Anda di halaman 1dari 12

anya Jawab Ilmu Politik: sebuah tugas untuk ujian mid semester

1. a. Jelaskan yang dimaksud Laswell bahwa politic as who gets what, when and how?
Penjelasan disertai contoh empirik!
Politik adalah kegiatan masyarakat yang berkisar pada masalah-masalah seseorang untuk
mendapatkan suatu tujuan kapan dan bagaimana.
Dalam kenyataannya memang seperti itu, persoalan politik selalu menyangkut siapa yang sedang
mengejar apa. Kemudian juga kapan dan bagaimana yang dikejar itu dapat diperoleh. Sebagai
misal, siapa saja yang ingin menjadi ketua partai? Kemudian kapan dan bagaimana kursi ketua
partai itu dapat diraih? Dengan cara yang wajar atau tidak? Timing nya tepat atau tidak? Siapa
yang ingin menjadi anggota parlemen, gubernur, bupati, menteri, presiden, kemudian kelompokkelompok politik mana saja yang mendukung siapa tersebut.
Contoh: Seorang calon bupati melakukan open house beserta acara pengobatan gratis kepada
masyarakat sekitar pada saat kampanye menjelang pemilu. Agar masyarakat dapat lebih
mengenal sosoknya dan memeberikan suaranya di pemilu nanti.
b. Jelaskan pendapat Miriam Budiarjo dan Ramlan Surbakti tentang pengertian politik.
Miriam Budiarjo (2008: 15) menyatakan bahwa politik adalah usaha untuk menentukan
peraturan-peraturan yang dapat diterima dengan baik oleh sebagian besar warga, untuk
membawa masyarakat ke arah kehidupan bersama yang harmonis. Usaha menggapai the good
life ini menyangkut bermacam-macam kegiatan yang antara lain menyangkut proses penentuan
tujuan dari system, serta cara-cara melaksanakan tujuan itu. Masyarakat mengambil keputusan
menegnai apakah yang menjadi tujuan dari sitempolitik itu dan hal ini menyangkut pilihan antara
beberapa alternative serta urutan prioritas dari tujuan-tujuan yang telah ditentukan.
Ramlan Surbakti (1999: 11), politik adalah interaksi antara pemerintah dan masyarakat, dalam
rangka proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama
masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu.
Jadi dalam politik ada hubungan dan peran baik dari pemerintah dan masyarakatnya dalam suatu
keputusan, mereka membuat dan melaksanakan bersama keputusan tersebut.
c. Buatlah rumusan pengertian politik menurut saudara berdasarkan bacaan dan pengamatan
empirik.
Politik adalah sesuatu yang berhubungan dengan proses yang bertujuan untuk membentuk
masyarakat yang baik dengan kekuasaan tertentu, pembuatan keputusan, pembuatan suatu
kebijakan publik dengan nilai-nilai yang ada di dalam suatu masyarakat. Disini nilai yang ada
dalam suatu masyarakat sangat mempengaruhi keberlangsungan suatu hal yang menyangkut
politik, dalam masyarakat yang menjunjung nilai yang baik tentunya pelaksanaan kegiatan
politik akan berjalan baik begitu pula sebaliknya.
2. a. Apa keputusan politik itu? Ramlan Surbakti (1999: 190)
Keputusan politik adalah keputusan yang mengikat, menyangkut atau mempengaruhi masyarakat
umum. Hal-hal yang menyangkut masyarakat umum biasanya diurus dan diselenggarakan
dengan lembaga-lembaga pemerintahan. Oleh karena itu, keputusan politik dapat pula dipahami
sebagai pilihan yang terbaik dari berbagai alternative mengenai urusan-urusan yang menjadi
kewenangan pemerintah.
b. Jelaskan pendapat Karl W. Deutsch tentang keputusan politik sebagai konsep pokok politik.
Miriam Budiarjo (2008: 20),

Karl W. Deutsch menyatakan bahwa politik adalah pengambilan keputusan melalui sarana
umum, dikatan selanjutnya bahwa keputusan semacam ini berbeda dengan pemngambilan
keputusan pribadi oleh seseorang dan bahwa keseluruhan dari keputusan semacam itu
merupakan sector umum atau sector publik dari suatu negara. Politik terutama menyangkut
kegiatan pemerintah. Oleh Deutsch dan kawan-kawannya, negara dianggap kapal, sedangkan
pemerintah bertindak sebagai nahkoda.
Jadi keputusan politik sangatlah penting sehingga disebut sebagai konsep pokok politik, karena
keputusan politik merupakan kebijakan umum yang harus dibuat oleh pemerintah yang
menyangkut kemaslahatan banyak pihak.
c. Apa alasan menaati kewenangan menurut Gene Sharp dan David Aston dan alasan apa yang
menurut saudara ada dalam kenyataan masyarakat Indonesia. Ramlan (1999: 17)
Menurut Gene Sharp alas an menaati kewenangan adalah tradisi, takut akan paksaan, kewajiban
moral, kepentingan sendiri, identifikasi psikologis dengan penguasa, tak berdampak baginya, dan
sikap kurang percaya diri di kalangan warga negara.
Menurut David Easton, alasannya adalah karena anggota masyarakat merasa terikat dengan
kewenangan yang ada, yang disebabkan takut akan paksaan fisik atau sanksi psikologis, takut
dikucilkan oleh masyarakat, kepentingan diri sendiri, tradisi dan kesetiaan, dan kesadaran
hukum.
Menurut saya kenyataan yang ada di masyarakat Indonesian adalah mayoritas menuruti suatu
kewenangan karena adanya keuntungan akan kepentingan dirinya sendiri, takut akan sanksi
social, takut akan paksaan. Sementara itu sedikit sekali yang menaati suatu kewenangan
dikarenakan kesadaran atas hukum yang ada.
3. a. Jelasakan rezim terbaik menurut Socrates. Ramlan Surbakti (1999: 24)
Menurut Socrates suatu rezim atau masyarakat dikatakan adil manakala kelas melaksanakan
fungsi dan pekerjaannya secara maksimal dan bekerja sama secara harmonis di bawah
pengerahan filosof-raja yang bijaksana. Lalu Socrates memilih 1 diantara 5 rezim yang
menurutnya rezim tersebut adalah yang terbaik, yaitu rezim aristrokasi, dimana yang ememrintah
adalah seorang raja yang bijaksana (filosof). Keadilan akan terwujud dalam tipe rezim aristrokasi
sebab setiap kelas dalam masyarakat melaksanakan fungsi secar amaksimal dan bekerja sama
secara harmonis di bawah pemerintahan sang raja yang filosof. Rezim ini dijiwai dengan kala
budi.
b. Apa rezim terbaik bagi Indonesia? (Ramlan: 1999: 32)
Rezim terbaik bagi Indonesia adalah rezim yang sebagaiman terdapat dalam UUD 1945 dan
Pancasila. Dimana dalam UUD 1945 dinyatakan 4 tujuan negara yaitu: melindungi seluruh
golongan masyarakat dan seluruh tumpah darah Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa,
meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan ikut serta menciptakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, keadilan dan perdamaian abadi, dan Pancasila sebagai sumber filsafat negara
yaitu: Ketuhanann Yang Mahaesa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradap, persatuan Indonesia,
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah ebijaksanaan Permusyawaratan Perwakilan, dan
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Tujuan ini dipandang maksimal jika rezim didukung secara struktural dengan bentuk dan
susunan negara (negara republic dan kesatuan), karena struktur pemerintahan cenderung bersifat
pembagian kekuasaan daripada pemisahan kekuasaan, an jaminan atas hak-hak warga negara,
seperti menyampaikan pendapat, berasosiasi, beragama, dan kesejahteraan.
c. Jelaskan pandangan Weiner tentang integrasi politik dan bagaimana pandangan tersebut
penerapannya di Indonesia. Ramlan (1999: 52).

