MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Kimia Minyak Atsiri
yang Dibina oleh Dr. Elvina Dhiaul Iftitah, S.Si., M.Si
Oleh :
Anne Alifatur R.
125090207111005
Nofiyanti
125090207111026
Fanani Lestari
125090207111031
125090207111034
125090200111005
Ayu Gumilang
1250902011110
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia sangat kaya dengan tanaman yang berpotensi sebagai penghasil minyak
atsiri. Minyak atsiri atau yang disebut juga dengan essential oils, etherial oils atau volatile
oils adalah komoditi ekstrak alami dari jenis tumbuhan yang berasal dari daun, bunga, kayu,
biji-bijian bahkan putik bunga. Setidaknya ada 150 jenis minyak atsiri yang selama ini
diperdagangkan di pasar internasional dan 40 jenis diantaranya dapat diproduksi di Indonesia.
Meskipun banyak jenis minyak atsiri yang dapat diproduksi di Indonesia, baru sebagian kecil
jenis minyak atsiri yang telah berkembang dan sedang dikembangkan di Indonesia (Gunawan,
2009).
Salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang ada di Indonesia adalah nilam.
Minyak yang berasal dari tanaman nilam ini merupakan salah satu komoditas ekspor
unggulan yang belum dikenal luas di Indonesia, tetapi sudah dikenal di pasar dunia. Aroma
dan warna dari nilam asal Indonesia memiliki ciri khas sehingga menjadikan minyak nilam
Indonesia unggul dipasar internasional. Di Indonesia terdapat beberapa jenis tanaman nilam
yang telah ditanam dan dikembangkan, yaitu nilam Aceh (Pogostemon cablin) nilam jawa
(Pogostemon heyneatus) dan nilam sabun (Pogostemon hortensis). Di pasar perdagangan
Internasional, nilam diperdagangkan dalam bentuk minyak dan dikenal dengan nama
patchouli oil. Di antara berbagai jenis minyak atsiri yang ada di Indonesia minyak nilamlah
yang jadi primadona. Setiap tahun lebih dari 45% devisa negara yang dihasilkan oleh minyak
atsiri berasal dari minyak nilam (Santoso, 1991). Indonesia memegang peranan yang cukup
besar untuk produk minyak nilam, sekitar 90% kebutuhan minyak nilam dunia berasal dari
Indonesia (BPEN, 1983). Salah satu sifat minyaknilam yang khas adalah daya fiksasinya yang
cukup tinggi. Hal ini merupakan keunggulan dari minyak nilam. Dengan adanya sifat tersebut,
tidak memungkinkan untuk disubtitusi oleh minyak sintesis. Oleh sebab itu minyak nilam
harus diekstrak dari nilam alami atau dengan kata lain pemakaian minyak nilam sebagai
produk sintesis tidak dimungkinkan (Rusli, 1993).
Ekspor minyak nilam memberikan kontribusi yang sangat penting bagi perdagangan
minyak atsiri Indonesia. Selain itu Indonesia juga berpengaruh sangat besar bagi produksi
minyak nilam dunia. Namun produksi minyak nilam Indonesia memiliki mutunyang masih
rendah sehingga harga jualnya tidak terlalu tinggi dan fluktuatif. Nilai tambah diperoleh
negara-negara pengimpor yang memproses ulang menjadi fraksi minyak nilam dengan mutu
lebih baik serta tambahan nilai dari berbagai produk yang memakai minyak nilam atau
fraksinya sebagai salah satu bahan bakunya. Untuk itulah maka perlu dicari suatu strategi
pengembangan industri minyak nilam Indonesia agar nilai tambah dari industri minyak nilam
dapat lebih dinikmati oleh Indonesia sebagai produsen utama.
