Anda di halaman 1dari 12

BAB 3.

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode deskriptif. Metode
deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai suatu
kejadian dan bertujuan mengumpulkan data semata (Nazir, 2005). Berdasarkan
waktu pelaksanaanya, penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional
yaitu rancangan penelitian yang pengukuran atau pengamatanya dilakukan secara
simultan pada satu saat atau sekali waktu (Hidayat, 2007). Pada penelitian ini
penulis ingin menggambarkan kandungan formalin dan rhodamin b pada sambal
tradisional yang dijual di pedagang lalapan sekitar Universitas Jember melalui uji
laboratorium.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian adalah sambal warung lalapan pedagang kaki lima yang
ada disekitar Universitas Jember meliputi warung lalapan pedagang kaki lima di
Jl. Kalimantan, Jl Jawa, dan Jl. Mastrip. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
April 2015. Uji laboratorium dilakukan di Laboratorium Politeknik Negrei Jember
3.3 Popolasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono, 2012). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh warung lalapan di sekitar Universitas Jember yang
berjumlah 87 populasi, sedangkan sampel adalah satu sendok sambal tradisional
dari setiap sambal tradisional pada warung lalapan pedagang kaki lima di sekitar
Universitas Jember. Teknik pengambilan sampel dengan sampling jenuh atau
sensus. Teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel (Sugiyono, 2012).

3.4 Variabel dan Definisi Operasional


Tabel 3.1 Definisi Operasional
No

Variabel

Definisi Operasional

Cara
Pengukuran

1.

Prosedur produksi
sambal tradisional :
1. Penghalusan
bumbu

Tahap

pertama

dalam

pembuatan

sambal

tradisional

yaitu

dengan

menghaluskan

cabai

merah ,cabai rawit, bawang


merah

serta

terasi

menggunakan blender
2. Penggorengan
bahan sambal

Memanaskan

minyak Wawancara

goreng

kemudian

memasukkan bahan yang


telah

dihaluskan

ditambahkan

garam

lalu
dan

gula secukupnya
3. Penyajian

Menyajikan sambal yang

sambal

telah digoreng pada wadah

tradisional

yang

telah

disiapkan,

kemudian disajikan sebagai


makanan pendamping.
Prinsip dalam menyajikan
makanan adalah mencegah
dari kemungkinan cemaran
biologis,kimia dan benda
lain (Wibowo,2000).
2

Pemeriksaan kandungan
formalin

a. Pemeriksaan fisik
Untuk

mengetahui

kandungan formalin pada


bahan berdasarkan cirri-ciri
fisik:
a) Diduga
mengandung
formalin :
1. Sangat kental

Observasi

2. Terdapat

/pengamatan

gumpalan kecil
seperti bumbu
b) Diduga

non

formalin :
1. Kekentalan
wajar
2. Terdapat
gumpalan cabe
b. Pemeriksaan
laboratorium

Untuk mengetahui adanya Uji laboratorium


kandungan formalin pada
sambal

tradisional,diuji

dengan

penetesan

fenilhidrazina
hidroklorida,kalium
heksasioneferat dan HCL.
Jika

hasil

tes

berwarna

merah terang berarti ada


kandungan formalin pada
sambal tradisional.
3

Pemeriksaan kandungan
rhodamin b

a. Pemeriksaan fisik Untuk mengetahui


kandungan rhodamin B
pada sambal tradisional
berdasarkan cirri-ciri fisik :
a) Diduga
mengandung
rhodamin B:

Observasi /

1. Sambal

pengamatan

berwarna merah
terang
2. Terasa sedikit
pahit
b) Diduga non
Rhodamin B :
1. Sambal
berwarna merah
tomat
2. Terasa masam
tomat dan pedas
b. Pemeriksaan
laboratorium

Menggunakan metode
kromatografi lapis tipis, jika
secara visual noda berwarna
merah jambu dan dibawah
sinar UV 254 nm
berflourensi kuning dengan
Rf yang sama menunjukkan
kandungan rhodamin B
pada sambal tradisional

Uji laboratorium

3.5 Data dan Sumber Data Penelitian


a. Data Primer
Data primer merupakan data sumber pertama yang diperoleh dari
individu atau perorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian
kuisioner yang dilakukan oleh peneliti (Sugiarto,2003). Data primer dalam
penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara dan uji laboratorium untuk
mengetahui apakah terdapat kandungan formalin dan rhodamin B pada sambal
tradisional.
3.6 Instrumen Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode yang

dipergunakan untuk

mengumpulkan data, di mana peneliti mendapatkan keterangan atau


pendirian secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden), atau
bercakap-cakap

berhadapan

muka

dengan

orang

tersebut

(Notoatmodjo,2005). Wawancara yang dilakukan untuk memperoleh data


mengenai

proses pembuatan sambal tradisional dari pengolah sambal

tradisional menggunakan kuisioner wawancara terbuka.


2. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan adalah suatu prosedur berencana yang meliputi
mendengar dan mencatat sejumlah taraf aktivitas atau situasi tertentu yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti. Jenis observasi yang
digunakan adalah observasi partial (sebagian) dimana peneliti hanya
menggambarkan kegiatan-kegiatan tertentu saja . observasi ini dilakukan
untuk mengetahui ada tidaknya kandungan formalin dan rhodamin B pada
sambal tradisional secara fisik.
3. Uji Laboratorium
Metode uji laboratorium menggunakan instrument checklist dan
pemeriksaan uji lab, yang digunakan untuk mengetahui hasil dari test
laboratorium terkait ada atau tidaknya kandungan formalin dan rhodamin
B pada sambal tradisional.

4. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variabel

yang

berupa

kabar,majalah,prasasti,notulen

catatan,transkrip,
rapat,agenda

dan

buku,surat
sebagainya

(Arikunto,2000). Teknik dokumentasi dalam penelitian ini digunakan


untuk memperoleh data awal sebagai latar belakang penelitian ini.
3.7 Metode Uji Laboratorium Zat Pewarna (Rhodamin B)
Uji zat pewarna Rhodamin B dilakukan melalui uji kualitatif. Uji
Kualitatif adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui jenis
zat pewarna sintetis yang terdapat dalam sampel melalui metode kromatografi.
Sedangkan uji kuantitatif tidak dilakukan karena Rhodamin B termasuk zat
pewarna sintetis yang dilarang digunakan berapapun kadarnya (Purba, 2009).
Uji Kromatografi
a. Alat
1. Gelas ukur 10 ml dan 25 ml 1 buah
2. Gelas kimia 100 ml 6 buah
3. Chamber 1 buah (5 tabung)
4. Batang pengaduk 1 buah
5. Pipa Kapiler 5 buah
6. Pemanas air (heater)
b. Bahan
1. Sampel sambal tradisional.
2. Kertas kromatografi (Kertas Whatman)
3. Asam Asetat 6%
4. Amoniak Encer 13%
5. Larutan Standar Rhodamin B
6. Bulu Domba Bebas Lemak
7. Larutan pengelusi campuran etanol : asam asetat glacial : air = 4 : 2
: 2,4
c. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan larutan pengelusi (etanol, asam asetat glacial dan air)
2.

lalu dijenuhkan
Menggunting kertas Whatman masing-masing potong berukuran

3.

2,5 cm x 20 cm
Menggambar garis lurus dengan pensil pada jarak 2 cm dari ujung
lebar kertas

4.

Menyiapkan gelas kimia dan menimbang sampel masing-masing 5

5.
6.

gram
Menambahkan asam asetat 6% masing-masing sampel 30 ml
Memasukkan bulu domba yang telah dicelup ether sebelumnya
(untuk

7.

menghilangkan

lemak)

lalu

mendididihkan

sampai

tertinggal 20 ml atau sampai zat warna terserap oleh bulu domba


Bulu domba yang telah berwarna dipisahkan dari larutan dan
dipindah ke gelas kimia lain kemudian menambahkan amoniak

8.

encer ke dalam setiap gelas kimia berisi bulu domba sampai 25 ml.
Mendidihkan larutan berikut bulu domba tersebut sampai volume
larutan berkurang setengahnya atau setelah zat warna di bulu

domba terlarut ke amoniak.


9. Menyiapkan kertas Whatman sebanyak 4 buah.
10. Menyiapkan kapiler dan larutan standar Rhodamin B
11. Menotolkan setiap larutan sampel ke kertas Whatman tepat pada
garis. Mengulangi penotolan sampai zat warna terlihat jelas. Jadi
terdapat 4 kertas Whatman yaitu yang ditotol Rhodamin B, Zat
warna sampel saos terminal, pasar dan SD
12. Memasukkan kertas-kertas tersebut ke dalam chamber dan
menunggu sampai eluen tertarik mencapai batas yang diinginkan.
13. Mengamati jarak perpindahan noda zat warna dan jarak eluen
kemudian hasilnya dihitung dengan rumus Rf.
Rf =
Membandingkan hasil perhitungan Rf antara Larutan Standar
Rhodamin B dengan ketiga sampel kemudian menginterpretasikan
apakah ada dari ketiga sampel yang memiliki nilai Rf yang sama
dengan Rf Rhodamin B (Rf zat sejenis akan memiliki Rf yang
sama).
3.8 Metode Uji Laboratorium zat pengawet (Formalin).
Uji zat formalin dilakukan melalui uji kualitatif. Uji Kualitatif adalah suatu
pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui jenis zat formalin yang
terdapat dalam sampel melalui metode Kalium Permanganat. Sedangkan uji

kuantitatif tidak dilakukan karena formalin termasuk zat pengawet yang


dilarang digunakan berapapun kadarnya (Purba, 2009).
Uji Kalium Permanganat
a. Alat
1. Dua buah tabung reaksi 10 ml diberi nama A dan B
2. Pipet drop
3. Kertas saring
b. Bahan
1. Sambal 5 gram
2. Kalium Permanganat (KMnO4 1 N) sebanyak 1 tetes pipet drop
3. Aquades
c. Prosedur kerja
1. Isi tabung reaksi A dengan aquades sebanyak 2 ml,
2. Kemudian tambahkan 1 tetes pipet drop KMnO4 1 N,
3. Homogenkan dengan pengaduk.
4. Isi tabung reaksi B dengan aquades 10 ml,
5. Kemudian masukan sampel sebanyak 5 g,
6. Lalu homogenkan dengan pengaduk,
7. Saring dengan kertas saring untuk diambil filtratnya,
8. Masukan filtrate kedalam tabung A.
9. Tunggu sampai 30 menit, jika warna merah jambu pudar, maka
menunjukan sampel tersebut mengandung formalin
3.9 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
3.9.1 Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data adalah suatu proses untuk mendapatkan data dari setiap
variabel penelitian yang siap dianalisis. Pengolahan data meliputi kegiatan
pengeditan data, tranformasi data (coding), serta penyajian data sehingga
diperoleh data yang lengkap dari masingmasing obyek untuk setiap variabel
yang diteliti (Nur, 2010).
1. Editing
Pengeditan adalah pemeriksaan atau koreksi data yang telah dikumpulkan.
Pengeditan dilakukan karena kemungkinan data yang masuk tidak memenuhi
syarat atau tidak sesuai dengan kebutuhan (Nur, 2010). Melakukan editing
untuk hasil pengumpulan data baik pada teknik wawancara, observasi dan uji
laboratorium sehingga data sesuai dengan kebutuhan.
2. Coding
Coding (pengkodean) data adalah pemberian kode-kode tertentu pada
tiaptiap data termasuk memberikan kategori untuk jenis data yang sama (Nur,
2010). Memberikan kode pada hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium

rhodamin B dan formalin berupa ya dan tidak dengan kode 1 untuk ya dan 0
untuk tidak ada kandungan zat tersebut dalam sambal tradisional.
3. Tabulasi Data
Tabulasi adalah proses menempatkan data dalam bentuk tabel dengan cara
membuat tabel yang berisikan data sesuai dengan kebutuhan analisis (Nur,
2010). Proses dilakukan dengan meletakkan hasil pemeriksaan fisik dan
laboratorium rhodamin B dan formalin dalam tabel
3.9.2
Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan setelahdata dari responden atau sumber
lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data
berdasarkan variable dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan
variable dari seluruh responden, menyajikan data tiap variable yang diteliti
(Sugiyono, 2012). Analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistic
deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistic yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya (Sugiyono, 2012). Analisis data
bertujuan untuk menggambarkan penggunaan rhodamin B dan formalin
dalam sambal tradisional.
3.10 Penyajian Data
Dalam statistic deskriptif penyajian data melalui table,grafik,diagram
lingkaran,pictogram,perhitungan modus,median,mean (pengukuran tendensi
sentral), perhitungan desil,persentil,perhitungan penyebaran data melalui
perhitungan

rata-rata

dan

standard

deviasi,perhitungan

prosentase

(Sugiyono,2014). Dalam penelitian ini penyajian data akan menggunakan


ukuran mean (pengukuran tendensi sentral) dalam bentuk prosentase yang
akan disajikan dalam bentuk table,grafik dan diagram untuk memudahkan
dalam pemahaman hasil analisis dari data tersebut.

3.10

Kerangka Alur penelitian

Penelitian ini diawali dengan adanya permasalahan sampel kemudian


dilakukan pengambilan data,pengolahan data serta penyajian hasil dan
analisisnya. Langkah langkah penelitian secara rinci disajikan pada gambar
3.2 berikut:
Survei Pendahuluan

Mengidentifikasi Masalah

Menentukan Rumusan
Masalah
Menyusun Desain
Penelitian
Pengambilan Sampel

Pengumpulan data dengan


observasi,wawancara dan
uji laboratorium

Mengolah dan
menganalisis data
Menyajikan hasil analisis
data

Kesimpulan dan Saran


Gambar 3.1 Alur Penelitian

Daftar Pustaka

Astawan, M. (2006). Mengenal Formalin dan bahayanya. Retrieved Maret 12,


2015,
from
http://www.pitoyo.com/mod.php?mod=publisher
&op=viewarticle&artid=52
BPOM. (2013). Peraturan Kepala BPOM RI Nomor 36 Tahun 2013 tentang
Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pengawet.
Jakarta.
Cahyadi, W. (2009). Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan.
Jakarta: Bumi Aksara.
Elbe, d. (1996). Didalam Food Chemistry. New York: Marcel Dekker Inc.
Furia, A. Z. (1972). Hand Book of Food Additives Chemical. New York: Inc.
Harmita. (2006). Analisis Kuantitatif Bahan Baku dan Sediaan Farmasi. Jakarta:
Departemen Farmasi FMIPA Universitas Indonesia.
Khomsan & Anwar. (2008). Sehat Itu Mudah, Wujudkan Hidup Sehat dengan
Makanan Tepat. Jakarta: PT Mizan Republika.
Menkes RI. (2012). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesi Nomor 033
Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan. Jakarta.
Mulyono, H. W. (2009). Bahan Tambahan Pangan. Bogor: IPB Press.
Permenkes RI Nomor 722. (1988). Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 722 tahun 1988 tentang Bahan Tambahan Makanan.
Jakarta.
Saparinto dan Hidayati. (2006). Bahan Tambahan Pangan. Yogyakarta: Kanisius.
Sugiyono. 2014.Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif, Dan R&D.
Bandung : Alfabeta
WHO. (2002). Formaldehyde.
Assesment.

Geneva: Concise International Chemical

Widmer dan Frick. (2006). Membangun, Membentuk, Menghuni. Yogyakarta:


Kanisius.
Winarno, F. (1992). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia.
Winarno, F. G. (1994). Bahan Tambahan Makanan. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Yuliarti, N. (2007). Awas Bahaya di Balik Lezatnya Makanan. Yogyakarta:
Penerbit Andi.

Anda mungkin juga menyukai