I.
Judul Penelitian :
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Upaya Pencegahan Penularan
Tuberkulosis Paru pada Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Turikale
Kabupaten Maros
II.
TB Paru Baru di
Puskesmas Turikale
D. Ruang Lingkup Data
Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data Puskesmas Turikale
dari bulan Januari Desember 2014.
III. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Tuberculosis (TB) paru masih menjadi masalah utama dari
beberapa masalah kesehatan di dunia. World Health Organization (WHO)
mengemukakan bahwa penyakit TB merupakan penyebab kematian
tertinggi kedua dari jenis penyakit menular di seluruh dunia, setelah
kecenderungan
tuberkulosis
(Widiarini, 2013)
Di Sulawesi Selatan sendiri kasus tuberkulosis paru masih tinggi.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi-Selatan pada tahun
2011 penderita penyakit menular ini mencapai 8.939 kasus. Angka ini
meningkat signifikan dibanding tahun sebelumnya yang hanya 7.783 kasus.
( Dinkes Sulsel.2012).
Jumlah penderita TB Paru Klinis di Kabupaten Maros pada tahun
2011 yang berobat ke puskesmas adalah 40 orang. Jumlah TB Paru BTA
(+) sebanyak 240 orang.Kasus TB Paru di Kabupaten Maros terbanyak
adalah di wilayah kerja Puskesmas Turikale sebanyak 67 penderita. Data
hasil kegiatan program P2 TB Kabupaten Maros dari tahun 2007 s/d 2011
menunjukkan peningkatan jumlah BTA (+) setiap tahun yakni 176 kasus
pada tahun 2007, 209 kasus pada tahun 2008, 213 kasus pada tahun 2009,
217 kasus pada tahun 2010, dan 240 kasus pada tahun 2011. Sementara itu
jumlah pasien yang berobat sampai dinyatakan sembuh fluktuatif setiap
tahun. Dari tahun 2007 s/d tahun 2010 terjadi penurunan jumlah pasien
sembuh. Pada tahun 2007, 83 % dari penderita dinyatakan sembuh,
menurun menjadi 33 % pada tahun 2008, 28 % pada tahun 2009, 23 %
pada tahun 2010 kemudian meningkat menjadi 82 % pada tahun 2011
(Dinkes Maros, 2012).
biasa
terjadi
dalam
ruangan
dimana
bakteri
strategi
Directly
Observed
Treatment
Shortcourse
tingginya
kasus
TB
paru
menyebabkan
semakin
Tujuan Khusus
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
D. Manfaat Penelitian
1.
penyuluhan
tentang
penularan
dan
untuk
penanggulangan
2.
3.
4.
IV.
Tinjauan Pustaka
A. Tinjauan tentang Masalah Penelitian
1.
Definisi Tuberkulosis
Tuberkulosis
adalah
penyakit
menular
langsung
yang
Epidemiologi Tuberkulosis
Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
penting di dunia ini. Pada tahun 1993 World Health Organization
peningkatan
cepat
kasus
TB
yang
muncul
(Widiarni,2013)
Pada tahun 1995, diperkirakan setiap tahun terjadi sekitar 9 juta
penderita baru TB Paru dengan kematian 3 juta orang (WHO,
Treatment of TB Paru, Guidelines for National Programmes, 1997). Di
negara-negara berkembang kematian TB Paru merupakan 25% dari
seluruh kematian, yang sebenarnya dapat dicegah. Diperkirakan 95%
10
tuberculosis
berbentuk
batang
bersifat
aerob,
11
12
bening,
susunan
saraf
pusat,
abdomen
dan
tulang
(Depkes,RI,2007).
Kemungkinan suatu infeksi berkembang menjadi penyakit,
tergantung pada konsentrasi kuman yang terhirup dan daya tahan
tubuh Sumber penularan adalah pasien TB Paru BTA positif. Pada
waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam
bentuk percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat
menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak. Umumnya penularan
terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu
yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan, sementara
sinar matahari langsung dapat membunuh kuman. Percikan dapat
bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan
lembab(Depkes RI, 2007).
13
14
15
sebagai berikut :
16
a.
Batuk
Batuk terus-menerus dan berdahak selama 3 (tiga) minggu
atau, lebih. Batuk baru timbul apabila proses penyakit telah
melibatkan bronkus dan terjadi iritasi. Akibat adanya peradangan
pada bronkus, batuk akan menjadi produktif yang berguna untuk
membuang produk-produk ekskresi peradangan.
b.
Dahak
Dahak awalnya bersifat mukoid dan keluar dalam jumlah
sedikit, kemudian berubah menjadi mukopurulen/kuning atau
kuning hijau sampai purulen dan kemudian dapat bercampur
dengan darah.
c.
Batuk darah
Darah yang dikeluarkan penderita mungkin berupa garis
atau bercak-bercak darah, gumpalan-gumpalan darah atau darah
segar dalam jumlah yang sangat banyak. Kehilangan darah yang
banyak kadang akan mengakibatkan kematian yang cepat.
d.
Sesak Nafas
Gejala ini ditemukan pada penyakit yang lanjut dengan
kerusakan paru yang cukup luas atau pengumpulan cairan di
rongga pleura sebagai komplikasi tuberkulosis paru.
e.
Nyeri Dada
17
Nyeri kadang berupa, nyeri menetap yang ringan. Kadangkadang lebih sakit sewaktu menarik nafas dalam. Bisa juga
disebabkan regangan otot karena batuk.
6.
Kasus Baru
Adalah penderita yang belum pernah diobati dengan OAT
atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (30 dosis
harian).
b.
Kambuh (Relaps)
Adalah penderita tuberkulosis yang sebelumnya pernah
mendapat pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh,
kemudian kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan dahak
BTA positif
c.
d.
18
Lain-lain
1) Gagal ; adalah penderita BTA positif yang masih tetap positif
atau kembali menjadi positif pada akhir bulan ke 5 (satu bulan
sebelum akhir pengobatan) atau lebih.
2) Kasus Kroni ; adalah penderita dengan hasil pemeriksaan
masih BTA positif setelah selesai pengobatan ulang kategori 2
a.
Infeksi Primer
Tuberkulosis paru primer adalah peradangan paru yang
disebabkan oleh basil tuberkulosis pada tubuh penderita yang
belum pemah mempunyai kekebalan yang spesifik terhadap basil
tersebut. Terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan
kuman TBC. Droplet yang terhirup sangat kecil ukurannya,
sehingga dapat melewati sistem pertahanan mukosilier bronkus
dan terus berjalan sehingga sampai di alveolus dan menetap disana
(Depkes RI, 2007)
Kelanjutan dari infeksi primer tergantung dari banyaknya
kuman yang masuk dan besarnya respon daya tahan tubuh
19
8.
20
masuknya TB pada
anak tidak
yang
tinggi
sehingga
untuk
terpapar
kuman
21
Paru
disebabkan
oleh
basil
mycobacterium
penderita,
mencegah
kematian,
mencegah
22
23
Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.24
Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia, pengetahuan
adalah segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan sesuatu hal.26
24
Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak
dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsir terlebih dahulu dari
perilaku tertutup. Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk
bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap
belum merupakan presdiposisi tindakan suatu perilaku. Sikap
merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dilingkungan
25
Perilaku
Dalam kamus besar bahasa Indonesia perilaku merupakan
tanggapan
atau
reaksi
individu
terhadap
rangsangan
atau
b.
c.
d.
26
Penularan TB
Paru Dalam
Keluarga
27
2.
3.
a.
b.
28
4.
b.
c.
b.
c.
C. Hipotesis Penelitian
Rumusan hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
29
4.
5.
6.
Populasi
Keseluruhan keluarga yang mempunyai anggota keluarga yang
sakit / menderita Tuberkulosis Paru di wilayah kerja Puskesmas
Turikale Kabupaten Maros
30
2.
N
1 + N (d)2
Keterangan :
3.
: jumlah sample
: jumlah populasi
Kriteria Sample :
a. Kriteria Inklusif
1) Masing-masing satu orang anggota keluarganya di diagnosis TBC
2) Usia minimal 20 tahun
3) Pendidikan minimal SLTP
4) Bersedia menjadi responden penelitian
b. Kriteria Eksklusif
1) Tidak tinggal serumah dengan penderita
2) Tidak mengerti cara penularan TB paru
31
F. Pengumpulan Data
1.
Instrumen
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri dari :
a.
b.
P : Prosentasi
F : Jumlah jawaban yang benar
N : Jumlah skor maksimal, jika pertanyaan dijawab
prosentasi
diinterprestasikan dengan
diketahui
Kriteria Baik
kemudian
hasilnya
: 76 % -100 %, Cukup
32
33
Kriteria Baik
: 76 % -100 %, Cukup : 56 % - 75 %,
prosentasi
diinterprestasika dengan
diketahui
Kriteria Baik
kemudian
hasilnya
: 76 % -100 %, Cukup :
34
Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan tiap-tiap
variabel yaitu variabel umur, jenis kelamin, pendidikan, status gizi,
kepadatan penghuni, status sosial-ekonomi, kebiasaan merokok, sumber
penular, pengetahuan
penelitian tentang
35
2.
Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan atau berkorelasi (Soekidjo,2005:102).
a.
b.
Perhitungan
Kasus
Faktor
Risiko
Ya
Tidak
Jumlah
a
b
a +c
c
d
a+b
Kasus
a+b
c+d
a+b+c+d
36
2.