Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Selain memantau perubahan lingkungan pemasaran, pemasar juga perlu
mengembangkan pengetahuan khusus tentang pasar khusus mereka. Pemasar
yang

baik

menginginkan

informasi

untuk

membantu

mereka

menginterpretasikan kinerja masa lalu dan merencanakan kegiatan masa


depan. Para pemasar membutuhkan informasi yang tepat dan akurat, serta
dapat dilakukan terhadap konsumen, pesaing, dan merek mereka. Mereka
perlu membuat keputusan taktis paling mungkin dalam jangka pendek dan
keputusan strategis dalam jangka panjang. Penemuan pencerahan konsumen
dan pemahaman implikasi pemasarannya, sering kali dapat menghasilkan
peluncuran produk yang sukses atau mempercepat pertumbuhan merek.
Dengan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam
tentang langkah langkah yang tercakup dalam proses riset pemasaran serta
mempertimbangkan cara pemasar menyusun metriks yang efektif untuk
mengukur produktivitas pemasaran.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja yang membentuk riset pemasaran yang baik ?
2. Cara apa yang baik untuk digunakan dalam mengukur produktivitas
pemasaran?
3. Bagaimana cara pemasar menilai pendapatan investasi mereka dari
pengeluaran pemasaran ?

1.3 Tujuan penulisan


1

1. Mengetahui riset pemasaran yang baik.


2. Mengetahui cara yang digunakan dalam mengukur produktivitas
pemasaran.
3. Mengetahui cara pemasar menilai pendapatan investasi dari pengeluaran
pemasaran.
.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Sistem Riset Pemasaran


Pemahaman atau gagasan pemasaran (marketing insight) memberikan
informasi diagnostik tentang bagaimana dan mengapa kita meneliti pengaruh
tertentu di pasar, dan apa arti hal tersebut bagi pemasar. Riset pemasaran
(marketing research) sebagai perancangan, pengumpulan, analisis, dan
pelaporan data sistematis serta temuan yang relevan terhadap situasi
pemasaran tertentu yang dihadapi perusahaan.
Perusahaan riset pemasaran dapat dibagi dalam tiga kategori:
1. Perusahaan riset yang tersindikasi dengan jasa
Perusahaan ini mengumpulkan informasi konsumen dan perdagangan,
yang mereka jual untuk mendapatkan imbalan.
2. Perusahaan riset pemasaran sesuai pesanan
Perusahaan ini diperkerjakan untuk melaksanakan proyek khusus. Mereka
merancang studi dan melaporkan temuan.
3. Perusahaan riset pemasaran spesialis lini
Perusahaan ini memberikan layanan riset yang terspesialisasi. Contoh
terbaiknya adalah perusahaan layanan lapangan, yang menjual jasa
wawancara di lapangan kepada pihak perusahaan lain.
Perusahaan kecil dapat menyewa jasa dari perusahaan riset pemasaran atau
mengadakan riset dalam cara yang kreatif dan terjangkau, seperti:
1. Melibatkan mahasiswa atau profesor untuk merancang dan melaksanakan
proyek.
Perusahaan seperti American Express dan IBM melakukan pemilihan
kerumunan dan mensponsori kompetisi seperti Innovation Challenge,
dimana para mahasiswa MBA berpandai bersaing dalam tim. Imbalan bagi
para mahasiswa tersebut adalah pengalaman dan visibilitas, sedangkan
imbalan bagi perusahaan adalah pengetahuan baru untuk menyelesaikan
masalah dengan biaya yang lebih murah daripada menyewa konsultan.
2. Menggunakan internet.
Perusahaan dapat mengumpulkan cukup banyak informasi dengan biaya
yang sangat sedikit dengan mengamati situs Web pesaing, mengamati
ruang chat, dan menilai data yang diterbitkan.
3. Memeriksa pesaing.
Banyak perusahaan kecil mengunjungi pesaing mereka secara rutin.
2.2 Proses Riset Pemasaran
Riset pemasaran yang efektif mengikuti enam langkah yaitu;
3

