Anda di halaman 1dari 40

BAB III

HASIL PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN


KULIAH PRAKTEK KERJA

3.1

Bidang Pelaksanaan Kuliah Praktek Kerja


Pada kegiatan Kuliah Praktek Kerja (KPK) ini penulis memilih untuk

membahas bidang kajian mengenai Sistem Informasi (SI), dengan tujuan untuk
mengetahui prosedur pembuatan IUI yang berjalan sampai dengan pengelolaan data
IUI disperindag di bidang IAKK yang di ajukan oleh BPPT, diantaranya yaitu
prosedur pembuatan IUI, formulir yang terbentuk berdasarkan standar pembuatan IUI
dan bagian-bagian yang terkait dalam pengajuan IUI.
Sebelum menelaah lebih jauh tentang Tinjauan atas Prosedur Pengelolaan IUI
Pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat, Penulis akan terlebih
dahulu menguraikan tentang Sistem Informasi, Prosedur, Dokumen, Formulir serta
pengertian dari IUI itu sendiri.

3.1.1 Pengertian Sistem Informasi


Menurut Jogiyanto Hartono, MBA, Ph.D (Pengenalan Komputer,
2004, hal. 683) Suatu sistem adalah

Suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau
subsistem yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.

Pengertian Sistem menurut Azhar Susanto adalah sebagai berikut:


Sistem adalah kumpulan atau group dari subsistem/bagian/komponen
apapun baik fisik maupun non fisik yang saling berhubungan satu sama
lain dan bekerjasama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan
tertentu.
peristiwa

fakta

transaksi

data

Proses

Informasi

Gambar Proses Data Menjadi Informasi Sumber Azhar Susanto (2003:7)


Informasi merupakan hasil pengolahan data sehingga menjadi bentuk yang penting
bagi penerimanya dan mempunyai kegunaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan
yang dapat dirasakan akibatnya secara langsung saat itu juga atau secara tidak langsung pada
saat mendatang. Edhy Sutanta (2004:4)

Menurut H.M. Jogianto dalam bukunya yang berjudul Analisis dan Desain
Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur (2005: 179) pengertian informasi sebagai
berikut:
Informasi merupakan data yang telah diproses ke dalam suatu bentuk
yang mempunyai arti bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata serta
terasa bagi keputusan saat itu atau keputusan yang akan datang.

Informasi yang berkualitas ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu :

Akurat (Accurate)
Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan, jelas maksudnya karena pada

saat penyampaian dari pengirim ke penerima kemungkinan terjadi banyak gangguan


(noise) dapat mengubah atau merusak informasi.

Tepat waktu (Timeliness)


Informasi datang ke penerima tidak boleh terlambat.

Relevan (Relevance)
Informasi yang diterima harus bermanfaat.

Lengkap
Informasi yang dibutuhkan semuanya tersedia dan tidak ada sedikitpun

informasi yang tertinggal.

Mengurangi ketidakpastian
Informasi yang diterima bisa memberikan kepastian dari beberapa

kemungkinan yang ada.


Menurut James B. Bower, Robert E. Schlosser dan Maurice S.
Newman dalam Jogiyanto H.M (2001:36)
bahwa sistem informasi adalah suatu cara yang sudah
tertentu untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan
oleh organisasi untuk beroperasi dengan cara yang sukses

dan

untuk

organisasi

bisnis

dengan

cara

yang

menguntungkan.

Sistem informasi didefenisikan oleh Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis


dalam Jogiyanto H.M (2001:11) sebagai berikut :
Konsep dari sistem informasi adalah suatu sistem dalam orang yang
memperhatikan kebutuhan pengolahan transaksi harian, yang mendukung
operasi bersifat manajerial dan kegiatan strategis dari suatu organisasi
dengan pihak-pihak tertentu, dengan menghasilkan laporan-laporan yang
diperlukan.
3.1.2 Pengertian Prosedur

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, penulis mengemukakan


beberapa pendapat tentang pengertian prosedur, diantaranya pengertian yang
dikemukakan oleh Mulyadi (2001;5) mendefinisikan prosedur sebagai berikut:
Prosedur adalah suatu urutan kegiatan, biasanya melibatkan beberapa
orang dalam suatu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin
penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi secara
berulang-ulang
Menurut Azhar Susanto (2004:264) pengertian Prosedur adalah sebagai
berikut:

Prosedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan


secara berulang-ulang dengan cara yang sama. Prosedur penting dimiliki
bagi suatu organisasi agar segala sesuatu dapat dilakukan secara
seragam.

A. Karakteristik Prosedur
Berikut ini adalah beberapa karakteristik prosedur, diantaranya adalah:
1. Prosedur menunjang tercapainya suatu organisasi.
2. Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan yang baik dan
menggunakan biaya yang seminimal mungkin.
3. Prosedur menunjukan urutan-urutan yang logis dan sederhana.
4. Prosedur menunjukan adanya penetapan keputusan dan tanggungjawab
5. Menunjukan tidak adanya keterlambatan atau hambatan.
6. Adanya suatu pedoman kerja yang harus diikuti oleh anggota-anggota
organisasi.
7. Mencegah terjadinya penyimpangan.
8. Membantu efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja dari suatu unit
organisasi.
B. Manfaat prosedur
Suatu prosedur dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Lebih memudahkan dalam menentukan langkah-langkah kegiatan dimasa


yang akan datang.
2. Mengubah pekerjaan berulang-ulang menjadi rutin dan terbatas, sehingga
menyederhanakan pelaksanaan dan untuk selanjutnya mengerjakan yang
seperlunya saja.
3. Adanya suatu petunjuk atau program kerja yang jelas dan harus dipatuhi oleh
seluruh pelaksana.
4. Membantu dalam usaha meningkatkan produkivitas kerja yang efektif dan
efisien.
5. Mencegah terjadinya penyimpangan dan memudahkan dalam pengawasan,
bila terjadi penyimpangan akan dapat segera diadakan perbaikan-perbaikan
sepanjang dalam tugas dan fungsinya masing-masing.
3.1.3 Pengertian Izin Usaha Industri

