Anda di halaman 1dari 5

Seorang anggota keluarga akan memainkan banyak peran dalam sebuah keluarga,.

Peranperan dalam Friedman (1998) itu meliputi:


a. Pendorong: pendorong memuji, setuju dengan dan menerima kontribusi dari orang lain,
sehingga dapat merangkul dan membuat mereka merasa penting dan bernilai untuk didengar.
b. Pengharmonis: menengahi perbedaan yang terdapat di antara ara anggota menhibur
menyatukan kembali perbedaan pendapat.
c. Inisiator-kontributor: mengemukakan dan mengajukan ide-ide baru atau cara memecahkan
masalah.
d. Perawat keluarga: orang yang terpanggil untuk merawat dan mengasuh anggota keluarga lain
yang membutuhkan.
Umumnya diakui bahwa keberadaan keluarga adalah dalam rangka untuk memenuhi fungsifungsi dasar tertentu yang sangat penting bagti kelansungan hidup manusia. Akan tetapi, bebrapa
fungsi keluarga dalam Friedman (1998) yang sangat vital masih ada yaitu:
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi-fungsi internal keluarga, perlindungan dan
dukungan psikososial bagi para anggotanya. Kebutuhan untuk memahami, kasih saying, dan
kebahagiaan (Adam, 1971)
b. Fungsi sosialisasi
Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup dimana individu secara
kontiniu mengubah perilaku mereka sebagai respons terhadap situasi yang terpola secara
sosial yang mereka alami.
c. Fungsi perawatan kesehatan
Merupakan pertimbangan vital dalam pengkaian keluarga. Keluarga member perawatan
secara bersama-sama merawat anggota keluarga (Pratt, 1982).
Memberikan kesempatan untuk berperilaku seperti orang dewsa antara lain, mengasuh,
berpacaran atau meninggalkan remaja untuk menelaah tanggung jawab dan peran orang dewasa.
Pengarahan orang tua dalam menentukan alternative dan membuat keputusan yang logic dalam
menyelesaikan masalah sangat penting bagi remaja. Orang tua perlu memahami konflik yang
pada umumnya dialami remaja yaitu konflik antara keinginan untuk menunjukkan identitas
dirinya melalui kemandirian dengan perasaan masih tergantung pada orang tua. Dalam hal ini
komunikasi yang terbuka antara remaja dengan orang tua menjadi sangat penting (Hamid, 1999).

Keluarga diharapkan menjelaskan kepada anaknya mengenai perubahan yang akan dihadapi
anak, sebelum mereka mengalaminya, bisa ditanyakan dahulu apa yang mereka sudah ketahui
mengenai tanda-tanda mulai dari cirri seks sekunder. Perubahan ini juga mempengarhui perilaku
remaja. Peran orang tua dalah untuk member rasa percaya diri pada anak. Pendapat orang tua
adalah pendapat terpenting bagi anak diantara pendapat lain dari teman dan dari lingkungannya
(Indrasari, 2004).
Pada masa remaja terjadi perubahan fisik secara tepat, oleh karena itu mereka memrlukan
pengertian, bimbingan dan dukungan lingkungan sekitarnya khusunya keluarga agar tumbuh dan
berkembang menjadi manusia dewasa yang sehat baik jasmani maupun mental dan psikososial.
Dengan perubahan ini menim bulkan perilaku ingin mencoba-coba hal-hal baru khususnya dlam
bidang seks (tim Pembina UKS, 2004).
C. Remaja
1. Pengertian
Istilah adolescent (remaja) berasal dari bahsa latin adalescere, yang berarti bertumbuh.
Sepanjang fase perkembangan ini, sejumlah masalah fisik, sosial, psikologis bergabung unuk
menciptakan karakteristik, perilaku, dan kebutuhan yang unik ( Bobak, 2004).
Remaja atau adolesens adalah periode perkembangan selama dimana individu mengalami
erubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasanya antara usia 13 dan 20 tahun.
Istilah adolesens biasanya menunjukkan titik dimana reproduksi titik dimana reproduksi
mungkin dapat terjadi (Potter, 2005).
Mengenai rentangan usia dalam masa remaja, ada berbagai pendapat. Bigot, Kohnstam,
dan Pallad mengemukakan bahwaa masa pubertas berada dalam usia 15-18 tahun dan masa
adolescence usia 18 21 tahun. Rentangan usia remaja awal 13 atau 14 sampai 17 tahun dan
remaja akhir 17 sampai 21 tahun. WHO menetapkan batas usia 19 20 sebagai batasan usia
remaja. WHO membagi kurun usia remaja dalam 2 bagian, yaitu remaja awal 10-14 tahun
dan remja akhir 15-20 tahun (Fatimah, 2006).
2. Cirri-ciri Perkembangan Remaja