Langkah 1: Mendefinisikan Masalah, Alternatif Keputusan, dan Tujuan Riset


Manajer pemasaran harus berhati-hati untuk tidak mendefinisikan masalah
terlalu luas atau terlalu sempit untuk periset pemasaran. Tidak semua
proyek riset dapat bersifat spesifik. Beberapa riset bersifat Eksploratif--tujuannya adalah mmperjelas sifat masalah sebenarnya dan menyarankan
kemungkinan solusi atau ide baru. Beberapa riset bersifat Deskriptif
---riset ini berusaha menghitung permintaan, seperti berapa banyak
penumpang kelas satu yang akan membeli layanan internet dalam
penerbangan pada harga $25. Beberapa riset bersifat Kausal---tujuannya
adalah menguji hubungan sebab-akibat.
Langkah 2: Mengembangkan Rencana Riset
Tahap kedua riset pemasaran adalah dimana kita mengembangkan rencana
paling efektif untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan dan berapa
biayanya. Untuk merancang rencana riset, kita harus mengambil keputusan
tentang sumber data, pendekatan riset, instrumen riset, rencana
pengambilan sampel, dan metode kontak.
a. Sumber Data
Periset dapat mengumpukan data sekunder, data primer, atau
keduanya. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan untuk tujuan
lain dan sudah ada di suatu tempat. Data primer adalah data baru yang
dikumpulkan untuk tujuan tertentu atau untuk proyek riset tertentu.
b. Pendekatan Riset
Pemasar mengumpulkan data primer dengan lima cara: melakukan
observasi, kelompok fokus, survei, data perilaku, dan pengalaman.
Riset Observasi, periset dapat mengumpulkan data baru
denganmeneliti pelaku dan setting yang relevan, diam-diam
meneliti ketika mereka berbelanja atau ketika mereka

mengkonsumsi produk.
Riset Etnografi, adalah pendekatan riset observasi tertentu yang
menggunakan konsep dan alat dari ilmu antropologi dan
disiplin ilmu sosial lain unyuk memberikan pemahaman
mendalam tentang bagaimana orang hidup dan bekerja.
Tujuannya adalah agar periset dapat menyelami kehidupan

seseorang untuk mengungkap keinginan terpendam yang

mungkin tidak terungkap dalam bentuk riset lain.


Riset Kelompok Fokus, kelompok fokus adalah sebuah
perkumpulan yang terdiri dari 6 sampai 10 orang yang dipilih
secara teliti oleh periset berdasarkan pertimbangan demografis,
psikografis, atau pertimbangan lain dan dipersatukan untuk
mendiskusikan berbagai topik minat dalam waktu yang

panjang..
Riset Survei, adalah perusahaan melaksanakan survei untuk
mempelajari

pengetahuan,

kepercayaan,

preferensi,

dan

kepuasan masyarakat dan mengukur berbagai besaran ini dalam

populasi umum.
Data Perilaku, adalah pelanggan meninggalkan jejak perilaku
pembelian mereka di data pemindai toko, pembelian katalog,
dan database pelanggan. Pemasar dapat belajar banyak dengan

menganalisis data ini.


Riset Eksperimen, adalah riset yang paling valid. Riset ini
dirancang untuk menangkap hubungan sebab-akibat dengan
menghilangkan berbagai penjelasan tentang temuan yang
diteliti. Jika eksperimen ini dirancang dengan baik, manajer

riset dan pemasaran bisa 100% mengandalkan kesimpulannya.


c. Instrumen Riset
Periset pemasaran mempunyai tiga pilihan instrumen riset utama
dalam mengumpulkan data primer: kuesioner, pengukuran kualitatif,
dan peralatan teknologi.
Kuesioner, terdiri dari sekelompok pertanyaan yang diajukan
kepada responden. Berkat fleksibilitasnya, sejauh ini kuesioner
menjadi

instrumen

palling

umum

digunakan

untuk

mengumpulkan data primer. Periset harus mengembangkan,


menguji, dan memilah kuesioner secara cermat sebelum
mengelolanya

pada

menspesifikasika

skala

semua

besar.

Pertanyaan

kemungkinan

tertutup

jawaban

dan

memberikan jawaban yang lebih mudah untuk diinterpretasikan


dan dihitung. Pertanyaan terbuka memungkinkan responden

untuk menjawab pertanyaan dengan kata-kata mereka sendiri

dan sering kali lebih mengungkapkan cara berfikir seseorang.


Pengukuran Kualitatif, beberapa pemasar lebih menyukai
metode kualitatif dalam mengukur pendapat konsumen karena
tindakan konsumen tidak selalu sesuai dengan jawaban mereka
terhadap pertanyaan survei. Secara relatif, teknik riset kualitatif
merupakan pendekatan penelitian yang relatif tidak terstruktur,

yang memperbolehkan adanya rentang kemungkinnan respons.


Peralatan Teknologi,
terkadang berguna dalam riset
pemasaran. Galvanometer dapat mengukur minat atau emosi
yang timbul akibat paparan iklan atau gambar tertentu.
Tachitiskop memancarkan sebuah iklan kepada subjek dengan
interval paparan yang dapat berkisar dari seperseratus detik
atau kurang sampai beberapa detik.

d. Rencana Pengambilan Sampel


Setelah memutuskan pendekatan dan instrumen riset, periset
pemasaran harus merancang rencana pengambilan sampel. Hal ini
memerlukan tiga keputusan:
1. Unit pengambilan sampel: Siapa yang harus kita survei?
2. Ukuran sampel: Berapa banyak orang yang harus kita survei?
3. Prosedur pengambilan sampel: Bagaimana kita harus memilih
responden?
e. Metode Kontak
Sekarang periset pasar harus memutuskan bagaimana ia akan
menghubungi subjek: lewat surat, lewat telepon, secara tatap muka,
atau online.
Kuesioner Surat, adalah cara terbaik unuk menjangkau orang
yang tidak mau memberikan wawancara pribadi atau orang
yang

responsnya

mungkin

bias

atau

terdistorsi

oleh

pewawancara. Kuesioner surat memerlukan pertanyaan dengan

kata-kata yang sederhana dan jelas.


Wawancara Telepon, adalah metode

terbaik

untuk

mengumpulkan informasi dengan cepat; pewawancara juga


dapat

mengklarifikasi

pertanyaan

jika

responden

tidak

mengerti.
Wawancara Pribadi, adalah metode yang paling fleksibel.
Pewawancara dapat mengajukan banyak pertanyaan dan
mencatat observasi tambahan tentang responden, seperti

pakaian dan bahasa tubuh.


Wawancara Online, sebuah perusahaan dapat mencantumkan
kuesioner dalam situs Web-nya dengan berbagai cara dan
menawarkan insentif untuk menjawabnya, atau perusahaan
dapat menempatkan spanduk di situs yang sering dikunjungi.

