PROPOSAL
Disusun untuk memenuhi
Tugas Akhir Mata KuliahPenelitian Pendidikan Biologi
Dosen Pemimbing: Dra. Hariyatmi
Disusun oleh:
RIZKA NUR FITRIANTI
A420120066
A. LATAR BELAKANG
Transformasi dunia karena revolusi teknologi telekomunikasi dan
komputer menjadi agenda utama perubahan dunia saat ini. Dunia tidak lagi dapat
dipandang sebagai benua-benua yang terpisah atau kumpulan negara yang terpisah,
melainkan dunia menjadi saraf global telekomunikasi dan komputer. Kepesatan
perkembangan
teknologi
telekomunikasi
dan
komputer
telah
mengantarkan
karena
itu
guru
sebagai
salah
satu
komponen
penting keberhasilan
materi dan pertemuan sudah memenuhi ketentuan yang berlaku, tidak hanya para guru
menerapkan cara-cara praktis untuk mencapai harapan anak didiknya bisa memperoleh
nilai yang memuaskan.
Di satu sisi tidak menutup kemungkinan hasil itu akan tercapai, namun
disisi lain justru akan menjadikan siswa tidak terarah dalam proses belajar dan
cenderung mementingkan hasil dibandingkan proses. Akibatnya proses belajar menjadi
sesuatu yang dikesampingkan dan menjadikan siswa malas belajar. Sifat anak didik
yang pasif tersebut ternyata tidak hanya terjadi pada mata pelajaran tertentu saja, tetapi
pada hampir semua mata pelajaran termasuk biologi sebagai bagian dari ilmu sains.
Masalah-masalah pembelajaran sains atau biologi yang sering ditemukan
diantaranya adalah pengajaran biologi atau sains hanya mencurahkan pengetahuan
(tidak berdasarkan praktik). Dalam hal ini, fakta. Konsep dan prinsip sains lebih banyak
disampingkan melalui ceramah atau tanya jawab tanpa didasarkan pada hasil kerja
praktik. Hal itulah yang menyebabkan siswa bersifat pasif selama proses pembelajaran.
Pasifnya siswa selama proses pembelajaran juga dikarenakan pemilihan
metode pembelajaran yang tidak tepat. Metode mempunyai nilai strategis dalam
kegiatan belajar mengajar. Nilai strategis adalah metode dapat mempengaruhi jalannya
kegiatan belajar mengajar. Kualitas proses hasil pembelajaran dapat ditingkatkan
dengan cara mencoba berbagai model, pendekatan dan metode kearah pembelajaran
yang lebih difokuskan pada siswa (student centered) student centered menekan bahwa
siswalah yang membangun pembelajaran atau siswa sendirilah yang membangun
pengetahuan.
Dalam pelaksanaan pengajaran biologi perlu adanya penerapan metode
pembelajaran yang tepat agar materi yang disampaikan dapat dipahami oleh siswa dan
siswa pun tidak lagi pasif dan merasa bosan dalam mengikuti proses pembelajaran
Sebab, apabila metode mengajar yang digunakan guru dalam mengelola proses
pembelajaran tepat, maka peluang memperoleh hasil pembelajaran para siswa yang
sesuai dengan harapan oun akan lebih besar. Salah satu metode pembelajaran yang
menitik beratkan kepada siswa dan siswa menjadi aktif dalam mengikuti kegiatan
belajar mengajar adalah penerapan pembelajaran kooperatif Think Pair Share.
Pembelajaran kooperatif dengan metode Think-Pair-Shareterdiri dari tiga tahap
kegiatan siswa yang menekankan pada apa yang dikerjakan siswa pada setiap
tahapannya. Tahap yang pertama adalah berfikir (Think). Pada tahap ini guru
mengajukan pertanyaan yang terkait dengan pelajaran dan siswa berfikir sendiri
mengenai jawaban tersebut. Waktu berfikir ditentukan oleh guru. Pada tahap
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang masalah penelitian diatas maka perlu adanya
rumusan masalah penelitian yang nanti akan di teliti, maka rumusan masalah
penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh penerapan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
pada materi Sistem Tata Surya Dan Kehidupan Di Bumi ?
2. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dapat meningkatkan
keaktifan siswa di kelas ?
C. PEMBATASAN MASALAH
Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas maka perlu adanya pembatasan masalah
yang nanti akan di teliti, maka pembatasan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Subyek Penelitian
Subyek Penelitian ini adalah siswa kelas VIII A dan B SMP Negeri 1 Kartasura
tahun ajaran 2015/2016.
2. Obyek penelitian ini adalah pembelajaran IPA dengan pendekatan pembelajaran
kooperatif Tipe Think Pair share (TPS) terhadap hasil belajar siswa kelas VII
Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2015/2016.
D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh metode Think Pair share pada materi
Sistem Tata Surya Dan Kehidupan Di Bumi di SMP Negeri 1 Kartasura
b. Untuk mengetahui pelaksanaan metode Think Pair Share pada materi Sistem Tata
Surya Dan Kehidupan Di Bumi di SMP Negeri 1 Kartasura.
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Memperkaya khasanah
pengetahuan
guru
tentang
berbagai
alternatif
G. KERANGKA BERFIKIR
Kondisi Awal
Pemberian
Tindakan
Kondisi
Akhir
H. TINJAUAN PUSTAKA
1. Belajar
Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan,
sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi seseorang.
Kemampuan, ketrampilan, dan sikap diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan
mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang
hayat. Ini sesuai dengan pendapat Thobroni (2011: 21) menyatakan bahwa belajar
merupakan aktivitas manusia yang sangat vital dan secara terus menerus akan
dilakukkan selama manusia tersebut masih hidup. Seseorang dikatakan belajar
apabila adanya perubahan perilaku setelah melakukkan kegiatan belajar tersebut.
Hal ini diperkuat oleh pendapat Suprijono, 2010 menyatakan 26 belajar adalah
perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Rifai (2009: 82) juga
mengemukakan bahwa belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku
setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan
dikerjakan oleh seseorang. Dari pengertian tersebut ada tiga unsur pokok dalam
belajar, yaitu: proses, perubahan perilaku, dan pengalaman. 1) Proses Belajar
adalah proses mental dan emosional atau proses berfikir dan merasakan.
Seseorang dikatakan belajar jika pikiran dan perasaannya aktif. 2) Perubahan
perilaku Hasil belajar perubahan-perubahan perilaku atau tingkah laku seseorang
yang belajar akan berubah atau bertambah perilakunya. 3) Pengalaman Belajar
adalah mengalami, dalam arti belajar terjadi di dalam interaksi antara individu
dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Dari
pengertian-pengertian di atas, peneliti berpendapat belajar merupakan suatu proses
perubahan tingkah laku yang didapat dari pengalaman lingkungan formal maupun
informal, yang berlangsung sepanjang hayat, mulai dari masa bayi hingga akhir
hayat. Perubahan tersebut dapat dilihat pada setiap aktivitas pembelajaran yang
mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
2. Pembelajaran
Pembelajaran merupakan kegiatan yang mempunyai tujuan, yaitu
membelajarkan siswa untuk mencapai kompetensi yang diinginkan. Pembelajaran
merupakan suatu hal yang sangat kompleks yang dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain guru, siswa, sarana, media, serta lingkungan. Agar pembelajaran
berlangsung efektif, guru memiliki peran yang sangat penting. Guru tidak hanya
berfungsi sebagai sumber ilmu, tetapi juga harus berperan sebagai motivator dan
fasilitator dalam pengembangan minat peserta didik dalam mencari ilmu
pengetahuan secara mandiri. Kepiawaian guru dalam menumbuhkan minat peserta
didik untuk menggali ilmu secara mandiri ini sangat penting dibanding transfer
ilmu yang diperoleh murid dari guru secara langsung. Karena itu, bentuk-bentuk
pendidikan partisipatif dengan menerapkan metode belajar aktif (active learning)
dan belajar bersama (cooperative learning) sangat diperlukan (BSNP, 2010).