Menurut Weiner, politik adalah penyatuan masyarakat dengan sistem politik. Integrasi politik
dibagi menjadi 5 jenis integrasi, yaitu integrasi bangsa, integrasi nilai, integrasi elit dan
khalayak, dan perilaku integratif.
Penerapannya di Indonesia:
Integrasi bangsa dengan a) penghapusan sifat cultural utama dari kelompok minoritas dengan
mengembangkan semacam kebudayaan nasional biasanya kebudayaan suku bangsa yang
dominan, atau b) dengan pembentukan kesetiaan nasional tanpa menghapuskan kebudayaan
kelompok kecil. Negara Indonesia menempuh cara b ini, yakni menangani masalah integrasi
bangsa dengan kebudayaan nasional yang dilkiskan sebagai puncak-puncak (hal yang terbaik)
dari kebudayaan daerah, tetapi tanpa menghilangkan (bahkan mengembangkan) kebudayaan
daerah.
Intergrasi wilayah dengan membentuk kewenangan nasional pusat terhadap wilayah atau daerah
politik yang lebih kecil. Indonesia membentuk konsep wilayah yang jelas dalam arti wilayah
yang meliputi darat, laut, udara, dan isinya degan ukuran tertentu. Maupun dengan aparat
pemerintah dan sarana kekuasaan untuk menjaga danmempertahankan kedaulatan wilayah dari
penetrasi luar. Nmun, kenyataannya masih banyak wilayah Indonesia yang kurang mendapatkan
perhatian dari pemerintah, sehingga seringkali diaku oleh Negara lain.
Integras nilai Indonesia ada dalam Pancasila dan UUD 1945 sebagai system nilai bersama.
Integrasi elit dengan khalayak di Negara Indonesia belum berjalan maksimal, terbukti sedikitnya
komunikasi yang berjalan dua arah antara elit yang memerintah dengan rakyat yang diperintah.
Kadang untuk mengkomunikasikan ide antara keduanya diwarnai dengan aksi demo , kerusuhan
yang sebenarnya tidak perlu terjadi jika sudah terwujud integrasi antara elit dan khalayak.
Perilaku integrative di Indonesia dengan upaya bekerja sama dalam organisasi dan berperilaku
sesuai dengan cara yang dapat membantu pencapaian tujuan organisasi. Namun, sering terjadi
pertentangan akan hal-hal kecil seperti perbedaan pendapat, dan perbedaan hal-hal kecil yang
seharusnya tidak diperdebatkan.
4. a. Deskripsikan tentang pendekatan-pendekatan dalam ilmu politik? Cholisin (27), Miriam
(2008: 72).
Pendekatan Tradisional
Negara menjadi fokus utama dengan menonjolkan segi konstitusional dan yuridis. Bahasan
pendekatan ini menyangkut misalnya: sifat UUD serta kedaulatan, kedudukan dan kekuasaan
lembaga-lembaga kenegaraan formal seperti parlemen, badan yudikatif, badan eksekutif dan
sebagainya.
Pendekatan Perilaku
Esensi kekuasaan adalah untuk kebijakan umum. Tidak ada gunanya membahas lembagalembaga formal karena bahasan itu tidak banyak memberi informasi mengenai proses politik
yang sebenarnya. Lebih bermanfaat bagi peneliti dan pemerhati politik untuk mempelajari
manusia itu sendiri serta perilaku politiknya, sebagai gejala-gejala yang benar-benar dapat
diamati. Konsep pokoknya, David Easton dan Albert Somit: Perilaku politik menampilkan
regularities (keteraturan), menekankan fakta, setiap analisis harus bebas-nilai, penelitian menuju
pembentukan teori, ilmu politik bersifat murni.
Pendekatan Pasca-Perilaku
Reaksi ini terutama ditujukan kepada usaha untuk merubah penelitian dan pendidikan Ilmu
Politik menjadi suatu ilmu pengetahuan murni sesuai dengan pola ilmu eksakta.
Dalam usaha mengadakan penelitian yang empiris dan kuantitatif, ilmu politik menjadi terlalu
astbrak dan tidak relevan terhadap masalah sosial yang dihadapi. Relevansi lebih dianggap

penting dari pada penelitian yang cermat.