Langkah 3: Mengumpulkan Informasi


Ada empat masalah utama yang timbul dalam survei, yaitu
beberapa responden tidak pernah ada dirumah dan harus duhubungi
kembali atau diganti, Responden lain menolak bekerja sama,
Responden lainnya lagi akan memberikan jawaban yang bias atau
tidak jujur, dan Beberapa pewawancara mungkin bias atau tidak
jujur.
Langkah 4: Menganalisis Informasi
Salah satu langkah terakhir adalah penyimpulan temuan dengan
mentabulasikan data dan mengembangkan distribusi frekuensi.
Sekarang periset menghitung rata-rata dan mengukur dispersi
variabel-variable utama dan menerapkan beberapa teknik statistik
camggih dan model keputusan dengan harapan menemukan
temuan tambahan. Periset dapat menguji berbagai hipotesis dan
teori, juga menerapkan analisis sensitivitas untuk menguji asumsi
dan kekuatan kesimpulan.
Langkah 5: Mempresentasikan Temuan
Sebagai langkah terakhir, periset mempresentasikan temuan yang
relevan dengan keputusan pemasaran utama yang dihadapi
manajemen. Periset semakin dituntut untuk memainkan peran
konsultan yang lebih proaktif dalam menerjemahkan data dan
informasi menjadi pandangan dan rekomendasi. Mereka juga harus
mempertimbangkan cara untuk mempresentasikan temuan riset
dalam cara yang sebisa mungkin dapat dipahami.
Langkah 6: Mengambil Keputusan
Dewasa ini semakin banyak organisasi yang menggunakan sistem
dukungan

keputusan

pemasaran

untuk

membantu

manajer

pemasaran mereka membuat keputusan yang lebih baik. John Little


dari MIT mendefinisikan sistem dukungan keputusan pemasaran
(marketing decision support system-MDSS) sebagai pengumpulan
data terkoordinasikan, sistem, alat, dan teknik, dengan piranti lunak
dan piranti keras yang mendukung , dengan mana organisasi
mengumpulkan dan menerjemahkan informasi yang relevan dari
bisnis dan lingkungan dan mengubahnya menjadi dasar bagi
tindakan pemasaran.
8

2.3 Mengukur Produktivitas Pemasaran


Salah satu tugas terpenting dalam riset pemasaran adalah menilai efisiensi
dan efektivitas kegiatan pemasaran. Riset pemasaran dapat membantu
pemasar mengatasi kebutuhan akuntabilitas yang semakin besar ini. Dua
pendekatan komplementer untuk mengukur produktivitas pemasaran adalah:
(1) ukuran pemasaran untuk menilai pengaruh pemasaran dan (2) pemodelan
bauran pemasaran untuk mengestimasi hubungan sebab akibat dan mengukur
bagaimana kegiatan pemasaran mempengaruhi hasil. Papan kendali
(dashboard) pemasaran adalah acara terstruktur untuk mendiseminasikan
pandangan yang dikumpulkan dari dua pendekatan ini dalam organisasi.

Ukuran Pemasaran
Pemasar menerapkan beragam ukuran untuk menilai pengaruh pemasaran.
Ukuran pemasaran (marketing metrics) adalah sejumlah ukuran yang
membantu pemasar menghitung, membandingkan, dan menerjemahkan
kinerja pemasaran mereka. Ukuran pemasaran dapat digunakan oleh
manajer mereka untuk menjustifikasi dan merancang program pemasaran
dan pleh manajemen senior untuk memutuskan alokasi keuangan.

Pemodelan Bauran Pemasaran


Akuntabilitas pemasaran juga

berarti

bahwa

pemasar

harus

memperkirakan pengaruh berbagai investasi pemasaran secara lebih tepat.


Model bauran pemasaran menganalisis data dari beragam sumber, seperti
data pemindai pengecer, untuk memahami pengaruh kegiatan pemasaran
tertentu secara lebih tepat. Meskipun pemodelan bauran pemasaran
membantu mengisolasi pengaruh, pemodelan ini tidak efektif untuk
menilai cara kerja gabungan berbagai elemen pemasaran. Tiga kelemahan
lainnya:
1. Pemodelan bauran pemasaran berfokus pada pertumbuhan tambahan
dan bukan pada penjualan dasar atau pengaruh jangka panjang.
2. Walau sangat penting, pemaduan ukuran seperti kepuasan pelanggan,
kesadaran, dan ekuitas merek ke dala pemodelan bauran pemasaran
terbatas.
3. Pemodelan bauran pemasaran biasanya gagal memasukkan ukuran
yang berhubungan dengan pesaing, perdagangan, atau tenaga penjual.

