3.2.2.Permeabilitas
Bisa diartikan sebagai kemampuan batuan dalam menyalurkan fluida, terbagi atas tiga :
1.
Permeabilitas absolut
Merupakan kemampuan batuan dalam mendistribusikan semua fasa fluida yang
dikandungnya
2. Permeabilitas efektif
Didefinisikan sebagai kemampuan batuan dalam mendistribusikan salah satu fasa fluida
jika batuan tersebut mengandung lebih dari satu fasa fluida
3. Permebilitas relatif
Merupakan rasio antara permeabilitas efektif dengan permeabilitas absolut, merupakan
sifat fisik batuan yang sangat urgen dalam proses EOR. Atau perbandingan antara
permeabilitas efektif dengan permeabilitas absolut.
dimana Kw, Ko, Kg berturut-turut adalah permeabilitas relatif air, minyak, dan gas.
Permeabilitas relatif dipengaruhi variable-variabel seperti sejarah saturasi dan
kebasahan batuan. Karakteristik dari permeabilitas relatif ditunjukkan pada gambar 3.10.
MATERI 2
2.2 Permebilitas
Pada
prinsipnya,
Data
permebilitas
digunakan
untuk
menentukan
semactite(bontonite)dan
montmorillonit
akan
mengembang
(swelling)
pada
permeabilitas,
yaitu
hidrokarbon
mempunyai
dua
jenis
Keterangan
<5
Ketat
5 10
Cukup
10 100
Baik
100 1000
Baik sekali
seragam
dengan
dimensi
horizontal
lebih
panjang,
maka
permeabilitas
dan
porositas
bauan
sedimen
sangat
MATERI 3
II. PERMEABILITAS
Kelulusan atau permeabilitas adalah suatu sifat batuan reservoir untuk dapat meluluskan cairan
melalui pori pori yang berhubungan, tanpa merusak partikel pembentuk atau kerangka batuan
tersebut.
Dimana q dinyatakan dalam sentimeter per sekon, k dalam darcy (permeabilitas), viskositas m
dinyatakan dalam sentipoise, dan dp/dx adalah gradient hidrolik yang dinyatakan dalam atmosfer
per sentimeter. Dengan demikian jelaslah bahwa permeabilitas adalah k yang dinyatakan dalam
Darcy.
Definisi API untuk 1 Darcy : suatu medium berpori mempunyai kelulusan (permeabilitas) sebesar 1
Darcy, jika cairan berfasa satu dengan kekentalan 1 sentipoise mengalir dengan kecepatan 1
cm/sekon melalui penampang seluas 1 cm2pada gradient hidrolik satu atmosfer (76,0 mm Hg) per
sentimeter dan jika cairan tersebut seluruhnya mengisi medium tersebut. Dari defenisi di atas
tidak dijelaskan hubungan antara permeabilitas dan porositas. Memang sebetulnya tidak ada
hubungan antara permeabilitas dengan porositas. Batuan yang permeable selalu sarang (porous),
tetapi sebaliknya, batuan yang sarang belum tentu permeable. Hal ini disebabkan karena batuan
yang berporositas lebih tinggi belum tentu pori porinya berhubungan satu dengan yang lain. Juga
sebaliknya dapat dilihat, bahwa porositas tidak tergantung dari besar butir, dan permeabilitas
merupakan suatu fungsi yang langsung terhadap besar butir.
Sebagaimana telah disebutkan di atas, biasanya permeabilitas dinyatakan dalam darcy, yaitu
untuk menghormati DARCY yang memproklamasikan pertama kalinya hokum aliran dalam medium
yang berpori. Jadi suatu permeabilitas dengan k = 2 darcy berarti suatu aliran sebesar 2 cc
persekon yang di dapatkan melalui suatu penampang seluas satu sentimeter persegi panjang 1
sentimeter, di bawah suatu tekanan perbedaan satu atmosfer untuk suatu cairan yang mempunyai
kekentalan (viskositas) 1 sentipoise. Pada hakekatnya permeabilitas suatu batuan biasanya kurang
dari satu darcy dan oleh karenanya dalam praktek permeabilitas dinyatakan dalam milidarcy (1 md
= 0,001 darcy).
Sebagai contoh untuk batuan yang sarang tetapi tidak permeable, dapat ditunjukkan misalnya ;
suatu serpih mempunyai permeabilitas yang sangt rendah, sedangkan porositasnya sama dengan
batupasir. McKelvey (1962) memberikan nilai permeabilitas 9 X 10-6 md untuk serpih yang telah
kompak, tetapi porositasnya yaitu 24%. Untuk batupasir dengan porositas sama, misalnya 22,7 %
(batupasir Bradford; dari daerah Pennsylvania) ternyata mempunyai permeabilitas 36,6 % md
(Fettke, 1934). Dalam prakteknya permeabilitas berkisar antara 5 sampai 1000 milidarcy.
