KRITERIA PENGGALIAN
kegiatan
penggalian
batuan
terdapat
faktor-faktor
yang
Sifat batuan
Sifat batuan berpengaruh pada penetrasi dan sebagai konsekuensi pada
pemilihan pada pemilihan metode pemboran, yaitu :
M.Distyan A/112130142
a.
Kekerasan
Kekerasan adalah tahanan dari suatu bidang permukaan halus terhadap
abrasi, kekerasan dipakai untuk mengukur sifat-sifat teknis dari material
batuan dan dapat juga dipakai untuk menyatakan kerusakan pada
batuan. Kekerasan batuan merupakan suatu fungsi dari kekerasan,
komposisi butiran mineral, porositas, dan derajat kejenuhan merupakan
hal utama yang harus diketahui, karena setelah mata bor menetrasi
batuan, maka akan menentukan tingkat kemudahan pemborannya.
b.
Kekuatan (strength)
Kekuatan mekanik suatu batuan adalah suatu sifat dari kekuatan
terhadap gaya luar, baik itu kekuatan statik maupun dinamik. Pada
prinsipnya kekuatan batuan tergantung pada komposisi mineralnya.
Di antara mineral-mineral yang terkandung di dalam batuan, kuarsa
adalah terkompak dengan kuat tekan mencapai lebih dari 500 Mpa,
sehingga semakin tinggi kandungan kuarsa, akan memberikan kekuatan
semakin meningkat.
Tabel 1.1
Kekerasan batuan dan kekuatan batuan
Klasifikasi
Skala Mohs
Sangat keras
+7
+200
Keras
6-7
120 200
Kekerasan sedang
4,5-6
60 -120
Cukup lunak
3-4,5
30 60
Lunak
2-3
10 - 30
Sangat lunak
1-2
-10
M.Distyan A/112130142
c.
Elastisitas
Sifat elastisitas batuan dinyatakan dengan modulus elastisitas atau
modulus Young (), dan nisbah Poisson ().
Modulus elastisitas
relatifnya,
sedangkan
nisbah
Poisson
merupakan
Plastisitas
Plastisitas batuan merupakan perilaku batuan yang menyebabkan
deformasi tetap setelah tegangan dikembalikan ke kondisi awal, dimana
batuan tersebut belum hancur. Sifat plastik tergantung pada komposisi
mineral penyusun batuan dan dipengaruhi oleh adanya pertambahan
kuarsa, felspar dan mineral lain. Lempung lembab dan beberapa batuan
homogen mempunyai sifat plastik.
Tabel 1.2.
Sifat fisik dan mekanik dari batuan sedimen
Batuan
sedimen
Modulus elastisitas
Nisbah poisson
Porositas
Dolomite
1,96-8,24
0,08-0,2
0,27-4,10
Limestone
0,98-7,85
0,1-0,2
0,27-4,10
Sandstone
0,49-8,83
0,066-0,125
1,62-26,40
Shale
0,8-3,0
0,11-0,54
20,00-50,00
M.Distyan A/112130142
104 x (MPa)
Zone kerja l :
Kinerja penggalian sangat ditentukan oleh sifat - sifat batuan utuh
Zone kerja 2 :
Keberhasilan kerja penggalian dibantu oleh kehadiran struktur
massa batuan. Pengaruh sifarsi{ht batuan ufuh menurun dengan
memburuknya kualitas massa batuan.
Zone kerja 3:
Kinerja penggalian semata-mata dipengaruhi oleh struktur massa
batuan.
Nilai-nilai UCS, Energi Spesifik, Koefisien Abrasivity secara keseluruhan
menyimpulkan bahwa batuan utuh tersebut tidak dapat digali dengan baik oleh
roadheader. Namun seperti dilaporkan oleh Fowell & Johnson (1991) bahwa pada
kenyataannya massa batuan itu dapat digali dengan cara hanya menggoyang
bongkah-bongkah batuan dari induknya dan akhirnya jatuh bebas.
M.Distyan A/112130142
Gambar 1.1
Hubungan antara RMR dengan laju penggalian Roadheader
kelas >50 Mpa (Fowell dan Johnson, 1982 & 1991)
RMR juga pernah dipakai untuk mengevaluasi kinerja roadheader Dosco SL-120
(Sandbak1985, lihat Gambar 1.2). Penelitian ini dilaksanakan pada bijih tembaga
Kalamazoo & San Manuel, Arizona.
Gambar 1.2
M.Distyan A/112130142
Gambar 1.3.