Papan Kendali (Dashboard) Pemasaran


Sebagai masukan (input) bagi papan kendali pemasaran, perusahaan harus
memasukkan dua kartu nilai utama yang berbasis pasar, yang
mencerminkan kinerja dan memberikan kemungkinan tanda peringatan
dini.
1. Kartu nilai pelanggan, mencatat seberapa baik kinerja perusahaan
selama bertahun-tahun berdasarkan ukuran berbasis pelanggan.
Manajemen harus menetapkan norma bagi setiap ukuran dan
mengambil tindakan ketika mereka mendapati hasilnya keluar dari
batasan.
2. Kartu nilai kinerja pemangku kepentingan (stakeholder), melacak
kepuasan berbagai konstituen yang mempunyai kepentingan kritis dan
dampaknya bagi kinerja perusahaan yaitu karyawan, pemasok, bank,
distributor, pengecer, dan pemegang saham.

BAB III
STUDI KASUS

3.1 STUDI KASUS


Emosi merupakan unsur utama yang diperhatikan PT Link Net, perusahaan
pengelola First media yang mendistribusikan layanan internet (FastNet) dan
TV kabel (Home Cable). Dari segi postif maupun negatif, emosi menjadi
kacamata perusahaan dalam mencari tahu apa yang diinginkan konsumen.

10

Saat ini kami memiliki sekitar 500 ribu pelanggan yang tersebar di Jakarta,
Surabaya dan Bali. First Media menjual produk dengan kualitas premium
sehingga sangat penting bagi kami memahami emosi konsumen. Pasalnya,
emosi

konsumen

mempengaruhi

apakah

orang

tersebut

mau

merekomendasikan produk kami atau tidak ke orang lain, kata CEO PT Link
Net, Hengky Liwanto.
Bila dilihat dari harga yang ditawarkan, First Media memang memposisikan
diri berada di segmen A, B dan C. Namun, tak menutup kemungkinan mereka
yang ada di segmen D juga bisa menikmatinya. Seperti produk tv kabel,
fasilitas Home Cable misalnya, First Media menggunakan fiber optik yang
boleh jadi ada beberapa area yang tak sengaja bisa mendapatkan fasilitas
koneksi tv berbayar ini. Boleh jadi mereka yang berada di kelas agak ke
bawah pun ikut berbicara tentang pengalamannya mendapat koneksi dari tv
berbayar ini. Gak masalah selama mereka tahu kualitas produk kami, ujar
mantan eksekutif dari Indofood ini.
Seperti diketahui, sejak 2007 First Media menawarkan tv berbayar lewat
Kabel Vision yang menggunakan sistem analog. Namun secara perlahan
mereka mengganti jaringan analog menjadi digital. Setiap televisi harus
mempunyai satu dekoder yang berfungsi menerima sinyal dari pusat First
Media ke televisi yang digunakan untuk Home Cable, merek dagang baru
yang diluncurkan First Media dari merek sebelumnya yakni, Kabel Vision
dan Digital.
Kualitas layanan menjadi unsur utama perusahaan dalam menumbuhkan
emosi positif. Kekuatan sinyal tv kabel kami dapat menjangkau 4 tv di
rumah dengan resolusi yang sama. Kalau konsumen mengeluh karena tidak
mendapat layanan tersebut, kami memberi layanan gratis. Tapi biasanya, ini
terjadi kesalahan teknis pengguna misalnya kabel tidak terpasang dengan
baik, kata Hengky lagi.
Di kategori pay tv, perusahaan tak hanya menawarkan HomeCable, stasiun tv
yang memakai standar digital video broadcasting (DVB). Teknologinya sudah
berkembang ke produk HomeCable HD, siaran tv beresolusi tinggi pertama di