1)
2)
3)
4)
Berdasarkan test produksi terhadap penurunan tekanan dasar lubang (bottom-hole pressure-
decline).
Secara perkiraan di lapangan dapat juga dilakukan pemerian semikuantitatif sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
Permeabilitas tergantung sekali pada ada tidaknya cairan ataupun gas di dalam rongga yang sama.
Sebagai contoh, misalnya saja adanya air dan minyak. Gambar 4.1 memperlihatkan permeabilitas
relative.
Penjenuhan air diperlihatkan pada absis dan dinyatakan dalam persen air, koordinat menunjukkan
fraksi permeabilitas daripada fluida yang bersangkutan terhadap keadaan jika seluruh batuan
tersebut dijenuhi oleh cairan tersebut saja. Maka pada penjenuhan air kira kira 20% permeabilitas
relative minyak terhadap permeabilitas jika seluruhnya diisi oleh minyak adalah sedikit di bawah
0,7 x, sedangkan jika penjenuhan air itu kira kira 50% maka permeabilitas keseluruhannya adalah
0,3 x daripada jika seluruh batuannya diisi oleh air saja atau oleh minyak saja. Pada penjenuhan
90% maka minyak sudah tidak mempunyai permeabilitas lagi sehingga hanya air sendiri saja yang
bergerak. Dari grafik ini jelaslah, bahwa minyak bumi baru dapat bergerak jika mempunyai
penjenuhan lebih dari pada 10% dan air sama sekali tidak bisa bergerak jika penjenuhannya di
bawah 20%. Hal ini juga jelas sama untuk kehadiran gas dan minyak (Gambar 4.2). Hal yang sama
dapat dilihat, jika penjenuhan minyak kurang dari 40%, maka minyak sama sekali tidak bisa
bergerak dan hanya gas saja yang dapat bergerak. Secara berangsur angsur permeabilitas
meningkat walaupun secara relative sangat lambat yaitu sampai 100% dijenuhi minyak.
MATERI 4
Permeabilitas
Permeabilitas didefinisikan sebagai suatu bilangan yang menunjukkan kemampuan dari
suatu batuan untuk mengalirkan fluida. Permeabilitas merupakan fungsi tingkat hubungan
ruang antar pori-pori batuan.
Henry Darcy (1856), membuat hubungan empiris dengan bentuk diferensial sebagai
berikut :
MATERI 5
Hubungan Permeabilitas dan Saturasi
Permeabilitas didefinisikan sebagai ukuran media berpori untuk meloloskan/melewatkan
fluida. Apabila media berporinya tidak saling berhubungan maka batuan tersebut tidak
mempunyai permeabilitas. Oleh karena itu ada hubungan antara permeabilitas batuan dengan
porositas efektif.
Kelulusan atau permeabilitas adalah suatu sifat batuan reservoir untuk dapat meluluskan
cairan melalui pori pori yang berhubungan, tanpa merusak partikel pembentuk atau
kerangka batuan tersebut.
Batuan yang permeable selalu sarang (porous), tetapi sebaliknya, batuan yang sarang belum
tentu permeable. Hal ini disebabkan karena batuan yang berporositas lebih tinggi belum tentu
pori porinya berhubungan satu dengan yang lain. Juga sebaliknya dapat dilihat, bahwa
porositas tidak tergantung dari besar butir, dan permeabilitas merupakan suatu fungsi yang
langsung terhadap besar butir.
a. Besaran Permeabilitas
Sebagaimana telah disebutkan di atas, biasanya permeabilitas dinyatakan dalam darcy, yaitu
untuk menghormati DARCY yang memproklamasikan pertama kalinya hokum aliran dalam
medium yang berpori. Jadi suatu permeabilitas dengan k = 2 darcy berarti suatu aliran sebesar
2 cc persekon yang di dapatkan melalui suatu penampang seluas satu sentimeter persegi
panjang 1 sentimeter, di bawah suatu tekanan perbedaan satu atmosfer untuk suatu cairan
yang mempunyai kekentalan (viskositas) 1 sentipoise.
Pada hakekatnya permeabilitas suatu batuan biasanya kurang dari satu darcy dan oleh
karenanya dalam praktek permeabilitas dinyatakan dalam milidarcy (1 md = 0,001 darcy).
