Anda di halaman 1dari 7

UAS BAHASA INGGRIS FOR TP STUDENTS

Name : Sarinarulita
NIM : 06032681418040
1. ORIGINAL TEXT
In university, the most common type of writing that students have to write is academic
writing. Academic writing has its own characteristics that make it different from personal
writing (Bowker, 2007). Academic writing has its typical format: beginning, middle, and end.
It is also written by citing published authors opinion to support the writing. Rules of
punctuation and grammar must be followed in writing academically as well. To have a good
academic writing, some stages have to be passed through. They are prewriting, planning,
writing, revising, and editing (Oshima & Hogue, 1999). Prewriting helps the students choose
a topic and gather information about it. Planning is the process of making outline. It is
necessary because an essay is long. It keeps the students on the track, too. Then, the students
write the rough draft based on the outline. The last two stages are revising and editing.
Revising allows the students to improve their writing by changing, rearranging, adding, or
deleting any ideas in the writing in order to communicate the thoughts. On the other hand, in
editing the students check any errors or mistakes in grammar, structure, spelling, or
punctuation. To end the stages, the students are supposed to write the final copy neatly.
TRANSLATE:
Di universitas, jenis yang paling umum dari menulis bahwa siswa harus menulis adalah
menulis akademik. Menulis akademik memiliki ciri khas tersendiri yang membuatnya
berbeda dari tulisan pribadi (Bowker, 2007). Menulis akademik memiliki format yang khas:
awal, tengah, dan akhir. Hal ini juga ditulis dengan mengutip pendapat penulis diterbitkan
untuk mendukung penulisan. Aturan tanda baca dan tata bahasa harus diikuti dalam menulis
akademis juga. Untuk memiliki menulis akademik yang baik, beberapa tahapan harus
melewati. Mereka prapenulisan, perencanaan, menulis, merevisi, dan mengedit (Oshima &
Hogue, 1999). Prapenulisan membantu siswa memilih topik dan mengumpulkan informasi
tentang hal itu. Perencanaan adalah proses pembuatan outline. Hal ini diperlukan karena esai
panjang. Itu membuat siswa di trek, juga. Kemudian, para siswa menulis draf kasar
berdasarkan garis besar. Dua tahap terakhir merevisi dan mengedit. Revisi memungkinkan
siswa untuk meningkatkan kemampuan menulis mereka dengan mengubah, menata ulang,
menambah, atau menghapus ide dalam menulis untuk mengkomunikasikan pikiran. Di sisi
lain, dalam mengedit siswa memeriksa setiap kesalahan atau kesalahan dalam tata bahasa,