11

Indonesia, yang memungkinkan penonton televisi merasakan sensasi filmfilm yang memiliki teknik audio-visual mutakhir.
Dari segi harga, First Media mengklaim telah memberikan harga terbaik.
FastNet misalnya. Dengan kapasitas 20 MHz, layanan tersebut ditawarkan
dengan harga Rp 2 juta. Hengky belajar dari pengalamannnya membawa
Indomie hingga mampu merajai industri mie instan di tanah air. Dari situ ia
mendapatkan banyak informasi tentang karakter pelanggan di tanah air.
Produk kami barangnya beda,promosi Hengky.(Acha)

3.2 IDENTIFIKASI PERUSAHAAN


History
Link Net didirikan pada tahun 1996, merupakan penyedia layanan melalui
kabel terbesar di Indonesia, yang menyediakan layanan berlangganan televisi
berkualitas tinggi, internet pita lebar generasi berikutnya yang berkecepatan
tinggi, dan komunikasi data. Link Net beroperasi di Jabodetabek, Surabaya
dan Bandung.
Link Net memiliki dan mengoperasikan jaringan kabel Hybrid Fiber Coaxial
yang

menyediakan layanan akses internet berkecepatan tinggi untuk

pelanggan ritel dan korporat. Link Net juga mengoperasikan kanal televisi
berlangganan dengan berkolaborasi dengan First Media Television.
Sebelumnya, Link Net membukukan laba bersih sebanyak Rp 557.9 miliar di
sepanjang tahun 2014. Jumlah tersebut naik 54% jika dibandingkan perolehan
di periode sama tahun sebelumnya di tahun 2013. Jumlah pendapatan
perseroan di tahun lalu juga naik menjadi Rp 2.1 triliun, atau tumbuh sebesar
28.3% dibandingkan tahun sebelumnya senilai Rp 1.6 triliun.
Perseroan memperluas jaringan dan memenuhi permintaan jasa internet dan
televisi berbayar guna menggenjot jumlah pelanggannya agar bisa
mendongkrak kinerja keuangannya. Per Desember 2014, jumlah homes
passed Link Net telah mencapai 1,4 juta, atau meningkat sekitar 238 ribu
homes passed di tahun 2014.

12

3.3 PEMBAHASAN
Seperti yang kita ketahui, hampir semua orang menggunakan internet dan
media sosial. Pada saat ini internet hampir menjadi kebutuhan utama bagi
manusia, hal ini menjadi peluang bisnis yang menjanjikan bagi perseroan.
Persepsi bahwa internet adalah kebutuhan dasar manusia dibuktikan melalui
survei global Cisco Connected World Technology, yang dikutip dari laporan
keuangan Link Net.
Pemasar yang baik menginginkan pemahaman yang membantu mereka
menerjemahkan kinerja masa lalu dan juga merencanakan kegiatan masa
depan. Mereka memerlukan informasi yang tepa waktu, akurat, dan dapat
ditindaklanjuti tentang konsumen, persaingan, dan merek mereka. Usaha
untuk

menemukan

pandangan

konsumen

dan

memahami

implikasi

pemasarannya sering menghasilkan peluncuran produk yang berhasil atau


mendorong pertumbuhan suatu merek.
Pengembangan dan pengimplementasian rencana pemasaran memerlukan
sejumlah riset.

13

Adapun langkah-langkah dalam riset adalah sebagai berikut:


