Anda di halaman 1dari 19

MATERI 1

3.2.2.Permeabilitas
Bisa diartikan sebagai kemampuan batuan dalam menyalurkan fluida, terbagi atas tiga :
1.
Permeabilitas absolut
Merupakan kemampuan batuan dalam mendistribusikan semua fasa fluida yang
dikandungnya
2. Permeabilitas efektif
Didefinisikan sebagai kemampuan batuan dalam mendistribusikan salah satu fasa fluida
jika batuan tersebut mengandung lebih dari satu fasa fluida
3. Permebilitas relatif
Merupakan rasio antara permeabilitas efektif dengan permeabilitas absolut, merupakan
sifat fisik batuan yang sangat urgen dalam proses EOR. Atau perbandingan antara
permeabilitas efektif dengan permeabilitas absolut.

Permeabilitas relatif reservoir terbagi berdasarkan jenis fasanya, sehingga didalam


reservoir akan terdapat permeabilitas relatif air (K rw), permeabilitas relatif minyak (Kro),
permeabilitas relatif gas (Krg), dimana persamaannya adalah :

dimana Kw, Ko, Kg berturut-turut adalah permeabilitas relatif air, minyak, dan gas.
Permeabilitas relatif dipengaruhi variable-variabel seperti sejarah saturasi dan
kebasahan batuan. Karakteristik dari permeabilitas relatif ditunjukkan pada gambar 3.10.

Gambar 3.4. Karakteristik Permeabilitas


Relatif

Pada Gambar 3.4 menunjukkan pengaruh sejarah saturasi terhadap permeabilitas


relatif. Itu dicatat bahwa arah aliran tidak berpengaruh pada perilaku aliran untuk fasa
pembasah. Bagaimanapun, suatu perbedaan penting ada antara kurva drainage dan
imbibition untuk tahap fasa non-pembasah. Untuk sistim water-wet, kita dapat memilih
data imbibisi, sedangkan, data drainage diperlukan untuk mengoreksi prediksi dari
reservoir oil-wet.
Sedangkan pengaruh wettability sangat penting untuk diketahui, hal ini dapat dilihat pada
sistim water-wet dan oil-wet. Ada beberapa perbedaan antara kurva oil-wet dan kurva
water-wet dimana :
1.
Saturasi air pada permeabilitas minyak dan air adalah jumlah (titik
persimpangan kurva) yang akan lebih besar dari 50 % untuk sistim water-wet
dan lebih kecil dari 50 % untuk sistim oil-wet.
2.
Saturasi air connate untuk sistim water-wet lebih besar dari 20 % dan
untuk sistim oil-wet lebih kecil dari 15 %.
3.
Permeabilitas realtif untuk air pada saturasi air maksimum (residual oil
saturation) akan lebih kecil dari 0.3 untuk sistim water-wet tetapi akan lebih
besar dari 0.5 untuk sistim oil-wet.

Gambar 3.5. Pengaruh Sejarah


Saturasi Terhadap Permeabilitas Relatif

Gambar 3.6. Pengaruh Kebasahan Terhadap Permeabilitas Relatif


Untuk nilai permeabilitas yang tinggi { (k o)Swir > 100 md}, penemuan ini tidak mungkin
benar. Sebagai contoh, Batuan water-wet dengan pori-pori besar kadang-kadang
memperlihatkan kejenuhan air tak bergerak kurang dari 10 hingga 15 persen. Meskipun
demikian, pada Gambar 3.5. menunjukkan pentingnya kurva permeabilitas relatif yang
dapat mengindikasikan tingkat kebasahan suatu reservoir untuk permeabilitas ke level
rendah (ko)Swir < 100 md.
Rumus tes permeabilitas relatif air-minyak untuk contoh batuan core sering disebut
sebagai endpoint karena merupakan refleksi dari Swir, Sor, (ko)Swir dan (kw)Sor. Hasil tes ini
sedikit lebih mahal dari tes permeabilitas realtif normal, tapi tes ini dapat menyediakan
informasi dari karakteristik- karakteristik reservoir
Berbeda dengan porositas, permeabilitas lebih dipengaruhi oleh ukuran pori batuan
dibandingkan dengan distribusi butiran batuan tersebut.