struktur, ejaan, tanda baca atau. Untuk mengakhiri tahapan, siswa yang seharusnya untuk
menulis salinan akhir rapi.
PARAPHRASE:
Tulisan akademik adalah tipe yang paling umum dari bentuk menulis di mana
mahasiswa harus menulis yang dilakukan di universitas. Tulisan akademik memiliki
karakteristik khusus yang membuatnya berbeda dari tulisan perseorangan (Bowker, 2007).
Susunan yang khas dari tulisan akademik adalah awal tulisan, pokok tulisan dan akhir tulisan.
Tulisan akademik juga ditulis melalui kutipan dari terbitan opini pengarang untuk
mendukung penulisan akademik. Tata cara dalam tanda baca dan tata bahasa harus ditaati
dalam menulis secara akademis sebaik mungkin. Beberapa langkah harus dilewati oleh
seorang penulis dalam menulis akademis agar mempunyai tulisan akademik yang bagus.
Beberapa langkah yang harus dilewati tersebut adalah pra penulisan, perencanaan, penulisan,
perbaikan, dan pengeditan (Oshima & Hogue, 1999). Mahasiswa dapat terbantu dalam
memilih pokok bahasan dan mengumpulkan informasi tentang pokok bahasan tersebut
melalui pra penulisan. Langkah perencanaan merupakan proses dalam membuat skema
tulisan. Perencanaan dibutuhkan karena esai merupakan tulisan yang panjang. Melalui
perencanaan ini juga dapat membuat penulis tetap berada pada ide awal tulisan. Selanjutnya,
mahasiswa menulis konsep dasar berdasarkan pada skema tulisan. Dua langkah terakhir
adalah memperbaiki dan mengedit. Memperbaiki tulisan memberikan kesempatan bagi
mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan menulis mereka dengan mengubah, menyusun
ulang, menambahkan atau menghapus gagasan apapun dalam menulis dengan maksud
menyampaikan apa yang ada dalam pikiran mahasiswa. Di lain pihak, dalam mengedit
mahasiswa memeriksa kesalahan atau kekeliruan dalam tata bahasan, struktur, ejaan atau
tanda baca. Pada langkah terakhir, mahasiswa diharapkan menulis salinan akhir dengan rapi.
SUMMARY:
Tulisan yang paling umum dalam kalangan universitas adalah tulisan akademik dengan
susunan yang khas yaitu awal tulisan, pokok tulisan dan akhir tulisan dengan memperhatikan
aturan tata bahasa dan tanda baca. Agar tulisan akademik tersebut baik maka harus mengikut
langkah-langkah yaitu pra penulisan, perencanaan, penulisan, perbaikan dan pengeditan di
mana pada langkah akhir mahasiswa diharapkan membuat salinan tulisan dengan rapi.
2. ORIGINAL TEXT

As people live in advanced technological era, they cannot ignore technology. Facebook
is an example. Facebook has become very well-known since its first launch in 2004. A survey
showed that the social media had more than 500 million active users as of March 2011, and it
increased and reached 1.11 billion users in the world as of May 2013. Surprisingly, among
more than 200 countries in the world, Indonesia ranked the 2 nd position as of January 2012
numbering 41.8 million users and as of May-June 2013 were in the 4 th position of Facebook
users numbering 92.9% or 64 million active users (Grazella, 2013). One of the features
Facebook has is group. People can create a group to share common interest, common ground,
or particular themes (Mack, Behler, Roberts, & Rimland as cited in Gafni & Deri, 2012). This
feature provides unlimited number of members to join. It also allows the members to share
ideas, interact, question, comment, and critique on topics they like to discuss (Limbu, 2011).
By being the group member, someone does not have to be friend of other members or expose
his personal information. Once Facebook group is created, it can be opened for public or
secretly, or limited only for the members, in which only the members can see the activities
inside the group.
TRANSLATE:
Sebagai orang hidup di era teknologi canggih, mereka tidak bisa mengabaikan
teknologi. Facebook adalah contoh. Facebook telah menjadi sangat terkenal sejak
diluncurkan pertama kali pada tahun 2004. Sebuah survei menunjukkan bahwa media sosial
memiliki lebih dari 500 juta pengguna aktif per Maret 2011, dan itu meningkat dan mencapai
1110000000 pengguna di dunia sebagai Mei 2013. Anehnya , di antara lebih dari 200 negara
di dunia, Indonesia peringkat posisi ke-2 sebagai Januari 2012 berjumlah 41.800.000
pengguna dan pada Mei-Juni 2013 berada di posisi ke-4 dari pengguna Facebook yang
berjumlah 92,9% atau 64 juta pengguna aktif (Grazella 2013 ). Salah satu fitur Facebook
memiliki adalah kelompok. Orang dapat membuat grup untuk berbagi kepentingan bersama,
kesamaan, atau tema tertentu (Mack, Behler, Roberts, & Rimland seperti dikutip dalam Gafni
& Deri, 2012). Fitur ini memberikan jumlah yang tidak terbatas anggota untuk bergabung.
Hal ini juga memungkinkan anggota untuk berbagi ide, berinteraksi, pertanyaan, komentar,
dan kritik pada topik mereka ingin membicarakan (Limbu, 2011). Dengan menjadi anggota
kelompok, seseorang tidak harus menjadi teman dari anggota lain atau mengungkapkan
informasi pribadinya. Setelah kelompok Facebook dibuat, dapat dibuka untuk umum atau
diam-diam, atau terbatas hanya untuk anggota, di mana hanya anggota dapat melihat kegiatan
di dalam kelompok.