Langkah 1: Mendefinisikan Masalah Dan Tujuan Riset
Masalah perusahaan ini adalah telah banyaknya pelanggan yang tersebar di
Jakarta, Surabaya, dan Bali sekitar 500 ribu pelanggan. Firs Media yang
mendistribusikan layanan internet (Fast Net) dan TV kabel (Home Cable)
dengan kualitas premium sehingga sangat penting memahami emosi
konsumen.
Tujuan dari riset ini untuk memahami emosi para konsumen sehingga
perusahaan tahu apa yang diinginkan konsumen, karena emosi konsumen
mempengaruhi keputusan seseorang untuk merekomendasikan produk dari
LinkNet ini ke orang lain. Seperti yang dikatakan oleh CEO PT Link Net,
Hengky Liwanto.
Langkah 2 : Mengembangkan Rencana Riset
Perusahaan ini mengembangkan rencana risetnya melalui pendekatanpendekatan yaitu riset observasi terhadap tanggapan konsumen dengan
memfokuskan harga yang ditawarkan. Jika dilihat dari harga yang
ditawarkan, First Media memang memposisikan diri berada di segmen A, B
dan C. Namun, tak menutup kemungkinan mereka yang ada di segmen D juga
bisa menikmatinya. Seperti produk tv kabel, fasilitas Home Cable misalnya,
First Media menggunakan fiber optik yang kemungkinan ada beberapa area
yang tak sengaja bisa mendapatkan fasilitas koneksi tv berbayar ini.
Memungkinkan untuk mereka yang berada di kelas menengah ke bawah pun
ikut berbicara tentang pengalamannya mendapat koneksi dari tv berbayar ini.
Sehingga disini terlihat bahwa perusahaan ini menjangkau semua kalangan.
Walaupun hanya dua langkah dalam riset pemasaran, disitu perusahaan telah
melakukan terobosan-terobosan baru dalam strategi pemasarannya. Seperti sejak
2007, First Media menawarkan tv berbayar lewat kabel Vision yang menggunakan
sistem analog. Namun perlahan mereka mengubah jaringan analog menjadi
digital. Setiap televisi harus mempunyai satu dekoder yang berfungsi menerima
sinyal dari pusat First Media ke televisi yang digunakan untuk Home Cable. CEO

14

dari perusahaan ini merupakan mantan eksekutif dari PT Indofood sehingga


mengetahui bagaimana kondisi konsumen pada umumnya.
Kualitas layanan menjadi unsur utama perusahaan dalam menumbuhkan emosi
postitif. Perusahaan ini memberikan pelayanan yang baik sebagai strategi
pemasaran produknya. Mereka akan memberikan layanan gratis apabila banyak
konsumen mengeluh karena tidak mendapatkan layanan yang baik.
Kinerja perusahaan yang baik ditunjukkan oleh laba bersih PT Link Net Tbk.,
(LINK) pada kuartal I tahun 2015 menjadi Rp 145,2 miliar, atau naik sebesar
4,9% apabila dibandingkan periode yang sama tahun lalu . Laba bersih yang
dibukukan perseroan ditunjang oleh pertumbuhan pendapatannya sebesar 21.8%,
atau menjadi Rp 599,9 miliar.
EBITDA perseroan juga meningkat sebesar 26%, menjadi Rp 345.4 miliar dengan
marjin dengan marjin 57,6%. Peningkatan EBITDA adalah hasil dari upaya
perseroan mengelola efisiensi biaya dan keuntungan dari operating leverage.
Perusahaan juga berhasil memperluas jaringan dengan menambah 56.706 homes
passed dalam tiga bulan pertama di tahun ini dan sudah mendekati 1.5 juta
total homes passed. Peningkatan pelanggan broadband dan televisi berbayar
masing-masing menjadi 406.790 dan 377.404 pelanggan, yang mencerminkan
pertumbuhan permintaan jasa broadband dan televisi berbayar. Link Net
menyediakan layanan televisi berbayar yang bekerjasama dengan PT First Media
Television .
Selain itu, Link Net terus meluncurkan jasa-jasa dan produk- produk yang inovatif
seperti X1 Combo Pack dan First Media Go, dan meningkatkan kualitas produkproduknya. Hal ini dilakukan untuk mengakomodasi kebutuhan pelanggan dan
memperkuat pasar.
Perusahaan terus mempertahankan rasio produk combo yang tinggi, sebanyak
94% dari mereka berlangganan kedua produk broadband dan televisi berbayar.
Pertumbuhan pendapatan rata-rata pelanggan Link Net naik sebesar 2.5%, atau
menjadi Rp 412 ribu di akhir Maret 2015. Apabila dibandingkan tahun 2014, tentu
pencapaian tersebut menunjukkan peningkatan.