Izin tempat usaha telah dijelaskan pada pasal 1 huruf (h) Peraturan Daerah
kota Bandung Nomor 27 Tahun 2002 tentang izin gangguan dan izin tempat usaha
yang menyatakan :
Izin tempat usaha adalah Izin yang diberikan bagi tempat usaha yang
tidak menimbulkan bahaya, kerugian dan gangguan, dan tercemarnya
lingkungan, dikecualikan kepada tempat usaha yang lokasinya telah
ditunjuk oleh pemerintah daerah meliputi kawasan industri dan zona
industri.
Sedangkan pengertian dan unsur-unsur Izin menurut Ridwan. HR (2003:105) :

Izin adalah perbuatan atau tindakan pemerintah yang bersegi satu


untuk diterapkan pada peristiwa konkret menurut prosedur dan
persyaratan tertentu/khusus.
Dari persyaratan tersebut dapat diperoleh unsur-unsur perizinan yaitu :
1) Instrument yuridis.
2) Peraturan perundang-undangan.
3) Organ pemerintah.
4) Peristiwa konkret.
5) Prosedur dan persyaratan.
Menurut Harmaizar Z dalam buku "Menangkap peluang Usaha" (2002):
Usaha atau dapat juga disebut suatu perusahaan adalah suatu bentuk
usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus menerus dengan
tujuan memperoleh keuntungan, baik yang diselenggarakan oleh
perorangan maupun badan usaha yang berbentuk badan hukum atau
tidak berbentuk badan hukum, yang didirikan dan berkedudukan di
suatu daerah dalam suatu Negara.
Pabrik/perusahaan merupakan salah satu bentuk industrialisasi. Jumlah
penduduk dunia yang semakin bertambah berbanding lurus dengan peningkatan
jumlah kebutuhan manusia. Peningkatan jumlah kebutuhan tersebut tidak mampu lagi
dipenuhi dengan sistem industri. Kehadiran pabrik/perusahaan baik di bidang produk
barang maupun jasa diharapkan dapat menghasilkan produk yang lebih besar (massal)

sehingga hasil produk lebih murah karena dapat dikerjakan secara efektif dan efisien.
Tentu saja kehadiran pabrik/perusahaan merupakan usaha untuk mensejahterakan
manusia, karena kebutuhan manusia terpenuhi dan terjangkau. santoso (2006: 2).
Peraturan

Menteri

Perindustrian

Republik

Indonesia

Nomor

41/M-

IND/PER/6/2008 Tentang Ketentuan dan tatacara pemberian Izin Usaha Industri, Izin
Perluasan dan Tanda Daftar Industri, Pengertiannya :
Adalah izin yang wajib diperoleh oleh orang pribadi atau perusahaan
yang melakukan kegiatan industri/pengolahan barang dengan modal
minimal Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiah).

3.1.4 Pengertian Formulir


Pengertian formulir menurut Mulyadi (2001,75) adalah sebagai berikut :
Formulir adalah secarik kertas yang memiliki ruang untuk diisi.
Pengertian formulir menurut Azhar Susanto (2002:132) adalah sebagai berikut :
Formulir adalah kertas blanko/kosong yang belum berisi data tapi sudah
memiliki format atau kolom-kolom untuk diisi.
Menurut Mulyadi (2001,78), formulir bermanfaat untuk :
1. Menetapkan tanggung jawab timbulnya transaksi bisnis perusahaan.
2. Merekam data transaksi bisnis perusahaan.
3. Memindahkan semua bentuk kesalahan dengan cara menyatakan semua ke dalam
dokumen/tulisan.

4. Menyampaikan informasi pokok dari orang satu ke orang lain didalam organisasi
yang sama atau organisasi yang berbeda.
Terdapat empat keadaan yang mendasari perlunya penggunaan formulir menurut
Mulyadi (2001:86) :
1. Jika suatu kejadian harus dicatat, maka formulir perlu digunakan.
2. Jika informasi tertentu harus dicatat berulang kali, penggunaan formulir akan
mengurangi waktu penulisan informasi tersebut.
3. Jika berbagai informasi yang saling berhubungan perlu disatukan dalam tempat
yang sama, untuk memudahkan pengecekan yang cepat mengenai kelengkapan
informasinya, maka formulir harus digunakan.
4. Jika dibutuhkan untuk menetapkan tanggung jawab terjadinya transaksi, formulir
perlu digunakan.

3.2 Teknis Pelaksanaan KPK


Kuliah Praktek Kerja (KPK) ini dilaksanakan selama satu bulan dimulai dari tanggal
25 Juni 2012 sampai dengan 25 Juli 2012 di Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Provinsi Bandung dan melakukan survey di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT)

kota Bandung. Dalam pelaksanaan Kuliah Praktek Kerja (KPK) ini, penulis ditempatkan
pada bidang IAKK. Aktivitas yang dilakukan oleh penulis diantaranya adalah menerima
dokumen IUI, melakukan pencarian dokumen IUI berdasarkan kota Jawa Barat, menyimpan
data IUI kedalam bentuk Microsoft office Access ke dalam rincian data form sampai
terbentuknya file IKM sesuai dokumen atas nama dan tanggal perizinan, memeriksa data
kelengkapan data IUI setiap kota Jawa Barat, memisahkan berkas hasil selesainya

penginputan dan membantu Bapak/Ibu setempat dalam melaksanakan tugas-tugas yang


sekiranya bisa penulis lakukan, selebihnya melakukan survey langsung terhadap pengajuan
Izin Usaha Indutri di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) kota Bandung
tepatnya di Jl. Cianjur No. 34 Bandung. Secara teknis kurang lebih 1(satu) bulan
penulis melaksanakan pekerjaan sebagai berikut :
Minggu Pertama
Pada minggu pertama penulis diperkenalkan kepada semua pegawai Dinas
Perindustrian dan Perdagangan oleh Ibu&Bapak khususnya bidang IAKK. Selain itu penulis
juga diperkenalkan penugasan/pekerjaan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
Pekerjaan yang dikerjakan penulis pada minggu pertama adalah sebagai berikut :
1. Memahami setiap penerimaan dokumen-dokumen IKM Jawa Barat pada Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat.
2. Menerima surat berkas surat form pengajuan IUI dari BPPT (Badan Pengajuan
Pelayaan Terpadu) setiap masing-masing IKM Kota Jawa Barat.
3. Memasukan data rincian-rincian surat data form yang diajukan ke dalam bentuk file
komputerisasi.
4. Membantu Bapak/Ibu dalam melaksanakan tugas-tugas yang sekiranya bisa penulis
lakukan
5. Mencari berkas surat form pengajuan IUI yang perlu di masukan ke dalam file.
6. Menyusun kembali dan memeriksa penginputan data yang telah penulis masukan.
7. Mempelajari tata cara pengajuan pengelolaan IUI secara interview langsung kepada
Bapak/Ibu setempat.
Minggu Kedua dan Ketiga