Karena penelitian dianggap terlalu abstrak, Ilmu Politik kehilangan kontak dengan realitas sosial.
Penelitian mengenai nilai-nilai harus merupakan tugas Ilmu Politik. Para cendekiawan
mempunyai tugas yang historis dan unik untuk mengatasi msalah-masalah sosial. Cendekiawan
harus action oriented. Cendekiawan tidak boleh menghindari perjuangan dan harus turut
mempolitisasi organisasi-organsisasi profesi dan lembaga-lembaga ilmiah.
Marxis
Latar belakang pemikiran pendekatan MArxis adalah keinginan membahas maslah-masalah
sosial dari perspektif holistic dan dialektis serta memberikan tekanan pada kegiatan negara dan
konflik kelas. Pendekatan Marxis debedakan menjadi Marxis Klasik dan Neo-Marxis. Marxis
klasik cenderung menekankan adanya determinisme ekonomi (semuanya ditentukan oleh factor
ekonomi). Sedangkan Neo-Marxis hanya mencanangkan keunggulan dari basis ekonomi, artinya
ekonomi memrupakan factor sangat penting dalam politik dmenurut pendekatan ini.
Ketergantungan
Memposisikan hubungan antar negara besar dan kecil.
Rational Choice
Pilihan-pilihan yang rasional dalam pembuatan keputusan politik.
b. Lakukan analisis salah satu fenomena politik di Indonesia (dapat memilih salah satu: Pemilu
Legislatif, Pilpres, Pemilu kada, Parpol, kebijakan untuk kesejahteraan rakyat) dengan
menggunakan salah satu pendekatan ilmu politik.
c. Kapan pendekatan dependensi tepat digunakan. Miriam Budiarjo (2008: 90).
Teori ini muncul dengan tujuan untuk membuat studi hubungan intenasional relavan dengan
manusia masa kini. Teori dependensi adalah sebuah teori yang menggambarkan suatu hubungan
antara negara maju atau negara industri dengan negara miskin atau negara dunia ketiga. Argumen
dasar dalam teori ini adalah bahwa negara-negara miskin ada bukan karena mereka tidak mampu
untuk mengembangkan sistem ekonomi kapitalis ataupun kemampuan mereka dalam berintegrasi
dalam sistem kapitalis dunia. Bahkan dapat dikatakan bahwa masalah ini ada bukan karena
hanya ada sedikit kapitalisme namun masalah ini ada karena terlalu banyak kapitalisme.
Dependency theory tepat dugunakan apabila kita akan mengkaji masalah yang berhubungan
dengan:
Ketergantungan ekonomi Negara berkembang terhadap negara maju.
Usaha mengurangi dominasi Negara maju di Negara berkembang.
Usaha untuk mengurangi penetrasi asing (penetrasi finansial, teknologi, poltik serta budaya)
dan ketergantungan eksternal yang menyebabkan timbulnya distorsi besar-besaran dalam struktur
ekonomi suatu negara yang pada akhirnya nmenimbulkan konflik sosial dan mendorong
timbulnya penindasan negara yang kuat terhadap negara yang lemah.
5. a. Jelaskan perbedaan antara partai politik dengan kelompok kepentingan dan kelompok
penekan. Ramlan (1999 :109). Cholisin (124)
Perbedaan partai politik dengan kelompok kepentingan, dlm masyarakat banyak kelompok yg
memiliki kepentingan yg berbeda, bahkan bertentangan satu sama lain. Untuk itu diperlukan
upaya utk memadukan berbagai kepentingan menjadi beberapa alternatif kebijakan publik yg
dijadikan sebagai keputusan politik. Fungsi ini dilakukan oleh parpol. Fungsi lain parpol adl
mencari dan mempertahankan kekuasaan melalui pemilu dan cara lain yang sah sebagai sarana
utk memperjuangkan alternatif kebijakan umum menjadi keputusan politik. Kelompok
kepentingan tdk memiliki fungsi yg terakhir ini walaupun scr tdk langsung juga ikut ikut

memberikan dukungan pd calon atau partai tertentu.