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mengutamakan
peserta didiknya sebagai subjek yang bisa berkembang sesuai dengan apa yang
diarahkan oleh pendidiknya ataupun berkembang dengan seiring dia belajar dan
hidup dengan masyarakat serta keluarganya. Pada pembelajaran guru mengajar
diartikan sebagai upaya guru mengorganisir lingkungan terjadinya pembelajaran.
Pembelajaran merupakan terjemahan dari learning yang mempunyai makna
leksikal berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Guru mengajar dalam
perspektif pembelajaran adalah guru menyediakan fasilitas belajar bagi peserta
didiknya untuk mempelajarinya. Jadi subjek pembelajaran yaitu peserta didik.
Pembelajaran berpusat pada peserta didik. (Suprijono, 2010: 11-13) Lingkungan
belajar merupakan suatu sistem yang terdiri dari unsur tujuan, bahan pelajaran,
strategi, alat, siswa, dan guru. Semua unsur atau komponen tersebut saling
berkaitan, saling mempengaruhi, dan semuannya berfungsi dengan berorientasi
pada tujuan. UU No. 20/2003, Bab I Pasal 1 Ayat 20 menjelaskan pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu
lingkungan
belajar,sedangkan
menurut
Rifai
(2009)
menyatakan
a. Peserta didik Istilah peserta didik dapat diartikan sebagai peserta didik, warga
belajar, dan peserta pelatihan.
b. Rangsangan (stimulus) Suara, sinar, warna, panas, dingin, tanaman, gedung
dan orang adalah stimulus yang selau berada di lingkungan seseorang.agar
pembelajaran mampu belajar optimal, ia harus memfokuskan pada stimulus
tertentu yang diminati.
c. Memori Memori yang ada pada peserta didik berisi berbagai kemampuan yang
berupa pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang dihasilkan dari kegiatan
belajar sebelumnya.
d. Respon Respon merupakan tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi memori.
Peserta didik yang sedang mengamati stimulus akan mendorong memori
memberikan respon terhadap stimulus tersebut. Respon dalam peserta didik
dapat diamati pada akhir proses belajar yang disebut dengan perubahan
perilaku atau perubahan kinerja (performance).
Peneliti berpendapat kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik
akan terlihat hasilnya bila peserta didik tersebut memberikan respon yang
berupa perubahan perilaku. Kegiatan belajar akan terjadi pada diri peserta
didik apabila terdapat interaksi antara stimulus dengan isi memori, sehingga
perilakunya berubah dari waktu sebelum dan setelah adanya stimulus tersebut.
Apabila terjadi perubahan perilaku, maka perubahan perilaku tersebut
merupakan indikator bahwa peserta didik telah melakukan kegiatan belajar.
Kegiatan belajar 29 merupakan sebuah sistem sehingga dari keempat unsur
tesebut memliki keterkaitan. Jika unsur-unsur tersebut di atas dapat saling
mendukung maka kegiatan belajar dapat berlangsung dengan baik. Unsurunsur belajar dikembangkan dan disesuaikan dengan karakteristik siswa,
sehingga
penerapan
teori
belajar
dapat
mendukung
pengembangan
pembelajaran.