Klasifikasi metoda penggalian menurut RMR dan Q-System
c. Kriteria Penggalian menurut kecepatan seismik
M.Distyan A/112130142
Gambar 1.4
Metode kecepatan seismik untuk penentuan macam penggalian
(Atkinson, 1971)
Selain Atkinson, pendekatan lain yang dapat dilakukan untuk kriteria
penggaruan juga banyak dikeluarkan oleh industri alat berat. Misalnya
dalam Caterpillar Ferformance Handbook (2006), rnemberikan grafik
hubungan kecepatan seismik terhadap kemampugaruan dari berbagai
peralatan berat seperti CAT tipe D8R (305 Hp), D9R (405 Hp), Dl0R
(570HP) dan DllR (850 HP). Sebagai contoh jika akan menggunakan
peralatan D9R, maka kriteria penggaruan yang dapat dilakukan adalah
seperti terlihat pada Gambar 1.5.
M.Distyan A/112130142
Gambar 1.5
Kriteria penggaruan dengan D9R
d. Kriteria Penggalian menurut indeks kekuatan batuan
Drilabilitas Franklin dkk (1971) meengusulkan klasifikasi massa batuan
menurut dua parameter, yaitu Fracture Index dan Point Load Index
(PLI). Fracture Index dipakai sebagai ukuran karakteristik diskontinuiti
dan didefinisikan sebagai jarak rata-rata fraktur dalam sepanjang bor
inti atau massa batuan. Kedua parameter ini diplot dalam satu diagram
untuk menduga kemampugalian suatu massa batuan , dimana I1 dan I,
masing-masing menyatakan fracfure Index dan PLI.
Diagram klasifikasi dibagi kedalarn tiga zona umum yaitu penggalian
bebas (free digging), penggaruan (ripping) dan peledakan (blasting).
Massa batuan yang terkekarkan dan lemah masuk kedalam kategori
bagian bawah kiri diagram, sedangkan massa batuan massif dan kuat
diplot dibagian atas kanan. Yang pertama tentunya sangat mudah untuk
digali dan yang terakhir sangat sulit digali dengan alat mekanis
M.Distyan A/112130142
Gambar 1.6.
Kriteria indeks kekuatan batu (Franklin, dkk., 1971)
M.Distyan A/112130142
Gambar 1.7
Grafik kriteria kemampugaruan (Pettifer & Fookes,1994)
Dengan
P
De2
De
5
0,45
( )
F=
De =
W=
W 1+W 2
2
4 WD
Dengan data indeks point load dapat juga untuk memperkirakan nilai kuat tekan
conto batuan.
23 . Is
M.Distyan A/112130142
10
1
x
e. Kriteria Penggalian menurut kuat tekan uniaksial (UCS)
Kolleth (1990) telah menibuat suatu pendekatan untuk menganalisis
suatu batuan dapat digali dengan menngunakan peralatan tertentu
berdasarkan pada nilai UCS. Terdapat empat macam kelompok
peralatan yang telah diamati, yaitu:
Dragline, shovel, backhoe,
Scraper
Surface miner
Bucket Wheel Excavator
Gambar 1.8
Kriteria penggalian menurut kolleth
M.Distyan A/112130142
11
Kompas geologi
Meteran
Clipboard
Schmidt Hammer
kompas geologi.
Menghitung spasi kekar dengan meteran.
Mengukur nilai Rebound
Gambar Peralatan
Gambar 1.9
Gambar 1.10
Meteran
Kompas geologi
Gambar 1.11
Gambar 1.12
Schmidt Hammer
1.4
Clipboard
Pembahasan
M.Distyan A/112130142
12
1. Menurut RMR
2.
= 15 kN
W1
= 5,3 cm
W2
= 6,5 cm
= 6 cm
Ditanyakan : Is ?
Penyelesaian :
4
D e2=
6,71
5
{(
I s=1,14
= 6,71 cm2
0,45
( )
F=
5,3+6,5 )
x6
2
15
6,712
= 1,14
= 3,8 MPa
Perhitungan RQD:
Diketahui nilai x = 0,333
1
=
= 3,03
0 ,333
RQD = 100e-0,1 . 3,03 . (0,1 . 3,03 + 1) = 92,3 MPa
1.5
Kesimpulan
M.Distyan A/112130142
13
M.Distyan A/112130142
14
BAB II
KOMPRESOR DAN ALAT BOR
2.1
Latar Belakang
Salah satu peralatan penting dalam proses pemboran dan peledakan batuan
adalah kompresor. Untuk itu pada praktikum acara II ini praktikan dikenalkan
dengan kompresor dan alat bor. Praktikum acara II ini praktikan dengan
dibimbing asisten melakukan pendeskripsian bagian bagian dari kompresor.
Dengan
pengenalan
kompresor
untuk
memahami
prinsip
kerja,
mekanisme, dan fungsi dari bagian-bagian kompresor dan bor serta sistem
peralatan yang berhubungan. Dengan adanya Praktikum Pemboran dan Peledakan
ini terutama Acara I dan II, diharapkan praktikan dapat memahami dan mengerti
secara jelas, alat alat yang digunakan pada proses pemboran, serta tata cara
pemilihan alat bor dan kompresor untuk keperluan pembuatan lubang ledak.
Dengan demikian, praktikan dapat menerapkan prinsip prinsip pemilihan alat,
serta mekanisme kerja dari alat bor dan kompresor di kemudian hari.
2.2
Dasar Teori
Udara bertekanan tinggi yang dihasilkan oleh kompresor merupakan
sumber tenaga bagi alat bor, misal jack hammer dan crawl rock drill ( CRD ) dll.
Disamping sebagai sumber tenaga untuk menggerakkan rangkaian alat bor, udara
bertekanan tinggi tersebut juga berfungsi untuk :
1.
2.
2.
Rotary Compressor.
3.
Centrifugal Compressor.
M.Distyan A/112130142
15
Kapasitas kompresor dinyatakan dalam Cubik Feet per Menit (Cfm), yaitu
udara bebas yang dihisap dan ditekan oleh kompresor merupakan udara pada
kondisi tekanan udara bebas atau atmosfer ( 1 atm ), yang berada pada batas
permukaan air laut. Proses penekanan udara tersebut ada 2 macam :
1.
Kompresi Adiabatik
Yaitu proses penekanan udara dimana tekanannya tetap.
2.
Kompresi Isotermik
Yaitu proses penekanan udara dimana suhunya tetap.
Menurut tipenya kompresor dibagi menjadi 2 kelompok yang didasarkan
2.
3.
4.
Lubrikator
5.
6.
M.Distyan A/112130142
16
2.
3.
4.
2.
3.
berdasarkan prinsip kerjanya alat bor dibagi menjadi dua golongan yaitu:
1.
Manual driven
Prinsip kerja dari manual driven sangat sederhana karena hanya
menggunakan tenaga manusia sebagai tenaga penggerak. Contoh : auger
drill, bangka bor, churn drill, bor mesin semprot ( BMS ).
2.
Mechanic driven
Prinsip kerja dari mechanical driven yaitu penggunaan mesin sebagai
tenaga penggerak alat bor. Mechanic driven dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
a. Percussive drill : churn drill dan hammer drill
b. Rotary drill : hydraulic drill, diamond drill, chiled shot drill, turbo
drill dan jet pierce drill
c. Rotary percuassive drill : jack hammer
Dalam kegiatan penambangan terbuka untuk pengeboran alat yang
digunakan adalah down the hole drill, Rotary driven, dan top hammer. Untuk
M.Distyan A/112130142
17
M.Distyan A/112130142
18
Metode pemboran Top hammer adalah metode pemboran yang terdiri dari
2 kegiatan dasar yaitu putaran dan tumbukan. Kegiatan ini diperoleh dari
gerakan gigi dan piston, yang kemudian ditransformasikan melalui shank
adaptor dan batang bor menuju mata bor. Berdasarkan jenis penggerak
putaran dan tumbukannya, metode ini dibagi menjadi dua jenis yaitu :
Hydrolic Top Hammer dan Pneumatic Top Hammer.
b) Down the Hole Hammer ( DTH Hammer )
Metode pemboran ini adalah metode pemboran tumbuk-putar yang
sumber dasarnya menggunakan udara bertekanan. DTH Hammer
dipasang dibelakang mata bor, di dalam lubang sehingga hanya
sedikit energi tumbukan yang hilang akibat melewati batang bor dan
sambungan-sambungannya.
Contoh
dari
alat
bor
dengan
B
S
=Jumlah Burden
= Jumlah Spasi
L = Tinggi Jenjang
Vequivalen (
M.Distyan A/112130142
m3
) =
m
V Total
nx H
19
Keterangan :
n = Jumlah Lubang Ledak
H = Kedalaman Lubang Ledak
m
) = H / Ct
menit
Keterangan :
H = Kedalaman pemboran
Ct
= Cycle Time
m3
) = Kec.Pemboran x V.setara x x 60 mnt
jam
Keterangan :
= Efisiensi Mesin Bor
Tonase (ton/jam) = Produksi Mesin Bor x Densitas
Pulley bergerak karena energi dari motor yang dihubungkan dengan belt.
2.
3.
4.
M.Distyan A/112130142
20
Keterangan:
1.
Tabung
2.
Pulley Besar
3.
Pulley Kecil
4.
Belt
5.
Filter
6.
Piston
7.
Indikator RPM
8.
Tutup Klep
9.
Dinamo
10. Selang
Gambar 2.1
Kompresor dan bagian-bagiannya
Hasil adalah praktikum yang telah kami lakukan adalah :
Mengetahui fungsi dari kompressor yaitu udara bertekanan tinggi yang dihasilkan
oleh kompresor merupakan sumber tenaga bagi alat bor.
Mengetahui dan memahami prinsip kerja, mekanisme dan fugsi bagian-bagian
kompressor serta system peralatan yang berhubungan..
Mengetahui fungsi serta bagian-bagian dari kompressor.
Suatu alat bor yang biasa digunakan untuk dipasangkan dengan kompresor
terdiri dari beberapa bagian penting diantaranya :
1. Mesin bor
Mesin bor adalah alat pengubah energi potensial berupa udara bertekanan
dari kompresor menjadi energi mekanik penggerak piston dan drill rod.
2. Shank adaptors
M.Distyan A/112130142
21
Shank
adaptor
adalah
bagian
tangkai
yang
digunakan
untuk
Datacable bit
Disebut deteacable bit apabila bitnya bisa diganti-ganti tidak menyatu
dengan drill rod. Pada jack hammer deteacable bit ini dikenal juga
dengan soket.
Forget bit
Disebut Forget bit apabila menyatu dengan drill rod dan bitnya tidak
bisa lepas. Pada jack hammer, forget bit ini dikenal juga dengan nama
chiel.
a. Tipe mata bor
Gambar 2.2
Diamond Bit
M.Distyan A/112130142
Gambar 2.3
Tangstone
22
Gambar 2.4
Drag Bit
Gambar 2.5
Tricone Bit
Gambar 2.6
Cross Bit
Gambar 2.7
Botton Bit
Gambar 2.8
Chisel Bit
M.Distyan A/112130142
23
b.
Gambar 2.9
Riffel Nut
Gambar 2.11
Ratchete Ring & Pawl
Gambar 2.13
Penutup Atas & Tabung Oli
M.Distyan A/112130142
Gambar 2.10
Riffel Bar
Gambar 2.12
Rumah Chuck
Gambar 2.14
Chuck
24
Gambar 2.15
Piston
Gambar 2.16
Rumah Piston
Gambar 2.17
Tongue
temperatur berubah.
b) Kompresor isothermis :
Peningkatan tekanan pada temperatur tetap dan tekanan yang berubah.
Pada kompresor adiabatic tekanan udara yang dihasilkan jauh lebih
besar bila dibandingkan pada kompresor isothermis.
2.
M.Distyan A/112130142
25
return, suction
kualitas udara yang baik pula dan juga berfungsi untuk efisiensi kerja
water separator (pemisah air) untuk dapat dilakukan pemisahan uap air
dari udara bertekanan secara teratur sehingga dihasilkan udara yang kering
serta
dapat
dilakukan
penyimpanan
udara
bertekanan
apabila
b.
c.
Untuk memilih alat bor yang digunakan untuk pemboran. Dasar pemilihan
alat bor adalah :
1. Jenis pekerjaaan yang akan dilakukan, apakah surface atau underground
2.
3.
Jenis batuan
4.
M.Distyan A/112130142
26
5.
6.
Kondisi lapangan
7.
8.
Fragmentasi
Dari praktikum Acara II, kami mendapatkan informasi mengenai bagian
bagian dari alat bor, jenis jenis bit, cara kerja dari jack hammer dan merakit
sekaligus melepas jack hammer. Dasar penentuan produksi alat bor adalah
produksi mesin bor tergantung kecepatan pemboran mesin bor, volume setara dan
penggunaan efektif mesin bor. Produksi mesin bor dinyatakan dalam m3/jam.
2.5
Kesimpulan
1. Kompresor merupakan alat yang berfungsi menghasilkan udara
bertekanan tinggi yang merupakan sumber tenaga bagi alat bor. Energi
yang dihasilkan oleh mesin bor merupakan energi potensial (udara
bertekanan) yang kemudian oleh mesin bor akan diubah menjadi energi
mekanik.
2. Udara bertekanan yang dihasilkan oleh kompresor berguna untuk :
Membersihkan
lubang
bor
guna
mengangkat
cutting.
M.Distyan A/112130142
27
LAMPIRAN
M.Distyan A/112130142
28