PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Indonesia sebagai Negara berkembang memiliki potensi yang luar biasa untuk menjadi
Negara paling maju dan makmur di dunia. Potensi itu dapat kita lihat dari kekayaan alam
yang berlimpah di beribu-ribu pulau yang tersebar di Nusantara.
Potensi yang cukup besar ini akan lebih dan dapat memberi kontribusi bagi dunia jika
didukung oleh sumber daya manusia yang handal dan inovatif dalam mengembangkan
ide-ide yang dapat menjadikan Indonesia sebagai Negara yang diakui dunia. Tentu saja
banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan untuk menuju cita-cita tersebut mulai
dari aspek ekonomi, sosial, budaya, politik dan hukum menjadi indikator utama
makmurnya suatu bangsa.
Hal di atas didukung oleh teori yang dikemukakan oleh Talcott Parsons yang lebih
dikenal dengan sebutan Sibernetika Talcott Parson (Talcott Parsons Cybernetics) tentang
empat subsistem yang menjalankan fungsi utama dalam kehidupan masyarakat[1] :
1. Fungsi adaptasi (adaptation) dilaksanakan oleh subsistem ekonomi. Misalnya
dengan melaksanakan produksi dan distribusi barang dan jasa.
2. Fungsi pencapaian tujuan (goal attainment) dilaksanakan oleh subsistem politik.
Misalnya melaksanakan distribusi distribusi kekuasaan dam memonopoli unsur
paksaan yang sah (negara).
3. Fungsi integrasi (integration) dilaksanakan oleh subsistem hukum dengan cara
mempertahankan keterpaduan antara komponen yang beda pendapat/konflik
untuk mendorong terbentuknya solidaritas sosial.
4. Fungsi mempertahankan pola dan struktur masyarakat (lattent pattern
maintenance) dilaksanakan oleh subsistem budaya menangani urusan
pemeliharaan nilai-nilai dan norma-norma budaya yang berlaku dengan tujuan
kelestarian struktur masyarakat dibagi menjadi subsistem keluarga, agama dan
pendidikan.
Dengan demikian akan terpadu pola yang ideal yang merupakan Das Idea yang akan
mendukung majunya suatu bangsa dan diakui di mata dunia. Sehubungan dengan teori
yang dikemukakan oleh Talcott Parsons sebelumnya, aspek ekonomi merupakan hal yang
sangat menunjang majunya suatu bangsa. Aspek ekonomi merupakan aspek adaptasi
yang mana pembangunan ekonomi bangsa sangat barkaitaan dengan pola regulasi hukum
yang benar sehingga dalam pelaksanaannya akan tercipta pembangunan yang ideal
sebagaimana tertuang dalam Pasal 33 UUD 1945, yang berbunyi :
Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar asas kekeluargaan.
Cabangcabang produksi yang penting bagi Negara dan menguasai hajat hidup orang
B. Rumusan masalah
Adapun masalah yang penulis rumuskan dalam makalah ini, yaitu:
1. Bagaimana sinkronisasi regulasi hukum dalam kegiatan ekonomi?
2. Bagaimana peran hukum dalam pembangunan ekonomi di Indonesia?
C. Tujuan
Pada umumnya penulisan ini bertujuan untuk keilmuan yang mengarah pada perbaikan
dan pertambahan kualitas ilmu baik dibidang hukum maupun ekonomi. secara khusus
tulisan ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui sinkronisasi regulasi hukum dalam kegiatan ekonomi
2. Mengetahui peran hukum dalam pembanguan ekonomi di Indonesia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
nilai-nilai. Sedangkan sub-sistem ekonomi memiliki energi yang lebih tinggi karena lebih
dekat dengan lingkungan fisik. Ekonomi merupakan suatu wadah atau bentuk organisasi
masyarakat yang memiliki tujuan memenuhi kebutuhan masyarakat dan meningkatan
kesejahteraan masyarakat. Maka tiap individu akan mencari keuntungan personal, maka
akan timbul kekacauan yang saling memburu kebutuhannya yang bertabrakan antara satu
individu dengan yang lainnya. Maka muncul lah rule of game, yaitu aturan aturan dalam
kegiatan ekonomi dan menghindari pergesekan antara lingkungan usaha.
Kehidupan ekonomi mensyaratkan adanya tertib social yang di dalamnya terdapat
kegiatan ekonomi. Disisi lain, ekonomi memiliki pengaruh sendiri terhadap hukum.
Pengaruh ini dalam bentuk pertimbangan-pertimbangan untung-rugi yang berpengaruh
pada kerja hukum. Karena tidak semua orang patuh terhadap hukum atas dasar hukum
memang harus di taati. Masyarakat pun bias mentaati hukum karena tujuan-tujuan lain
untuk memperoleh keuntungan ekonomis. Sebaliknya, jika tidak melihat keuntungan
eknomis, maka akan rugi dan tidak mentaati hukum yang ada.
Saat ini pembangunan ekonomi di Indonesia tidak lah merata, di karenakan tidak di jiwai
aspek kemanusiaan dan aspek yang menyeluruh. Terbukti bahwa hasil postif dari
perkembangan yang pesat ini hanya berarti untuk para pelaku ekonomi beskala besar ata
di sebut golongan atas. Sedangkan golongan bawah, mereka justru dirugikan karena tidak
dapat menikmati hasil-hasil pembangunan ekonomi. Ada 2 model dalam strategi
pembangunan ekonomi, yaitu : a. model ekonomi berencana b. model ekonomi pasar
Model ekonomi berencana, menekankan tujuan dan menyandarkan kekuatan pada
hukum, maka akan di lihat sebagai suatu transformasi dari kegiatan ekonomi.[7]
Negara sebagai pendukung utama dalam rencana. Di sini hukum sebagai penerjemah
tujuan ke bentuk norma-norma dan sebagai acuan yang di cita-citakan. Sedangkan
ekonomi pasar tidak digerakkan dari pusat kekuasaan, akan tetapi ke mekanisme pasar,
seperti permintaan dan penawaran.di sini hukum dipandang sebagai ramalan, pandangan,
dan jaminan kepastian hukum demi lancarnya suatu usaha. Dan juga sebagai media
kreatif bagi pelaku usaha atau sebagai jaminan pelindung agar merasa aman dalam
bertransaksi.
BAB III
PEMBAHASAN
2. Cabangcabang produksi yang penting bagi Negara dan menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh Negara.
3. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh
Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
4. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan demokrasi ekonomi dengan
prinsip kebersamaan, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan
kesatuan ekonomi nasional.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undangundang.
Undang-undang Dasar 1945
Selanjutnya dalam Bab VI Pasal 18 UUD 1945 (amandemen) juga diatur mengenai
desentralisasi yang didalamnya termuat juga desentralisasi bidang ekonomi Tujuan utama
desentralisasi adalah meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui penyelenggaraan
urusan/fungsi/tanggung jawab pemerintahan untuk penyediaan pelayanan masyarakat
lebih baik. Pelaksanaan otonomi daerah yang baik akan meningkatkan kesejahteraan
rakyat.
Terkait dengan otonimi daerah, Pemerintahan di daerah harus berhati-hati dalam
membuat regulasi ataupun perangkat hukum yang menyangkut perekonomian daerahnya,
agar tidak terjadi salah presepsi tentang otonomi ekonomi daerah. Peranan pemerintah
pusat juga harus lebih ketat dalam mengawasi jalannya otonomi daerah agar tujuan
nasional dapat berjalan sebagai mana mestinya
Untuk memajukan pembangunan ekonomi maka berbagai kebijakan-kebijakan terus
dilakukan oleh pemerintah diantaranya dengan lahirnya Peraturan Presiden RI No.32
Tahun 2011 Tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunaan Ekonomi
Indonesia 2011-2025. Perpres ini ditetapkan dengan maksud meningkatkan daya saing
perekonomian nasional yang lebih solid, sehingga memiliki arah yang jelas, strategi yang
tepat, fokus dan terukur.
terarah.
Pembangunan ekonomi dilaksanakan untuk mencapai kemakmuran yang merata bagi
seluruh rakyat Indonesia Dengan demikian perlu diciptakan hukum yang berperan
mengatur perekonomian dengan memberikan pembatasan-pembatasan tertentu kepada
pihak yang kuat dan memberikan peluang-peluang kepada pihak yang lemah dalam
rangka mencapai keadilan.
Dengan adanya regulasi hukum dalam kegiatan ekonomi dapat mencegah adanya
tindakan sewenangwenangan dari pihak yang kuat terhadap pihak yang lemah. Dengan
demikian diharapkan pembangunan ekonomi akan berjalan adil dan menunjang
pembangunan ekonomi karena melalui hukum masyarakat diarahkan untuk melakukan
atau tidak melakukan hal-hal tertentu untuk mencapai tujuan ekonomi yang diinginkan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan sebelumnya, penulis menarik kesimpulan yaitu:
1. Untuk menjaga kestabilan perekonomian bangsa, maka setiap regulasi hukum
yang lahir sebagai bentuk kebijakan-kebijakan yang menunjang kegiatan ekonomi
harus sinkron satu dengan yang lainnya dan harus memenuhi ketentuan asas yang
berlaku, sehingga dalam pelaksanaannya tidak terjadi tumpangtindih dan dapat
terarah dan terukur dengan tepat.
2. Hukum sangat berperan dalam pembangunan ekonomi di Indonesia. Hal ini dapat
disaksikan dengan adanya kebijakan pemerintah yang lahir untuk mengatur
kegiatan perekonomian. Hukum merupakan rel yang digunakan dalam
menjalankan kegiatan ekonomi sehingga tidak terjadi adanya kecurangankecurangan dan diskriminasi bagi ekonomi kerakyatan. Di sini hukum juga
dipandang sebagai ramalan, pandangan, dan jaminan kepastian hukum demi
lancarnya suatu usaha. Dan juga sebagai media kreatif bagi pelaku usaha atau
sebagai jaminan pelindung agar merasa aman dalam melakukan kegiatan ekonomi
sehingga tercipta pembangunan ekonomi yang merata bagi seluruh rakyat
Indonesia.
B. Saran
Dalam hal ini, penulis menyarankan dua hal;
Pemerintah dalam mengeluarkan atau melahirkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan
dengan kegiatan ekonomi agar memperhatikan aspek pemerataan dan nondiskriminasi
bagi seluruh rakyat Indonesia.
Untuk dapat mengefektifkan kebijakan yang ada agar semua pihak bersinergi dalam
membangun perekonomian bangsa agar dapat terarah dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Ali. Menguak Tabir Sosiologi Hukum. Diktat. Makassar, 2009.
Achmad Ali. Menguak Teori Hukum dan Teori Peradilan. Jakarta: kencana, 2009.
Michael P.Todaro, Stephen C.Smith. Pembangunan Ekonomi. Jakarta: Erlangga, 2003.
http://alimuchtarsuryono.blogspot.com/2012/06/peran-hukum-dalam-pembangunanekonomi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Adam_Smith
http://maqdirismail.blogspot.com/2007/11/peranan-hukum-dalam-pembangunanekonomi.html