3. Pembelajaran IPA
IPA adalah suatu ilmu pengetahuan, berisi argument, konsep
mempelajari tentang alam sekitar, diperoleh melalui pengalaman untuk proses
penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
merupakan suatu produk dan prosedur. Produk adalah fakta-fakta,konsep-konsep
dan prinsip-prinsip, serta teori-teori. Prosedur yang digunakan oleh para
ilmuwan untuk mempelajari alam termasuk prosedur empirik dan analisis
(Iskandar, 2001). Berdasarkan Depdiknas (2007) menyatakan bahwa IPA (sains)
tahu
tentang
alam secara
sistematis, bukan
hanya
kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga suatu
proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana peserta didik
untuk mempelajari diri sendiri, alam sekitar, serta prospek pengembangan
lebih lanjut dalam penerapannya di kehidupan sehari-hari. Substansi mata
pelajaran IPA pada SMP/MTs merupakan IPA terpadu sesuai peraturan mentri
pendidikan nasional No. 23 tahun 2006 tentang struktur kurikulum. Dengan kata
lain IPA sebagai mata pelajaran hendaknya diajarkan secara utuh atau terpadu,
tidak dipisah-pisahkan antara biologi, fisika,kimia dan bumi antariksa. Hal yang
demikian itu dimaksudkan agar siswa SMP/MTs dapat mengenal kebulatan IPA
sebagai ilmu. Seluruh tema/persoalan IPA pada berbagai jenis objek dan tingkatan
organisasinya dapat dijadikan bahan kajian ilmu (Listyawati,2012). Proses
pembelajaran IPA yang memadukan berbagai konsep fisik,kimia,biologi dan bumi
antariksa lebih berpotensi untuk mengembangkan pengalaman dan kompetensi
siswa memahami alam sekitar. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana
bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar (Suyono,2009).
4. Model Pembelajaran.
Model pembelajaran merupakan kegiatan guru untuk memikirkan dan
mengupayakan terjadinya konsistensi antara aspek-aspek dari komponen
pembentukan sistem pembelajaran. Dimana model pembelajaran sebagai cara
mengaktualisasikan berbagai gagasan yang telah dirancang sehingga mampu
mengembangkan potensi siswa. (Anitah, 2009: 1.24) Selain itu, Arends
berpendapat model pembelajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran
tertentu
termasuk
tujuannya,
sintaksnya,
lingkungannya,
dan
sistem
Menurut
Ibrahim
(dalam
Trianto,
2007:
48)
fase-fase
model
Fase2 Menyajikan
informasi
Fase-3
Mengorganisasikan
siswa
ke
dalam
kelompok kooperatif
Fase-4 Membimbing
kelompok bekerja dan
belajar
Fase-5 Evaluasi
Fase-6
Memberikan
penghargaan
Guru
memberikan
penghargaan pada hasil kerja
kelompok maupun individu.
atau compressing mengakibatkan yang seharusnya berupa cairan atau bahkan gas
menjadi benda padat. Bagaimana berat jenis (BJ) masing-masing bahan penyusun
setiap lapisan? Semakin dalam lapisan tanah mempunyai nilai BJ yang semakin
meningkat. Demikian juga inti dalam bumi mempunyai nilai BJ yang paling tinggi
karena mengalami tekanan.Lapisan kedua dari dalam bumi adalah lapisan selimut
atau selubung bumi atau mantel bumi. Suhu pada lapisan ini diperkirakan sekitar
30000C. Lapisan ini terdiri atas 3 bagian, yaitu lithosfer, astenosfer, dan mesosfer
a. Lithosfer, merupakan lapisan selimut bumi yang paling atas dengan ketebalan
50-100 km, mengandung silisium dan aluminium berbentuk padat. Lithosfer
bersama kerak bumi sering dinamakan lempeng lithosfer. Di dalam litosfer
terdapat lebih dari 2000 mineral dan hanya 20 mineral yang terdapat dalam
batuan. Mineral pembentuk batuan yang penting, yaitu Kuarsa (Si02),
Feldspar, Piroksen, Mika Putih (K-AlSilikat), Biotit atau Mika Cokelat (K-FeAl-Silikat), Amphibol, Khlorit, Kalsit (CaC03), Dolomit (CaMgCOT3), Olivin
(Mg, Fe), Bijih Besi Hematit (Fe2O3), Magnetik (Fe3O2), dan Limonit
(Fe3OH2O). Selain itu, litosfer tersusun atas dua lapisan utama, yaitu lapisan
SiAl (ilisium dan aluminium) dan lapisan SiMa (Silisium dan Magnesium).
Lapisan SiAl tersusun oleh logam Silisium dan Aluminum. Senyawa dari
kedua logam tersebut adalah SiO2dan Al2O3. Batuan yang terdapat dalam
lapisan SiAl antara lain batuan sedimen, granit, andesit, dan metamorf.
