SULAWESI
PEMERINTAHANNYA
TENGGARA
DAN
PERKEMBANGAN
terkendalinya
keamanan
wilayah
Sulawesi
Tenggara,
maka
Secara
pertama untuk Propinsi Daerah Tingkai I Sulawesi Tenggara dibantu pula oleh suatu
lembaga yang disebut Badan Pemerintahan Harian (BPIJ). J. Wayong segera
melakukan langkah-langkah yang diperlukan baik dalam konsolidasi di bidang
pemerintahan maupun usaha untuk memperbaiki kehidupan rakyat. Namun belum
banyak yang bisa beliau lakukan sebab dia hanya mempunyai satu tahun untuk
memangku jabatan. Berakhirnya masa jabatan J. Wayong pada tanggal 18 Juli 1965.
Pengganti gubernur saat itu adalah La Ode Hadi.
dan
diwarnai
dengan
kekacauan
di
bidang
ekonomi
sehingga
legislatif yang lahir di saat memuncaknya penyelewengan terhadap Pancasila dan UUD
1945, teristimewa di dalam bidang pemerintahan dimana keadaan pada saat itu
dipengaruhi oleh situasi masyarakat yang mengarah kepada politik. Ikut sertanya rakyat
dalam bidang pemerintahan tidak hanya nyata dalam DPRD sebagai penyalur aspirasi
rakyat, akan tetapi meluas memasuki tubuh eksekutif dalam bentuk pemerintahan
kolegial, yakni adanya Badan Pemerintahan Kolegial (BPK).
Walaupun kedudukan BPK hanya sebagai pembantu kepala daerah, lembaga ini
memegang posisi strategis yang secara pasti tidak terlepas dari aspirasi politik
golongan yang diwakili sesuai dengan komposisinya. Keadaan ini secara otomatis
menciptakan kompartementasi pengkotak-kotakan ideologi politik dalam struktur
mengambil
suatu
langkah-langkah
untuk
melaksanakan
sebaik-baiknya
kebijakan nasional baik yang tertuang dalam GBHN, trilogi Pembangunan, Panca Krida
Kabinet Pembangunan IV dan V, delapan sukses dan delapan jalur pemerataan untuk
diterapkan
di
Propinsi
Sulawesi
Tenggara.
Dimana
langkah-langkah
tersebut
berpedoman pada prinsip "pusat adalah pusatnya daerah dan daerah adalah
daerahnya pusat".
Kebijaksanaan pembangunan daerah Sulawesi Tenggara seperti yang tertuang
dalam pola dasar pembangunan Propinsi/Daerah Tingkat I Sultra dilaksanakan
berdasarkan pedoman yang sejalan dan seirama dengan kebijaksanaan nasional.
Dalam kepemimpinan yang merakyat tapi tegas Gubernur Edi Sabara tidak menemui
kesulitan yang berani dalam usahanya memacu pembangunan sejaian dengan
pelaksanaan Repelita I yang dicanangkan oleh pemerintah pusat.
perencanaan
program
pembangunan
daerah
Sulawesi
Tenggara
"pernanfaatan tanah dan air" tersebut pada Repelita I dan II dalam melanjutkan
perencanaan pembangunan dan berfokus pada sumber daya manusia dengan
memperbanyak pembangunan sarana pendidikan mulai dari tingkat SD, menengah
pertama
dan
atas
pendidikan/pelatihan
hingga
perguruan
keterampilan
yang
tinggi
tersebar
termasuk
mulai
dari
lembaga-lembaga
ibukota
propinsi,
dan
dinamika
masyarakat
semakin
meningkat
sebagai
pelaksanaan
Dimulai dari jalur lingkar Pulau Buton, Pulau Muna dan lingkar daratan Sulawesi
Tenggara.
yang
terlihat
pendapatan
dan
dari
program
GERSAMATA
kesejahteraan
masyarakat
tersebut
dengan
pedesaan
yang
akhirnya
dapat
meningkatan
pendapatan
asli
daerah
bagi
kemajuan
Drs. H.
ekonomi
rakyat
senantiasa
menjadi
perhatian
dalam
pembangunan sepanjang masa, karena misi pemberdayaan ekonomi rakyat lahir dari
kegagalan pendekatan pembangunan yang bersifat top down. Pemberdayaan
ekonomi rakyat merupakan suatu misi pembangunan yang memadukan antara
pertumbuhan dan pemerataan. Oleh karena itu keseluruhan dari penyelenggaraan
sistem pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan di Propinsi
Sulawesi Tenggara harus diarahkan pada program-program yang mampu untuk
memberdayakan ekonomi rakyat Sulawesi Tenggara.
Penerapan ekonomi rakyat dalam pembangunan memerlukan berbagai
kebijakan. Dimana kebijakan yang tertuang dalam program-program pembangunan
sektoral dan spasial, baik secara langsung maupun tidak langsung dirancang untuk
turut memecahkan lima masalah utama pembangunan yang ada di Sulawesi Tenggara
yang berhubungan langsung dengan pemberdayaan ekonomi rakyat saat ini yakni
kemiskinan akibat ketimpangan distribusi pendapatan, daya serap wilayah yang masih
rendah, pengangguran, SDM yang masih rendah dan sikap hidup yang belum
menghargai disiplin. Olehnya itu perlunya pemerintah daerah dan segenap aparatur
pemerintahan dan seluruh lapisan masyarakat memberdayakan potensi yang
dimilikinya untuk pelaksanaan pembangunun yang ada di Sulawesi Tenggara rnenuju
masyarakat yang sejahtera.
Sumber : http://lapatuju.blogspot.co.id/2013/02/sejarah-berdirinya-propinsisulawesi.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Sulawesi_Tenggara
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Konawe_Selatan
https://id.wikipedia.org/wiki/Moramo_Utara,_Konawe_Selatan
http://www.sultraprov.go.id/2_visi_dan_misi.html