Pada minggu kedua dan ketiga, penulis mempelajari berkas surat form pengajuan IUI
terutama prosedur pengajuan Izin Usaha Industri Jawa Barat. Penulis mempelajari
persyaratan apa saja yang harus dipenuhi dalam pengajuan IUI, dimulai dari proses
pengajuan, kebijakan IUI Jawa Barat sampai dengan penerbitan Industri tersebut
disampaikan ke bidang Program dan Perencanaan Disperindag. Dalam hal ini penulis diberi
kesempatan survey langsung berhadapan dengan para pemohon IUI di BPPT untuk dapat
memahami proses pengajuan IUI yang dilaksanakan dengan benar.
Pekerjaan yang dikerjakan pada minggu kedua dan ketiga adalah sebagai berikut :
1. Penulis melakukan survey langsung ketempat pengajuan IUI di BPPT kota Bandung
dan memberikan informasi mengenai syarat-syarat yang harus dipenuhi serta
menyerahkan formulir kosong yang harus diisi oleh pemohon.
2. Menanyakan berapa lama IUI diajukan, diperpanjang, sehingga dapat dihitung
berapa jumlah biaya yang dikeluarkan dalam satuan industri atas pengajuan batas
IUI setiap ketentuan hukum.
3. Menerima berkas-berkas yang menjadi syarat pengajuan IUI (Izin Usaha Industri)
dari pemohon.
4. Melengkapi pengisian formulir permohonan IUI, formulir pernyataan, surat kuasa
notaris dan penyertaan usaha yang diajukan.
5. Menyusun dan memeriksa kelengkapan persyaratan.
6. Melengkapi formulir tiap-tiap nama dan bentuk usaha di BPPT kota Bandung untuk
diajukan kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan khususnya bidang IAKK.
7. Tanya-jawab dengan pihak kepala pegawai BPPT dalam prosedur penyerahan
pendataan formulir yang diajukan ke Disperindag.

Minggu Keempat dan Kelima


Pada minggu keempat dan kelima yang penulis kerjakan tidak jauh berbeda dari
minggu sebelumnya. Tetap melakukan survey yang sekedar menanyakan tata-cara pengajuan
IUI di BPPT hingga Disperindag.
Pekerjaan yang dikerjakan pada minggu keempat dan kelima adalah sebagai berikut :
1. Menerima berkas-berkas yang menjadi syarat standar pengajuan IUI di BPPT.
2. Melengkapi dokumen hasil formulir yang benar atas permohonan IUI, formulit
pernyataan, surat kuasa Notaris dan penyertaan bentuk usaha yang diajukan.
3.

Menyusun dan memeriksa kelengkapan persyaratan, baik fotocopy KTP suami


istri, fotocopy NPWP, kartu keluarga (KK), buku tabungan, dll.

4. Setelah semua persyaratan dianggap lengkap, selanjutnya pihak BPPT membuat


dokumentasi penerbitan IKM kepada bidang IAKK Disperindag hasil pengajuan
dari BPPT. Selanjutnya memasukan penginputan data yang akan dilakukan penulis.
5. Menulis data pemohon yang jumlah pengajuan IUI telah disetujui pihak-pihak yang
bersangkutan ke dalam Microsoft office access berbentuk form dari tiap-tiap IUI
Kabupaten/Kota Jawa Barat.
6. Membantu Bapak/Ibu dalam melaksanakan tugas-tugas yang sekiranya penulis
lakukan.

3.3 Hasil Pelaksaan Kuliah Praktek Kerja dan Pembahasan

Dengan memberikan izin, penguasa memperkenankan orang yang dalam


memohonya untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu, ini menyangkut perkenan

bagi suatui tindakan yang demi kepentingan umum mengharuskan pengawasan


khusus atasnya.
Perizinan merupakan salah satu bentuk pelaksanaan dari pengaturan yang
bersifat pengendalaian yang dimiliki oleh pemerintah terhadap kegiatan-kegaiatan
yang dilakukan oleh masyarakat, dan izin untuk melakuakan suatu tindakan atau
kegiatan usaha yang biasanya harus dimiliki atau diperoleh suatu organisasi
perusahaan atau seseorang sebelum yang bersangkutan dapat melakukan suatu
kegiatan atau usaha.
bentuk-bentuk perizinan adalah :
1) Dispensasi
Dispensasi adalah tindakan pemerintah yang menyebabkan suatu peraturan
undang-undang menjadi tidak berlaku lagi bagi suatu hal yang istimewa. Adapun
pemberian dispensasi haruslah memenuhi persyaratan tertentu yang diatur didalam
peraturan yang berlaku dan agar setiap orang dapat melakukan perbuatan hukum
yang dapat menerobos dari peraturan yang telah berlaku, namun hal tersebut tidak
terlepas dari peran yang dimiliki kekuasaan yaitu pemerintah untuk memberikan
dispensasi yang harus jelas batasnya.
2) Lisensi
Nama lisensi nampaknya tepat untuk izin dalam menjalankan suatu usaha,
izin tersebut tidak menjamin bahwa yang memperoleh lisensi tidak akan campur