Lapisan SiMa adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam Silisium dan
Magnesium. Senyawa dari kedua logam tersebut adalah SiO2dan MgO.
b. Astenosfer merupakan lapisan di bawah lithosfer dengan ketebalan 130-160
km. Lapisan ini berbentuk cairan kental, mengandung Silisium, Aluminium,
dan Magnesium.
c. Mesosfer merupakan lapisan yang tebalnya 2400-2750 km, mengandung Silisium
dan Magnesium.Lapisan ketiga adalah kerak bumi. Lapisan ini mencapai 70 km,
dan merupakan lapisan tanah dan bebatuan. Lapisan ini menjadi tempat tinggal
seluruh makhluk hidup di bumi. Kerak bumi membentuk lempeng samudra dan
lempeng benua. Lempeng samudra dengan ketebalan 5-10 km, sedangkan
lempeng benua mencapai ketebalan 20-70 km. Suhu di bagian bawah kerak bumi
mencapai 1.1000C. Unsur-unsur kimia utama pembenyuk kerak bumi adalah
oksigen (46,6%), silicon (27,7%), aluminium (8,1%), besi ( 5,0%), kalsium
(3,6%), natrium (2,8%), kalium (2,6%), dan magnesium (2,1%). Unsur-unsur
tersebut membentuk satu senyawa yang disebut batuan.
belajar, dan lain lain. Sedangkan faktor eksternal meliputi faktor dari luar diri
siswa seperti kemampuan guru, suasana belajar, fasilitas belajar, pendekatan
belajar, metode belajar, media pembelajaran yang digunakan, lingkungan sekolah,
lingkungan keluarga dan lain lain.
Dari pengertian tentang hasil belajar tersebut maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa hasil belajar adalah hasil dari kegiatan belajar yang dicapai.
Adapun tinggi rendahnya hasil belajar seseorang tidaklah sama. Ada siswa yang
memiliki hasil belajar yang baik adapula yang memiliki hasil belajar yang kurang
baik, tergantung bagaimankah siswa itu dalam belajarnya. Siswa yang sungguhsungguh dalam belajarnya akan mendapat hasil yang baik dan memuaskan, dan
siswa tersebut akan lebih baik dan giat dalam belajarnya. Berbeda dengan siswa
yang kurang bersunggung-sungguh dalam belajarnya akan mendapatkan hasil
belajar yang kurang baik sehingga tidak memuaskan dirinya.
I. METODE PENELITIAN
1. Waktu dan Tempat penelitian
a. Waktu :
penelitian
eksperimen
semu
karena
menguji
cobakan
dan
dan
Eksperimen pula.
c. Teknik Sampling
Teknik purposive sampling, yaitu ditentukan oleh guru dengan alasan tujuan
pendidikan,
karena
populasi
dianggap
mempunyai
karakteristik
dan
DAFTAR PUSTAKA
Anitah, Sri dkk. 2009. Strategi Pembelajaran di SMP. Jakarta: Universitas Terbuka.
BSNP. 2010. Paradigma Pendidikan Nasional Abad XXI. Jakarta : Badan Standar Pendidikan
Nasional.
Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV Pustaka Setia
Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning. Jogjakarta : Pustaka Pelajar
Iskandar, Srini M. 2001. Pendidikan IPA. Bandung: Maulana
Lie, Anita. 2005. Cooperative Learning. Jakarta : Grasindo
Lystiawati. 2012. Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdikbud
Dirjendikti.
Muhibbin Syah. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : Remaja
Rosda Karya
Ngadino. 1995. Media Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Rifai, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2010. Psikologi Pendidikan. Semarang : UPT
UNNES Press.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Suyono, Muhammad. 2009. Layanan Bimbingan Belajar. Surakarta : Fairuz Media.
Thobroni, M dan Mustofa, A. 2011. Belajar dan pembelajaran Pengembangan Wawancara
dan Praktik Pembelajaran dalamm Pembangunan Nasional. Yogyakarta : Ar-Ruzz
Media.
Trianto. 2011. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta : Pustaka Pelajar
Winkel. 2005. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta : Media Abadi.