MATERI 2

2.2 Permebilitas
Pada

prinsipnya,

Data

permebilitas

digunakan

untuk

menentukan

kemampuan air resevoir permebilitas didefinisakan sebagai kemampuan resevoir


untuk membawa fluida melaui pori yang saling berhubungan.
Kenyataanya permebilitas batuan tergantung pada porositas efektif.
Keterangan :
Q=Laju produksi
K=permebilitas
A=luas penampang aliran,ft
=viskositas fluida
Faktor yang mempengaruhi permeabilitas antara lain ukuran butir bentuk
butir,sortasi atau distribusi ukuran butir ,penepakan butiran,derajat kekompakkan
dan sermentasi,juga tipe clay yang hadir khusus pada fres weter.mineral clay

semactite(bontonite)dan

montmorillonit

akan

mengembang

(swelling)

pada

permeabilitas,

yaitu

freshwater dan menurut pori batuan.


2.2.1 Klasifikasi Permeabilitas
Reservoir

hidrokarbon

mempunyai

dua

jenis

permeabilitas primer yang biasa dikenal dengan permeabilitas matriks dan


permeabilitas sekunder. Permeabilitas sekunder dihasilkan dari proses alterasi
matrik batuan karena kompaksi, sementasi retakan dan pelarut. Kompaksi dan
sementasi secara umum mengurangi permeabilitas primer, sementara retakan dan
pelarutan cekungan memperbesar permeabilitas. Pada batuan reservoir yang sama,
khususnya karbonat dan porositas rendah, permeabilitas sangat berperan penting
dalam mengontrol migrasinya fluida ke reservoir.
1. Permeabilitas absolute merupakan kemampuan suatu batuan untuk
mengalirkan suatu jenis fluida.
2. Permeabilitas efektif merupakan kemampuan fluida untuk dapat dialiri oleh
suatu jenis fluida atau lebih, baik itu air, minyak dan keduanya, atau
sebagai perbandingan permeabilitas air (kw) dan permeabilitas minyak
(ko).
3. Permeabilitas relative adalah perbandingan antara permeabilitas efektif
dengan pase permeabilitas ( air, minyak atau gas).
Tabel 2.2
Skala permeabilitas di Lapangan

Skala Permeabilitas (mD)

Keterangan

<5

Ketat

5 10

Cukup

10 100

Baik

100 1000

Baik sekali

2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Permeabilitas


Permeabilitas batuan reservoir dapat berkisar 0,1 sampai 1,000 md atau
lebih. Batuan reservoir yang memiliki permeabilitas1 md dianggap ketat, hal ini dapat
dijumpai pada batuan gamping. Faktior yang mempengaruhi permeabilitas adalah :
1. Bentuk dan ukuran batu : jika batuan disusun oleh butiran yang besar, pipih
dan

seragam

dengan

dimensi

horizontal

lebih

panjang,

maka

permeabilitas horizontal (kh) akan lebih besar. Sedangkan permeabilitas


vertical (kv) sedang - tinggi. Jika batuan yang disusun berbutir dominan
kasar, membulat dan seragam, maka permeabilitas akan lebih besar dari
kedua dimensinya. Permeabilitas buat reservoir secsara umum lebih
rendah, khusunya pada dimensi vertikalnya, jika butirannya berupa pasir
dan bentuknya tidak teratur. Sebagian besar reservoir minyak seperti ini.
2. Sementasi

permeabilitas

dan

porositas

bauan

sedimen

sangat

dipengaruhi sementasi dan keberadaan semen pada pori batuan.


3. Retakan dan pelarutan : pada batuan pasir, retakan tidak dapat
menyebabkan permeabilitas sekunder, kecuali pada batuan pasir yang
interbedded dengan shale, lime stone dan dolomite. Pada batuan
karbonat, proses pelarut oleh larutan asam yang berasal dari perokolasi
air permukaan akan melalui pori pori primer batuan, bidang celah dan
rekahan akan menambah permeabilitas reservoir.

MATERI 3
II. PERMEABILITAS

Kelulusan atau permeabilitas adalah suatu sifat batuan reservoir untuk dapat meluluskan cairan
melalui pori pori yang berhubungan, tanpa merusak partikel pembentuk atau kerangka batuan
tersebut.