PARAPHRASE:
Sebagai masyarakat yang hidup di zaman teknologi yang maju, masyarakat tidak dapat
menghindari teknologi. Facebook adalah salah satu contoh dari teknologi. Facebook menjadi
sangat terkenal sejak peluncuran pertamanya pada tahun 2004. Salah satu penelitian
menunjukkan bahwa sosial media memiliki lebih dari 500 juta pengguna yang aktif sejak
Maret 2011, dan pengguna Facebook meningkat hingga mencapai 1,11 miliar pengguna di
dunia sejak Mei 2013. Mengherankannya adalah di antara lebih dari 200 miliar negara-negara
di dunia, Indonesia menduduki peringkat kedua pada Januari 2012 sebanak 41,8 juta
pengguna dan pada Mei-Juni 2013 berada di peringkat keempat pengguna Facebook
sebanyak 92,9% atau 64 juta pengguna aktif (Grazella, 2013). Salah satu keistimewaan dari
Facebook adalah dapat memiliki kelompok/grup. Orang-orang dapat membuat kelompok
untuk berbagi minat yang sama, pokok bahasan yang sama, atau tema-tema khusus (Mack,
Behler, Roberts, & Rimland dikutip dalam Gafni & Deri, 2012). Keistimewaan ini
menyediakan sejumlah anggota yang tidak terbatas untuk bergabung. Dalam kelompok ini
anggotanya diperbolehkan berbagi gagasan, saling berinteraksi, bertanya satu sama lain,
berpendapat, dan mengkritik pada pokok bahasan yang mereka sukai untuk dibahas (Limbu,
2011). Dengan menjadi anggota dari grup, seseorang tidak harus menjadi teman bagi anggota
lainnya atau menyebarkan informasi pribadinya. Dengan hanya satu kali grup Facebook
dibuat, grup ini dapat dibuka untuk umum atau secara rahasia, atau hanya terbatas untuk
anggota saja, di mana hanya anggota saja yang dapat mengamati kegiatan-kegiatan di dalam
grup tersebut.
SUMMARY:
Facebook merupakan dalah satu bentuk teknologi yang menarik perhatian masyarakat
dengan penggunanya meningkat hingga 1,11 miliar dalam hampir 10 tahun pertama sejak
diluncurkan tahun 2004. Bahkan Indonesia menduduki peringkat kedua dengan pengguna
terbanyak pada Januari 2012 karena memiliki keistimewaan yaitu dapat membuat grup
dimana anggotanya tidak terbatas dan dapat berbagi informasi apapun tanpa harus berteman
dengan sesama anggota grup.
3. ORIGINAL TEXT
Pedagogically, Facebook is potential for language classes. In the group, the members
can share anything which can be responded by others peer comments. Rudy (2011)
mentions the importance of peer comment. Peers are good source of giving feedback and help
the student make improvements. Unfortunately, Facebook cannot automatically detect errors
or mistakes in grammar, structure, and punctuation. It can only detect errors or mistakes in

spelling. The students have to check again and again to make sure that they do not make any
mistakes in their writing. In this case, Rudy (2012) has suggested that because writing needs
a process from drafting, revising, and editing, students have to directly type in their laptop by
applying grammar and spelling check in review menu after they are sure that they have
followed the rules of writing academically.
TRANSLATE:
Pedagogis, Facebook adalah potensi kelas bahasa. Dalam kelompok, para anggota dapat
berbagi apapun yang dapat direspon oleh orang lain - rekan komentar. Rudy (2011)
menyebutkan pentingnya rekan komentar. Peer adalah sumber yang baik dari memberikan
umpan balik dan membantu siswa melakukan perbaikan. Sayangnya, Facebook tidak dapat
secara otomatis mendeteksi kesalahan atau kesalahan dalam tata bahasa, struktur, dan tanda
baca. Ini hanya dapat mendeteksi kesalahan atau kesalahan dalam ejaan. Para siswa harus
memeriksa lagi dan lagi untuk memastikan bahwa mereka tidak membuat kesalahan dalam
tulisan mereka. Dalam hal ini, Rudy (2012) telah menyarankan bahwa karena menulis
memerlukan proses dari penyusunan, merevisi, dan mengedit, siswa harus langsung
mengetikkan laptop mereka dengan menerapkan tata bahasa dan ejaan cek di review menu
setelah mereka yakin bahwa mereka telah mengikuti aturan penulisan akademis.
PARAPHRASE:
Menurut ilmu pendidikan, Facebook memiliki kekuatan besar dalam kelas bahasa.
Dalam grup, anggotanya dapat saling memberikan informasi apapun yang dapat ditanggapi
oleh anggota lainnya-pendapat rekan sejawat. Pentingnya tentang pendapat rekan sejawat
dikemukakan oleh Rudy (2011). Rekan sejawat merupakan sumber informasi yang baik
dalam memberikan umpan balik dan membantu siswa demi kemajuannya. Malangnya,
Facebook tidak dapat secara otomatis menemukan kesalahan atau kekeliruan tata bahasa,
struktur dan tanda baca. Facebook hanya dapat menemukan kesalahan atau kekeliruan dalam
ejaan saja. Siswa harus memeriksa lagi dan lagi agar benar-benar yakin bahwa mereka tidak
melakukan kesalahan dalam penulisan mereka. Dalam kasus ini, Rudy (2012) mengusulkan
bahwa menulis membutuhkan proses mulai dari membuat konsep, memperbaiki tulisan dan
mengedit, siswa harus secara langsung mengetik di laptop mereka dengan menggunakan
tanda pemeriksaan tata bahasa dan ejaan dalam meninjau menu setelah siswa memastikan
bahwa mereka sudah mengikuti aturan penulisan secara akademik.
SUMMARY:

Facebook memiliki dampak besar dalam kelas karena dalam grup di Facebook para
anggotanya dapat saling berbagi informasi dan saling menanggapi dengan rekan sejawat.
Namun Facebook tidak dapat menemukan kesalahan dalam tata bahasa dan tanda baca, hanya
ejaan saja yang terdeteksi. Oleh karena itu, sebaiknya siswa harus memulai dari proses
mengkonsep hingga memeriksa dengan yakin tata bahasa dan ejaan dalam penulisan.
4. Write the references for the followings by browsing from internet
a. Social Media in the Classroom: Why Ontario Students Are Failing in the Real ...
Oleh Jason Beaudry

https://books.google.co.id/books?id=zyaMaFVz9oC&pg=PA126&lpg=PA126&dq=rita+inderawati+in+Jason+Beaudry&source=bl&ots
=Fdzh4zqJJt&sig=tcKr9j4-dewDA1oq3q7f-1Qq1cQ&hl=id&sa=X&ei=i09HVYjeKIcugST6IDQAw&ved=0CC8Q6AEwAg#v=onepage&q=rita%20inderawati%20in
%20Jason%20Beaudry&f=false
Jawaban:
Beaudry, J. (2012). Social Media in the Classroom: Why Ontario Students Are
Failing In The Real World. Bloomington: iUniverse.

b. The Application of Literature for All and Literature Across Curriculum


Concept by Responding Literary Works to the Enlightenment of
Character Education in Indonesia Context by Rita Inderawati (Journal
ofTeaching and Education, Vol.2 no.1, 2012

http://www.universitypublications.net/jte/0201/html/HVD189.xml
Jawaban:

Inderawati, R. (2013). The application of literature for all and literature across
curriculum concept by responding literary works to the enlightenment of
character education in Indonesia context. Journal of Teaching and
Education, 2(1), 13-24.

GOOD LUCK
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai