kuat. Vulkanisme ini
biasanya menghasilkan material piroklastik dan membentuk
gunungapi yang tinggi dan terjal.
b. Vulkanisme lelehan, dikontrol oleh magma yang bersifat basa,
sedikit mengandung gas, magma encer dan ledakan lemah.
Vulkanisme ini biasanya menghasilkan gunungapi yang rendah dan
berbentuk perisai, misalnya Dieng dan Hawaii.
c. Vulkanisme campuran, dipengaruhi oleh magma intermediet yang
agak kental. Vulkanisme ini menghasilkan gunung api strato,
misalnya Merapi dan Merbabu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk gunungapi dan proses
vulkanisme antara lain :
1.
2.
3.
4.
gambar 1 diatas island arc terletak pada zona subduction karena island
arc yang sudah terbentuk dibawa oleh pergerakan lempeng samudera.
Magma yang dihasilkan bersifat basa.
d. Volcanic Arc
f. Oceanic Intraplate
cekung datar.
b. Kubah Lava (Lava Dome)
Merupakan morfologi yang berbentuk kubah membulat yang terbentuk
oleh magma yang sangat kental, biasanya dacite/rhyolite. Kubah terdiri dari
satu atau lebih aliran lava individu.
c. Gunungapi Tameng/Perisai
Merupakan morfologi yang terbentuk oleh aliran magma cair encer,
sehingga pada waktu magma keluar dari lubang kepundan, meleleh ke semua
arah dala jumlah besar dari suatu kawah besar/kawah pusat dan menutupi
daerah yang luas yang relatif tipis. Sehingga bentuk gunung yang terbentuk
mempunyai alas yang sangat luas dibandingkan dengan tingginya
b. Kawah
Yaitu depresi vulkanik yang terbentuk oleh letusan dengan diameter
maksimum 1,5 km, dan tidak terisi oleh apapun selain material hasil letusan.
Berdasarkan asal mulanya dibedakan kawah letusan dan kawah runtuhan.
Sedang berdasarkan letaknya terhadap pusat kegiatan dikelompokkan kawah
kepundan dan kawah samping (kawah parasiter). Pengisian kawah oleh
airhujan akan menyebabkan terbentuknya danaukawah. Dan letusan pada
gunungapi yang mempunyai danaukawah akan menyebabkan terjadinya lahar
letusan yang bersuhu tinggi
c. Kaldera
Yaitu depresi vulkanik yang terbentuknya belum tentu oleh letusan, tetapi
didahului oleh amblesan pada komplek vulkan, dengan ukuran lebih dari 1,5
km. Pada kaldera ini sering muncul gunungapi baru. Menurut H. William
(1947), berdasarkan proses yang membentuknya kaldera dibedakan menjadi :
1. Kaldera letusan, yaitu kaldera yang disebabkan oleh letusan gunungapi
yang sangat kuat yang menghancurkan bagian puncak kerucut dan
mnyemburkan massa batuan dalam massa yang sangat besar. Kaldera
Bandai-san di Jepang dan Tarawera di New Zealand termasuk dalam jenis
ini.
2. Kaldera runtuhan, yaitu kaldera yang disebabkan oleh letusan yang
berjalan cepat yang memuntahkan batuapung dalam jumlah banyak,
sehingga menyebabkan kekosongan pada dapur magma. Penurunan
permukaan magma di dalam waduk pun akan menyebabkan runtuhnya
bagian atas dapur magma, dan memicu terjadinya runtuhan bagian puncak
gunungapi. Hampir kebanyakan kaldera terbentuk melalui proses ini,
contoh kaldera Krakatau, di Indonesia dan Crater Lake di Oregon,
Amerika
3. Kaldera erosi, yaitu kaldera yang disebabkan oleh erosi pada bagian
puncak kerucut, dimana erosi akan memperlebar daerah lekukan sehingga
daerah kalderah tersebut semakin luas. Gejala seperti ini banyak
ditemukan di gunungapi Jepang.
2. Cinder Volcano
Gunung api ini memiliki karakteristik lubang kepundannya yang
berbentuk seperti corong/kubah dengan kemiringan lereng yang curam.
Gunung api ini memiliki letusan yang sangat besar berjenis stromboli.
Contoh gunung api yang bertipe ini adalah Gunung Vesuvius di Italia.
4. Maar Volcano
5. Caldera
Adalah gunung api yang terbentuk karena runtuhan puncak gunung
api sebelumnya. Kaldera merupakan kawah gunung api yang sangat
luas dan di dalam kompleks kawah tersebut sering muncul gunung api
baru seperti Kaldera Bromo dan Yellowstone.
a. Aliran Lava
Aliran lava yaitu terjadinya aliran batu cair yang pijar dan bersuhu tinggi
(sampai 12000 C). Alirannya menuruni lereng yang terjal dan dapat mencapai
beberapa kilometer. Semua benda yang dilaluinya akan hangus dan terbakar.
Apabila melongsor akan menimbulkan awan panas.
b. Bom Gunungapi
Bom gunungapi berujud batuan panas dan pijar berukuran 10 cm 2 m.
Batuan ini dapat terlempar dari pusat erupsi sejauh hingga 10 km. Bom ini dapat
menimbulkan kebakaran hutan, pemukiman dan lahan pertanian. Bila tiba di tanah
bom ini akan mengeluarkan letusan dan akan hancur.
c. Pasir Lapili
Pasir dan lapili adalah campuran material letusan yang ukuranya lebih kecil
dari bom (< 2 mm). Sedangkan lapili lebih besar daripada pasir hingga mencapai
beberapa cm. Apabila terjadi letusan pasir dan lapili ini dapat terlempar hingga
puluhan kilometer. Pasir dan lapili ini dapat menghancurkan atap rumah karena
bebannya juga dapat merusak lahan pertanian hingga dapat membunuh tanaman.
d. Awan Pijar
Awan pijar adalah suspensi dai material halus yang dihasilkan oleh erupsi
gunungapi dan dihembuskan oleh angin hingga mencapai beberapa kilometer.
Awan pijar ini merupakan campuran yang pekat dari gas, uap dan material halus
yang bersuhu tinggi (hingga 12000 C). Suspensi ini berat sehingga mengalir
menuruni lereng gunungapi dan seolah-olah meluncur, luncurannya dapat
menapai 10 20 km. Dan membakar apa yang dilaluinya seperti yang terjadi pada
Gunung Merapi pada tanggal 22 November 1994 yang memakan korban 60 orang
terbakar hidup-hidup dan tak terhitung lagi ternak yang mati terpanggang akibat
hembusan awan panas ini.
e. Abu Gunungapi
Abu ini merupakan campuran material yang paling halus dari suatu letusan
gunungapi. Suhunya bisa tidak panas lagi. Ukurannya kurang dari 1 mikron - 0.2
mm. Bahaya yang ditimbulkan antara lain bisa mengganggu penerbangan seperti
yang terjadi pada saat letusan G. Galunggung, dapat menimbulkan sesak napas
apabila terlalu banyak mengisap abu gunungapi dan menimbulkan penyakit
silikosis, yaitu penyakit yang diakibatkan oleh penggumpalan silika bebas pada