Pemeriksaan Audiometri
Pemeriksaan Audiometri
LATAR BELAKANG
Suara adalah sensasi yang timbul apabila getaran longitudinal
molekul
di
pelonggaran
lingkungan
molekul
eksternal,
yang
terjadi
yaitu
masa
berselang
pemadatan
seling
dan
mengenai
ambang
pendengaran
lebih
rendah
pada
frekuensi
di
lingkungan
eksternal
menjadi
potensi
aksi
di
saraf
pendengaran Gelombang diubah oleh gendang telinga dan tulangtulang pendengaran menjadi gerakan-gerakan lempeng kaki stapes.
Gerakan ini menimbulkan gelombang dalam cairan telinga dalam. Efek
gelombang pada organ Corti menimbulkan potensial aksidi serat-serat
saraf. (William F.Gannom,1998)
A. Anatomi system pendengaran (Telinga)
Merupakan organ pendengaran dan keseimbangan.Terdiri dari
telinga luar, tengah dan dalam. Telinga manusia menerima dan
mentransmisikan gelombang bunyi ke otak dimana bunyi tersebut akan
di
analisa
dan
di
intrepretasikan.
Cara
paling
mudah
untuk
Acusticus Eksternus
Auditorius Eksternus
timpani
Telinga tengah
Telinga
tengah
adalah
ruang
berisi
udara
yang
telinga,
gelombang
suara
akan
menyebabkan
auditorius (eustachius)
Drainase:
mengeluarkan cairan.
Aerufungsi:
Tuba
Skala
Skala
Organo
corti
dalam
dipenuhi
oleh
cairan
dan
terdiri
dari
keseluruhan.
Sekali
sel-sel
rambut
telinga
dalam
Sebuah
alat
bantu
dengar
akan
dapat
perubahan
posisi
rambut
serta
menimbulkan
1. Tuli konduktif
Karena kelainan ditelinga luaaar atau di telinga tengah
a. Kelainan telingna luar yang menyebabkan tuli konduktif adalah
astresia liang telinga, sumbatan oleh serumen, otitis eksterna
sirkumsripta, osteoma liang teling.
b. Kelainan telinga tengah yang menyebabkan tuli konduktif adalah
tubakar/sumbatan
tuba
eustachius,
dan
dislokasi
tulang
pensdengaaran.
2. Tuli perseptif
Disebabkan oleh kerusakan koklea (N. audiotorius) atau kerusakan
pada
sirkuit
system
mengalamipenurunan
saraf
atau
pusat
dari
kehilangan
telinga.
Orang
kemampuan
tersebut
total
untuk
karena
tuli
konduksi
yang
pada
pengobatannya
tidak
Penentuan
Jenis
kurang pendengaran
Derajat
kurang pendengaran
Menentukan
pengetahuan
proses
pendengara
diwilayah
yang
dapat
dimanfaatkan
untuk
bahan
Pemeriksaan
umum
dan
khusus
(telinga,
hidung
dan
seperti
foto
Pemeriksaan
laboratorium)
penunjang
(bila
diperlukan
derajat ketulian
dan
gambaran
adalah
level
subuah
pendengaran
alat
yang
seseorang.
digunakan
Dengan
untuk
bantuan
derajat
kurang
pendengaran
seseorang.
Gambaran
berikut
memperlihatkan
klasifikasi
pendengaran
Kehilangan
Klasifikasi
dalam
Desibel
0-15
Pendengaran normal
kehilangan
>15-25
>25-40
>40-55
>55-70
Kehilangan
pendenngaran
sedang
sampai berat
>70-90
>90
Pemeriksaan
ini
menghasilkan
grafik
nilai
ambang
pendengaran
yang
normal
grafik
berada
diatas.
kata-kata
terpilih
yang
telah
dibakukan,
mikropon
yang
dihubungkan
dengan
audiometri
tutur,
Kemamuan
maksimal
perndengaran
untuk
yang
dituturkan
yang
dinyatakan
dengan
nilai
persentasi
maksimal
kata-kata
yang
ditirukan
Sedang
Berat
80 dB
Berat
dB
Pada
komunikasi,
pendengaran
dasarnya
apabila
tuli
mengakibatkan
seseorang
diharapkan
dengan
masih
gangguan
memiliki
bantuan
alat
sisa
bantu
Mengukur
kemampuan
pendengaran
dalam
menagkap
pindahkan
eksternus.
Kita
garputala
menanyakan
didepan
kepada
meatus
pasien
akustikus
apakah
bunyi
Kesalahan pemeriksaan pada tes rinne dapat terjadi baik berasal dari
pemeriksa maupun pasien. Kesalah dari pemeriksa misalnya meletakkan
garputala tidak tegak lurus, tangkai garputala mengenai rambut pasien
dan kaki garputala mengenai aurikulum pasien. Juga bisa karena jaringan
lemak planum mastoid pasien tebal.
Kesalahan dari pasien misalnya pasien lambat memberikan isyarat
bahwa ia sudah tidak mendengar bunyi garputala saat kita menempatkan
garputala di planum mastoid pasien. Akibatnya getaran kedua kaki
garputala sudah berhenti saat kita memindahkan garputala kedepan
meatus akustukus eksternus.
2. Test Weber
Tujuan kita melakukan tes weber adalah untuk membandingkan
hantaran tulang antara kedua telinga pasien. Cara kita melakukan tes
weber yaitu: membunyikan garputala 512 Hz lalu tangkainya kita letakkan
tegak lurus pada garis horizontal. Menurut pasien, telinga mana yang
mendengar atau mendengar lebih keras. Jika telinga pasien mendengar
atau mendengar lebih keras 1 telinga maka terjadi lateralisasi ke sisi
telinga tersebut. Jika kedua pasien sama-sama tidak mendengar atau
sam-sama mendengaar maka berarti tidak ada lateralisasi.
Getaran melalui tulang akan dialirkan ke segala arah oleh tengkorak,
sehingga akan terdengar diseluruh bagian kepala. Pada keadaan ptologis
pada MAE atau cavum timpani missal:otitis media purulenta pada telinga
kanan. Juga adanya cairan atau pus di dalam cavum timpani ini akan
bergetar, biala ada bunyi segala getaran akan didengarkan di sebelah
kanan.
Interpretasi:
a. Bila pendengar mendengar lebih keras pada sisi di sebelah kanan
disebut lateralisai ke kanan, disebut normal bila antara sisi kanan
dan kiri sama kerasnya.
suara
suara
garputala
lagi.
garputala,
Pada
maka
saat
garputala
penguji
akan
tidak
segera
ketajaman
pendengarannya
(pembanding).
Bagi