Anda di halaman 1dari 16

Oleh:

Pembimbing:

dr. Jhonwan Usman,


Sp. A

Indah Harirotul
Janah

K E PA N I T E R A A N K L I N I K
FA K U LTA S K E D O K T E R A N D A N K E S E H ATA N
U N I V E R S I TA S M U H A M M A D I YA H J A K A R TA

Latar Belakang

Patent Ductus arteriosus ( PDA ) adalah suatu kelainan terdapatnya


ductus atau pembuluh darah fetal yang menghubungkan
percabangan arteri pulmonalis sebelah kiri ( left pulmonary arteri )
dan aorta desendens, tetap terbuka setelah bayi lahir.
Sering ditemukan pada bayi prematur dengan berat badan lahir
rendah

Lanjutan...

Patensi duktus diatur oleh prostaglandin (PG) yg dihasilkan


oleh sistem enzim, yaitu prostaglandin sintetase-H2 (PGHS).
Yg terdiri dari dua situs aktif yaitu Siklooksigenase (COX) dan
peroksidase.
Endometasin dan ibuprofen adalah obat COX-inhibitor yang
umum digunakan untuk pengobatan hemodinamik signifikanPDA kontra indikasi (+)
Parasetamol penghambat komponen peroksidase dari
PGHS, umumnya digunakan pada usia anak

FK UMJ - RSIJ Cempaka Putih

10/19/15

PDA (Patent Ductus


Arteriosus)

Ibuprofen & endometasin


kontraindikasi

Paracetamol

Perforasi
gastrointestinal
Gagal ginjal
perdarahan

Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi efektifitas


paracetamol dalam pengobatan awal PDA pada neonatus
prematur.

FK UMJ - RSIJ Cempaka Putih

10/19/15

Metode Penelitian

TEMPAT PENELITIAN

H. Adam Malik
Pediatric Ward

Prosedur Penelitian

Medical
record

Kriteria Inklusi :
- Usia < 60 bulan
- 1 atau lebih gejala
klinis pneumonia
(batuk, takipneu,
demam, retraksi
dada)

Diagnosis
Klinis oleh
ahli
respiratory
anak
berdasarkan
anamnesis,
PF, Lab. Dan
radiologi

Analisis
bivariat
dan
multivariat
gejala
klinis
dengan
kejadian
pneumoni

ekokardiografi setiap hari selama masa studi


pemeriksaan konsentrasi serum enzim hati, bilirubin total,
kreatinin dan ureum untuk memantau keamanan pengobatan

Signifika
n bila
p<0.05
dengan
95% CI

Hasil
FK UMJ - RSIJ Cempaka Putih

10/19/15

Lanjutan (tabel 1)

Hasil

6 dari 8 neonatus dg PDA yg diobati dg parasetamol,


menunjukan keberhasilan :
Diameter duktus median berkurang scr signifikan (dari 1,2 mm
menjadi 0,6 mm)

Pembahasan

13

Enam studi membuktikan efek dari paracetamol untuk neonatus


BBLSR, Empat studi melaporkan tingkat penutupan duktus pada
neonatus yg diterapi dg parasetamol sekitar 70-100%. 2 studi
melaporkan tingkat keberhasilan sangat rendah (0-20%).
Kegagalan terjadi pada 3 neonatus yang diobati dengan
parasetamol, setelah sebelumnya berhasil pada 1 atau lebih
neonatus (Alan S. Et al).
Parasetamol tidak efektif pada 8 dari 10 neonatus dg PDA
(Roofthooft).

FK UMJ - RSIJ Cempaka Putih

10/19/15

Kekurangan penelitian

Tidak dijelaskan penggunaan parasetamol pd usia


neonatus (dosis optimal, waktu untuk memulai terapi, alur
pemberian)
Perhitungan daya sampel tidak memadai
Tidak ada analisis per intention-to-treat
Penelitian farmakokinetik tidak dilakukan dalam populasi
ini

Kesimpulan

15

Paracetamol dapat dianggap sebagai terapi yang aman dan efektif


untuk pengobatan Patent Ductus Arteriosus (PDA) pada neonatus
prematur
Angka keberhasilan (75%)

FK UMJ - RSIJ Cempaka Putih

10/19/15

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai