Anda di halaman 1dari 4

RESUME ERECTILE DYSFUNCTION (ED)

Erectile dysfunction (ED) adalah ketidakmampuan untuk menghasilkan atau


mempertahankan ereksi hingga diperoleh kepuasan seksual tertentu. Suplai darah ke penis
yang utama oleh arteri internal pedundal, lalu selanjutnya oleh percabangannya yaitu oleh
arteri cavernosa, arteri bulbouretra, arteri circumflex, dan arteri dorsalis penis dimana jika
terjadi kerusakan pada arteri-arteri tersebut menyebabkan ED vasculogenik. Suplai saraf dari
penis dilakukan oleh saraf sacrum nomor 1 sampai nomor 5, dimana pada bagian tersebut
terdapat sepasang syaraf yang menyuplai daerah pelvis, perineum, dam penis dan berakhir
pada syaraf dorsal penis yang apabila terjadi kerusakan syaraf pada bagian tersebut bisa
menyebabkan ED.
Mekanisme dari ereksi adalah jika ada erectogenik (stimulus penyebab ereksi) yang
menginisiasi sistem syaraf dan mengaktivasi sel untuk relaksasi otot polos melalui regulasi
Nitritc Oxide. Regulasi Nitric oxide melalui dua jalur yaitu:
1. Jalur cyclic guanosine monophosphate (cGMP), dengan menstimulasi sintesis cGMP,
menyebabkan fosforilasi protein pada membrane sel dan efflux kalsium, lalu terjadi
vasodilatasi arteri penile dan sinusoidal yang menghasilkan ereksi yang disebabkan oleh
efflux kalsium
2. Jalur cyclic adenosine monophosphate (cAMP), dengan mengaktivasi second
messenger yang lain seperti prostaglandin E1 lalu terjadi sintesis cAMP dan
menyebabkan peningkatan efflux kalsium dan menghasilkan ereksi.
Etiologi dari ED adalah:
a. Disebabkan vaskularisasi, penyebabnya adalah karena adanya perubahan otot polos,
endothelium, dan kerja fibroelastik karena hipertensi, diabetes, arterosklerosis,
hiperlipidemia, merokok, operasi besar atau radioterapi pada pelvis atau pada
retroperitonium) dan usia. Selain itu karena Atheromatous arterial disease dan insufisiensi
vena.
b. Penyebab neurologi seperti neuropati peripheral, Parkinson, tumor, pengguna alkohol,
kerusakan pada spinal cord, stroke, dan multiple sklerosis.
c. Penyebab endokrin, seprti hipogonadisme, hipertiroidisme, hipotiroidisme, cushings
disease dan hiperprolaktinemia.
d. Iatrogenic, misalnya disebabkan oleh obat dan karena setelah operasi pemotongan
prostat. Contoh obat yang berkontribusi terhadap ED adalah:
Kelas
Diuretic
Antihipertensi

Agen individu
Tiazide, Spironolactone
Metildopa, Clonidine, Reserpine, Beta Blocker,
Guanethidine, Verapamil
Cardiac/circulatory
Clofibrate, Gemfibrozil, Digoxin
Tranquiliser
Phenotiazine, Butyrophenone
Antidepresan
TCA, MAOis, Litium, SSRI
H2 Antagonis
Cimetidine, Ranitidine
Hormon
Oestrogen/progesterone, Corticosteroid,
Cyproterone acetate, 5-Alpha reductase
inhibitor, LHRH agonis.
Pengaruh obat pada respon seksual diantaranya adalah:

1. Menyebabkan sedasi, sehingga berpengaruh pada motivasi seksual dan secara tidak
langsung bisa menyebabkan ED.
2. Berpengaruh pada fungsi kardiovaskular seperti antihipertensi yang menyebabkan
gangguan vaskularisasi di penile.
3. Berpengaruh pada sistem endokrin misalnya androgen dan estrogen yang
berpengaruh pada keinginan seksual maupun ereksi.
4. Menyebabkan hiperprolaktinemia,yang berpengaruh pada keinginan seksual maupun
ereksi.
e. Penyebab lain, seperti kerusakan fisik dan Peyronies disease, penile patah,
pembengkokan pada penis saat ereksi, dan mikropenis.
f. Faktor psikogenik seperti permasalahan terkait pasangan, distress.
Patofisiologi penyebab ED
Faktor pencetus
Faktor yang memperberat
Faktor yang mempertahankan
Tidak ada pengetahuan
Hubungan baru
Masalah dengan pasangan
tentang seksual
(perselingkuhan)
Pengalaman seksual yang
Masalah dengan pasangan
Berkurangnya komunikasi
tidak menyenangkan di masa
yang akut
dengan pasangan
lalu
Kepercayaan, budaya, dan
Kehamilan dan kelahiran anak Adanya masalah fisik atau
agama
mental
Pasangan yang menopause
Masalah seksual pada pria
atau pasangannya
Obat
Obat
Obat
Diagnosis ED
1. Melalui assessment tentang masalah yang dialami pasien, seperti lamanya gejala, faktor
penyebab, adanya ereksi dan rigidity di pagi hari, keinginan seksual, ejakulasi, kapasitas
ereksi sebelumnya, riwayat pengobatan, psikiatrik, dan operasi yang dijalani sebelumnya,
faktor pasangan seperti pasangan yang telah menopause atau karena hal lain, dan status
hubungan yang baru (perselingkuhan).
2. Investigasi laboratorium, melalui serum lipid, glukosa plasma puasa, pengukuran serum
testosterone pada sampel darah yang diambil pada pagi hari antara jam 08.00 dan 11.00
(jika <11 nmol/L= mempertimbangkan dilakukannya penggantian testosterone), FSH LH
dan prolactin (harus >1000 mU/L), thyroid, serum prostate specific antigen (PSA).
Terapi ED:
1. Terapi non farmakologi:
a. Modifikasi gaya hidup, seperti menghilangkan persoalan psikososial, mengurangi
penggunaan obat yang dapat berefek samping menyebabkan ED, olahraga, dan
menurunkan berat badan.
b. Terapi berdasarkan faktor resiko misalnya jika diabetes maka harus memanajemen
gula darah.
2. Terapi farmakologi
a. First line:
PDE5 Inhibitor yang diberikan secara oral, mekanismenya adalah: menghambat
PDE5 (PDE5 bersifat mendegradasi cGMP) sehingga mempertahankan aliran darah

arteri dan menyebabkan ereksi. Pasien menggunakan PDE5 inhibitor dalam 8 dosis
maksimum dengan pemakaian satu kali seminggu. PDE5 inhibitor dikontraindi
kasikan bagi: pasien dengan angina yang tidak stabil, hipertensi tidak terkontrol, 2
minggu sebelumnya mengalami myocard infark, kerusakan pada cardiomyopathy
dan penyakit katup jantung. PDE5 inhibitor berinteraksi dengan obat nitrat organic
(nitrogliserin, ISMN, ISDN) karena menyebabkan akumulasi cGMP dan penurunan
tekanan darah parah (Catastropic hipotensi) sehingga PDE5 inhibitor seperti
Sildenafil atau Vardenafil tidak boleh diberikan bersama obat nitrat organic
tersebut, tetapi harus diberi jeda sekurangnya 24 jam.
Dengan menggunakan alat vacuum erection (efektivitas tinggi tetapi
dikontraindikasikan bagi pasien dengan gangguan perdarahan atau minum
antikoagulan) atau dengan alat implant devices (efek sampingnya dapat
menyebabkan nyeri lokal dan kegagalan ejakulasi.
b. Second line:
Terapi injeksi intracavernosa, dengan Alprostadil (analog prostaglandin) dosis: 5-40
mikrogram, atau dengan Phentolamine mesilate yang berefek pada relaksasi otot
polos.
Alprostadil intrauretral, dengan memasukkan pellet ke dalam uretra menggunakan
aplikator
c.
Third line:
Prosthesis penile, untuk ED yang sudah parah yang disebabkan oleh Peyronies
disease. Melalui proses operasi
Terapi lain, melalui Yohombin, Delaquamine, Trazodone, L-arginine, Red Korea
Ginseng, Oral Phentolamine dan Nitroglicerin, Papaverine, Minoxidil topical.
Algoritma terapi ED

Penjelasan algoritma terapi ED

1. Pasien dengan ED baik yang baru pertama datang atau yang gagal dengan terapi PDE5
inhibitor tanpa tes testosteron,maka harus dites testosteronnya untuk mengetahui normal
atau rendah kadar testosteronnya.
2. Jika pasien ED yang baru:
a. Testosteronnya normal, maka diterapi dengan PDE5 inhibitor, jika tidak ada
perubahan, maka diterapi dengan terapi alternative ED seperti injeksi Prosthesis.
b. Testosteronnya rendah, maka diterapi hormone testosterone, jika ada perubahan maka
terapi dilanjutkan. Jika tidak ada perubahan maka terapi kombinasi testosterone
dengan PDE5 inhibitor, jika ada perubahan maka terapi dilanjutkan dan jika tidak ada
perubahan maka diterapi dengan terapi alternative ED seperti injeksi Prosthesis.
3. Jika pasien yang gagal dengan terapi PDE5 inhibitor tanpa tes testosterone:
a. Testosteronnya normal, maka diterapi dengan terapi alternative seperti injeksi
Prosthesis.
b. Testosteronnya rendah, maka terapi kombinasi testosterone dengan PDE5 inhibitor,
jika ada perubahan maka terapi dilanjutkan dan jika tidak ada perubahan maka diterapi
dengan terapi alternative ED seperti injeksi Prosthesis.
Manajemen Algoritma

Pasien dengan gangguan seksual setelah dievaluasi secara klinik terhadap terapi ED,
memiliki:
1. Resiko rendah,maka dengan memanajemen ED dan evaluasi CHD serta monitoring
ED.
2. Resiko tinggi, maka menunda aktivitas seksual sampai kondisi kardiaknya stabil.
3. Resiko intermediet, maka assesment kardiovaskular dan dilihat perkembangannya,
jika resiko rendah atau tinggi (sesuai dengan perlakuan resiko rendah dan tinggi
diatas).

Anda mungkin juga menyukai