Sebagai contoh untuk batuan yang sarang tetapi tidak permeable, dapat ditunjukkan
misalnya ; suatu serpih mempunyai permeabilitas yang sangt rendah, sedangkan porositasnya
sama dengan batupasir. McKelvey (1962) memberikan nilai permeabilitas 9 X 10 -6 md untuk
serpih yang telah kompak, tetapi porositasnya yaitu 24%. Untuk batupasir dengan porositas
sama, misalnya 22,7 % (batupasir Bradford; dari daerah Pennsylvania) ternyata mempunyai
permeabilitas 36,6 % md (Fettke, 1934). Dalam prakteknya permeabilitas berkisar antara 5
sampai 1000 milidarcy.
2)
Dengan penaksiran kehilangan sirkulasi dalam pemboran.
3)
Dari kecepatan pemboran
4) Berdasarkan test produksi terhadap penurunan tekanan dasar lubang (bottom-hole
pressure-decline).
b. Skala Permeabilitas Semi Kuantitatif
Secara perkiraan di lapangan dapat juga dilakukan pemerian semikuantitatif sebagai berikut:
1. Ketat (tight), kurang dari 5 md
2. Cukup (fair) antara 5 sampai 10 md
3. Baik (good) antara 10 sampai 100 md
4. Baik sekali (very good) antara 100 sampai 1000 md
c. Permeabilitas Relatif dan Efektif
Permeabilitas tergantung sekali pada ada tidaknya cairan ataupun gas di dalam rongga yang
sama. Sebagai contoh, misalnya saja adanya air dan minyak. memperlihatkan permeabilitas
relative. Penjenuhan air diperlihatkan pada absis dan dinyatakan dalam persen air, koordinat
menunjukkan fraksi permeabilitas daripada fluida yang bersangkutan terhadap keadaan jika
seluruh batuan tersebut dijenuhi oleh cairan tersebut saja.
Maka pada penjenuhan air kira kira 20% permeabilitas relative minyak terhadap
permeabilitas jika seluruhnya diisi oleh minyak adalah sedikit di bawah 0,7 x, sedangkan jika
penjenuhan air itu kira kira 50% maka permeabilitas keseluruhannya adalah 0,3 x daripada
jika seluruh batuannya diisi oleh air saja atau oleh minyak saja. Pada penjenuhan 90% maka
minyak sudah tidak mempunyai permeabilitas lagi sehingga hanya air sendiri saja yang
bergerak. Dari grafik ini jelaslah, bahwa minyak bumi baru dapat bergerak jika mempunyai
penjenuhan lebih dari pada 10% dan air sama sekali tidak bisa bergerak jika penjenuhannya
di bawah 20%. Hal ini juga jelas sama untuk kehadiran gas dan minyak
"Kurva permeabilitas relative ini ada hubungan nya dengan saturasi. Pada awal-awal
minyak diproduksikan dan sumur minyak benar-benar baru pertama kali dibor, saturasi
awalnya adalah saturasi water initial atau saturasi water connate. Setelah diproduksikan,
nilai kro atau permeabilitas relative minyak semakin menurun, dan nilai krw semakin
bertambah, karena pori-pori yang diisi minyak tadi selanjutnya diisi oleh air. Sampai pada
titik akhir, nilai kro akan semakin menurun dan sampai titik saturasi oil residu atau sor"
Hal yang sama dapat dilihat, jika penjenuhan minyak kurang dari 40%, maka minyak sama
sekali tidak bisa bergerak dan hanya gas saja yang dapat bergerak. Secara berangsur angsur
permeabilitas meningkat walaupun secara relative sangat lambat yaitu sampai 100% dijenuhi
minyak.
1. Bentuk dan Ukuran batu : Jika batuan disusun oleh butiran yang besar, pipih dan seragam
dengan dimensi horizontal lebih panjang, maka permeabilitas horizontal (kh) akan lebih
besar. Sedangkan permeabilitas vertical (kv) sedang-tinggi. Jika batuan disusun berbutir
dominan kasar, membulat dan seragam, maka permeabilitas akan lebih besar dari kedua
dimensinya. Permeabilitas buat reservoir secara umum lebih rendah, khususnya pada dimensi
vertikalnya, jika butiranya berupa pasir dan bentuknya tidak teratur. Sebagian besar reservoir
minyak berbentuk seperti ini.
2. Sementasi : permeabilitas dan porositas batuan sedimen sangat dipengaruhi sementasi dan
keberadaan semen pada pori batuan
3. Retakan dan Pelarutan : pada batuan pasir, retakan tidak dapat menyebabkan permeabilitas
sekunder, kecuali pada batuan pasir yang interbedded dengan shale, limstone dan dolomite.
