Anda di halaman 1dari 8

TUJUAN DICIPTAKANNYA MANUSIA

Tujuan Diciptakan Manusia


Manusia dengan segala nikmat yang diberikan Allah memiliki kedudukan yang
tinggi di hadapan makhluk yang lain. Tentu hal ini menunjukkan bahwa mereka
diciptakan untuk satu tujuan yang mulia, agung, dan besar. Tujuan inilah yang
telah disebutkan oleh Allah di dalam Al Quran:
Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk menyembahKu.(Adz Dzariat:56)
Abdurrahman As Sadi dalam tafsir beliau mengatakan: Inilah tujuan Allah
menciptakan jin dan manusia dan Allah mengutus seluruh para rasul untuk
menyeru menuju tujuan ini yaitu ibadah yang mencakup di dalamnya pengetahuan
tentang Allah dan mencintai-Nya, bertaubat kepada-Nya, menghadap dengan
segala yang dimilikinya kepada-Nya dan berpaling dari selain-Nya.

Semua nikmat yang diberikan oleh Allah kepada manusia tidak lain hanya untuk
membantu mereka dalam mewujudkan tugas dan tujuan yang mulia ini.

Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin dalam kitab Al Qaulul Mufid
(1/27) mengatakan: Dengan hikmah inilah manusia diberikan akal dan diutus
kepada mereka para rasul dan diturunkan kepada mereka kitab-kitab, dan jika
tujuan diciptakannya manusia adalah seperti tujuan diciptakannya binatang,
niscaya akan hilang hikmah diutusnya para rasul dan diturunkannya kitab-kitab
karena yang demikian itu akan berakhir bagaikan pohon yang tumbuh lalu
berkembang dan setelah itu mati.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam kitab Majmu Fatawa (1/4) mengatakan:
Maka sesungguhnya Allah menciptakan manusia untuk menyembah-Nya
sebagaimana firman Allah Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia
melainkan agar mereka menyembah-Ku. Ibadah kepada Allah hanya dilakukan
dengan cara mentaati Allah dan Rasul-Nya dan tidak dikatakan ibadah kecuali apa
yang menurut syariat Allah adalah sesuatu yang wajib atau sunnah.

Makna Ibadah
Ibadah secara bahasa artinya menghinakan diri. Sedangkan menurut syariat, Ibnu
Taimiyyah mengatakan: Nama dari segala yang dicintai oleh Allah dan diridhaiNya (yang terdiri) dari segala bentuk perbuatan dan ucapan baik yang nampak
ataupun yang tidak nampak. (Al Ubudiyyah, 38)

Macam Ibadah
Dari definisi Ibnu Taimiyah di atas kita mendapatkan faidah bahwa ibadah itu ada
dua bentuk yaitu ibadah yang nampak dan tidak nampak. Atau dengan istilah lain
ibadah dzahiriyyah dan ibadah bathiniyyah; atau dengan istilah lain lagi ibadah
badaniyyah dan ibadah qalbiyyah.

Ibadah badaniyyah atau dzahiriyyah adalah segala praktek ibadah yang dapat
dilihat melalui gerakan anggota badan yang diridhai Allah dan yang dicintai-Nya
seperti shalat, zakat, puasa, berhaji, berdzikir, berinfak, menyembelih, bernadzar,
menolong orang yang membutuhkan dan sebagainya. Adapun ibadah bathiniyyah
atau ibadah qalbiyyah adalah ibadah yang terkait dengan hati dan tidak nampak
seperti takut, tawakkal, berharap, khusyu, cinta, dan sebagainya.

Dari kedua jenis ibadah ini, yang paling banyak kaum muslimin terjebak padanya
adalah yang berkaitan dengan ibadah bathiniyyah atau ibadah hati dikarenakan
sedikit dari kaum muslimin yang mengetahuinya.

Ubudiyyah dan Tingkatannya

Telah berbicara para ulama tentang tingkatan ubudiyah ini berdasarkan apa yang
telah disebutkan oleh Allah di dalam Al Quran.

Pertama, ubudiyyah yang bersifat umum.

Ubudiyyah ini bisa dilakukan oleh setiap makhluk Allah yang muslim atau yang
kafir. Inilah yang diistilahkan dengan ketundukan terhadap takdir dan sunnatullah.
Allah berfirman:
Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan
yang Maha Pemurah selaku seorang hamba. (Maryam: 93).

Tentu di dalam ayat ini masuk juga orang-orang kafir.

Kedua, ubudiyyah ketaatan yang bersifat umum.


Ini mencakup ketundukan setiap orang terhadap syariat Allah, sebagaimana
firman Allah:
Dan hamba-hamba Allah yang Maha Penyayang itu adalah orang-orang yang
berjalan di muka bumi ini dengan rendah hati (tawadhu). (Al Furqan: 63)

Ketiga, ubudiyyah yang khusus.


Ubudiyyah yang khusus ini adalah tingkatan para Nabi dan Rasul Allah.
Sebagaimana firman Allah tentang Nabi Nuh:
Sesungguhnya dia adalah hamba-Ku yang bersyukur. (Al Isra: 3).

Kemudian Allah berfirman tentang Rasulullah:


Dan jika kalian ragu-ragu terhadap apa yang Kami turunkan kepada hamba
Kami (Al Baqarah: 23).

Dan Allah berfirman tentang seluruh para rasul:


Dan ingatlah akan hamba-hamba Kami Ibrahim, Ishaq dan Yaqub yang memiliki
perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi. (Shad: 45).

Ini merupakan ubudiyyahnya para rasul yang tidak ada seorangpun akan bisa
mencapainya. (Al Qaulul Mufid, 1/36)

Syarat Diterimanya Ibadah


Tentu sebagai orang yang dikenai beban syariat tidak menginginkan jikalau
ibadah, pengabdian, dan pengorbanan kita tidak bernilai di hadapan Allah. Telah
sepakat para ulama Ahlus Sunnah bahwa sebuah ibadah akan diterima oleh Allah
dengan dua syarat, yaitu mengikhlaskan niat semata-mata untuk Allah dan
mengikuti sunnah Rasulullah.

Kedua syarat ini merupakan makna dari dua kalimat syahadat Laa ilaaha illallah
dan Muhammadur Rasulullah. Kesepakatan Ahlus Sunnah dengan kedua syarat
ini dilandasi Al Quran dan hadits, di antaranya adalah firman Allah:
Dan tidaklah mereka diperintahkan melainkan agar mereka menyembah Allah
dengan mengikhlaskan agama bagi-Nya. (Al-Bayyinah: 5).

Rasulullah bersabda:
Sesungguhnya amal itu sah dengan niat dan seseorang akan mendapatkan apa
yang dia niatkan. (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Rasulullah bersabda:
Barang siapa yang melakukan suatu amalan dan bukan dari perintahku maka
amalannya tertolak. (HR. Muslim)

Wallahu alam.

Artikel Terkait:
asal kehidupan

Teori Phytagoras Ungkap Nyanyian Alam Semesta


Manusia, Mahluk Belum Layak Sempurna
Dan Langit akan Menunjukkan Jalan
Asal Muasal Emas dari Meteorit Luar Angkasa?

Peran Islam dalam Kehidupan


Adam Versi Kitab Suci dan Arkeolog
Teori Penciptaan Alam Semesta Dan Peradaban Nusantara Ditinjau Dari
Naskah Kuno
Penduduk NUSANTARA dari luar Galaksi BIMASAKTI ?
Albert Einstein, Ras Lyran dan Bencana Global Nabi Nuh
Sebelum Adam, Allah SWT telah Menciptakan Manusia dan Alam Semesta
lainnya
Asal Usul Teori Manusia Berjalan Tegak
Temuan Artefak Ungkap Kehidupan Zaman Perunggu
Krakatau Menyingkap Rahasia Awal Kehidupan
Ilmuwan Temukan Pulau Purba di Kedalaman Laut
Asia Tenggara, Tanah Asal Peradaban Kuno Dunia
Jejak Dinosaurus Ditemukan di Australia
Temuan Perkawinan Manusia Modern Dengan Makhluk Neanderthal
Hobbit Adalah Keturunan Manusia Dari Dimensi Yang Berbeda?
Burung Tertua Jadi Kunci Misteri Dinosaurus
Ilmuwan Temukan Asteroid Pembawa Unsur Kehidupan
Ilmuwan Pecahkan Teka-Teki Rahasia Sel Induk Kehidupan
Untuk Apa Kita Diciptakan?
10 Mitos Terkenal Mengenai Penciptaan Manusia
'Pengeboman Dahsyatt' Awali Kehidupan di Bumi

Penelitian NASA temukan bentuk kehidupan baru

Nabi Adam as

Manusia, Mahluk Belum Layak Sempurna


APA MISI IBLIS MENYESATKAN MANUSIA?
Adam Versi Kitab Suci dan Arkeolog
Sebelum Adam, Allah SWT telah Menciptakan Manusia dan Alam Semesta
lainnya
Proses Penciptaan Nabi Adam, Persenyawaan Atom dan Sinar Kosmik ?
Nabi Adam, dari JANNAH singgah di SUMATERA ?
KISAH NABI ADAM AS (2)
DENDAM IBLIS KEPADA ADAM AS
MISI UTAMA KEHIDUPAN DI BUMI (2)
LETUSAN GUNUNG YANG MEMUSNAHKAN MANUSIA PURBA
KISAH NABI ADAM AS TURUN KE BUMI (1)
MISI UTAMA KEHIDUPAN DI BUMI
ALASAN KEBENCIAN IBLIS PADA MANUSIA

www.tips-fb.com di 12/20/2010 03:44:00 PM


Kirimkan

Ini

lewat

EmailBlogThis!Berbagi

FacebookBagikan ke Pinterest

ke

TwitterBerbagi

ke

Label: asal kehidupan, Nabi Adam as


Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Link ke posting ini

Buat sebuah Link


Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
ALLAH SWT

Allah SWT

Read

more:

http://nuurislami.blogspot.com/2010/12/tujuan-diciptakannya-

manusia.html#ixzz3DADogXMD

Anda mungkin juga menyukai