tangan dalam perusahaan atau bidang usaha yang dilakukan. Meskipun lisensi
memberikan suatu keluasaan terhadap usaha tersebut.
3) Izin
Izin ialah suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan undang-undang atau
peraturan pemerintah untuk dalam keadaan tertentu menyimpang dari ketentuanketentuan larangan perundangan.
4) Konsesi
Bedanya dangan izin, konsesi senantiasa mengenai pekerjaan yang karena
berkaitan dengan kepentingan umum harus benar-benar dilaksanakan. Maka dari itu
pemegang konsensi baik oleh undang-undang maupun dengan cara mengadakan
persyaratan, pemegang konsensi hamper senantiasa diwajibkan untuk melaksanakan
pekerjaan yang diizinkan kepadanya dalam waktu yang tertentu dan dapat
dilaksanakan dengan penyelenggaraan yang teratur.
Untuk melakukan kegiatan atau usaha, biasanya para pengusaha akan mencari
tempat yang sesuai dan mereka anggap baik untuk melakukan kegaiatan atau usaha
yang akan mereka jalankan. Untuk itulah diperlukan izin terhadap tempat usaha
tersebut. Untuk melaksanakan kegiatan atau usaha pada lokasi atau tempat tertentu,
para pengusaha diwajibkan untuk mengajukan permohonan kepada pemerintah
daerah, dimana para pengusaha tersebut diperbolehkan untuk mendirikan usaha atau
kegiatan yang akan mereka jalankan.

Karena untuk melakukan usaha pada tempat tertentu tidak bisa dilakukan
begitu saja, karena semua itu akan memerlukan persetujuan serta izin tempat usaha
dari pejabat yang berwenang, yang nantinya apabila telah memenuhi segala
persyaratan yang diajukan, maka tempat atau lokasi untuk melaksanakan kegiatan
usaha yang pada mulanya merupakan hal yang belum diizinkan atau dilarang, akan
dapat diperbolehkan dengan dikeluarkanya nanti surat izin tempat usaha (SITU) oleh
pemerintah daerah atau pejabat yang berwenang.
Izin tempat usaha tersebut diberikan atau dikeluarkan oleh pemerintah untuk
mengatur segala hal yang berhubungan dengan pemberian izin tempat usaha, agar
setiap usaha yang dilakukan tersebut berdasarkan atas pemberian izin yang berlaku,
sehingga pemerintah sebagai pengawas sekaligus sebagai pengontrol dapat
menjalankan kebijaksanaan dari peraturan yang dikeluarkanya.
Pemberian izin tempat usaha tersebut akan menentukan arah dan batas-batas
dari kegiatan atau usaha yang dilakukan tersebut agar tetap berada pada jalur yang
telah ditentukan atau diatur oleh peraturan perundangan. Melindungi objek izin
maksudnya dalam hal pemberian izin tempat usaha telah berarti dengan peraturan
yang berlaku terhadap jenis usaha yang dilakukan, sebagai proteksi akan bahaya yang
akan timbul nantinya.
Izin tempat usaha memiliki kekuatan hukum, sehingga memberikan suatu
bentuk perlindungan hukum tertentu yang sesuai dengan pengaturannya, artinya
bahwa nantinya akan memebrikan perindungan terhadap hal yang dianggap

merugikan nantinya yang berakibat langsung pada usaha atau kegiatan yang
dilakukan tersebut.
Untuk mencapai terlaksananya kelancaran terhadap pemberian izin tempat
usaha maka akan diperlukan berbagai macam pertimbangan. Pemerintah daerah akan
berupaya dalam hal ini membuat perencanaan kota yang jelas, supaya penempatan
terhadap lokasi usaha tersebut nantinya dapat disusun secara baik dan teratur. Namun
tidak terlepas dari itu pemerintah daerah terlabih dahulu meninjau kembali berbagai
akibat yang nantinya akan berdampak terhadap lingkungan dimana pemberian izin
tempat usaha tersebut diberikan.

3.3.1 Kebijakan pengajuan pengelolaan IUI


1. Izin Usaha Industri (IUI)
Izin Usaha Industri (IUI) adalah izin yang wajib diperoleh untuk mendirikan
perusahaan industri dengan nilai investasi perusahaan seluruhnya di atas Rp
200.000.000,- (tidak ter-masuk tanah dan bangunan tempat usaha).
IUI terdiri atas dua jenis yakni IUI Melalui Tahap Persetujuan Prinsip dan IUI
Tanpa Melalui Tahap Persetujuan Prinsip, dengan keterangan sebagai berikut :

IUI Melalui Tahap Persetujuan Prinsip diberikan kepada Perusahaan Industri


untuk

langsung

dapat

melakukan

persiapan-persiapan

dan

usaha

pembangunan, pengadaan, pemasangan instalasi/peralatan dan lain-lain yang


diperlukan. IUI Melalui Tahap Persetujuan Prinsip diharuskan bagi
perusahaan industri yang jenis industrinya tidak tercantum dalam Surat

Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 148/M/SK/7/1995 tanggal 11 Juli


1995 tentang Penetapan Jenis dan Komoditi Industri yang Proses Produksinya
Tidak

Merusak

ataupun

Membahayakan

Lingkungan

serta

Tidak

Menggunakan Sumber Daya Alam Secara Berlebihan; atau Tidak Berlokasi di


Kawasan Industri/Kawasan Berikat;

IUI Tanpa Melalui Persetujuan Prinsip diberikan kepada perusahaan industri


yang ;
-

berlokasi di Kawasan Industri/Kawasan Berikat yang memiliki izin,


setelah memenuhi ketentuan yang berlaku di Kawasan Industri/Kawasan
Berikat, tetapi wajib membuat Surat Pernyataan (Formulir SP-1);

jenis industrinya tercantum dalam Surat Keputusan Menteri Perindustrian


Nomor 148/M/SK/7/1995 (seperti tersebut di atas) yang berlokasi di
dalam atau di luar Kawasan Industri/ Kawasan Berikat yang memiliki izin.

Dasar Hukum :

Keputusan Menperindag Nomor 589/MPP/Kep/10/1999 tanggal 13 Oktober


1999 tentang Penetapan Jenis-jenis Industri Dalam Pembinaan Masingmasing Direktorat Jenderal dan Kewenangan Pemberian Izin Bidang Industri
dan Perdagangan di Lingkungan Departemen Perindustrian dan Perdagangan.