Pada batua karbonat, proses pelarut oleh larutan asam yang berasal dari perokolasi air
permukaan akan melalu pori pori primet batuan, bidang celah dan rekahan akan menambah
permeabilitas reservoir.
Hukum Darcy menjelaskan tentang kemampuan air mengalir pada rongga-rongga (pori)
dalam tanah dan sifat-sifat yang memengaruhinya. Ada dua asumsi utama yang digunakan
dalam penetapan hukum Darcy ini. Asumsi pertama menyatakan bahwa aliran fluida/cairan
dalam tanah bersifat laminar. Sedangkan asumsi kedua menyatakan bahwa tanah berada
dalam
keadaan
jenuh.
2. Erosi
Erosi perpindahan massa tanah,jika permeabilitas tinggi maka erosi rendah
3. Drainase
Drainase adalah proses menghilangnya air yang berkelebihan secepat mungkin dari profil
tanah. Mudah atau tidaknya r hilang dari tanah menentukan kelas drainase tersebut. Air dapat
menghilang dari permukaan tanah melalui peresapan ke dalam tanah. Pada tanah yang
berpori makro proses kehilangann airnya cepat, karena air dapat bergerak dengan lancer.
Dengan demikian, apabila drainase tinggi, maka permeabilitas juga tinggi.
4. Konduktifitas
Konduktifitas ias didapat saat kita menghitung kejenuhan tanah dalam air (satuan nilai),
untuk membuktikan permeabilitas itu cepata atau tidak. Konduktifitas tinggi maka
permeabilitas tinggi.
5. Run off
Run off merupakan air yang mengalir di atas permukaan tanah. Sehingga, apabila run off
tinggi maka permeabilitas rendah.
6. Perkolasi
Perkolasi merupakan pergerakan air di dalam tanah. Pada tanah yang kandungan litany tinggi,
maka perkolasi rendah. Sehingga, apabila perkolasi rendah maka permeabilitasnya pun
rendah.
MATERI 6
1.2. Permeabilitas ( k )
Permeabilitas didefinisikan sebagai ukuran media berpori untuk meloloskan/melewatkan
fluida. Apabila media berporinya tidak saling berhubungan maka batuan tersebut tidak
mempunyai permeabilitas. Oleh karena itu ada hubungan antara permeabilitas batuan
dengan porositas efektif.
Sekitar tahun 1856, Henry Darcy seorang ahli hidrologi dari Prancis mempelajari aliran
air yang melewati suatu lapisan batu pasir. Hasil penemuannya diformulasikan kedalam
hukum aliran fluida dan diberi nama Hukum Darcy. Dapat dilihat pada gambar 2
dibawah :
Dimana :
Q = laju alir fluida, cc/det
k = permeabilitas, darcy
= viskositas, cp
dP/dL = gradien tekanan dalam arah aliran, atm/cm
A = luas penampang, cm2
Besaran permeabilitas satu darcy didefinisikan sebagai permeabilitas yang melewatkan fluida dengan
viskositas 1 centipoises dengan kecepatan alir 1 cc/det melalui suatu penampang dengan luas 1 cm2 dengan
penurunan tekanan 1 atm/cm. Persamaan 4 Darcy berlaku pada kondisi :
1. Alirannya mantap (steady state)
2. Fluida yang mengalir satu fasa
3. Viskositas fluida yang mengalir konstan
4. Kondisi aliran isothermal
5. Formasinya homogen dan arah alirannya horizontal
6. Fluidanya incompressible
Berdasarkan jumlah fasa yang mengalir dalam batuan reservoir, permeabilitas dibedakan
menjadi tiga, yaitu :
Permeabilitas absolute (Kabs)
Yaitu kemampuan batuan untuk melewatkan fluida dimana fluida yang mengalir melalui
media berpori tersebut hanya satu fasa atau disaturasi 100% fluida, misalnya hanya
minyak atau gas saja.
Permeabilitas efektif (Keff)
Yaitu kemampuan batuan untuk melewatkan fluida dimana fluida yang mengalir lebih dari
satu fasa, misalnya (minyak dan air), (air dan gas), (gas dan minyak) atau ketiga-tiganya.
Harga permeabilitas efektif dinyatakan sebagai ko, kg, kw, dimana masing-masing untuk
minyak, gas dan air.
Permeabilitas relatif (Krel)
Yaitu perbandingan antara permeabilitas efektif pada kondisi saturasi tertentu
terhadap permeabilitas absolute. Harga permeabilitas relative antara 0 1 darcy. Dapat
juga dituliskan sebagai beikut :
Dimana :
Krw = permeabilitas relatif air
Kro = permeabilitas relaitf minyak
Krg = permeabilitas relatif gas