Penelitian mengenai pengembangan industri minyak nilam untuk meningkatkan nilai
tambah patchouli oil telah dilakukan olehKurniawan, et al., 2011; Bulan, 1990dan 2004;
Indrawanto, 2004berupa aroma terapi, campuran kosmetik, obat, dan parfum. Sedangkan
penelitian tentang pemanfaatan minyak nilam sebagai sabun anti nyamukbelum pernah
dilakukan, sehingga kami berinisiatif untuk meningkatkan mutu kualitas pada minyak nilam
dengan menjadikan minyak nilam (patchouli oil) sebagai mosquito repellantatau penolak
nyamuk.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Minyak Atsiri dan Minyak Nilam
Di Indonesia dikenal beberapa varietas nilam yang sangat potensial untuk diambil
minyak atsirinya yaitu (Kardinan dan Ludi, 2010):
1. Pogostemon cablin, Benth (syn P. patchouli Pell.) atau dikenal sebagai nilam Aceh atau
varietas sidikalang, banyak diusahakan di Provinsi Nagroe Aceh Darussalam dan Sumatera
Utara. Nilam aceh termasuk jenis nilam yang bermutu tinggi dan banyak diincar
konsumen. Nilam ini memiliki ciri-ciri yaitu (Dinas Perkebunan, 2013):
a. Biasa terdapat di Filipina, Brazilia, Paraguai, Madagaskar, dan Indonesia.
b. Daunnya agak membulat seperti jantung.
c. Bagian bawah daun terdapat bulu-bulu rambut sehingga warnanya pucat.
d. Jarang sekali berbunga.
e. Kadar minyak 2,5 5 % dan komposisinya bagus.
f. Kualitas minyaknya sangat tinggi.
memiliki tingkat kematian lebih tinggi dibandingkan di pesemaian. Pesemaian bibit nilam
dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu (Dinas Perkebunan Jatim, 2013):
1. Pesemaian di Bedengan.
o Lahan pesemaian harus gembur dan subur serta datar
o Dekat dengan sumber air atau mata air.
o Bedengan dibuat dengan ukuran lebar 80 120 cm, tinggi 25 30 cm, panjang
tergantung kondisi lapangan.
o Ukuran tanah dan pasir dengan perbandingan 2 : 1, bagian atas bedengan diberi pupuk
kandang atau kompos secara merata.
o Penanaman stek bibit dilakukan pada sore hari dengan jarak tanam 10 x 10 cm, dengan
posisi miring 45 .
o Penyiangan dan penyiraman harus selalu dilakukan.
o Setelah 2 3 minggu akan nampak tunas-tunas muda yang tumbuh, tunas akan tumbuh
lebih cepat dari pada akar
o Setelah 4 5 minggu tunas dan akar akan tumbuh merata dan sudah siap untuk
dipindahkan.
2. Pesemaian di kantong plastik
o Polybag yang digunakan berukuran 8 x 12 cm x 0,05 mm dengan dilubangi agar
mendapatkan sirkulasi udara dan air yang baik.
o Campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1, dimasukkan ke
polybag sebanyak
o dari volume polybag, dibiarkan selama 4 5 hari baru kemudian dipindahkan ke
bedengan.
o Selanjutnya stek ditanamkan kedalam tanah polybag pada sore hari dengan sudut
kemiringan 45
o Pada umur 2 3 minggu biasanya sudah tumbuh tunas-tunas baru, oleh karena itu pada
umur 4 minggu naungan sudah dapat disingkirkan dan stek sudah siap di tanam
dilapangan.
o Perawatan, penyiraman dan penyiangan gulma dilakukan sesuai kondisi bedengan.