15

Tren Internet Yang Memepengaruhi Pemasaran


Perubahan perilaku konsumen yang mempersepsikan internet sebagai kebutuhan
utama menjadi peluang bisnis yang menjanjikan bagi perseroan. Persepsi bahwa
internet adalah kebutuhan dasar manusia dibuktikan melalui survei global
Cisco Connected World Technology, yang dikutip dari laporan keuangan Link
Net.
Survei ini melibatkan responden mahasiswa dan profesional muda berusia 30
tahun ke bawah di lebih dari 14 negara. Hasiltemuan Cisco World
mengungkapkan, pertama, satu dari tiga mahasiswa dan karyawan yang disurvei
(33%) mempercayai bahwa internet merupakan kebutuhan mendasar bagi
manusia (menempati posisi sama pentingnya dengan udara, air, makanan dan
tempat tinggal).
Selain internet, masyarakat saat ini membutuhkan konten yang menarik, konten
dalam hal ini bukan hanya berupa sebuah tayangan, tetapi dapat berupa aplikasi
seperti instant messaging, games, jejaring sosial, berita online, online banking,
pembelian

produk online,

dan video streaming . Aplikasi yang menarik

membuat masyarakat menjadi boros dalam pemakaian volume data sehingga


mengakibatkan peningkatan konsumsi volume data setiap tahunnya.

16

BAB IV
PENUTUP
4.1

Kesimpulan
Dari makalah yang telah kami susun, dapat ditarik kesimpulan bahwa riset

pemasaran dapat dilakukan perusahaan secara sendirian atau menyewa perusahaan


lain untuk melakukannya. Riset pemasaran yang baik dicirikan oleh metode
ilmiah, kreativitas, metode multi riset, pembangunan model yang akurat, analisis
manfaat biaya, skeptisisme yang sehat, dan fokus yang etis. Prosesnya sendiri
meliputi pendefinisian masalah dan tujuan riset, pengembangan rencana riset,
pengumpulan dan analisis informasi, penyajian temuan temuan kepada
manajemen, dan pengambilan keputusan.
Dalam melakukan riset, perusahaan harus memutuskan menggunakan data
primer atau data sekunder, pendekatan riset, serta instrumen riset yang digunakan.
Selain itu diputuskan juga rencana sampel dan metode kontak. Dalam
menganalisis hasil riset, harus dapat dipastikan pula bahwa perusahaan mencapai
penjualan, laba, dan tujuan lain yang ditetapkan dalam rencana tahunan
menggunakan alat utama yaitu analisis penjualan, analisis pangsa pasar, analisis
biaya penjaualan pemasaran, serta analisis keuangan.
Terdapat dua tipe permintaan, yaitu permintaan pasar dan juga permintaan
perusahaan. Untuk mengestimasi permintaan terkini, perusahaan berusaha
menentukan potensi pasar total, potensi pasar wilayah, penjualan industri, dan
pangsa pasar. Untuk mengestimasi permintaan di masa depan, perusahaan dapat
melakukan survei dan melakukan uji pasar.
4.2

Saran
Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna

perbaikan makalah ini. Sehingga makalah ini lebih bermanfaat dalam proses
belajar mengajar.

17

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab I-Iv
    Bab I-Iv
    Dokumen17 halaman
    Bab I-Iv
    Nabila Anugrah
    Belum ada peringkat
  • Bab I-Iv
    Bab I-Iv
    Dokumen17 halaman
    Bab I-Iv
    Nabila Anugrah
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi
    Nabila Anugrah
    Belum ada peringkat
  • PERIBAHASA
    PERIBAHASA
    Dokumen1 halaman
    PERIBAHASA
    Nabila Anugrah
    Belum ada peringkat
  • Tata Surya
    Tata Surya
    Dokumen55 halaman
    Tata Surya
    Nabila Anugrah
    Belum ada peringkat