Defenisi permeabilitas dapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut ;

Dimana q dinyatakan dalam sentimeter per sekon, k dalam darcy (permeabilitas), viskositas m
dinyatakan dalam sentipoise, dan dp/dx adalah gradient hidrolik yang dinyatakan dalam atmosfer
per sentimeter. Dengan demikian jelaslah bahwa permeabilitas adalah k yang dinyatakan dalam
Darcy.

Definisi API untuk 1 Darcy : suatu medium berpori mempunyai kelulusan (permeabilitas) sebesar 1
Darcy, jika cairan berfasa satu dengan kekentalan 1 sentipoise mengalir dengan kecepatan 1
cm/sekon melalui penampang seluas 1 cm2pada gradient hidrolik satu atmosfer (76,0 mm Hg) per
sentimeter dan jika cairan tersebut seluruhnya mengisi medium tersebut. Dari defenisi di atas

tidak dijelaskan hubungan antara permeabilitas dan porositas. Memang sebetulnya tidak ada
hubungan antara permeabilitas dengan porositas. Batuan yang permeable selalu sarang (porous),
tetapi sebaliknya, batuan yang sarang belum tentu permeable. Hal ini disebabkan karena batuan
yang berporositas lebih tinggi belum tentu pori porinya berhubungan satu dengan yang lain. Juga
sebaliknya dapat dilihat, bahwa porositas tidak tergantung dari besar butir, dan permeabilitas
merupakan suatu fungsi yang langsung terhadap besar butir.

2.1 Besaran Permeabilitas

Sebagaimana telah disebutkan di atas, biasanya permeabilitas dinyatakan dalam darcy, yaitu
untuk menghormati DARCY yang memproklamasikan pertama kalinya hokum aliran dalam medium
yang berpori. Jadi suatu permeabilitas dengan k = 2 darcy berarti suatu aliran sebesar 2 cc
persekon yang di dapatkan melalui suatu penampang seluas satu sentimeter persegi panjang 1
sentimeter, di bawah suatu tekanan perbedaan satu atmosfer untuk suatu cairan yang mempunyai
kekentalan (viskositas) 1 sentipoise. Pada hakekatnya permeabilitas suatu batuan biasanya kurang
dari satu darcy dan oleh karenanya dalam praktek permeabilitas dinyatakan dalam milidarcy (1 md
= 0,001 darcy).

Sebagai contoh untuk batuan yang sarang tetapi tidak permeable, dapat ditunjukkan misalnya ;
suatu serpih mempunyai permeabilitas yang sangt rendah, sedangkan porositasnya sama dengan
batupasir. McKelvey (1962) memberikan nilai permeabilitas 9 X 10-6 md untuk serpih yang telah
kompak, tetapi porositasnya yaitu 24%. Untuk batupasir dengan porositas sama, misalnya 22,7 %
(batupasir Bradford; dari daerah Pennsylvania) ternyata mempunyai permeabilitas 36,6 % md
(Fettke, 1934). Dalam prakteknya permeabilitas berkisar antara 5 sampai 1000 milidarcy.

Cara penentuan permeabilitas adalah :

1)

Dengan permeameter, suatu alat pengukur yang mempergunakan gas.

2)

Dengan penaksiran kehilangan sirkulasi dalam pemboran.

3)

Dari kecepatan pemboran

4)

Berdasarkan test produksi terhadap penurunan tekanan dasar lubang (bottom-hole pressure-

decline).

2.2 Skala Permeabilitas Semi Kuantitatif

Secara perkiraan di lapangan dapat juga dilakukan pemerian semikuantitatif sebagai berikut:

1.

Ketat (tight), kurang dari 5 md

2.

Cukup (fair) antara 5 sampai 10 md

3.

Baik (good) antara 10 sampai 100 md

4.

Baik sekali (very good) antara 100 sampai 1000 md


2.3 Permeabilitas Relatif dan Efektif

Permeabilitas tergantung sekali pada ada tidaknya cairan ataupun gas di dalam rongga yang sama.
Sebagai contoh, misalnya saja adanya air dan minyak. Gambar 4.1 memperlihatkan permeabilitas
relative.