c. Metode Bercocok Tanam
Keberhasilan budidaya nilam sangat dipengaruhi dari metode bercocok tanam. Halhal yang harus diperhatikan pada saat bercocok tanam nilam adalah sebagai berikut (Dinas
Perkebunan Jatim, 2013):
1. Pesiapan Lahan
Lahan disiapkan 1-2 bulan sebelum masa tanam, dengan tujuan untuk mendapatkan
kondisi tanah yang gembur atau remah dan membersihkan gulma. Pengolahan lahan
dilakukan dengan pencangkulan dengan kedalaman 30 cm, kemudian dibuat bedengan
dengan ukuran tinggi 20 30 cm, lebar 1 1,5 m, dan panjang disesuaikan dengan kondisi
lahan. Jarak antara bedengan berkisar antara 40 50 cm. Bedengan dibiarkan selama 2
minggu, kemudian dicangkul lagi sampai terbentuk gumpalan gumpalan tanah yang halus
dan diberikan pupuk organis (pupuk kandang yang sudah matang). Setelah diberi pupuk
organik bedengan dibiarkan lagi kira-kira 2 (dua) minggu. Satu minggu menjelang tanam
dibuat lubang tanam dengan ukuran 15 x 15 x 15 cm, dengan jarak tanam 40 x 40 cm atau 40
x 50 cm atau 50 x 50 cm.
2. Cara Penanaman
Waktu yang baik untuk penanaman nilam adalah di awal musim hujan, karena musim
merupakan factor penentu keberhasilan tanaman nilam. Satu lubang tanam dapat diisi dengan
1 2 stek, diusahakan penanaman tidak terlalu dangkal karena tanaman bisa mudah roboh.
Jika penanaman tanaman nilam dilakukan dengan sistem tumpangsari dapat memberikan
keuntungan antara lain (Dinas Perkebunan Jatim, 2013):
o Menekan biaya pemeliharaan
o Mengurangi resiko kegagalan akibat fluktusi harga
o Meningkatkan produktivitas tanah
d. Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman nilam dapat dilakukan dengan cara penyulaman, penyiraman,
penyiangan, pemupukan, dan pengendalan hama dan penyakit tanaman.
1. Penyulaman
Penyulaman dilakukan 3 minggu setelah tanam untuk tanaman yang mati, layu, dan
kurang segar. Tanaman yang mati disulam dengan bibit sulaman dari pesemaian yang telah
disiapkan. Penyulaman bertujuan untuk menjaga produktivitas lahan sehingga diharapkan
produksinya tidak berkurang jauh dari estimasi yang telah dianalisa.
2. Penyiraman
Air sangat diutuhkan Pada masa pertumbuhan untuk menjaga kondisi kelembaban
tanah terutama pada saat musim kemarau. Pemberian air dapat dilakukan dengan
memasukkan air melalui sela-sela bedengan, kemudian air dibiarkan meresap kedalam tanah
dan diusahakan tidak ada air yang menggenang.
3. Penyiangan
Penyiangan dilakukan sebelum pemupukan, yakni menjelang umur 1 bulan, 3 bulan
dan 5 bulan. Penyiangan dilakukan untuk membersihkan gulma (rumput pengganggu
tanaman) di sekeliling tanaman nilam, agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman
induknya, dan untuk memutus daur hidup hama dan penyakit.
4. Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk menambah unsur hara dalam tanah sebagai usaha untuk
memelihara serta mempertinggi kesuburan tanah. Pemupukan tanaman nilam terdiri dari:
pupuk dasar, pupuk susulan, dan pupuk daun bila diperlukan.
o Pupuk dasar diberikan pada waktu pesemaian, dan bedengan dikebun yang diberikan 2
minggu sebelum tanam. Dosis pupuk kandang sekitar 10 20 ton/ha.
o Pupuk SusulanUntuk mempercepat pertumbuhan tanaman nilam dan mendapatkan hasil
yang optimal perlu dilakukan pemupukan susulan dengan jenis dan dosisi pupuk
sebagaimana tabel dibawah ini :
Beberapa jenis hama yang menyerang tanaman nilam dan cara pengendaliannya
dapat dilihat pada tebel berikut (Dinas Perkebunan Jatim, 2013):
Tabel 2. Jenis hama yang menyerang tanaman nilam dan cara pengendalian
N Jenis hama
Gejala yang ditimbulkan
Cara pengendalian
o
1
Tungau merah
Timbulnya bercak-bercak
a. Pemangkasan daun untuk
(Tentranychus sp.) putih yang semakin lama
mencegah meluasnya
semakin melebar. Daun
serangan
b.