Pada remaja terjadi pertumbuhan fisik yang cepat, termasuk pertumbuhan organ-organ
reproduksi (organ sexual) untuk mencapai kematangan sehingga mampu melangsungkan
fungsi reproduksi. Perubahan ini menurut Tim Pembina UKS (2004), ditandai dengan
munculnya tanda-tanda sebagai berikut:
1. Tanda-tanda seks primer yaitu yang berhubungan langsung dengan organ seks
a. Terjadinya haid pada remaja putri ( menarche)
b. Terjadinya mimpi basah pada remaja laki-laki
2. Tanda-tanda seks sekunder yaitu
a. Pada remaja laki-laki terjadi perubahan suara, tumbuhnya jakun. Penis dan buah
zakar bertambah besar, ereksi dan ejakulasi, dada lebih lebar, badan berotot,
tumbuhnya kumis, cambang dan rambut disekitar kemaluan dan ketiak
b. Pada remaja putrid: pinggul melebar, pertumbuhan rahim dan vagina, payudara
membesar, tumbuhnya rambut diketiak dan sekitar kemaluan (pubis)
Pertumbuhan fisik dalam masa remaja ini merupakan hal yang sangat penting bagi
ksehatan reproduksi. Perilaku ingin mencoba-coba dalam bidang seks merupakan hal yang
sangat rawan, karena dapat membawa akibat sangat buruk dan merugikan masa depan
remaja, khusunya remaja putrid (Tim Pembin UKS, 2004).
Adapun tugas perkembangan pada masa remaja sebelum menjadi individu dewasa yang
matang. Tugas-tugas ini bervariasi sesuai budaya, individu itu sendiri, dan bertujuan hidup
mereka. Tugas-tugas perkembangan ini terdiri dari: menerima cita tubuh, menerima identitas
seksual, mengembangkan system jiali personal, membuat persiapan untuk hidup mandiri atau
bebas dari orang tua, mengembangkan keterampilan mengambil keputusan. Mengembangkan
identitas seorang yang dewasa (Bobak, 2004).

D. Kerangka Teori
Faktor Internal:
a.
b.
c.
d.

Hormone
Pendidikan
Minat
Pengetahua
n
e. Pengalama
n

Perilaku seks

Faktor eksternal:
a. Dukungan
keluarga
b. Lingkungan
c. Fasilitas:
internet,
majalah, dll.
d. Pengaruh
teman

Gambar I. Kerangka Teori

E. Kerangka Konsep
Variabel Independent

Variabel Dependent
Perilaku Seks Bebas pada
Remaja

Dukungan keluarga

Gambar II. Kerangka Konsep

F. Variabel penelitian

Variable merupakan gejala yang menjadi focus penelitian untuk dimati. Ada dua variable yang
akan diteliti dalam penelitian dalam penelitian ini yaitu:
1. Variabel Independent: Dukungan Keluarga
2. Variabel Dependent: Perilaku seks bebas pada remaja
G. Hipotesis
Berdasarkan tujuan dan rumusan masalah maka hipotesis yang dapat dikemukakan dalah ada
hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku seks bebas pada remaja di SMAN 2
Ngaglik Sleman.

Anda mungkin juga menyukai