Penjenuhan air diperlihatkan pada absis dan dinyatakan dalam persen air, koordinat menunjukkan
fraksi permeabilitas daripada fluida yang bersangkutan terhadap keadaan jika seluruh batuan
tersebut dijenuhi oleh cairan tersebut saja. Maka pada penjenuhan air kira kira 20% permeabilitas
relative minyak terhadap permeabilitas jika seluruhnya diisi oleh minyak adalah sedikit di bawah
0,7 x, sedangkan jika penjenuhan air itu kira kira 50% maka permeabilitas keseluruhannya adalah
0,3 x daripada jika seluruh batuannya diisi oleh air saja atau oleh minyak saja. Pada penjenuhan
90% maka minyak sudah tidak mempunyai permeabilitas lagi sehingga hanya air sendiri saja yang
bergerak. Dari grafik ini jelaslah, bahwa minyak bumi baru dapat bergerak jika mempunyai
penjenuhan lebih dari pada 10% dan air sama sekali tidak bisa bergerak jika penjenuhannya di
bawah 20%. Hal ini juga jelas sama untuk kehadiran gas dan minyak (Gambar 4.2). Hal yang sama
dapat dilihat, jika penjenuhan minyak kurang dari 40%, maka minyak sama sekali tidak bisa
bergerak dan hanya gas saja yang dapat bergerak. Secara berangsur angsur permeabilitas
meningkat walaupun secara relative sangat lambat yaitu sampai 100% dijenuhi minyak.

MATERI 4

Permeabilitas
Permeabilitas didefinisikan sebagai suatu bilangan yang menunjukkan kemampuan dari
suatu batuan untuk mengalirkan fluida. Permeabilitas merupakan fungsi tingkat hubungan
ruang antar pori-pori batuan.
Henry Darcy (1856), membuat hubungan empiris dengan bentuk diferensial sebagai
berikut :

dimana ; V = kecepatan aliran, cm/sec


= viskositas fluida yang mengalir, cp
dP /dL = gradien tekanan dalam arah aliran , atm/cm

k = permeabilitas media berpori, darcy


Tanda negatif dalam persamaan menunjukkan bahwa bila tekanan bertambah dalam satu
arah, maka arah alirannya bearlawanan dengan arah pertambahan tekanan tersebut.

Skema percobaan Darcy didapat diilustrasikan dalam gambar dibawah ini:

Anggapan yang digunakan oleh Darcy adalah :


1. Alirannya mantap (steady state)
2. Fluida yang mengalir satu fasa
3. Viskositas fluida yang mengalir konstan
4. Kondisi aliran isothermal
5. Formasinya homogen dan arah alirannya horizontal
6. Fluidanya incompressible
Dalam batuan reservoir, permeabilitas dibedakan menjadi tiga ialah :
1. Permeabilitas absolut, adalah permeabilitas dimana fluida yang mengalir melalui media
berpori tersebut hanya satu fasa, misal hanya minyak atau gas saja.
2. Permeabilitas efektif, adalah permeabilitas batuan dimana fluida yang mengalir lebih
dari satu fasa, misalnya minyak dan air, air dan gas, gas dan minyak atau ketiga-tiganya.
3. Permeabilitas relatif, adalah perbandingan antara permeabilitas antara permeabilitas
efektif dengan permeabilitas absolut.

MATERI 5
Hubungan Permeabilitas dan Saturasi
Permeabilitas didefinisikan sebagai ukuran media berpori untuk meloloskan/melewatkan
fluida. Apabila media berporinya tidak saling berhubungan maka batuan tersebut tidak
mempunyai permeabilitas. Oleh karena itu ada hubungan antara permeabilitas batuan dengan
porositas efektif.
Kelulusan atau permeabilitas adalah suatu sifat batuan reservoir untuk dapat meluluskan
cairan melalui pori pori yang berhubungan, tanpa merusak partikel pembentuk atau
kerangka batuan tersebut.

Defenisi permeabilitas dapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut ;


Dimana q dinyatakan dalam sentimeter per sekon, k dalam darcy (permeabilitas), viskositas
m dinyatakan dalam sentipoise, dan dp/dx adalah gradient hidrolik yang dinyatakan dalam
atmosfer per sentimeter. Dengan demikian jelaslah bahwa permeabilitas adalah k yang
dinyatakan dalam Darcy.
Definisi API untuk 1 Darcy : suatu medium berpori mempunyai kelulusan (permeabilitas)
sebesar 1 Darcy, jika cairan berfasa satu dengan kekentalan 1 sentipoise mengalir dengan
kecepatan 1 cm/sekon melalui penampang seluas 1 cm2 pada gradient hidrolik satu atmosfer
(76,0 mm Hg) per sentimeter dan jika cairan tersebut seluruhnya mengisi medium tersebut.
Dari defenisi di atas tidak dijelaskan hubungan antara permeabilitas dan porositas. Memang
sebetulnya tidak ada hubungan antara permeabilitas dengan porositas.

Batuan yang permeable selalu sarang (porous), tetapi sebaliknya, batuan yang sarang belum
tentu permeable. Hal ini disebabkan karena batuan yang berporositas lebih tinggi belum tentu
pori porinya berhubungan satu dengan yang lain. Juga sebaliknya dapat dilihat, bahwa
porositas tidak tergantung dari besar butir, dan permeabilitas merupakan suatu fungsi yang
langsung terhadap besar butir.

a. Besaran Permeabilitas

Sebagaimana telah disebutkan di atas, biasanya permeabilitas dinyatakan dalam darcy, yaitu
untuk menghormati DARCY yang memproklamasikan pertama kalinya hokum aliran dalam
medium yang berpori. Jadi suatu permeabilitas dengan k = 2 darcy berarti suatu aliran sebesar
2 cc persekon yang di dapatkan melalui suatu penampang seluas satu sentimeter persegi
panjang 1 sentimeter, di bawah suatu tekanan perbedaan satu atmosfer untuk suatu cairan
yang mempunyai kekentalan (viskositas) 1 sentipoise.
Pada hakekatnya permeabilitas suatu batuan biasanya kurang dari satu darcy dan oleh
karenanya dalam praktek permeabilitas dinyatakan dalam milidarcy (1 md = 0,001 darcy).
Sebagai contoh untuk batuan yang sarang tetapi tidak permeable, dapat ditunjukkan
misalnya ; suatu serpih mempunyai permeabilitas yang sangt rendah, sedangkan porositasnya
sama dengan batupasir. McKelvey (1962) memberikan nilai permeabilitas 9 X 10 -6 md untuk
serpih yang telah kompak, tetapi porositasnya yaitu 24%. Untuk batupasir dengan porositas
sama, misalnya 22,7 % (batupasir Bradford; dari daerah Pennsylvania) ternyata mempunyai
permeabilitas 36,6 % md (Fettke, 1934). Dalam prakteknya permeabilitas berkisar antara 5
sampai 1000 milidarcy.

Cara penentuan permeabilitas adalah :


1)
Dengan permeameter, suatu alat pengukur yang mempergunakan gas.

2)
Dengan penaksiran kehilangan sirkulasi dalam pemboran.
3)
Dari kecepatan pemboran
4) Berdasarkan test produksi terhadap penurunan tekanan dasar lubang (bottom-hole
pressure-decline).
b. Skala Permeabilitas Semi Kuantitatif
Secara perkiraan di lapangan dapat juga dilakukan pemerian semikuantitatif sebagai berikut:
1. Ketat (tight), kurang dari 5 md
2. Cukup (fair) antara 5 sampai 10 md
3. Baik (good) antara 10 sampai 100 md
4. Baik sekali (very good) antara 100 sampai 1000 md
c. Permeabilitas Relatif dan Efektif
Permeabilitas tergantung sekali pada ada tidaknya cairan ataupun gas di dalam rongga yang
sama. Sebagai contoh, misalnya saja adanya air dan minyak. memperlihatkan permeabilitas
relative. Penjenuhan air diperlihatkan pada absis dan dinyatakan dalam persen air, koordinat
menunjukkan fraksi permeabilitas daripada fluida yang bersangkutan terhadap keadaan jika
seluruh batuan tersebut dijenuhi oleh cairan tersebut saja.
Maka pada penjenuhan air kira kira 20% permeabilitas relative minyak terhadap
permeabilitas jika seluruhnya diisi oleh minyak adalah sedikit di bawah 0,7 x, sedangkan jika
penjenuhan air itu kira kira 50% maka permeabilitas keseluruhannya adalah 0,3 x daripada
jika seluruh batuannya diisi oleh air saja atau oleh minyak saja. Pada penjenuhan 90% maka
minyak sudah tidak mempunyai permeabilitas lagi sehingga hanya air sendiri saja yang
bergerak. Dari grafik ini jelaslah, bahwa minyak bumi baru dapat bergerak jika mempunyai
penjenuhan lebih dari pada 10% dan air sama sekali tidak bisa bergerak jika penjenuhannya
di bawah 20%. Hal ini juga jelas sama untuk kehadiran gas dan minyak

"Kurva permeabilitas relative ini ada hubungan nya dengan saturasi. Pada awal-awal
minyak diproduksikan dan sumur minyak benar-benar baru pertama kali dibor, saturasi
awalnya adalah saturasi water initial atau saturasi water connate. Setelah diproduksikan,
nilai kro atau permeabilitas relative minyak semakin menurun, dan nilai krw semakin
bertambah, karena pori-pori yang diisi minyak tadi selanjutnya diisi oleh air. Sampai pada
titik akhir, nilai kro akan semakin menurun dan sampai titik saturasi oil residu atau sor"

Hal yang sama dapat dilihat, jika penjenuhan minyak kurang dari 40%, maka minyak sama
sekali tidak bisa bergerak dan hanya gas saja yang dapat bergerak. Secara berangsur angsur
permeabilitas meningkat walaupun secara relative sangat lambat yaitu sampai 100% dijenuhi
minyak.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMEABILITAS


Faktor yang ikut mempengaruhi permeabilitas adalah :

1. Bentuk dan Ukuran batu : Jika batuan disusun oleh butiran yang besar, pipih dan seragam

dengan dimensi horizontal lebih panjang, maka permeabilitas horizontal (kh) akan lebih
besar. Sedangkan permeabilitas vertical (kv) sedang-tinggi. Jika batuan disusun berbutir
dominan kasar, membulat dan seragam, maka permeabilitas akan lebih besar dari kedua
dimensinya. Permeabilitas buat reservoir secara umum lebih rendah, khususnya pada dimensi
vertikalnya, jika butiranya berupa pasir dan bentuknya tidak teratur. Sebagian besar reservoir
minyak berbentuk seperti ini.

2. Sementasi : permeabilitas dan porositas batuan sedimen sangat dipengaruhi sementasi dan
keberadaan semen pada pori batuan

3. Retakan dan Pelarutan : pada batuan pasir, retakan tidak dapat menyebabkan permeabilitas
sekunder, kecuali pada batuan pasir yang interbedded dengan shale, limstone dan dolomite.
Pada batua karbonat, proses pelarut oleh larutan asam yang berasal dari perokolasi air
permukaan akan melalu pori pori primet batuan, bidang celah dan rekahan akan menambah
permeabilitas reservoir.
Hukum Darcy menjelaskan tentang kemampuan air mengalir pada rongga-rongga (pori)
dalam tanah dan sifat-sifat yang memengaruhinya. Ada dua asumsi utama yang digunakan
dalam penetapan hukum Darcy ini. Asumsi pertama menyatakan bahwa aliran fluida/cairan
dalam tanah bersifat laminar. Sedangkan asumsi kedua menyatakan bahwa tanah berada
dalam
keadaan
jenuh.

Pengujian permeabilitas tanah dilakukan di laboratorium menggunakan metode Constant


Head Permeameter dan Variable/Falling Head Permeameter.
Permeabilitas berhubungan erat dengan drainase. Mudah tidaknya air hilang dari tanah
menentukan kelas drainase tanah tersebut. Air dapat hilang dari permukaan tanah maupun
melalui presepan tanah. Berdasarkan atas kelas drainasenya, tanah dibedakan menjadi kelas
drainase terhambat sampai sangat cepat. Keadaan drainase tanah menentukan jenis tanaman
yang dapat tumbuh. Sebagai contoh, padi dapat hidup
1. Permeabilitas (KHJ) adalah suatu sifat khas media sarang dan sifat geometri tanah itu
sendiri yang menunjukkan kemampuan tanah didalam menghantarkan zat tertentu melalui
pori- porinya
2. Permeabilitas tanah, merupakan pengaruh pada lapisan yang kedap, serta mempengaruhi
ketebalan dan nisbah bentotit, itu semua yang sangat menentukan permeabilitas tanah.

Faktor-faktor yang di pengaruhi permeabilitas


1. Infiltrasi
Infiltrasi kemampuan tanah menghantar partikel. Jika permeabilitas tinggi maka infiltrasi
tinggi.

2. Erosi
Erosi perpindahan massa tanah,jika permeabilitas tinggi maka erosi rendah

3. Drainase
Drainase adalah proses menghilangnya air yang berkelebihan secepat mungkin dari profil
tanah. Mudah atau tidaknya r hilang dari tanah menentukan kelas drainase tersebut. Air dapat
menghilang dari permukaan tanah melalui peresapan ke dalam tanah. Pada tanah yang
berpori makro proses kehilangann airnya cepat, karena air dapat bergerak dengan lancer.
Dengan demikian, apabila drainase tinggi, maka permeabilitas juga tinggi.

4. Konduktifitas
Konduktifitas ias didapat saat kita menghitung kejenuhan tanah dalam air (satuan nilai),
untuk membuktikan permeabilitas itu cepata atau tidak. Konduktifitas tinggi maka
permeabilitas tinggi.

5. Run off
Run off merupakan air yang mengalir di atas permukaan tanah. Sehingga, apabila run off
tinggi maka permeabilitas rendah.

6. Perkolasi
Perkolasi merupakan pergerakan air di dalam tanah. Pada tanah yang kandungan litany tinggi,
maka perkolasi rendah. Sehingga, apabila perkolasi rendah maka permeabilitasnya pun
rendah.

MATERI 6
1.2. Permeabilitas ( k )
Permeabilitas didefinisikan sebagai ukuran media berpori untuk meloloskan/melewatkan
fluida. Apabila media berporinya tidak saling berhubungan maka batuan tersebut tidak
mempunyai permeabilitas. Oleh karena itu ada hubungan antara permeabilitas batuan
dengan porositas efektif.
Sekitar tahun 1856, Henry Darcy seorang ahli hidrologi dari Prancis mempelajari aliran
air yang melewati suatu lapisan batu pasir. Hasil penemuannya diformulasikan kedalam
hukum aliran fluida dan diberi nama Hukum Darcy. Dapat dilihat pada gambar 2
dibawah :

Dapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut :

Dimana :
Q = laju alir fluida, cc/det
k = permeabilitas, darcy
= viskositas, cp
dP/dL = gradien tekanan dalam arah aliran, atm/cm
A = luas penampang, cm2
Besaran permeabilitas satu darcy didefinisikan sebagai permeabilitas yang melewatkan fluida dengan
viskositas 1 centipoises dengan kecepatan alir 1 cc/det melalui suatu penampang dengan luas 1 cm2 dengan
penurunan tekanan 1 atm/cm. Persamaan 4 Darcy berlaku pada kondisi :
1. Alirannya mantap (steady state)
2. Fluida yang mengalir satu fasa
3. Viskositas fluida yang mengalir konstan
4. Kondisi aliran isothermal
5. Formasinya homogen dan arah alirannya horizontal
6. Fluidanya incompressible

Berdasarkan jumlah fasa yang mengalir dalam batuan reservoir, permeabilitas dibedakan
menjadi tiga, yaitu :
Permeabilitas absolute (Kabs)
Yaitu kemampuan batuan untuk melewatkan fluida dimana fluida yang mengalir melalui
media berpori tersebut hanya satu fasa atau disaturasi 100% fluida, misalnya hanya
minyak atau gas saja.
Permeabilitas efektif (Keff)
Yaitu kemampuan batuan untuk melewatkan fluida dimana fluida yang mengalir lebih dari
satu fasa, misalnya (minyak dan air), (air dan gas), (gas dan minyak) atau ketiga-tiganya.
Harga permeabilitas efektif dinyatakan sebagai ko, kg, kw, dimana masing-masing untuk
minyak, gas dan air.
Permeabilitas relatif (Krel)
Yaitu perbandingan antara permeabilitas efektif pada kondisi saturasi tertentu
terhadap permeabilitas absolute. Harga permeabilitas relative antara 0 1 darcy. Dapat
juga dituliskan sebagai beikut :

Permeabilitas relatif reservoir terbagi berdasarkan jenis fasanya, sehingga didalam


reservoir akan terdapat Permeabilitas relatif air (Krw), Permeabilitas relatif minyak
(Kro), Permeabilitas relatif gas (Krg) dimana persamaannya adalah :

Dimana :
Krw = permeabilitas relatif air
Kro = permeabilitas relaitf minyak
Krg = permeabilitas relatif gas

Anda mungkin juga menyukai