Menanam tanaman
berlekuk-lekuk tidak teratur.
perangkap seperti ubi kayu
Pada tingkat serangan berat
dan jarak sebagai barrier
daun akan rontok.
c. Penggunaan musuh alami
seperti Phytosentulis
persimlis yang akan
menyerang telur dan nimfa
d. Penyemprotan dengan
insektisida nabati (ekstrak
biji mimba) dosis 100g/L.
2
Belalang
memakan daun, sehingga
a. melakukan sanitasi
(Orthopera)
tanaman menjadi gundul.
lingkungan
b.
melakukan pengolahan
Pada serangan berat, batang
tanah yang baik karena
tanaman akan dimakan dan
dapat membunuh telur
akhirnya tanaman mati.
belalang kayu sebelum
menetas
c. menggunakan musuh alami
seperti cendawan
Metarhizium anisoliae.
3
Criket pemakan
Menyerang daun muda,
a. menggunakan pestisida
daun (Gryllidae)
sehingga daun berlubangnabati seperti ekstrak biji
lubang dan menyebabkan
nimba (100 gr/liter), minyak
produksi turun.
serai wangi, minyak
cengkeh (konsentrasi 305
v/v)
b. menggunakan agensia hayati
seperti Beauveria bassiana
untuk ulat pemakan daun
4
Ulat penggulung
Ulat ini hidup dalam
a. mengumpulkan dan
daun (Pachyzaneba gulungan daun muda,
memusnahkan bagian
stultalis)
memakan daun yang tumbuh,
tanaman yang terserang.
b. Penyemprotan dengan
pada serangan berat, yang
insektisida alami (ekstrak
tersisa hanya tulang-tulang
biji mimba) dan
daun nilam.
bioinsektisida (Beauveria
bassiana)
5
Nematoda
Nematoda merusak perakaran Nematoda parasit tanaman
tanaman sehingga penyerapan dapat dikendalikan dengan cara
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
b. Patchouli Alkohol
Komponen utama yang terkandung dalam minyak nilam adalah Patchouli
Alkohol.Patchouli alkohol merupakan seskuiterpen alkohol yang dapat diisolasi dari minyak
nilam, tidak larut dalam air, larut alam alkohol, eter atau pelarut organik yang lain,
mempunyai titik didih 140C pada 8 mmHg, Kristal berwarna putih dengan titik lebur 56C.
(Aisyah, 2008).
Salah satu sifat minyak nilam adalah daya fiksasinya yang cukup tinggi. Minyak nilam
mengandung senyawa patchouli alcohol yang merupakan penyusun utama dalam minyak
nilam dan kadarnya mencapai 50-60%. Patchoulialkohol merupakan senyawa seskuitepen
alkhol tersier trisiklik. Mempunyai titik didih 280.37C dan Kristal yang terbentuk memiliki
titik leleh 56C (Guenther,1990).
Selain mengandung senyawa patchouli alcohol (komponen mayor) minyak nilam juga
mengandung komponen minor lainnya. Senyawa penyusun minyak atsiri bersifat asam dan
netral. Begitu pula dengan minyak nilam yang tersusun atas senyawa-senyawa yang bersifat
asam dan netral. Misalnya senyawa asam 2-naftalenkarboksilat yang merupakan salah satu
komponen minor penyusun nilam (Guenther,1990).
280-1962 E2073.1962))
Kelarutandalam etanol
90% padasuhu 25
3C
Bilangan asam
maksimal
Bilangan ester
maksimal
Minyakkruing
Zat-zatasing
Alkohol tambahan
Lemak
Minyak pelican
Bau
Putaranoptic
Larutjernihatauopalesensiringandala
mperbandingan volume 1 s/d 10
bagian
SP-SMP-19-1975 (ISO R
5.0
SP-SM-26-1975 (ISO R
1242-1973 E)
10.0
SP-SMP-27-1975
Negatif
Negatif
SP-SMP-25-1975
SP-SMP-23-1975
SP-SMP-24-1975
SP-SMP-41-1975
(SI NO. 25/SI/73)
organoleptik
ISO R592-1957
Segar, khasminyaknilam
47
Minyak nilam selain digunakan sebagai bahan pewangi, juga dapat digunakan sebagai
penahan aroma wangi-wangian bahan pewangi lain sehingga bau wangi tidak cepat hilang dan
lebih tahan lama (fiksatif) dalam pembuatan parfum, kosmetik dan sabun. Bahkan saat ini,
minyak nilam banyak dikembangkan ke arah produk obat-obatan. Hal ini dikarenakan minyak
nilam mengandung lebih dari 24 jenis sesquiterpene, yang berpotensi sebagai senyawa anti
kanker, anti mikroba, anti inflamatory, antibiotik, dan anti mikroba dan anti tumor
(Kurniawan dkk, 2011)
Aplikasi lain dari Minyak Nilam adalah Sebagai Bahan Aditif Sabun Transparan
Antiseptik. Sabun transparan adalah sabun mandi dengan tampilan transparan, menghasilkan
busa lebih lembut dikulit dan penampakannya lebih berkilau dibandingkan jenis sabun
lainnya. Berdasarkan penelitian terhadap bioktifitasnya, ternyata minyak nilam memiliki
kandungan antibakteri, dan anti radang. Salah satu bentuk sediaan yang tepat untuk
memformulasikan minyak nilam untuk antiseptik adalah berupa sabun transparan. Selain
aplikasi yang telah disebutkan, nilam juga dapat diaplikasikan utuk hal-hal lain yaitu:
a. Sebagai Parfum atau Wewangian
Aroma woodsy yang yang berasal dari minyak nilam menjadikannya salah satu
parfum pilihan orang-orang di dunia. Tidak hanya sebagai wewangian pakaian saja,
melainkan dapat juga dijadikan sebagai pengharum ruangan baik ruang tidur maupun kamar
mandi. Karena aromanya yang menimbulkan ketenangan orang yang mencium aromanya.
b. Mengusir serangga
Selain sebagai parfum dan pengharum ruangan. Minyak nilam juga dapat berfungsi
sebagai pengusir serangga terutama serang perusak pakaian dan serangga serangga yang ada
dalam kamar mandi. Daun nilam yang diletakkan di antara lipatan-lipatan buku dapat
mencegah kedatangan serangga (Sastrapraja dkk, Tanaman Industri (1981) hal.22-23). Hal itu
menunjukkan bahwa nilam sangat berkhasiat dalam pengusiran dan pencegahan serangga.
Anda bisa mecampurkan minyak nilam kedalam sampo herbal yang anda miliki dan
menggunakannya sebagai pembersih kepala.
g. Pengobat Bebagai Penyakit
Air bekas rebusan daun nilam juga dapat anda gunakan sebagai obat batuk dan asma.
Selain itu, air rebusan daun nilam juga bisa digunakan dalam pengobatan bisul. Akarnya
dapat digunakan sebagai obat rematik.
h. Penyedap Makanan
Selain beberapa hal di atas, anda juga dapat memasukkan daun nilam sebagai salah
satu bumbu penyedap makanan.
2.7.
BAB III
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Tanaman nilam (Pogostemon patchouli atau Pogostemon cablin Benth) merupakan
tanaman perdu wangi berdaun halus dan berbatang segiempat. Bagian daun tanaman ini dapat
disuling untuk mendapatkan minyak (patchouli oil) yang banyak digunakan dalam berbagai
kegiatan industri. Minyak nilam merupakan salah satu jenis minyak atsiri yang sangat
berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia. Di Indonesia terdapat tiga jenis nilam yang
dapat dibedakan menurut karakter morfologinya, kandungan PA dan kualitas minyak serta
ketahanan terhadap cekaman biotik dan abiotik yaitu P cablin Benth. ( nilam aceh), P.
heyneanus Benth (nilam jawa), dan P. hortenis Becker (nilam sabun). Minyak nilam
mengandung komponen utama patchouli alcohol (PA, C15H26) yang berfungsi sebagai bahan
baku pengikat dan sebagai bahan pengendali penerbang untuk parfum agar aroma
keharumannya bertahan lebih lama. Minyak nilam dapat dimanfaatkan sebagai parfum,
wewangian, dan pengusir serangga. Kandungan minyak atsiri dalam nilam dapat diisolasi
melalui proses destilasi air dan uap.
5.2 Saran
Potensi kandungan patchouli alkohol dalam minyak nilam perlu dikembangkan lagi
menjadi produk yang siap pakai. Kualitas minyak nilam juga harus ditingkatkan dengan
memperbaiki teknik budidaya tanaman nilam.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Yuliani. 2008. Komposisi Kimia Dan Sifat AntiBakteri Minyak Nilam. Majalah
Farmasi Indonesia. Fakultas Teknologi Pertanian UGM Yogyakarta, Volume 19,
Nomor 3.
Amalia. 2013. Karakteristik Tanaman Nilam di Indonesia. Balai Penelitian Tanaman Obat
dan Aromatik. Bogor
BPEN. 1983. Diversivikasi Jenis Ekspor Minyak Atsiri Indonesia, Badan Pengembangan
Ekspor Nasional Departemen Perdagangan Republik Indonesia.
Buchbauer, G. 1993.Biological Effects of fragrances and Essential Oils.Journal Perfumer
and flavorist ; 18, 19-24.
Bulan, R. 2004. Esterifikasi Patchouli Alkohol Hasil Isolasi Dari Minyak Daun Nilam
(Patchouli Oil). Medan: USU digital library.
Bulan, R. 1990. Isolasi, Identifikasi Dan Sintesis Turunan Patchouli Alkohol Dari Mnyak
Nilam. Tesis Fakultas Pasca Sarjana. Yogkarta: UGM.
Dinas Perkebunan Jawa Timur. 2013. Budidaya Tanaman Nilam. Pengembangan Sarana dan
Prasarana Pembangunan Perkebunan. Jawa Timur
Guenther, E. 1990. Minyak atsiri. Diterjemahkan oleh R.S. Ketaren dan R. Mulyono. Jilid
IIIA. Jakarta : UI Press.
Gunawan, W. 2009. Kualitas dan Nilai Minyak Atsiri, Implikasi Pada Pengembangan
Turunannya. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional dengan tema: Kimia
Bervisi SETS (Science, Environment, Technology, Society) Kontribusi Bagi
Kemajuan Pendidikan dan Industri, diselenggarakan Himpunan Kimia Indonesia Jawa
Tengah, pada tanggal 21 Maret 2009, di Semarang.
Harborne, J. B. 1987. Metode fitokimia. Diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinada dan I.
Soediri. Bandung. Institut Teknologi Bandung.
Helliker, P, E, 2000, N, N-Diethyl-Meta-Toluamide (DEET) Risk Characterization
Document, California Enviromental Protection Agency, Department of Pesticide
Regulation, California
Indrawanto, C., & Mauludi, L. 2004. Strategi pengembangan industri nilam
Indonesia. Perkembangan Teknologi Tanaman Rempah dan Obat, 16(2), 62-73.
Kardinan, A., dan Ludi, L. 2010.Nilam: Tanaman Beraroma Wangi Untuk Industri
Parfum dan Kosmetik, Agromedia Pustaka, Jakarta.
Ketaren, S. 1985.Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Jakarta: Balai Pustaka.
Kurniawan, D., M. Endy, Hermawan D.A., dan Yayang A.S. 2011.Pemanfaatan Minyak
Goreng Bekas untuk Pemisahan Patchouli Alkohol Minyak Nilam dengan
Destilasi Ekstraktif, Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan (ISSN
1693-4393), Jurusan Teknik Kimia Program Diploma Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro, Semarang.
Laili, N. R., 2015, Sintesis Patchouli Benzamida Sebagai Repellent Nyamuk
Culexquinquefasciatus Say. dan Kajian Aktifitas Secara In Silico dan In Vitro,
Skripsi, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmi Pengetahuan Alam Universitas
Brawijaya, Malang
Laili, N. R., Sella, F. P., Nofiyanti, dan Hikmah, Y. F., 2015,Anti Nyamuk GRA-TI-S
(Fragrant,Lotion, and Soap) Berbasis Minyak Atsiri, Proposal Program Mahasiswa
Wirausaha, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmi Pengetahuan Alam Universitas
Brawijaya, Malang
Mangun, H.M.S., Herdy, W., dan Agus, P.S. 2012.Nilam. Jakarta: Penebar Swadaya.
Meika, S.R. 2010.Sukses Memproduksi Minyak Atsiri. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Mustanir dan Rosnani, 2008, Isolasi Senyawa Bioaktif Penolak (Repellent) Nyamuk dari
Ekstrak Aseton Batang Tumbuhan Legundi (Vitex Trifolia),Bul. Littro,XIX (2): 174180
Naomi, P., M, A., Gaol, L., Toba, M.Y., 2013, Pembuatan Sabun Lunak dari Minyak
Goreng bekas Ditinjau Dari Kinetika Reaksi Kimia, Jurnal Teknik Kimia, 19(2),
42-48
Nurlelasari, Desi, H. Rani, M. 2007. Peningkatan Kadar Patchouli Alkohol pada Minyak
Nilam Melalui Teknik Kultur Jaringan. Laporan Penelitian. Jurusan Kimia. Fakultas
MIPA. Universitas Padjadjaran. Bandung
Nuryani, yang. 2006. Karakteristik Empat Aksesi Nilam. Balai Penelitian Tanaman Obat
dan Aromaterapik, Bogor. Jurnal Buletin Plasma Nutfah Vol.1 No.2 : 45-49
Nurjayanti, M., 2012, Sintesis Senyawa Organonitrogen dari Patchouli Alkohol Melalui
Reaksi Ritter Dengan Benzonitril dan Uji Toksisitasnya Terhadap Artemia salina
Leach.,Skripsi, Universitas Brawijaya, Malang
Priani, S. E. dan Lukmayani, Y., 2010, Pembuatan Sabun Transparan Berbahan Dasar
Minyak Jelantah Serta Hasil Uji Iritasinya Pada Kelinci , SNaPP2010 Edisi
Eksakta, LPPM Universitas Islam Bandung, Bandung
Rahmat, R. 2003.Nilam: Prospek Agribisnis dan Teknik Budidaya. Yogyakarta: Kanisisus.
Rusli, S. dan P. Wakhid. 1993. Tanaman minyak atsiri Indonesia dan prospek
pengembangannya. Makalah Temu Usaha Minyak Atsiri. Jakarta
Santoso, H. B. 1991. Bertanam nilam bahan industri Wewangian. Yogyakarta: Kanisius
Shinta, 2012, Potensi Minyak Nilam Daun Nilam( Pogostemon cablin B.), Daun
Babadotan (Ageratum conyzoides L), Bunga Kenanga (Cananga odorata hook F &
Thoms) dan Daun Rosemary (Rosmanirus officinalis L) sebagai Repelan terhadap
Nyamuk Aedes aegypti L., Artikel, 22(2)
Simmons, Thomas, E., 1987, Insect Repellent Soap Composition, U.S. Patent, No. 4707496
Sufriadi E., Mustanir., 2004. Strategi Pengembangan Menyeluruh terhadap Minyak
Nilam (Patchouli Oil) di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Perkembangan
teknologi TRO Vol. XVI, No. 2
Syafruddin dan Eka Kurniasih, (Tanpa tahun), Aplikasi Minyak Nilam Sebagai Bahan
AditifSabun Transparan Antiseptik, Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri
Lhokseumawe, Aceh