Perbedaan partai politik dengan kelompok penekan, yaitu tujuan kelompok penekan, tujuannya
terbatas untuk mempengaruhi kebijakan, tidak berusaha menempatkan wakil di parlemen.
Kelompok penekan secara sengaja mengelompokkan diri untuk utk suatu tujuan. Setelah tujuan
itu terlaksana atau minimal direspon oleh pemerintah maka kelompok penekan itu bubar. Jadi
perbedaan lbih pd cara dan sasaran.
b. Apa saja fungsi-fungsi partai politik dan bagaimana agar partai politik dapat melakukan
fungsi-fungsinya secara efektif untuk menunjang demokrasi dan kesejahteraan rakyat.
Cholisin:113, Ramlan:116, Miriam:405.
Fungsi partai politik:
Sosialisasi politik: proses pembentukan sikap dan orientasi politik. Pensosialisasian nilai yang
berkembang dalam masyarakat dengan pendidikan politik dan indoktrinasi politik.
Rekrutmen politik: seleksi dan pengangkatan seseorang /kelompok untuk melaksanakan
sejumlah peran dalam system politik pada umumnya dan pemerintah pada khususnya.
Partisipasi politik: kegiatan warga negara untuk berpartisipasi dalam mempengaruhi kebijakan
umum dan ikut menentukan pemerintahan.
Artikulasi kepentingan: membuat dan menyampaikan tuntutan-tuntutan kepada pemerintah.
Pemadu kepentingan: bagaimana tuntutan yang diajukan ataiu dilancarkan oleh berbagai
kelompokkepentingan berbeda deigabungkan menjadi alternative kebijakan pemerintah.
Komunikasi politik: penyampaian infoemasi politik dari pemerintah kepada masyarakat dan
sebaliknya.
Pengendalian konflik: mengendalikan konflik dengan cara dialog, memadukan asprirasi dan
kepentingan, dan membawa permasalahan ke perwakilan rakyat untuk mendapatkan keputusan
politik.
Kontrol politik: menunjukkan penyimpangan dalam isi maupun pelaksanaan kebijakan
pemerintah dengan tolok ukur yang jelas dan obyektif.
Persuasi: kegiatan berkaitan pembangunan dan pengajuan usul-usul kebijakan agar
memperoleh dukungan.
Represi:
Pembuatan kebijakan: keterlibatan dalam pembuatan kebijakan.
Hal yang dapat dilakukan oleh partai politik untuk menunjang demokrasi dan kesejahteraan
rakyat adalah pemaksimalan dan penyeimbangan fungsi partai politik. Adanya komitmen partai
politik untuk menjalankan fungsinya dengan seimbang tidak hanya condong pada beberapa
fungsi saja. Kemudian, kebutuhan, aspirasi dan kepentingan rakyat benar-benar dikomunikasikan
kepada pemerintah sesuai fungsi komunikasi politik, persuasi, control politik, agar aspirasi
rakyat beanr-benar terdengar.
c. Deskripsikan perkembangan partai politik di Indonesia dilihat dari sistem pemerintahan dan
sistem kepartaian. Miriam: 422_455
6. a. Jelaskan perbedaan demokrasi konstitusional menurut konsep Negara hukum klasik dengan
Rule of Law. Miriam: 112-114
Demokrasi konstitusional dengan konsep Negara hukum klasik menekankan
Sedangkan demokrasi konstitusional dengan konsep Rule of Law
b. Deskripsikan penerapan demokrasi konstitusional di Indonesia. Miriam: 127
Masa Republik Indonesia I (1945-1059), yaitu masa demokrasi konstitusional yang
menonjolkan peranan parlemen serta partai-partai dan yang karena itu dapat dinamakan
Demokrasi Parlementer. Umumnya cabinet dalam masa pra pemilu tidak dapat bertahan secara

lama sehingga menghambat ppertumbuhan ekonomi politik sehingga program pemerintah tidak
berjalan maksimal.
Masa Republik Indonesia II (1959-1965), yaitu masa Demokrasi Terpimpin yang dalam banyak
aspek telah menyimpang dari demokrasi konstitusional yang secara formal merupakan
landasannya, dan menunjukan beberapa aspek demokrasi rakyat. Cirinya adalah dominasi dari
presiden, terbatasnya peranan partai politik, nberkembangnya pengaruh komunis, dan meluasnya
peranan ABRI.
Masa Republik Indonesia III (1965-1998), yaitu masa Demokrasi Pancasila yang merupakan
demokrasi kontitusional yang menonjolkan system presidensial. Landasan formal kembali ke
Pancasila, UUD 1945, dan ketetapan MPRS. Peranan presiden semakin besar,, terjadi pemusatan
kekuasaan di tangan presiden.
Masa Republik Indonesia IV (1998-sekarang), yaitu masa reformasi yang menginginkan
tegaknya demokrasi di Indonesia sebagai koreksi terhadap praktik-praktikpolitik yang terjadi
pada masa Indonesia III. Beberapa amandemen UUD 1945 dilakukan (1999-2002) agar mampu
menghasilkan pemerintahan yang lebih demokratis. Adanya pemilu untuk setiap kepala daerah
secara langsung oleh masyarakat di tahun 2004. Pemilu legislative fan presiden menjadi sejarah
penting bagi sejarah politik Indonesia.
c. Jelaskan peran civil society di Indonesia dalam mengembangkan demokrasi. Cholisin: 108
Peran civil society dalam mengembangkan demokrasi di Indonesia adalah mewujudkan
masyarakat yang mendorong demokratisasi dan meningkatkan peran masyarakat dalam
mengontroln Negara. Civil society (masyarakat madani) dapat mendiami wadah dalam gerakan
social seperti komunitas warga, komunitas mahasiswa, komunitas profesi, komunitas perempuan,
sehing mereka dapat mengekspresikan kepentingan dan hak-hak mereka unutk mendukung
lajunya pemerintahan yang berdemokrasi. Selain itu civil society juga berkewajiban untuk
menjadi pengontrol dan pengkritis setia kebijakan pemerintah, control dan kritiknyapun harus
membangun tidak boleh destruktif (kultur loyal oposition).
Diharapkan dengan peran civil society yang baik mutu pemerintah dalam melakukan fungsinya
sebagai public service dapat meningkat.
d. Langkah-langkah apa saja yang perlu dilakukan untuk mewujudkan demokrasi yang
mensejahterakan.
Pemerintah fokus pada upaya-upaya yang secara langsung menyentuh kesejahteraan rakyat,
demokrasi dan keadilan.
Kemiskinan yang semakin meresahkan. Masalah kemiskinan adalah yang terdapat dalam
masyarakat kita. Sebagai fakta, maka penyelesaian masalah kemiskinan pun harus dengan
tindakan nyata. Tidak cukup hanya slogan semata. Butuh langkah konkrit. Slogan dan ajakan,
memang tetap kita butuhkan, namun itu baru langkah superfisial. Berkaitan dengan itulah,
pemerintah di semua tingkatan harus benar-benar menegaskan komitmen dan program nyata
untuk mengatasi masalah kemiskinan, baik berupa pemberian bantuan maupun langkah-langkah
pemberdayaan.
Tingginya angka kemiskinan kita selaras dengan angka pengangguran. Maka dari itu
pemerintah perlu menggalakkan pemberdayaan masyarakat. Misalnya dengan memberi stimulus
untuk merangsang jiwa kewiraswastaan. Mental wirausaha harus dibangun.
Peningkatan partisipasi masyarakat dalam dunia politik. Dengan control dan kritis dari
masyarakat yang membangun diharapkanproses penyejahteraan masyarakat dalam system
demokrasi dapat berjalan lebih baik.
7. a. Apa yang dimaksud pembagian kekuasaan Negara secara vertical dan horizontal.

Pembagian kekuasaan secara horizontal: Hubungan antara kekuasaan eksekutif, legislatif, dan
yudikatif.
Pembagian kekuasaan secara vertikal: Hubungan yang bersifat atasan dan bawahan, dalam arti
antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Di dalamnya terdapat semacam pembagian kerja
antara pusat dan daerah.
Pembagian Kekuasaan menurut tingkatnya. Dalam hal ini yang dimaksud adalah Pembagian
Kekuasaan antara beberapa tingkat pemerintahan.
Carl J. Friedrich memakai istilah Pembagian Kekuasaan secara Teritorial (Territorial Division of
Power). Pembagian Kekuasaan ini dengan jelas dapat kita saksikan kalau kita melakukan
perbandingan antara negara KESATUAN, negara FEDERAL serta KONFEDERASI.
Dalam negara Kesatuan jelas sekali terlihat bahwa Pembagian kekuasaan secara vertikal
melahirkan garis hubungan antara pusat dan daerah dalam sistem:
1. Desentralisasi: Pasal 1 Butir 7 UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah:
Penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah otonomi untuk mengatur
dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia
2. Dekonsentrasi: Pasal 1 Butir 8 UU No. 32 / 2004 tentang Pemerintahan Daerah:
Pelimpahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil
Pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu.
3. Medebewind: Pasal 1 Butir 9 UU No. 32 / 2004 tentang Pemerintahan Daerah:
Penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan/atau desa, dari pemerintah provinsi kepada
kabupaten/kota dan/atau desa, serta dari pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk
melaksanakan tugas-tugas tertentu
b. Bagaimana penerapan konsep separation of power dan devision of power di Indonesia.
Separation of powers (Pemisahan kekuasaan)
Charles de Secondat, Baron de Montesquieu menyatakan bahwa tanpa mengikuti prinsip inti dan
keseimbangan kekuasaan, dunia selalu dalam resiko. Pemisahan kekuasaan harus dalam satu
kelas, bahwa salah satu cabang dapat beroperasi tanpa pembatasan berlebihan dari yang lain,
tetapi interdependecy antara mereka juga harus di kelas tersebut, bahwa satu cabang tunggal
tidak dapat mengesampingkan keputusan-keputusan yang lain. Ini adalah prinsip pemisahan
kekuasaan.
Division of power (Pembagian kekuasaan)
Konsep yang hampir sama yaitu disebut "pembagian kekuasaan", juga terdiri dari kekuasaan
legislatif, eksekutif, dan yudikatif dibedakan. Namun, ketika pemisahan kekuasaan melarang satu
cabang dari campur dengan yang lain, pembagian kekuasaan mengizinkan hal tersebut. Sebagai
contoh, di Indonesia, Presiden (kekuasaan eksekutif) dapat memperkenalkan RUU baru, tapi
MPR (kekuasaan legislatif) dapat memilih untuk melegalisasi atau menolak RUU. Model di sini
adalah the Checks and balances sistem diperkenalkan pada Konstitusi Amerika Serikat.
c. Jelaskan perbedaan yang paling mendasar antara kekuasaan politik dengan kekuasaan sosial.
Penjelasan disertai contoh! Cholisin 43-47
Kekuasaan social adalah kekuasaan yang menyangkut kapasitas dalam hubungan manusia untuk
meminta pelayanan atau kerelaan orang lain, yang bersifat multi form (memiliki banyak bentuk),
menyangkut masalah social, menyangkut masalah psikologis, dan menyangkut masalah
keamanan.
Sedangkan, kekuasaan politik hanyalah bagian dari kekuasaan social (genus), sehingga
kekuasaan politik termasuk dalam species dari kekuasaan social. Selain itu kekuasaan politik
lebih difokuskan pada Negara sebagai satu-satunya pihak yang berwenang yang mempunyai hak