Keputusan Menperindag Nomor 590/MPP/Kep/10/1999 tanggal 13 Oktober


1999 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Usaha Industri, Izin
Perluasan dan Tanda Daftar Industri.

Keputusan Menperindag Nomor 233/MPP/Kep/6/2000 tanggal 26 Juni 2000


tentang

Perubahan

Lampiran

Atas

Keputusan

Menperindag

Nomor

589/MPP/Kep/10/1999.

Keputusan Menperindag Nomor 78/MPP/Kep/3/2001 tanggal 2 Maret 2001


tentang Pedoman Standar Pelayanan Minimal (PSPM) Bidang Perindustrian
dan Perdagangan.

Surat Edaran Sekretaris Jenderal Depperindag Nomor 119/SJ/II/2001 tanggal


19 Februari 2001 tentang Petunjuk Pelaksanaan OTODA di Bidang Industri
dan Perdagangan.

Syarat dan Kelengkapan Dokumen


1. IUI Melalui Tahap Persetujuan Prinsip :
a. Untuk memperoleh Persetujuan Prinsip :

Mengisi formulir Model Pm-I;

Melampirkan fotokopi NPWP;

Melampirkan fotokopi Akte Pendirian Perusahaan.

Persyaratan khusus/tambahan untuk industri pupuk :

Hasil uji laboratorium (sampel pupuk) dari Balai Pertanian setempat;

Surat Keterangan dari Balai Pertanian setempat bahwa sampel pupuk


sedang dalam pengujian di lapangan;

Surat

Pernyataan

memproduksi

pupuk

sesuai

hasil

analisis

laboratorium;

Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan dari Kepala Pusat Sumber


Daya, Wilayah dan Lingkungan Hidup, Departemen Perindustrian dan
Perdagangan.

Persyaratan khusus/tambahan untuk industri pestisida:

Surat Rekomendasi pembuatan bahan aktif pestisida atau formulasi


pestisida yang dikeluarkan oleh Komisi Pestisida;

Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan dari Kepala Pusat Sumber


Daya, Wilayah dan Lingkungan Hidup Departemen Perindustrian dan
Perdagangan.

b. Untuk memperoleh Izin Usaha Industri (IUI) :

Mengisi formulir model Pm-III;

Melampirkan fotokopi NPWP;

Fotokopi Akte Pendirian Perusahaan yang telah disahkan oleh


Departemen Kehakiman dan HAM;

Fotokopi IMB;

Fotokopi KTP/Nama Direksi dan Dewan Komisaris;

Fotokopi Persetujuan Prinsip;

Formulir Model Pm-II (informasi pembangunan proyek);

Fotokopi UKL dan UPL atau SPPL;

Fotokopi Izin Lokasi;

Foto Copy izin UU Gangguan atau AMDAL.

Persyaratan khusus/tambahan untuk industri pupuk :

Izin Industri yang akan berdiri perlu rekomendasi Direktorat Jenderal


Prasarana dan Sarana Pertanian, Departemen Pertanian, serta
peredaran dan pengawasannya;

Industri pupuk diperlukan :


-

Surat keterangan uji laboratorium yang diakreditasi;

Surat keterangan uji lapangan dan nomor pendaftaran dari


Departemen Pertanian.

Persyaratan khusus/tambahan industri pestisida :

Untuk industri yang akan berdiri diperlukan rekomendasi dari Komisi


Pestisida;

Peredaran dan pengawasan oleh Komisi Pestisida;

Industri pestisida diperlukan nomor pendaftaran pestisida yang


tercantum pada SK. Menteri Pertanian mengenai pendaftaran dan
pemberian izin bahan aktif pestisida atau izin sementara formulasi
pestisida.

Persyaratan khusus/tambahan untuk industri crumb rubber :

Surat Rekomendasi dari Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen


Kehutanan yang menyatakan tentang jaminan kontinuitas suplai bahan
baku karet (BOKAR). Tembusan izin ditujukan ke Direktorat Jenderal
IKAH, Departemen Perindustrian dan Perdagangan.

2. IUI Tanpa Melalui Tahap Persetujuan Prinsip :

Mengisi Formulir Model SP-I dan SP-II;

Melampirkan fotokopi NPWP;

Fotokopi Akte Pendirian Perusahaan yang telah disahkan oleh


Departemen Kehakiman dan HAM;

Fotokopi IMB;

Formulir Model Pm-II (informasi pembangunan proyek).

Waktu Pengurusan dan Masa Berlaku


1. IUI Melalui Tahap Persetujuan Prinsip
a. Persetujuan Prinsip
Persetujuan Prinsip dikeluarkan dalam waktu 14 hari kerja setelah
persyaratan diterima secara lengkap dan benar, dengan masa berlaku
selama-lamanya 4 tahun. Persetujuan Prinsip bukan merupakan izin untuk
melakukan produksi komersial.
b. Izin Usaha Industri
IUI Melalui Persetujuan Prinsip dikeluarkan dalam waktu 14 hari kerja
setelah persyaratan lengkap dan benar diterima, dibuktikan dengan berita

acara pemeriksaan. Izin ini berlaku selama perusahaan yang bersangkutan


beroperasi.
2. IUI Tanpa Melalui Persetujuan Prinsip
IUI Tanpa Melalui Persetujuan Prinsip dikeluarkan dalam waktu 14
hari kerja setelah persyaratan lengkap dan benar diterima dan melakukan
pemeriksaan ke lokasi perusahaan. Izin ini berlaku selama perusahaan
yang bersangkutan beroperasi.
Biaya Pengurusan
Untuk mengurus IUI, baik IUI Melalui Tahap Persetujuan Prinsip maupun IUI
Tanpa Melalui Persetujuan Prinsip, tidak dikenakan biaya.
Pejabat yang Mengeluarkan Izin/Rekomendasi :

Sekretaris Jenderal Depperindag bagi industri yang berada di Kawasan


Industri.

Kepala Dinas Depperindag Tingkat Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab


di bidang perindustrian. Dalam hal belum terbentuknya Dinas Tingkat
Kabupaten/Kota, penerbitan IUI dilaksanakan oleh Kantor Depperindag.

Kepala Otorita Batam bagi industri yang berlokasi di Batam (Surat Keputusan
Menteri Perindustrian Nomor 44/M/SK/3/1995 tanggal 20 Maret 1995 tentang
Pelimpahan Wewenang Pemberian Izin Usaha Industri Kecil kepada Ketua
Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam.

Ketua BKPM bagi industri yang berstatus PMA/PMDN.

2. Izin Perluasan
Setiap perusahaan industri yang telah memiliki IUI, baik yang Melalui Tahap
Persetujuan Prinsip maupun Tanpa Melalui Persetujuan Prinsip, yang hendak
melakukan perluasan industrinya wajib memperoleh Izin Perluasan. Izin Perluasan
tidak diperlukan apabila :

Perluasan yang dilaksanakan masih dalam lingkup jenis industri yang


tercantum dalam IUI-nya;

Penambahan kapasitas produksi sebesar-besarnya 30% di atas kapasitas


produksi yang diizinkan;

Jenis industrinya terbuka bagi Penanaman Modal.


Perluasan lebih dari 30% dari kapasitas produksi yang telah diizinkan dapat

dilakukan tanpa terlebih dahulu memiliki Izin Perluasan apabila :

Perluasan yang dilaksanakan masih dalam lingkup jenis industri yang


tercantum dalam IUI-nya;

Hasil produksinya dimaksudkan untuk pasaran ekspor meskipun jenis industri


tersebut dinyatakan tertutup bagi Penanaman Modal.
Kegiatan perluasan ini wajib diberitahukan secara tertulis selambat-lambatnya

6 bulan sejak dimulainya produksi kepada pejabat yang mengeluarkan IUI yang telah
dimiliki perusahaan tersebut, guna disahkan melalui penerbitan Izin Perluasan.
Dasar Hukum :

Keputusan Menperindag Nomor 589/MPP/Kep/10/1999 tanggal 13 Oktober


1999 tentang Penetapan Jenis-jenis Industri Dalam Pembinaan Masingmasing Direktorat Jenderal dan Kewenangan Pemberian Izin Bidang Industri
dan Perdagangan di lingkungan Departemen Perindustrian dan Perdagangan .

Keputusan Menperindag Nomor 590/MPP/Kep/10/1999 tanggal 13 Oktober


1999 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Usaha Industri, Izin
Perluasan dan Tanda Daftar Industri.

Syarat dan Kelengkapan Dokumen


1. IUI Melalui Tahap Persetujuan Prinsip :

Mengisi formulir model Pm-IV;

Melampirkan Isian formulir model PM-V dan PM-VI;

Izin Usaha Industri;

Rencana Perluasan Industri;

Bukti telah memenuhi persyaratan lingkungan terhadap AMDAL/UKL


dan UPL.

2. IUI Tanpa Melalui Tahap Persetujuan Prinsip :

Mengisi formulir model SP-III;

Melampirkan Isian formulir model SP-IV dan SP-V;

Izin Usaha Industri;

Rencana Perluasan Industri.

Waktu Pengurusan dan Masa Berlaku


Izin Perluasan dikeluarkan dalam waktu 14 hari kerja setelah persyaratan
lengkap dan benar diterima. Izin Perluasan berlaku selama perusahaan yang
bersangkutan beroperasi.
Biaya Pengurusan
Untuk mengurus Izin Perluasan, baik yang Melalui Tahap Persetujuan Prinsip
maupun Tanpa Melalui Persetujuan Prinsip, tidak dikenakan biaya.

Pejabat yang Mengeluarkan Izin/Rekomendasi


Pejabat yang mengeluarkan Izin Perluasan adalah sama dengan pejabat yang
mengeluarkan IUI yang telah dimiliki perusahaan yang bersangkutan.

3.3.2

Bagian-bagian yang terkait dalam pengajuan Laporan IUI


Bagian yang terkait dalam Penerbitan IUI adalah :
1. Pemohon, yaitu pelaksana pekerjaan sebagai pihak yang mengajukan
permohonan izin usaha indutri.

Foto copy Akta Pendirian Perusahaan (bagi perusahaan berbadan hukum)

Foto copy NPWP (untuk perusahaan yang berbadan hukum).

Daftar Mesin dan peralatan

Daftar bahan baku penolong

Foto copy KTP

2. BPPT Bandung, merupakan tempat pengajuan permohonan izin usaha industri


antara lain mempunyai fungsi :
a. Loket pendaftaran :

Menerima dan Memeriksa Berkas Izin Usaha Industri;

Memperpanjang/salinan berkas Izin Usaha Industri.

b. Pengolahan dan penerbitan (1 Hari Kerja) :

Perencanaan dan Penjadwalan Pemeriksaan Teknis.

c. Sekertariat Tim Teknis (max 7 Hari Kerja) :

Melakukan pemeriksaan lapangan Izin Usaha Industri.

d. Pengolahan dan Penerbitan (1 Hari Kerja) :

Mencetak Izin dan Penghitungan SKPD.

e. Kepala Badan (1 Hari Kerja) :

Memberikan tanda tangan atas pencetakan penerimaan Izin Usaha


Industri.

f. Sekretariat Badan (1 Hari Kerja):

Memberikan Permohonan & Pengarsipan Laporan Izin Usaha Industri.

3. Disperindag Provinsi Jawa Barat bidang IAKK dalam pengajuan IKM antara
lain:
1. Surat permohonan tersebut diberikan kepada Kepala Dinas Perindustrian
untuk divalidasi dan form IKM;

2. Surat permohonan yang valid dan form IKM diberikan ke bagian IAKK
untuk melakukan survei apakah data pada form IKM tersebut sesuai dengan
keadaan lapangan;
3. Jika hasil survei sesuai dengan form IKM maka dibuatkan berita acara
pemeriksaan (BAP) berisi keputusan setuju, jika tidak sesuai maka dibuatkan
BAP berisi penolakan ke BPPT;
4. Dari BAP tersebut dibuat laporan industri;
5. Kemudian data-data IKM yang ada pada laporan industri dimasukkan ke
dalam komputer dalam format Ms. Excel; dan
6. Data IKM dicetak dan diberikan pada Subbagian Perencanaan dan Program.

3.3.3

Dokumen IUI yang digunakan


Rincian dokumen :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Nama
Fungsi
Sumber
Distribusi
Rangkap
Bentuk

:
:
:
:
:
:

menjelaskan nama dokumen tersebut.


menjelaskan kegunaan informasi yang digunakan.
asal dokumen.
menjeslakan ke proses apa atau ke bagian mana informasi itu mengalir.
jumlah dokumen.
bentuk dari dokumen yang digunakan.

Berikut ini adalah dokumen yang digunakan dalam proses penyimpanan data IKM :
1. Nama
Item

: Surat Permohonan Izin Usaha Industri.


: identitas pemilik/pengurus/penanggung jawab perusahaan, identitas

Fungsi
Sumber
Distribusi
Bentuk
2. Nama

:
:
:
:
:

perusahaan, legalitas perusahaan.


mengajukan permohonan izin usaha.
BPPT.
BPPT ke Kepala Dinas Perindustrian.
dokumen kertas.
Form IKM.

Item

: data perusahaan, akta perusahaan, data industri, data tanah, pabrik dan
sasaran

produksi,

pembangunan,

rencana

waktu

penyelesaian

pembangunan, nilai investasi, tenaga kerja, pemasaran, produksi, mesin


dan peralatan produksi, mesin/peralatan pengendalian pencemaran,
bahan baku dan bahan penolong, sumber daya energi, pengendalian
pencemaran, pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup, tanggal
dan tempat pembuatan pengisian form IKM.
Fungsi

: detail IKM.

Sumber

: BPPT.

Distribusi : BPPT ke Kepala Dinas Perindustrian.


Bentuk
3. Nama
Item

: dokumen kertas.
: Berita Acara Pemeriksaan (BAP).
: nama, jabatan dan NIP petugas survei, hari dan tanggal survei, nama
perusahaan, nama pemilik perusahaan dan alamat, keputusan,
Kabupaten/Kota,

Pemeriksa

kesatu

dan

kedua,

Kepala

Dinas

Perindustrian dan NIP.


Fungsi

: memberi keputusan atas hasil survei.

Sumber

: bidang IAKK.

Distribusi : bagian IAKK ke bagian perencanaan.


Bentuk
4. Nama
Item

: dokumen kertas.
: Data Industri Kecil Menengah (IKM).
: nama perusahaan, nama pemilik, jalan, kelurahan, kecamatan, kota,
telepon/fax, bentuk badan usaha, tahun izin, KBLI, nama produk,

tenaga kerja, investasi, kapasitas produksi, nilai produk, nilai BB/BP,


pemasaran ekspor.
Fungsi

: mengetahui info detail IKM, sebagai bahan input data bagi Subbagian
Perencanaan dan Program.

Sumber

: bagian IAKK.

Distribusi : bagian IAKK ke Subbagian Perencanaan dan Program.


Bentuk

3.3.4

: dokumen kertas.

Prosedur yang berjalan


Prosedur penyimpanan data IKM yang berjalan pada bidang IAKK :
1. BPPT menyerahkan surat permohonan Izin Usaha Industri dan form IKM pada
Kepala Dinas Perindustrian;
2. Surat permohonan diberikan kepada Kepala Dinas Perindustrian untuk divalidasi dan
form IKM;
3. Surat permohonan yang valid dan form IKM diberikan ke bagian IAKK untuk
melakukan survei apakah data pada form IKM tersebut sesuai dengan keadaan
lapangan;
4. Jika hasil survei sesuai dengan form IKM maka dibuatkan berita acara pemeriksaan
(BAP) berisi keputusan setuju, jika tidak sesuai maka dibuatkan BAP berisi
penolakan ke BPPT;
5. Dari BAP tersebut dibuat laporan industri;

6. Kemudian data-data IKM yang ada pada laporan industri dimasukkan ke dalam
komputer dalam format Ms. Excel; dan

7. Data IKM dicetak dan diberikan pada Subbagian Perencanaan dan Program.

Flow Map
BPPT

Bagian IAKK

Kepala Dinas
Perindustrian

Subbagian
Perencanaan&
program

Form IKM
Surat
Permohona
n

Form IKM
Surat
Permohona
n
Menvalidasi
surat
permohonan

Form IKM
Surat
Permohona
n

Form IKM
Surat
Permohonan
valid

Melakukan survei

Hasil
survei

sesuai

BAP

Membua
t BAP
BAP
tolak

BPPT

Membua
t BAP
BAP
setuju

Bagian IAKK

Kepala Dinas
Perindustrian

Subbagian
Perencanaan&
program

1
Membuat
laporan
industri

Laporan
industri
Menginput
data

DB
ecxel

Mencetak data
IKM

Data IKM

Data IKM

Gambar
Flowmap proses penyimpanan data IKM
pada bidang IAKK

Context Diagram

Sistem
penyimpanan
data IKM

Subbagian
Perencanaan &
Program

Surat
Permohonan

BPPT

Data IKM

Lap. Industri
valid

Gambar Context Diagram proses penyimpanan data IKM


pada bidang IAKK
3.1.2.3 Data Flow Diagram

1
Validasi surat
permohonan

Surat permohonan

BPPT

Form IKM

Form IKM

Surat Permohonan
valid

2
Melakukan Data hasil
survei
survei

3
Membuat
BAP
BAP

Laporan
F.Laporan Industri
Industri
Valid

Data IKM
F.IKM Excel

5
Validasi
laporan
industri

Laporan
industri

4
Membuat
laporan
industri

Laporan industri Valid


6
7
Input data
Mencetak
IKM
data IKM
Data
IKM
Data IKM

Gambar
DFD level 1 proses penyimpanan data IKM
pada bidang IAKK
Prosedur yang Diusulkan

Subbagian
perencanaan
& program

Prosedur penyimpanan data IKM yang berjalan pada bidang IAKK :


1. BPPT menyerahkan surat permohonan Izin Usaha Industri dan form IKM pada
Kepala Dinas Perindustrian;
2. Surat permohonan diberikan kepada Kepala Dinas untuk divalidasi dan form IKM;
3. Surat permohonan yang valid dan form IKM diberikan ke bagian IAKK untuk
melakukan survei apakah data pada form IKM tersebut sesuai dengan keadaan
lapangan;
4. Jika hasil survei sesuai dengan form IKM maka dibuatkan berita acara pemeriksaan
(BAP), jika tidak sesuai surat permohonan dan form IKM dikembalikan ke BPPT;
5. Dari BAP tersebut dibuat laporan industri; dan
6. Kemudian data-data IKM yang ada pada laporan industri dimasukkan ke dalam
database Ms.Access yang bisa diakses lewat jaringan intranet.

Flowmap yang Diusulkan


BPPT

Bagian IAKK

Kepala Dinas
Perindustrian

Form IKM
Surat
Permohona
n

Form IKM
Surat
Permohona
n
Menvalidasi surat
permohonan
permohonan

Form IKM
Form IKM
Surat
Permohona
n

Surat
Permohonan
valid

Melakukan survei

Hasil
survei

sesuai
T

Membua
t BAP
BAP

BAP
tolak

Membua
t BAP
BAP
setuju

1
BPPT

Bagian IAKK

Kepala Dinas
Perindustrian

1
Membuat
laporan
industri

Laporan
industri
Menginput
data

DB
Ms.
Access

Gambar
Flowmap yang Diusulkan

Context Diagram yang Diusulkan


BPPT

Surat
Permohonan

Sistem
penyimpanan
data IKM

Data IKM

Lap. industri
valid

Gambar
Context Diagram yang Diusulkan

Subbagian
perencanaan
& program

3.2.2.3 Data Flow Diagram yang Diusulkan


1
Validasi surat
permohonan

Surat permohonan

BPPT

Form IKM

Form IKM

Surat Permohonan
valid

2
Melakukan Data hasil
survei
survei

3
Membuat
BAP

BAP
5
Validasi
laporan
industri

Laporan
F.Laporan Industri
Industri
Valid

Data IKM
F. IKM Ms.Access

Laporan
industri

4
Membuat
laporan
industri

Laporan Industri Valid


6
Input data
IKM

Gambar
DFD level 1 yang Diusulkan

Kamus Data
1. Nama aliran data

: Surat permohonan.

Keterkaitan proses : BPPT-P1, P1-P2.


Alias

: Surat Permohonan Valid.

Struktur data

: identitas

pemilik/pengurus/penanggung

jawab

perusahaan, identitas perusahaan, legalitas perusahaan.

2. Nama aliran data

Form IKM.

Keterkaitan proses : BPPT-P1, P1-P2.


Alias

: -

Struktur data

: data perusahaan, akta perusahaan, data industri, data


tanah, pabrik, sasaran produksi, pembangunan, rencana
waktu penyelesaian pembangunan, nilai investasi,
tenaga kerja, pemasaran, produksi, mesin dan peralatan
produksi, mesin/peralatan pengendalian pencemaran,
bahan baku dan bahan penolong, sumber daya energi,
pengendalian

pencemaran,

pengelolaan

dan

pemantauan lingkungan hidup, tanggal, tempat.


3. Nama aliran data

data hasil survei.

Keterkaitan proses : P2-P3.


Alias

: -

Struktur data

: nama pemilik, nama perusahaan, alamat, tanah,


komoditi, pabrik, sasaran produksi, pembangunan,
rencana

waktu

penyelesaian

pembangunan,

nilai

investasi, tenaga kerja, pemasaran, produksi, mesin dan


peralatan

produksi,

mesin/peralatan

pengendalian

pencemaran, bahan baku dan bahan penolong, sumber

daya energi, pengendalian pencemaran, pengelolaan


dan pemantauan lingkungan hidup.
4. Nama aliran data

BAP.

Keterkaitan proses : P3-P4.


Alias

: -

Struktur data

: nama pemeriksa, jabatan pemeriksa, NIP pemeriksa,


hari, tanggal survei, nama perusahaan, nama pemilik
perusahaan,

alamat,

keputusan,

Kabupaten/Kota,

Kepala Dinas Perindustrian, NIP Kepala Dinas


Perindustrian.
5. Nama aliran data

: Laporan industri.

Keterkaitan proses : P4-P5.


Alias

: -

Struktur data

: nama perusahaan, nama pemilik perusahaan, alamat,


keputusan,

jalan,

kelurahan,

kecamatan,

kota,

telepon/fax, bentuk badan usaha, tahun izin, KBLI,


nama produk, tenaga kerja, investasi, kapasitas
produksi, nilai produk, nilai BB/BP, pemasaran ekspor.
6. Nama aliran data

: laporan industri valid.

Keterkaitan proses : P5-P6, P5-F. Laporan industri.


Alias

: laporan industri.

Struktur data

: nama perusahaan, nama pemilik, jalan, kelurahan,


kecamatan, kota, telepon/fax, bentuk badan usaha,
nama produk, tenaga kerja, investasi, kapasitas
produksi, nilai produk, nilai BB/BP, pemasaran ekspor.

7. Nama aliran data

: data IKM.

Keterkaitan proses : P6-F. IKM Ms.Access.


Alias

: -

Struktur data

: nama perusahaan, nama pemilik, jalan, kelurahan,


kecamatan, kota, telepon/fax, bentuk badan usaha,
tahun izin, KBLI, nama produk, tenaga kerja, investasi,
kapasitas

produksi,

nilai

produk,

nilai

BB/BP,

pemasaran ekspor.

3.4

Proses penyimpanan dokumen data IKM Disperindag Provinsi Jawa Barat


di bidang IAKK yang Diusulkan/dirancang
Sistem penyimpanan data IKM yang diusulkan adalah bentuk pemanfaatan

penyimpanan database Ms.Access lewat fasilitas intranet yang sebenarnya sudah


disediakan Disperindag Provinsi Jawa Barat. Fasilitas ini akan lebih terasa
manfaatnya jika bagian terkait pengolahan IKM sebagai salah satu elemen dari
pemusatan data sehingga dapat menjadi sumber data informasi yang efektif dan
efisien dalam penerbitan IUI di Pemerintahan.

Anda mungkin juga menyukai