untuk mengendalikan tingkah laku social dengan paksaan. Selain berfokus padan egara
kekuasaan politik juga bersifta paling otoritatif fan memiliki daya pereka paling luas.
d. Jelaskan perbedaan antara teori negara Marxis dengan pluralis dan teori yang mana yang
paling akurat untuk menjelaskan negara Indonesia. Cholisin: 60-61, Miriam:146, Ramlan:102
Teori Negara Marxis menganggap Negara hanyalah sebuah panitia yang mengelola kepentingan
kaum borjuis, sehingga Negara sebenarnya tidak memiliki kekuasaan nyata karena kekuasaan
nyata ada pada kelompok dominan dalam masyarakat tersebut.
Sedangkan dalam teori pluralis, Negara merupakan alat dari masyarakat. Memang dalam
masyarakat pasti banyak kelompok yangberbeda kepentingannya,.namun kelompok-kelompok
tersebut melakukan kompromi untuk menyatukan kepentingan yang beragam, sehingga tidak ada
satu kepentinganyang emndominasi.
Dari kedua teori di atas yang paling tepatuntuk menjelaskan Inonesia saat ini adalah teori
Marxis, karena suatu kelompok dominan dinegara ini dapat melakukan apa saja yang
dikehendaki. Terbukti dalam kasus Lapindo, pengusutannya belum tuntas sama seklai sampai
sekarang, hal ini dimungkinkan pihak-pihak yang terkait memiliki suatu kekuasaan yang dapat
mengendalikan keputusan pemerintah
8. Jelaskan konsep-konsep teori berikut ini:
a. legitimasi negara Ramlan: 93-99
Legitimasi negara adalah hal yang sangat penting dalam berjalannya suatu negara, karena
legitimasi menyangkut keabsahan yang penting dalam suatu sistem politik.
Legitimasi menyangkut sikap masyarakat terhadap kewenangan yaitu keyakinan anggotaanggota masyarakat bahwa wewenang yang ada pada negara (dipegang pemerintah) adalah wajar
dan patut dihormati, penerimaan dan pengakuan masyarakat terhadap hak moral pemimpin untuk
memerintah, membuat, dan melaksanakan keputusan politik. Pada legitimasi, hubungan ini lebih
ditentukan oleh yang dipimpin karena penerimaan dan pengakuan atas kewenangan hanya dapat
berasal dari orang yang dipimpin.
b. ideology kiri-kanan
Suatu Konsep Ideologi sebenarnya selalu mengandung dua konsep dasar tentang perubahan
(change) dan nilai-nilai (values). Disebut demikian karena ideology secara sederhana dapat
didefinisikan sebagai nilai-nilai yang mengubah masyarakat, baik mengubah kea rah yang lebih
progresif atau membawanya kepada kemunduran (retrogesif).
Istilah kiri dan kanan berasal dari tradisi politik Perancis, kelompok yang secara umum
mendukung kebijakan-kebijakan penguasa/raja adalah kelompok kanan. Sedang yang
menawarkan perubahan dalam system itu disebut kelompok kiri.
Terkait dengan konsep dasar diatas, sifat ideology dapat dibuat dalam kontinuitas kategori
redikal, liberal, moderat, konservatif dan reaksioner. Kontinuitas kategori sifat ideology dapat
dijelaskan dalam gambar berikut :
Jika spectrum dilihat, misalnya dari kiri ke kanan, kita bisa membuat identifikasi sifat dan
sekaligus mengetahuii hubungan khusus diantara sifat-sifat atau jenis ideology itu, misalnya
mengapa radikal lebih dekat ke kiri, sementara reaksioner ke kanan.
Dalam termilogi politik, radikal identik dengan kelompok ekstrimis kiri, tetapi bukan ekstrimis
kanan. Sementara dalam penggunaan yang lebih popular, istilah radikal seringkali dirujukkan
kepada kelompok ekstrimis baik kiri maupun kanan.
c. demokrasi sebagai the worst form goverment. Cholisin 89
Winston Churchill: Many forms of Government have been tried, and will be tried in this world

of sin and woe. No one pretends that democracy is perfect or all-wise. Indeed, it has been said
that democracy is the worst form of government except all those other forms that have been tried
from time to time.
Jadi sebenarnya demokrasi bukanlah sistem pemerintahan terbaik, tetapi belum ada sistem lain
yang lebih baik daripada demokrasi.
d. perwakilan berfokus fungsional. Cholisin 65-67
Perwakilan berfokus fungsional adalah perwakilan yang menampung aspirasi rakyat dari
berbagai kepentingan yang berada di luar kepentingan politik dalam parpol. Karena banyaknya
asosiasi yang tidak tampung dalam parpol dan tidak dilibatkan dalam proses politik, merekamereka yang sebidang ilmu, seprofesi, dll mengajukan suatu perwakilan sendiri yang berfungsi
untuk menyuarakan kepentingan mereka.
Cara menampung aspires dari kelompok fungsional di setiap Negara berbeda-beda. Ada yang
dipilih dan dududukkan dalam senat/DPR, dibentuk lembaga khusus diluar DPR untuk member
masukan kepada pemerintah, dan ada yang mengakomodasikan kepentingan asosiasi (pengaturan
karakteristik organisasi dan pola hubungan kewenangan dengan pemerintah).
e. Birokrasi a-politik
f. negara otoriter birokratik
g. demokrasi procedural dan substantive http://setabasri01.blogspot.com/2009/05/keterbatasandemokrasi.html
Demokrasi secara Prosedural adalah perhatian pada prosedur-prosedur pemerintahan yang
dilakukan pemerintah. Kajian ini utamanya terfokus pada aspek Pemilihan Umum. Titik
perhatiannya pada pemilihan kompetitif yang melibatkan sejumlah besar warganegara yang
secara periodik ikut serta dalam pemilihan umum.
Titik perhatian pada pemilihan umum ini krusial, oleh sebab lewat prosedur tersebut perubahan
kebijakan dan personil pemerintahan akan terjadi. Jika prosedur pemilihan umum tidak
mengandung nuansa kompetitif, penganut aliran procedural ini menganggap suatu Negara
tidaklah demokratis. Ini misalnya terjadi di pemilu-pemilu Indonesia era Orde Baru. Pemilupemilu yang terjadi tidaklah kompetitif oleh sebab Negara ikut serta dalam pemilu lewat salah
satu kontestannya.
Suatu organisasi bernama Freedom House mengkategorikan, prosedur dari suatu demokrasi
adalah :
1.System politik multipartai yang kompetitif,
2.Hak pilih universal bagi orang-orang dewasa,
3.Adanya pemilu periodic yang mengandung asas langsung, umum, bebas, dan rahasia, dan
4.Warganegara dapat mengakses informasi seputar partai politik yang ikut bersaing secara
terbuka.
Demokrasi secara substantif fokusnya pada kondisi kehidupan dan politik yang dikembangkan
suatu rezim. Apakah rezim tersebut mempromosikan kesejahteraan warganegara, kebebasan
individual, keamanan, kesetaraan, kesetaraan social, pilihan public, atau resolusi konflik secara
damai? Itu merupakan pertanyaan yang diajukan kalangan yang mengartikan demokrasi secara
substansial.
Dalam pengertian substansial ini, dapat saja suatu Negara dinyatakan sebagai demokratis kendati
undang-undang Negara tersebut tidak menggariskan sesuatu yang demokratis. Demokrasi dalam
pengertian ini, yang mungkin menyebabkan Mohamad Hatta, founding father Indonesia, menulis

artikelnya Demokrasi Kita. Di artikel tersebut, Hatta menyatakan bahwa demokrasi tidaklah
aneh bagi masyarakat Indonesia. Ia mencontohkan di nagari-nagari Minangkabau, pengambilan
keputusan dilakukan secara bersama berdasar musyawarah untuk mufakat. Meski tidak pernah
menyebut demokrasi, nagari-nagari tersebut sesungguhnya memberlakukan demokrasi secara
substansial.
h. dominasi dan hegemoni Cholisin: 64
Dominasi (Inggris domination) adalah sebuah paham politik untuk melakukan penalukan atau
penguasaan dalam hal ini bisa terjadi melalui eksploitasi terhadap agama, ideologi, kebudayaan
dan wilayah dengan maksud agar mendapatkan keuntungan secara ekonomi atau kekuasaan
Adapun teori hegemoni yang dicetuskan Antonio Gramsci adalah:
Sebuah pandangan hidup dan cara berpikir yang dominan, yang di dalamnya sebuah konsep
tentang kenyataan disebarluaskan dalam masyarakat baik secara institusional maupun
perorangan; (ideologi) mendiktekan seluruh cita rasa, kebiasaan moral, prinsip-prinsip religius
dan politik, serta seluruh hubungan-hubungan sosial, khususnya dalam makna intelektual dan
moral.
John Storey menjelaskan konsep hegemoni untuk mengacu kepada proses sebagai berikut:
sebuah kondisi proses di mana kelas dominan tidak hanya mengatur namun juga mengarahkan
masyarakat melalui pemaksaan kepemimpinan moral dan intelektual. Hegemoni terjadi pada
suatu masyarakat di mana terdapat tingkat konsensus yang tinggi dengan ukuran stabilitas sosial
yang besar di mana kelas bawah dengan aktif mendukung dan menerima nilai-nilai, ide, tujuan
dan makna budaya yang mengikat dan menyatukan mereka pada struktur kekuasaan yang ada.
Gramsci menjelaskan bahwa hegemoni merupakan sebuah proses penguasaan kelas dominan
kepada kelas bawah, dan kelas bawah juga aktif mendukung ide-ide kelas dominan. Di sini
penguasaan dilakukan tidak dengan kekerasan, melainkan melalui bentuk-bentuk persetujuan
masyarakat yang dikuasai.
Bentuk-bentuk persetujuan masyarakat atas nilai-nilai masyarakat dominan dilakukan dengan
penguasaan basis-basis pikiran, kemampuan kritis, dan kemampuan-kemampuan afektif
masyarakat melalui konsensus yang menggiring kesadaran masyarakat tentang masalah-masalah
sosial ke dalam pola kerangka yang ditentukan lewat birokrasi (masyarakat dominan). Di sini
terlihat adanya usaha untuk menaturalkan suatu bentuk dan makna kelompok yang berkuasa .
Dengan demikian mekanisme penguasaan masyarakat dominan dapat dijelaskan sebagai berikut:
Kelas dominan melakukan penguasaan kepada kelas bawah menggunakan ideologi. Masyarakat
kelas dominan merekayasa kesadaran masyarakat kelas bawah sehingga tanpa disadari, mereka
rela dan mendukung kekuasaan kelas dominan. Sebagai contoh dalam situasi kenegaraan, upaya
kelas dominan (pemerintah) untuk merekayasa kesadaran kelas bawah (masyarakat) adalah
dengan melibatkan para intelektual dalam birokrasi pemerintah serta intervensi melalui lembagalembaga pendidikan dan seni.
i. hukum besi oligarki
Hukum besi oligarki adalah teori politik, pertama kali dikembangkan oleh Jerman sindikalis
sosiolog Robert Michels 1911dalam bukunya, Partai Politik . Ini menyatakan bahwa segala
bentuk organisasi, adapun organisasi dengan cara demokratis atau otokratis mereka mungkin
berada di awal, dan pasti akan akhirnya berkembang menjadi oligarkis . Alasan untuk hal ini
adalah yang indispensability teknis kepemimpinan, kecenderungan para pemimpin untuk
menguntungkan diri mereka sendiri dan untuk mengkonsolidasikan kepentingan mereka, KKN
antara para pemimpin, tidak adanya mobilitas umum dan kepasifan masyarakat.
Contohnya adalah situasi dimana pemerintah yang berkuasa bersama sekelompok pengusaha

bekerjasama untuk menentukan berbagai kebijaksanaan politik, social dan ekonomi negara tanpa
harus menanyakan bagaimana sesungguhnya aspirasi rakyat yang sebenarnya.
Bahwa kaum oligarki ini berkuasa atas nama rakyat, selalu berusaha memperpanjang bahkan jika
mungkin melestarikan dan memonopoli kekuasaan dan ekonomi yang dipegangnya dengan
selubung ideology tertentu, dengan dalih consensus nasional dan tindakan-tindakan sejenis dan
pada saat yang sama kelompok oligarki ini menghancurkan setiap oposisi yang menentang dan
mempertanyakan legitimasi pemerintahannya dengan berbagai macam tuduhan dan fitnah.
j. partai catch-all yang berideologi. Cholisin: 117
Sebagian besar partai modern tergolong ke dalam apa yang disebut oleh Otto Kircheimer (1966)
sebagai partai ambil semua (catch-all party). Partai-partai seperti ini lah yang secara drastis
mereduksi pandangan ideologisnya dengan maksud untuk menarik perhatian dan jumlah
dukungan suara yang lebih luas. Kircheimer khususnya mengamati perkembangan Partai Kristen
Demokrat di Jerman, namun contoh yang lebih jelas adalah bentuk Partai Republik dan Partai
Demokrat di Amerika Serikat, dan juga Partai Buruh di Inggris. Partai-partai seperti ini berbeda
dengan model klasik partai massa karena mereka juga menekankan kepemimpinan dan kesatuan
(baca: kader), dan kemudian mengerahkan peranan para anggotanya lebih untuk membangun
koalisi dukungan suara ketimbang mendekati klas sosial atau kelompok sosial tertentu.
9. Cari data 1 kasus politik dari surat kabar atau internet.
Mal-mal di Semarang Kekurangan Lahan Parkir
SEMARANG, KOMPAS - Kasus melubernya parkir kendaraan pengunjung Mal Paragon hingga
ke badan jalan dan trotoar i Jalan Pemuda menjadi pembelajaran bagi Pemerintah Kota
Semarang. Di pusat-pusat keramaian, parkir kendaraan yang meluber hingga mengganggu lalu
lintas dan kepentingan umum harus segera ditindak.
Komisi C DPRD Kota Semarang, Selasa (4/5), memanggil pengelola Mal Paragon. Komisi C
beserta beberapa satuan kerja perangkat daerah di Kota Semarang melakukan inspeksi mendadak
ke lokasi mal untuk melihat kondisi yang sebenarnya.
Anggota Komisi C DPRD Kota Semarang Agung Budi Margono menyebutkan, pusat-pusat
bisnis lain yang menyebabkan kendaraan meluber ke jalan raya atau trotoar juga harus ditindak.
Pembiaran terhadap pelanggaran aturan akan menjadi preseden buruk.
"Kita harus menghentikan hal yang tidak benar. Kasus Paragon ini menjadi pembelajaran untuk
yang lain," kata Agung.
General Manager Mal Paragon Handoyo K Setyadi menjelaskan, pihaknya telah menyiapkan
lahan parkir untuk 800 sepeda motor di lahan bekas kantor PT WIKA. Ketika pengunjung
ternyata lebih dari perkiraan, pengelola telah menyewa satu lahan di seberang Hotel Novotel
yang dapat memuat 2.500 sepeda motor.
"Kami juga kewalahan menghadapi parkir liar. Kami tidak keberatan kalau mau ditertibkan oleh
pemerintah," kata Handoyo.
Hampir di semua pusat perbelanjaan di Kota Semarang kekurangan tempat parkir kendaraan
bermotor. Kendaraan para pengunjung pun terpaksa diparkir di pinggir jalan sehingga
menghilangkan fungsi trotoar dan menambah kemacetan jalan.
Mal Ciputra Semarang, misalnya, sudah membangun dua gedung parkir dan dua lahan parkir
sepeda motor berkapasitas total 600 mobil dan 800 sepeda motor. Namun, fasilitas parkir itu
tidak cukup untuk menampung kendaraan para pengunjung. Pihak luar pun memanfaatkan
kondisi ini untuk membuka jasa parkir di pinggir jalan di sekitar mal.
Senior Staf Promosi DP Mal Semarang, Andre, Selasa (4/5), di Semarang mengakui, tidak
tertutup kemungkinan manajemen DP Mal membuka lahan parkir baru.

Direktur PT Ciputra Semarang Sugwantono Tanto mengakui, manajemen Mal Ciputra terkendala
dengan keterbatasan lahan untuk membangun gedung parkir baru. Selain itu, pemasukan dari
jasa parkir hanya cukup untuk menutup biaya operasional dan menggaji karyawan.
"Fasilitas parkir bukan sebuah bisnis. Kalau ada warga atau pihak lain yang membuka jasa parkir
di sekitar mal, kami justru senang," kata Sugwantono. (Amanda Putri Nugrahanti/Herpin
Dewanto Putro/KOMPAS Cetak Lembar Jawa Tengah)
http://properti.kompas.com/read/xml/2010/05/05/2144561/Malmal.di.Semarang.Kekurangan.Lahan.Parkir-5
b. Analisis dengan pendekatan IPS (perspektif sejarah, ekonomi, geografi).
Ekonomi: kasus di atas termasuk dalam eksternalitas negatif yang ditimbulkan oleh mal-mal
yang ada di Semarang terhadap masyarakat umum pengguna jalan. Hal ini menyebabkan tidak
efisiennya tingkat produksi barang/jasa oleh mal-mal tersebut, yang seharusnya pihak mal
mengeluarkan biaya lebih lagi untuk fasilitas lahan parkir, namun hal tersebut belum dilakukan
secara maksimal sehingga di sini ada kelebihan barang/jasa yang dihasilkan yang tentunya
menguntungkan .pihak mal.
Geografi: Hal ini terkait dengan tata letak kota yang sudah sedemikian kompleksnya. Menjadi
begitu lumrah untuk suatu kawasan yang termasuk ke dalam kategori kota dengan ditemukannya
banyaknya bangunan besar, kepadatan alat transportasi, dan kurangnya lahan kosong peresap air.
Hal yang perlu diperhatikan di sini adalah peran pemerintah kota dalam mengalokasikan setiap
potensi geografisnya secara berimbang.
Sejarah: Seharusnya pembangunan pusat-pusat perbelanjaan di Semarang memperhatikan
terlebih dahulu sejarah pembangunan pusat perbelanjaan serupa di kota lain. Tentunya pemilik
mal dan pemerintah kota dapat mengambil pelajaran dari apa yang sudah terjadi di kota besar
lain yang sudah terlebih dahulu memiliki pusat perbelanjaan besar seperti Jakarta. Sehingga halhal yang negative tidak perlu terulang seperti kasus parker ini.
10. Apa manfaat mempelajari ilmu politik bagi:
a. Anda sebagai warga negara
Mempelajari sifat dan tujuan dari negara
Memahami gejala-gejala dalam kehidupan masyarakat
Mempelajari kegiatan dalam suatu sistem kenegaraan
Mempelajari segala bentuk kegiatan dalam sebuah sistem Negara
b. Bidang keahlian anda.
Menyiapkan tenaga guru pendidikan IPS yang memiliki kompetensi pengetahuan di bidang
politik serta memiliki skill dalam melaksanakan profesinya.
Mewujudkan salah satu tujuan prodi IPS yaitu mampu menghasilkan output yang memiliki
keunggulan kompetensi untuk membentuk warga negara yang baik (good citizen) yang memiliki
kesadaran politik.
Mengembangkan kajian bidang politik untuk menyongsong perkembangan dan pembangunan
politik yang sedang dilakukan oleh bangsa Indonesia dengan ikut menyiapkan sumber daya
manusia yang memiliki bakal keilmuan untuk ikut mensukseskan pembangunan politik
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai