Anda di halaman 1dari 20

ep

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


putusan.mahkamahagung.go.id

O-CE-N

BY

melawan:

In
do
ne
si
a

P U T U S A N

No. 11 K/Pdt.Sus/2012

ng

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA


MAHKAMAH AG UNG

memeriksa perkara Perselisihan Hubungan Industrial dalam tingkat kasasi telah


DIAN EKAWATI, berkewarganegaraan Indonesia, bertempat tinggal di
Jalan Sri Rama Kos Kedokan, Legian, Kuta-Bali ;
Pemohon Kasasi dahulu Penggugat/Pekerja;

ah

PIMPINAN

HOTEL

BALI

ub
lik

gu

memutuskan sebagai berikut dalam perkara :

OUTRIGGER,

berkedudukan di Jalan Arjuna 88X Legian, Kuta, Badung, Bali, dalam

am

hal ini memberi kuasa kepada Mochamad Sukedi, SH dan Mardiyah,


SH, Advokat dan Konsultan Hukum dari Kantor Hukum Balindo Law
Office, beralamat di Jalan Ahmad Yani No. 125 Denpasar-Bali,

ah
k

ep

Termohon Kasasi dahulu Tergugat/Pengusaha ;


Mahkamah Agung tersebut ;

Membaca surat-surat yang bersangkutan ;

In
do
ne
si

Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang Pemohon


Kasasi dahulu sebagai Penggugat/Pekerja telah menggugat sekarang Termohon Kasasi

Pengadilan Hubungan

A
gu
ng

dahulu sebagai Tergugat/Pengusaha di muka persidangan

Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar pada pokoknya atas dalil-dalil :

1.

Penggugat merupakan karyawati Tergugat mulai diterima bekerja sejak tanggal 24


Maret 2008 dengan jabatan Guest Service Agent di Front Office Department;

2.

Selama bekerja Penggugat selalu dapat melaksanakan tugas dengan baik dan tidak
melanggar peraturan perusahaan di tempat kerja;

Bahwa bermula pada hari Senin tanggal 7 Februari 2011 yaitu Penggugat menerima

ub

4.

Surat Pemutusan Hubungan Kerja tertanggal 7 Februari 2011 dari Tergugat, dengan
alasan bahwa Tergugat tidak memperpanjang kontrak kerja Pengugat;
Bahwa berkenaan dengan itu Penggugat menegaskan bahwa menolak surat

ep

5.

pemutusan hubungan kerja tersebut dan menegaskan bahwa surat pemutusan


hubungan kerja tersebut adalah surat pemutusan hubungan kerja secara sepihak;
Bahwa status hubungan kerja Penggugat dengan Tergugat adalah bersifat permanen
atau tetap walaupun pihak Tergugat menetapkan periode jangka waktu 3 (tiga) kali

on

Hal. 1 dari 5 hal. Put. No. K/Pdt/

In
d

gu

ng

perpanjangan kontrak kerja selama 3 tahun akan tetapi pada kontrak kerja awal

es

6.

ka

lik

peraturan perusahaan;

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ik

ah

Bahwa pekerjaan yang Penggugat lakukan dengan sistim kerja team dan sudah

berlangsung lama tidak pernah timbul permasalahan dan selalu berpedoman pada

ah

3.

Halaman 1

ep
u

hk
am

2
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

mulai tanggal kontrak kerja dan hal ini sangat jelas-jelas bertentangan dengan Pasal
58 ayat (1) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003, yang berbunyi perjanjian kerja

ng

untuk waktu tertentu tidak dapat mensyaratkan adanya masa percobaan kerja. Serta

perpanjangan kontrak yang dilakukan oleh Tergugat dibuat dengan 3 (tiga) kali

gu

perpanjangan, sehingga sangat bertentangan dengan bunyi Pasal 59 ayat (4)


Undang-Undang No. 13 Tahun 2003, yang berbunyi Perjanjian kerja waktu

ah

7.

lama 2 (dua) tahun dan hanya boleh diperpanjang 1 (satu) kali untuk jangka waktu

paling lama 1 (satu) tahun;

Bahwa posisi Penggugat sebagai Guest Service Agent di Front Office Department

ub
lik

tertentu yang didasarkan atas jangka waktu tertentu dapat diadakan untuk paling

adalah pekerjaan yang bersifat tetap atau berkelanjutan, karena posisi tersebut akan

am

selalu ada selama hotel tersebut tetap beroperasi melayani tamu, sehingga menurut
jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya tidak akan pernah selesai dalam jangka
waktu tertentu dan hal ini juga sangat bertentangan dengan Pasal 59 ayat (1)

ah
k

ep

Undang-Undang No. 13 Tahun 2003, huruf a, b, c dan d, yang berbunyi Perjanjian


kerja untuk waktu tertentu hanya dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu yang

a. Pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya;

In
do
ne
si

tertentu, yaitu;

menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam waktu

A
gu
ng

b. Pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu


lama dan paling lama 3 (tiga) tahun;

c. Pekerjaan yang bersifat musiman; atau

d. Pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk
tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan;

8. Bahwa Penggugat tidak merasa hina untuk meminta kembali bekerja di hotel OCE-N Bali by Outrigger karena Penggugat merasa tidak ada masalah dengan

lik

ah

seluruh teman-teman di hotel. Penggugat ingin mene-gakkan hukum yaitu


Undang-Undang Tenaga Kerja yang berlaku, agar dimasa yang mendatang tidak

ub

terjadi insiden seperti ini lagi. Serta memberikan pembelajaran kepada Tergugat
agar tidak sewenang-wenang dalam mengemban jabatan dan menjalankan
tugasnya. Juga kepada teman-teman agar jangan takut dalam membela hak

ka

ep

sehingga tenang dalam bekerja karena ada Dinas Sosial dan Tenaga Kerja serta
Undang-Undang Tenaga Kerja yang melindungi dan menjamin hak-hak dasar

pekerja, menjamin kesamaan kesempatan serta perlakuan tanpa diskriminasi


9.

Bahwa pada hari Senin tanggal 21 Maret 2011 Penggugat kembali beretikad baik

on
In
d

gu

ng

untuk menemui manajemen untuk merundingkan pemutusan hubungan kerja ini

es

untuk mewujudkan kesejahteraan bersama;

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

Penggugat diwajibkan untuk mengikuti masa percobaan selama 3 bulan terhitung

Halaman 2

ep
u

hk
am

3
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

Manajemen dengan tidak bersedianya Manajemen menanda tangani risalah


perundingan atas pendiriannya yang tertuang dalam risalah perundingan;

ng

10. Bahwa dengan tidak adanya pembinaan serta skorsing baik lisan maupun tulisan
maka Penggugat merasa sebagai warga negara yang baik, pada hari Selasa tanggal

gu

22 Maret 2011 mengadukan permasalahan Penggugat kepada Bapak Kepala Dinas

Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Badung untuk meminta perlindungan PHK atas

pemutusan hubungan kerja sepihak yang telah dilakukan oleh manajemen melalui
surat pengaduan tertanggal 22 Maret 2011;

11. Bahwa dengan dilakukannya perundingan di tingkat bipartit atas petunujuk

ub
lik

ah

Mediator Dinas Sosial dan Tenaga Kerja dan tidak mencapai kata sepakat lalu ke
tingkat mediasi dengan hasil yang sama bahwa ketetapan Tergugat tetap pada

am

pendiriannya yaitu Penggugat diputus hubungan kerja dengan alasan berakhirnya


kontrak kerja Penggugat;

12. Bahwa pada tanggal 12 Mei 2011 terbit Anjuran Mediator Dinas Sosial Dan Tenaga

ah
k

ep

Kerja dengan nomor 567/1516/Disosnaker tentang masalah Pemutusan Hubungan


Kerja yang intinya menganjurkan agar pihak pengusaha atau Tergugat dapat

memperkerjakan kembali Penggugat dan pihak Tergugat tetap membayar upah

In
do
ne
si

pekerja sampai adanya putusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap dari
Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial;

A
gu
ng

13. Bahwa sesuai dengan informasi yang diterima penggugat dari Pegawai Perantara

hingga saat ini (telah lebih dari 10 hari sejak diterimanya surat anjuran) Tergugat

belum menyampaikan tanggapan tentang isi surat anjuran, dengan demikian

Penggugat melakukan gugatan ke Pengadilan Perselisihan hubungan Industrial pada

Pengadilan Negeri Denpasar. Sesuai Undang Undang RI No. 2 Tahun 2004 tentang

Perselisihan Hubungan Industrial pasal 13, ayat 2 huruf c dan d dan Pasal 14.

Keadaan dan alasan-alasan seperti tersebut diatas menurut hukum dan prosedur

lik

gugatan Hubungan Kerja terhadap Pimpinan Perusahaaan Hotel O-CE-N Bali by


Outrigger yang telah mem PHK Penggugat dengan semena-mena;

ub

ah

perundang-undangan yang berlaku, merupakan alasan yang cukup untuk melakukan

14. Bahwa dengan adanya kejadian ini akibat dari perlakuan Tergugat serta Penggugat
harus menunggu keputusan yang mempunyai kekuatan hukum dalam jangka waktu

ka

ep

yang cukup lama sehingga mengakibatkan kondisi phisik Tergugat merasa


terhinakan dan terlecehkan dalam menjalani kehidupan sosial sehari-hari karena

kesan PHK dimasyarakat saat ini masih mempunyai kesan negatif yang mana
15. Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Penggugat memohon kepada Pengadilan

on

Hal. 3 dari 22 hal. Put. No. 11 K/Pdt.Sus/2012

In
d

gu

ng

Perselisihan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar supaya

es

seolah-olah Penggugat telah melakukan kesalahan berat;

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

secara bipartit akan tetapi etikad baik Penggugat tidak ditanggapi secara serius oleh

Halaman 3

ep
u

hk
am

4
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

In
do
ne
si
a

dibacakan Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri


Denpasar, dengan perincian sebagai berikut ;
Tuntutan Provisionil:

Pembayaran upah/gaji dan hak-hak lainnya sebagai hak Penggugat dan sebagai

ng

1.

kewajiban dari Tergugat yang belum dibayarkan oleh Tergugat sehingga secara
pengusaha

gu

hukum

atau Tergugat

telah

melanggar

ketentuan

hukum

sebagaimana diatur dalam UU Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 93 ayat 2 huruf f


dengan perhitungan sebagai berikut;

-- Gaji terakhir Penggugat terima ditambah service charge yaitu pada periode

gaji bulan Maret 2011 sebesar Rp 3.366.896,- (tiga juta tiga ratus enam

ub
lik

ah

puluh enam ribu delapan ratus sembilan puluh enam rupiah) sehingga
perhitungan gaji yang belum dibayarkan oleh Tergugat adalah sebagai

am

berikut;

Pembayaran gaji bulan April 2011

= Rp 3.366.896,-

Pembayaran gaji bulan Mei 2011

= Rp 3.366.896,-

Denda keterlambatan membayar gaji dan bunga terhadap gaji yang belum

In
do
ne
si

2.

hukum yang tetap;

ep

ah
k

Serta diperhitungkan bulan berikutnya sampai putusan ini berkekuatan

dibayar oleh Tergugat sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

A
gu
ng

8 Tahun 1981 tentang Perlindungan Upah, Pasal 19 dengan Perhitungan sebagai


berikut;

a. Denda keterlambatan membayar gaji hingga bulan Mei 2011:


Gaji bulan April 2011 = 2 X 50% X 3.366.896,-

= Rp 3.366.896,-

Gaji bulan Mei 2011

= Rp 1.683.448,-

= 1 X 50% X 3.366.896,-

Serta diperhitungkan bulan berikutnya sampai putusan ini berkekuatan

lik

b. Bunga terhadap gaji, yang belum dibayar hingga bulan Mei 2011:
Gaji bulan April 2011 = 3.366.896 X 0,20% X 2

= Rp 13,467

Gaji bulan Mei 2011 = 3.366.896 X 0,20% X 1

= Rp 6,733

ub

ah

hukum yang tetap;

Serta diperhitungkan bulan berikutnya sampai putusan ini berkekuatan

ka

hukum yang tetap;

ep

Terhadap pelanggaran termaksud di atas Penggugat telah sepatutnya menuntut


pembayaran gaji beserta hak-hak lainnya yang seharusnya dan biasa diterima

ah

Penggugat. Serta sekaligus menuntut secara provisional dengan putusan sela yang

on
In
d

gu

ng

yang seharusnya dan biasa diterima Penggugat terhitung sejak periode pembayaran

es

harus dan dapat dilakukan terlebih dahulu pembayaran gaji dan hak-hak lainnya

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 4

ep
u

hk
am

5
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

In
do
ne
si
a

gaji bulan April 2011 sampai dengan ditetapkannya putusan yang mempunyai
kekuatan hukum tetap walaupun dilakukan perlawanan, banding maupun kasasi;
Tuntutan Pokok Perkara:

Pihak Tergugat memanggil secara tertulis kepada Penggugat di mana dalam

ng

1.

panggilan tertulis tersebut kapan mulainya bekerja, jenis/bagian pekerjaan serta

gu

besarnya gaji perbulan yaitu sesuai dengan jabatan dan tidak adanya unsur

diskriminasi sebagaimana Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Bab III, Pasal 6

yang berbunyi; Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh perlakuan yang sama

tanpa diskriminasi dari Pengsaha;

2.

Kerugian imaterial sebagai akibat dari perlakuan yang tidak menyenangkan dari

ub
lik

ah

tindakan Tergugat sehingga mengakibatkan kondisi psychis dan stress karena


terancamnya kelangsungan hidup, terhinakan dan terlecehkan dalam menjalani

am

kehidupan sosial sehari-hari, mohon agar secepatnya masalah PHK

ini

diselesaikan dan mengabulkan semua tuntutan Penggugat;

Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Penggugat/Pekerja mohon kepada

ep

ah
k

Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar supaya memberikan


putusan sebagai berikut :

DALAM PROVISI
kewajibannya;

In
do
ne
si

-- Menetapkan bahwa Tergugat maupun Penggugat harus tetap melaksanakan

A
gu
ng

DALAM POKOK PERKARA

-- Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

-- Menyatakan PHK yang dilakukan Tergugat terhadap Penggugat tidak sah;


-- Memerintahkan

Tergugat

untuk

memperkerjakan

kembali

Penggugat

dan

memberikan apa yang menjadi haknya sebagai pekerja/buruh serta Penggugat untuk
melaksanakan kewajibannya sebagai pekerja/buruh;

lik

I.

Gaji yang belum dibayar:


April 2011

= Rp 3.366.896,-

Mei 2011

= Rp 3.366.896,-

Jumlah

= Rp 6.733.792,-

ub

ka

ah

-- Menetapkan agar Tergugat membayar hak-hak Penggugat dalam Putusan Sela berupa:

ep

Serta diperhitungkan bulan berikutnya sampai putusan ini


tetap;

berkekuatan hukum

= 2 X 50% X 3.366.896,-

= Rp 3.366.896,-

Mei 2011

= 1 X 50% X 3.366.896,-

= Rp 1.683.448,-

on

= Rp 5.050.344,Hal. 5 dari 22 hal. Put. No. 11 K/Pdt.Sus/2012

In
d

gu

Jumlah

es

April 2011

ng

ah

II. Denda keterlambatan membayar gaji:

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 5

ep
u

hk
am

6
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

tetap;

berkekuatan hukum

In
do
ne
si
a

Serta diperhitungkan bulan berikutnya sampai putusan ini


III. Bunga terhadap gaji yang belum dibayar:
= 3.366.896 X0.20% X 2

= Rp 13.467,-

Gaji bulan Mei 2011

= 3.366.896 X 0.20% X 1

= Rp 6.733,-

ng

Gaji bulan April 2011

= Rp 20.200,-

gu

Jumlah

Serta diperhitungkan bulan berikutnya sampai putusan ini


tetap;

berkekuatan hukum

Gaji yang belum dibayar

Rp 6.733.792,-

Denda keterlambatan

Rp 5.050.344,-

Bunga gaji yang belum dibayar

Rp

Jumlah

Rp 11.804.336,-

-- Menetapkan

Tergugat

ub
lik

am

ah

Total keseluruhan yang harus dibayar sampai bulan Mei 2011 adalah:

untuk

20.200,-

memberikan

ganti

rugi

imateriil

sebesar

Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) kepada Penggugat;

ep

ah
k

-- Menghukum kepada Tergugat untuk membayar segala biaya yang timbul dalam
perkara ini;

-- Atau apabila Majelis Hakim yang terhormat berpendapat lain, mohon agar kiranya

In
do
ne
si

putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono) ;

Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat/Pengusaha mengajukan

A
gu
ng

eksepsi pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut :

1.

Bahwa pada dasarnya Tergugat menolak dengan tegas seluruh dalil gugatan
Penggugat kecuali hal-hal yang secara tegas diakui kebenarannya oleh Tergugat :

2.

Bahwa gugatan Penggugat adalah mengandung cacat formil, yaitu error in Persona
dalam hal ini Penggugat telah salah/keliru menarik Pihak Tergugat (Pimpinan
Perusahaan Hotel O-CE-N Bali by Outrigger) dalam perkara a quo ( gemis

lik

Bahwa yang seharusnya ditarik sebagai Tergugat oleh Penggugat dalam perkara a
quo adalah direktur Perusahaan, yaitu dalam hal ini adalah PT OCEAN BEACH
HOTEL, bukan pimpinan perusahaan Hotel O-ce-n Bali by outrigger. Sebab

ub

ah

aanhoeda nigheid ) ;

hubungan kerja yang terbentuk adalah antara Penggugat sebagai penerima perintah

ka

kerja (buruh/pekerja) dan PT. OCEAN BEACH HOTEL , selaku pemberi perintah

ep

kerja (pengusaha) ;

Bahwa HOTEL O-CE-N Bali by Outrigger adalah bukan sebagai pemberi kerja

ah

melainkan sebagai branding/nama dagang saja, sedangkan perusahaan pemberi

BEACH HOTEL. Sesuai dengan Undang-Undang Perseroan Terbatas (UU PT)

on
In
d

gu

ng

Nomor 40 Tahun 2007 seharusnya yang digugat oleh Penggugat adalah PT OCEAN

es

perintah kerja adalah badan hukum berbentuk Perseroan bernama PT. OCEAN

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 6

ep
u

hk
am

7
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

In
do
ne
si
a

BEACH HOTEL dan direktur utamanya, bukan pimpinan Perusahaan Hotel O-ce-n

bali by outrigger. Sebab dalam hal ini pimpinan perusahaan Hotel O-ce-n Bali By
Outrigger yang dijabat oleh general manager tidak mempunyai wewenang untuk

ng

mewakili perusahaan di dalam dan diluar Pengadilan sehingga tidak mempunyai


kapasitas untuk ditarik sebagai pihak Tergugat ;

gu

Bahwa oleh karena gugatan Penggugat adalah nyata dan jelas mengandung cacat

formil yaitu eror in persona maka sudah seharusnya gugatan Penggugat ditolak atau
setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima (Niet onvantkelijeke verklaard) ;

Bahwa gugatan Penggugat adaah kabur (obscuur libels) hal ini didasarkan pada
fakta hukum sebagai berikut :

ah

3.1.

Bahwa di dalam posita gugatannya Penggugat sama sekali tidak

ub
lik

3.

menyebutkan gaji yang diterima sesuai kontrak kerja antara Penggugat

am

dengan Perusahaan tertanggal 23 Maret 2010. Bahwa sesuai kontrak kerja


halaman 4, gaji yang diterima oleh Penggugat adalah sebesar Rp 1.210.000,(satu juta dua ratus sepuluh ribu rupiah). Akan tetapi di dalam tuntutan

ah
k

ep

provisionilnya, Penggugat justru langsung menuntut pembayaran gaji


sebesar Rp 3.336.896,- hal ini tidak diperkenankan di dalam sebuah surat
didalam

posita

gugatannya

Penggugat

terlebih

dahulu

In
do
ne
si

Seharusnya

gugatan, di mana menyebabkan gugatan menjadi kabur dan tidak jelas.


menyebutkan besaran gaji yang diterima sesuai kontrak beserta tunjangan-

A
gu
ng

tunjangannya sehingga menjadi cukup beralasan untuk dijadikan petitum


gugatan ;

3.2.

Bahwa antara gugatan halaman 4 dan halaman 5 salin tumpang tindih di

mana pada halaman 4 Penggugat sudah mengajukan tuntutan Provisioni

tetapi dihalaman 5 kembali mengajukan Petitum dalam provisi, begitu juga

dengan tuntutan/Petitumnya di halaman 5 gugatan semacam itu sungguh-

3.3.

lik

sebuah gugatan ;

Bahwa petitum dalam provisi halaman 5 benar-benar sangat abstrak dan


membingungkan, di mana Penggugat menuntut agar Tergugat maupuun

ub

ah

sungguh membingungkan dan sangat tidak lajim didalam mengajukan

Penggugat harus tetap melaksanakan segala kewajibannya. Melaksanakan

ka

segala kewajiban apa dan bagaimana yang dimaksudkan oleh Penggugat ?


3.4.

ep

gugatan seperti ini jelas-jelas sangat membingungkan dan kabur ;


Bahwa Penggugat di dalam Petitum dalam pokok perkara halam 6 alenia

ah

ke-1 menuntut menetapkan agar Tergugat memberikan membayar hak-hak

Bahwa tuntutan seperti ini jelas-jelas membingungkan kabur dan tidak dapat

on

Hal. 7 dari 22 hal. Put. No. 11 K/Pdt.Sus/2012

In
d

gu

ng

diterapkan karena bagaimana mungkin putusan sela dimintakan pada

es

Penggugat dalam putusan sela ;

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 7

ep
u

hk
am

8
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

In
do
ne
si
a

petitum dalam pokok perkara ? hal ini jelas-jelas menunjukan kalau


Penggugat sama sekali tidak memahami aturan yang berlaku/hukum acara
pada persidangan industrial ini ;

ng

Bahwa oleh karena gugatan Penggugat adalah membingungkan dan kabur maka

sudah seharusnya ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima

gu

(Niet onvantkelijeke verklaard);

Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Hubungan Industrial pada

Pengadilan Negeri Denpasar telah mengambil putusan, yaitu putusannya No. 06/G/2011/

PHI-PN.DPS, tanggal 6 Oktober 2011, yang amarnya sebagai berikut:

ah

1. Menolak eksepsi Tergugat seluruhnya;


DALAM PROVISI

ub
lik

DALAM EKSEPSI

am

1. Menolak gugatan provisi Penggugat seluruhnya;


DALAM POKOK PERKARA

1. Menolak gugatan Penggugat seluruhnya;

ah
k

ep

2. Membebankan biaya perkara kepada Negara;

Menimbang, bahwa sesudah putusan terakhir ini dijatuhkan dengan hadirnya

Penggugat/Pekerja pada tanggal 6 Oktober 2011, kemudian terhadapnya oleh

In
do
ne
si

Penggugat/Pekerja, diajukan permohonan kasasi secara lisan pada tanggal 14 Oktober


2011, sebagaimana ternyata dari akte permohonan kasasi No. 06/Kas/G/2011/

A
gu
ng

PHI.PN.DPS, yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Hubungan Industrial pada

Pengadilan Negeri Denpasar, permohonan tersebut diikiti dengan memori kasasi yang

memuat alasan-alasan yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial


pada Pengadilan Negeri tersebut pada tanggal 26 Oktober 2011 ;

Bahwa setelah itu oleh Tergugat/Pengusaha yang pada tanggal 2 November

2011, telah diberitahu tentang memori kasasi dari Penggugat/Pekerja, diajukan jawaban
pada

lik

tanggal 17 November 2011;

Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya telah

ub

diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama, diajukan dalam tenggang waktu dan
dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, maka oleh karena itu permohonan
kasasi tersebut formal dapat diterima ;

ep

Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/


Penggugat/Pekerja dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya ialah :
1

Bahwa pertimbangan Majelis Hakim dalam pertimbangannya (halaman 6 alenia

ah

ka

ah

memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Denpasar

Tergugat adalah hubungan kerja dengan waktu tertentu, adalah hanya

on
In
d

gu

ng

berdasarkan penafsiran sendiri belaka karena telah jelas-jelas dicantumkan dalam

es

delapan) yang menyatakan bahwa status hubungan kerja antara Penggugat dan

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 8

ep
u

hk
am

9
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

In
do
ne
si
a

Daftar Pembuktian Pemohon Kasasi P-1 dan P-2 dan khusus pada bukti P-2

dilampirkan dua perpanjangan periode kontrak kerja yang berbeda sekaligus, dan
sangat jelas bahwa hubungan kerja antara Penggugat dengan Tergugat dilakukan

ng

dalam beberapa kali perpanjangan perjanjian kerja yang totalnya sebanyak 3


(tiga) kali perpanjangan;

Bahwa Majelis Hakim tidak cermat melihat Daftar Pembuktian Pemohon Kasasi

gu

yaitu sejak tanggal 24 Maret 2008 bahwa Pemohon Kasasi bekerja pada

Termohon Kasasi dengan kontrak kerja ke I (pertama), yang di tanda tangani

pada tanggal 12 Maret, untuk masa berlaku sejak 24 Maret 2008 hingga 23
Maret 2009, dengan dicantumkannya 3 bulan masa percobaan. Dan dalam judul

kerja, sesuai bukti P-1 sama sekali tidak menyebutkan PKWT

ub
lik

ah

kontrak

(Perjanjian Kerja Waktu Tertentu) dan dalam perjanjian kerja tersebut juga

am

dengan jelas mengatur adanya masa percobaan, karena hal ini dengan jelas
menabrak ketentuan UU No. 13 Tahun 2003 Pasal 58 ayat (1) yang berbunyi
Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak dapat mensyaratkan adanya masa

ep

ah
k

percobaan kerja Sedangkan dalam perjanjian kerja antara Pemohon Kasasi dan
Termohon Kasasi, sesuai bukti P-1 jelas-jelas diatur dan disebutkan adanya masa

percobaan;

In
do
ne
si

Bahwa, meskipun sudah berakhir pada tanggal 23 Maret 2009, Pemohon Kasasi
tetap bekerja seperti biasa sampai selanjutnya pada tanggal 23 Maret 2009

A
gu
ng

Termohon Kasasi memberikan surat perpanjangan Kontrak Kerja ke II (dua) selama


1 tahun, dengan masa berlaku tanggal 25 Maret 2009 sampai dengan 24 Maret

2010, meskipun masa kontrak kerja telah berakhir, Pemohon Kasasi masih tetap

bekerja seperti biasa. Dan pada tanggal 23 Maret 2010, Termohon Kasasi kembali

memberikan surat perpanjangan Kontrak Kerja yang ke III (tiga) untuk masa selama
1 Tahun, berlaku mulai tanggal 24 Maret 2010 sampai dengan 23 Maret 2011.

lik

tidak pernah di liburkan setiap menandatangani kontrak kerja, dapat dilihat dengan
jelas dari rentetan tanggal kontrak kerja yang pertama dan lainnya tidak pernah ada
jeda dan terus berkelanjutan, hal ini juga dapat dibuktikan dari pembayaran

ub

ah

Bahwa, Pemohon Kasasi selama bekerja pada Termohon Kasasi, Pemohon Kasasi

Jamsostek Pemohon Kasasi tidak pernah terputus pembayarannya atau terus


3

Bahwa jenis pekerjaan

karyawan/ti hotel adalah jenis pekerjaan yang

ep

ka

berkelanjutan bukti P-7;

berkelanjutan dan tidak selesai dalam waktu tertentu atau bersifat tetap selama

ah

hotel tersebut masih menerima tamu atau beropeasi karena hotel di Indonesia

apalagi posisi atau jabatan Pemohon Kasasi sebagai karyawati Front Office atau

on

Hal. 9 dari 22 hal. Put. No. 11 K/Pdt.Sus/2012

In
d

gu

ng

kantor depan yang secara langsung melayani tamu setiap harinya yang

es

tidak terpengaruh oleh adanya musim kecuali hotel tersebut bangkrut atau pailit,

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 9

ep
u

hk
am

10
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

In
do
ne
si
a

merupakan bagian dari proses produksi dalam operasional hotel tersebut, jadi
jelas-jelas bahwa jenis pekerjaan Pemohon Kasasi selalu berkelanjutan dan

bukan pekerjaan musiman, dan telah ditekankan pula dari PENJELASAN

ng

ketentuan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 pasal 59 Ayat (2) yang berbunyi;
Yang dimaksud dengan pekerjaan yang bersifat tetap dalam ayat ini adalah

gu

pekerjaan yang sifatnya terus menerus, tidak terputus-putus, tidak dibatasi waktu

dan merupakan bagian dari suatu proses produksi dalam satu perusahaan atau

pekerjaan yang bukan musiman;

Bahwa pertimbangan Majelis Hakim menerapkan sistim hubungan kerja waktu

tertentu (PKWT) terhadap Pemohon Kasasi yang telah 3 (tiga) kali perpanjangan

ub
lik

ah

kontrak kerja adalah sangat keliru dan melanggar serta menabrak ketentuan Pasal
59 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 khususnya ayat (2), (4), dan (6) yang

am

berbunyi : (Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak dapat diadakan untuk
pekerjaan yang bersifat tetap;

(Perjanjian kerja untuk waktu tertentu yang didasarkan atas jangka waktu tertentu

ah
k

ep

dapat diadakan untuk paling lama 2 (dua) tahun dan hanya boleh diperpanjang 1
(satu) kali untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun;

(Pembaharuan perjanjian kerja waktu tertentu hanya dapat diadakan setelah

In
do
ne
si

melebihi masa tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari berakhirnya perjanjian kerja
waktu tertentu yang Iama, pembaharuan perjanjian kerja waktu tertentu ini hanya

A
gu
ng

boleh di lakukan 1 (satu) kali dan paling lama 2 (dua) tahun;

Bahwa dengan dilanggarnya ketentuan ayat 2, 4, dan 6 maka status PKWT


Pemohon Kasasi tersebut seharusnya berubah menjadi Perjanjian Kerja Waktu

Tidak Tertentu (PKWTT) sejak perpanjangan Perjanjian Ker ja Waktu Tertentu

(PKWT) pertama kalinya atau dengan jenjang waktu 2 tahun (setelah

perpanjangan 1 tahun) terhitung sejak Pemohon Kasasi bekerja pada Termohon


kasasi sebagaimana ketentuan Pasal 59 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003

lik

ah

tentang Ketenagakerjaan, ayat (7) : Per janjian kerja untuk waktu tertentu tidak
memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (4),

ub

ayat (5), dan ayat (6) maka demi hukum menjadi perjanjian kerja waktu tidak

Bahwa pertimbangan Majelis Hakim mempertimbangkan Termohon Kasasi pada

ep

ka

tertentu;

tanggal 7 Februari 2011 telah mengeluarkan surat pemberitahuan pengakhiran

ah

hubungan kerja antara Pemohon Kasasi dengan Termohon Kasasi berlaku sampai

hubungan kerja antara Pemohon Kasasi dengan Termohon Kasasi secara hukum

on
In
d

gu

ng

akan berakhir dan putus dengan sendirinya adalah tidak cermat dan tidak

es

tanggal 23 Maret 2011 sehingga dengan demikian sejak tanggal 24 Maret 2011

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 10

ep
u

hk
am

11
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

mempertimbangkan

Termohon

Kasasi

telah

In
do
ne
si
a

berdasar pada kepastian hukum, pertimbangan Majelis Hakim sama sekali tidak
melakukan

(tiga)

kali

perpanjangan kontrak kerja dan 3 (tiga) kali perpanjangan Perjanjian Kerja

ng

Waktu Tertentu (PKWT) yang dibuat oleh Termohon Kasasi secara sepihak telah

melanggar ketentuan PKWT sebagaimana telah diatur dalam Pasal 59 UU

gu

Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan Keputusan Menakertrans


Republik

Indonesia

Nomor

Kep-100/Men/VI/2004

tentang

Ketentuan

Pelaksanaan PKWT, maka PKWT yang telah dibuat oleh Termohon Kasasi

adalah demi hukum seharusnya menjadi Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu

(PKWTT);

Bahwa Majelis Hakim tidak sama sekali mempertimbangan tindakan pemutusan

ub
lik

ah

hubungan kerja yang dilakukan oleh Termohon Kasasi terhadap Pemohon Kasasi

am

telah melanggar atau tidak mengikuti ketentuan UU No. 2 tahun 2004 tentang
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial dan mengabaikan ketentuan Pasal
151 dan 155 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

ep

ah
k

yaitu, Pasal 151 yang berbunyi:


1

Pengusaha, pekerja/buruh, serikat pekerja/serikat buruh, dan Pemer intah, dengan

segala upaya harus mengusahakan agar jangan terjadi pemutusan hubungan kerja;
Dalam hal segala upaya telah dilakukan, tetapi pemutusan hubungan kerja tidak

In
do
ne
si

dapat dihindari, maka maksud pemutusan hubungan kerja wajib dirundingkan

A
gu
ng

oleh pengusaha dan serikat pekerja/serikat buruh atau dengan pekerja/buruh


apabila pekerja/buruh yang bersangkutan tidak menjadi anggota serikat pekerja/

serikat buruh;

Dalam hal perundingan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) benar - benar tidak

menghasilkan persetujuan, pengusaha hanya dapat memutuskan hubungan kerja

dengan pekerja/buruh setelah memperoleh penetapan dari lembaga penyelesaian

Selama putusan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industryal belum

ub

lik

Pasal 155 yang berbunyi :

ah

perselisihan hubungan industrial;

ditetapkan, baik pengusaha maupun pekerja/buruh Pemutusan hubungan kerja

ka

tanpa penetapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 151 ayat (3) batal demi
2

harus tetap melaksanakan segala kewajibannya;


Bahwa pertimbangan Judex factie tentang adanya peristiwa hukum

yang

ah

ep

hukum;

hubungan kerja antara lain dengan menyebutkan Surat Peringatan tertanggal 9

on

Hal. 11 dari 22 hal. Put. No. 11 K/Pdt.Sus/2012

In
d

gu

ng

September 2009 adalah sangatlah tidak adil karena mengabaikan pertimbangan

es

dijadikan alasan oleh Termohon Kasasi melakukan tindakan pemutusan

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 11

ep
u

hk
am

12
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

In
do
ne
si
a

pembuktian Pemohon Kasasi (P-8) dan tidak sesuai dengan fakta persidangan
walaupun telah dijelaskan pula dalam Replik dan Kesimpulan Pemohon Kasasi,

dan telah dibuktikan pula dalam bukti P-8, yang mana sangat jelas tertulis dalam

ng

Employee Hand Book/Buku Pegangan Karyawan Hotel O-CE-N Bali By

Outrigger bahwa surat peringatan tersebut hanya berlaku selama 6 (enam) bulan

gu

dan secara nyata telah daluwarsa akan tetapi dipaksakan dipakai pertimbangan;

Bahwa pertimbangan Judex factie tentang peristiwa hukum adanya tanda tangan

surat pernyataan yang menyebutkan pada pokoknya Pemohon Kasasi tidak

memiliki hubungan asmara/perselingkuhan Bukti T-4 adalah terlalu dipaksakan


dan jauh dari rasa keadilan karena Majelis Hakim tidak berwenang untuk

ub
lik

ah

mempertimbangan hal tersebut sebelum adanya proses hukum yang mempunyai


kekuatan hukum tetap, dan Majelis Hakim seolah-olah mendukung tindakan

am

Termohon Kasasi atas tuduhan sepihak yang nyata-nyata perbuatan tersebut


merupakan tindakan yang tidak menyenangkan sebagaimana dimaksud Bab.
XVIII Tentang KEJAHATAN TERHADAP KEMERDEKAAN ORANG yang

ah
k

ep

termuat dalam Pasal 335 (angka 1) KUHPidana jo. Yurisprudensi Mahkamah


Agung R.I. dalam putusan No : 157 K/Kr/1980 tentang penerapan Pasal 335, Jo.

Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I. dalam putusan No : 675 K/Pid/1985,

In
do
ne
si

tanggal 04 Agustus 1987 yang memperbaiki putusan bebas (vrijspraak) dari

Pengadilan Negeri Ende No : 15/Pid.B/1984, tanggal 26 Maret 1985, telah

A
gu
ng

memperbaiki kwalifikasi perbuatan pidana yang tidak menyenangkan dan UU

R.I. No. 39 Tahun 1999 Tentang HAK ASASI MANUSIA yang termuat dalam
Pasal 3 (1,2,3), Pasal 17, Pasal 29 (1,2), Pasal 30;

10 Bahwa pertimbangan Judex factie bahwa photo-photo yang mengindi-kasikan


hubungan asmara Pemohon Kasasi adalah pertimbangan yang terlalu sempit dan
SANGAT PERLU DIPERTANYAKAN yang mana telah dijelaskan dalam Replik

lik

hotel dan diluar jam kerja yang sebenarnya dilakukan juga oleh teman-teman
hotel lainnya akan tetapi Termohon Kasasi sengaja mencari kelemahan dengan
hanya memperlihatkan photo-photo Pemohon Kasasi berdua saja, Tuduhan-

ub

ah

dan Kesimpulan bahwa photo-photo tersebut adalah photo-photo kegiatan diluar

tuduhan sepihak tersebut dan bukti photo-photo berdua tersebut adalah bukan

ka

merupakan pelanggaran Employee Hand Book/Buku Pegangan Karyawan Hotel

ep

O-CE-N Bali By Outrigger karena peraturan tersebut tidak ada menyebutkan


suatu pelanggaran sepeti itu, dan juga pelanggaran etika lainnya, dan

ah

permasalahan tersebut sama sekali tidak ada hubungannya dengan masalah

diketahui oleh orang banyak yang hanya menunjukkan suatu keceriaan dan

on
In
d

gu

ng

keakraban antar teman kerja baik rekan kerja, bawahan maupun atasan, bahkan

es

pekerjaan. Disamping photo-photo tersebut juga dibuat ditempat umum dan

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 12

ep
u

hk
am

13
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

In
do
ne
si
a

dapat dibuktikan Pemohon Kasasi tidak pernah mendapatkan peringatan


pelanggaran peraturan perusahaan tentang hal tersebut selama Pemohon Kasasi
bekerja dengan Termohon Kasasi jadi sangatlah dipaksakan dan perlu

ng

dipertanyakan aturan mana yang telah dilanggarnya? sehingga hal tersebut


dipakai pertimbangan Majelis Hakim sebagai pertimbangan pemutusan

gu

hubungan kerja;

11 Bahwa pertimbangan Majelis Hakim memaksakan mengijinkan saksi-saksi yang

dihadirkan dari Termohon Kasasi untuk dimintai keterangannya WALAUPUN

TELAH DITOLAK Pemohon Kasasi sangat perlu dipertanyakan. Karena saksisaksi adalah karyawan langsung Termohon Kasasi atau yang tentunya adanya

ub
lik

ah

unsur kepentingan dari salah satu pihak yang berperkara. Bahwa seperti
diketahui bersama dalam PERKARA PERDATA pengaturan tentang hal-hal

am

kesaksian diatur dalam pasal 139 hir sampai dengan pasal 152 hir dan dari pasal
168 sampai dengan 172 hir / pasal 165 rbg sampai dengan 179 rbg, serta pasal
1895 dan pasal 1902 sampai dengan 1912 bw. Bahwa untuk menjadi saksi atau

ah
k

ep

memberikan keterangan dipersidangan tidak semua orang dapat / diterima


menjadi saksi. Yang dapat memenuhi syarat sebagai seorang saksi adalah orang

yang cakap, dan tidak ada hubungan famili dekat dengan kedua belah pihak serta

In
do
ne
si

tidak ada hubungan kerja seperti misalnya pemberian nafkah. Saksi-saksi Victor
Simorangkir dan I Ketut Tunas adalah jelas-jelas tidak memenuhi syarat sebagai

A
gu
ng

seorang saksi karena saksi-saksi ada hubungan kerja serta adanya pemberian
nafkah dari Termohon Kasasi yang tentu saja adanya unsur keberpihakan, oleh

karena itu semua keterangan saksi-saksi tersebut patut diragukan kebenarannya

dan tidak sesuai dengan fakta sebenarnya;

12 Bahwa pertimbangan Majelis Hakim mempertimbangkan keterangan sepihak

saksi Victor Simorangkir dan I Ketut Tunas menerangkan tentang photo-photo

lik

penafsiran yang sangat dipaksakan dan sangat perlu dipertanyakan kekuatan


hukum pertimbangan tersebut, karena semua penyataan saksi-saksi adalah
pernyataan mereka-reka dan tidak pasti. Pertimbangan Majelis Hakim dalam hal

ub

ah

dan menyatakan Pemohon Kasasi telah berselingkuh adalah merupakan

ini tidak memenuhi asas pembuktian menurut Undang-Undang secara negatif

ka

(sistem pembuktian negatief wettelijke) yaitu tersedianya alat bukti saja belum

ep

cukup untuk menyatakan seseorang bersalah dan sebaliknya, meskipun hakim


sudah cukup yakin akan kesalahan, jika tidak tersedia alat bukti yang cukup tidak

ah

bisa menyatakan seseorang bersalah. Pertimbangan majelis hakim juga tidak

bersalah maka minimal harus dibuktikan dengan sekurang-kurangnya 2 alat bukti

on

Hal. 13 dari 22 hal. Put. No. 11 K/Pdt.Sus/2012

In
d

gu

ng

yang sah. Dan kalau tuduhan-tuduhan tersebut merupakan perbuatan pidana

es

memenuhi asas batas minimum pembuktian yaitu untuk membuktikan seseorang

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 13

ep
u

hk
am

14
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

In
do
ne
si
a

sepatutnya dibuktikan secara proses hukum yang sah terlebih dahulu dan

berdasarkan asas praduga tak bersalah, Majelis Hakim baru dapat mengambil

pertimbangan apabila Pemohon Kasasi terbukti melakukan kesalahan, Majelis

ng

Hakim memberikan pertimbangan dengan tanpa proses hukum adalah sangat


membingungkan dan sangat perlu dipertanyakan ;

gu

13 Bahwa pertimbangan Majelis Hakim mempertimbangkan Pemohon Kasasi

membenarkan dan tidak ada keberatan atas semua keterangan saksi-saksi adalah
sangat mengada-ada dan sangat tidak adil serta adanya indikasi keberpihakan

terhadap Termohon Kasasi karena jelas-jelas Pemohon Kasasi dari awal telah

menolak semua kehadiran saksi-saksi Termohon Kasasi, yang jelas-jelas saksi-

ub
lik

ah

saksi adalah karyawan langsung Termohon Kasasi yang tentunya semua


kebenaran keterangan kesaksiannya patut diragukan bahkan keterangan saksi-

am

saksi Termohon Kasasi yang Pemohon Kasasi dengar adalah tidak sesuai dengan
fakta kebenaran;

14 Bahwa Majelis Hakim sama sekali tidak mempertimbangkan bahwa Pemohon

ah
k

ep

Kasasi telah memanggil 2 kali pemanggilan 5 saksi dari perusahaan dengan


biaya dari Pemohon Kasasi Rp. 75.000 per 1 (satu) orang saksi dalam sekali

pemanggilan dengan jumlah total biaya pemanggilan saksi Rp. 500.000 yang

In
do
ne
si

harus dibayar ke PHI, diantaranya Personalia (1 kali pemanggilan) Front Office


Manager dan Direktur Keuangan (2 kali pemanggilan) General Manager dan

A
gu
ng

Direktur PT Ocean Permata Bali (1 kali pemanggilan) melalui surat yang

dimohonkan kepada pengadilan dengan mengikuti ketentuan Pasal 90 UndangUndang No. 2 Tahun 2004 yang berbunyi :

(1)

Majelis Hakim dapat memanggil saksi atau saksi ahli untuk hadir di
persidangan guna diminta dan didengar keterangannya.

(2)

Setiap orang yang dipanggil untuk menjadi saksi atau saksi ahli kerkewajiban

lik

akan tetapi hanya satu saksi staff Personalia (Pingkan Ayu Mayarani Sanger) yang
hadir dan saksi-saksi lain dari tingkat manajemen tidak bersedia hadir walaupun
telah dipanggil secara patut oleh Majelis Hakim, hal ini SANGAT PERLU

ub

ah

untuk memenuhi panggilan dan memberikan kesaksiannya di bawah sumpah.

DIPERTANYAKAN karena saksi-saksi dari manajemen yang berperan dalam

ka

keputusan PHK tersebut tidak memberikan alasan atas ketidak hadirannya. Untuk

ep

pertimbangan benar-benar memenuhi rasa keadilan dan telah Pemohon Kasasi minta
agar dapat dihadirkan saksi-saksi tersebut secara paksa namun tidak dijadikan

15 Bahwa Pertimbangan Majelis Hakim tentang adanya di Employee Hand Book/

on
In
d

gu

ng

Buku Pegangan Karyawan Hotel O-CE-N Bali By Outrigger menyebutkan

es

ah

pertimbangan oleh Majelis Hakim;

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 14

ep
u

hk
am

15
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

In
do
ne
si
a

perbuatan hubungan asmara/perselingkuhan antar karyawan dikategorikan


sebagai pelanggaran berat yang dikenakan sanksi pemutusan hubungan kerja

adalah nampak sekali dalam kutipan pertimbangan Majelis Hakim tidak sesuai

ng

dengan FAKTA KEBENARAN karena yang sebenarnya TIDAK PERNAH ADA


dalam Employee Hand Book/Buku Pegangan Karyawan yang mengatur tentang

gu

asmara/perselingkuhan antar karyawan dikategorikan sebagai pelanggaran berat.

Jelas-jelas pertimbangan Majelis Hakim hanya berdasarkan penafsiran sendiri

belaka, bahwa penafsiran tidak dibenarkan dilakukan dengan cara mengambil

pemahaman

untuk

memudahkan

tindakan,

karena

pemahaman

untuk

memudahkan tindakan sangat mungkin dilakukan karena adanya keinginan untuk

ub
lik

ah

memenuhi rasa keadilan bagi diri sendiri. Pertimbangan Majelis Hakim sama
sekali tidak bisa dibuktikan dan tidak bisa menyebutkan pasal demi pasal dan

am

peraturan mana dalam Employee Hand Book/Buku Pegangan Karyawan yang


menyebutkan seperti itu, karena tidak ada satu pasalpun yang menyebutkan dan
atau menyinggung seperti pertimbangan Majelis Hakim;

ah
k

ep

16 Bahwa pertimbangan Majelis Hakim tentang Policy & Procedure/Kebijakan dan


Prosedur Hotel O-CE-N Bali By Outrigger Nomor 64 tertanggal 1 Desember

2007 adalah sangat dipaksakan dan sangat kelihatan berat sebelah serta Majelis

In
do
ne
si

Hakim tidak menghormati Hukum positif atau ius constitutum, Majelis Hakim
mendukung peraturan-peraturan yang tidak sah dan mengabaikan prinsip hukum

A
gu
ng

yang berlaku karena dapat dibuktikan bahwa telah dua (2) kali dilakukan
perpanjangan pengesahan peraturan perusahaan Employee Hand Book/Buku

Pegangan Karyawan Hotel O-CE-N Bali By Outrigger oleh Dinas Sosial dan

Tenaga Kerja yaitu tahap pertama di tahun 2007-2009 dan tahap kedua di tahun
2009-2011 dan Procedure/Kebijakan

dan Prosedur Hotel O-CE-N Bali By

Outrigger Nomor 64 tertanggal 1 Desember 2007 atau bukti T-2 ini tidak pernah

lik

Karyawan yang telah disyahkan Hotel O-CE-N Bali By Outrigger tersebut.


Procedure/Kebijakan dan Prosedur Hotel O-CE-N Bali By Outrigger Nomor 64
tertanggal 1 Desember 2007 atau bukti T-2 adalah batal demi hukum karena

ub

ah

dimasukkan atau tercantum kedalam Employee Hand Book/Buku Pegangan

aturan tersebut dibuat secara sepihak, dan kalau memang benar telah berlaku

ka

sejak tanggal 1 Desember 2007, kenapa tidak dicantumkan kedalam Employee

ep

Hand Book/Buku Pegangan Karyawan Hotel O-CE-N Bali By Outrigger yang


berlaku sampai sekarang. Pertimbangan Majelis Hakim sangat tidak cermat dan

ah

secara hukum sepatutnya mempertimbangkan peraturan peraturan yang telah

17 Bahwa Majelis hakim sama sekali tidak mempertimbangkan pembuktian

on

Hal. 15 dari 22 hal. Put. No. 11 K/Pdt.Sus/2012

In
d

gu

ng

Pemohon Kasasi dalam bukti Employee Hand Book/Buku Pegangan Karyawan

es

disahkan atau memakai pijakan aturan hukum yang sah;

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 15

ep
u

hk
am

16
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

In
do
ne
si
a

Hotel O-CE-N Bali By Outrigger yang telah disahkan, bukti P-9, bahwa dengan

jelas disebutkan bahwa aturan Fraternisation adalah menyimpulkan tentang


penjelaskan keramah tamahan dan profesionalisme terhadap tamu dan rekan

ng

kerja;

18 Bahwa Majelis Hakim dalam mempertimbangkan suatu putusan tidak cukup

gu

pertimbangan hukumnya (onvoldoende gemotiveerd) selalu menyebutkan

beralasan hukum akan tetapi tidak jelas undang-undang yang dipakai sebagai

suatu acuan pertimbangan untuk memperoleh kepastian hukum, semua

pertimbangan hanya berdasarkan penafsiran sendiri belaka dan tidak berpatokan


pada ketentuan

Undang-Undang yang berlaku jadi merupakan alasan untuk

ub
lik

ah

Kasasi dan membatalkan Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada


Pengadilan Negeri Denpasar Nomor: 06/G/2011/PHI.PN.Dps, tanggal 6 Oktober

am

2011;

19 Bahwa Majelis Hakim dalam memberikan pertimbangan untuk memutus perkara


ini tidak melihat dan mempertimbangkan Anjuran Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
Daerah Kabupaten Badung tertanggal 12 Mei 2011 Nomor:

ep

ah
k

Pemerintah

567/1516/Disosnaker, bukti P5, dimana anjuran ini dikeluarkan oleh instansi

yang berwenang dan memiliki dasar hukum yang jelas sesuai UU No. 13 tahun
Perselisihan Hubungan Industrial, tentu

In
do
ne
si

2003 tentang Ketenagakerjaan dan UU No. 2 tahun 2004 tentang Penyelesaian


dalam memberikan anjuran sesuai

A
gu
ng

dengan Peraturan Ketenagakerjaan yang berlaku. Bahwa Majelis hakim

sebaliknya sama sekali tidak memberikan pertimbangan untuk memakai dasar

dari Anjuran Mediator;

20 Bahwa terlepas dari Termohon Kasasi tidak mengakui keberadaan dari Mediator
yang mengeluarkan Anjuran dan selayaknya Majelis Hakim memandang dan
memberikan pertimbangan yang lebih adil bahwa Pemutusan hubungan kerja

lik

Mediator yang telah ditunjuk oleh Pemohon Kasasi dan secara khusus pula
Termohon Kasasi menundukkan diri untuk mengikuti hal tersebut dan selebihnya
dalam Putusan Majelis Hakim PHI memberikan putusan Pemutusan Hubungan

ub

ah

tetaplah harus dimintakan putusan dari lembaga yang berwenang dalam hal ini

Kerja secara sah;

ka

21 Bahwa putusan judec factie tidak menunjukkan perwujudkan asas audi et alteram

ep

partem yang tidak menunjukkan suatu keadaan atau memberikan kedudukan


sama kepada para pihak yang merupakan hak yang dijamin dan dilindungi oleh

ah

UUD 1945. Dan dalam proses pemutusan hubungan kerja Termohon Kasasi juga

Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial dan jika dikaitkan sesuai

on
In
d

gu

ng

ketentuan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 151 ayat (3) yang

es

tidak mengikuti ketentuan Undang Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 16

ep
u

hk
am

17
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

In
do
ne
si
a

berbunyi; Dalam hal perundingan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) benarbenar tidak menghasilkan persetujuan, pengusaha hanya dapat memutuskan
hubungan kerja dengan pekerja/buruh setelah memperoleh penetapan dari

ng

lembaga penyelesaian dan jika dihubungkan dengan perselisihan hak dan

perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) ini terjadi, maka berdasarkan

gu

Pasal 86 Undang Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian

Perselisihan Hubungan Industrial yang berbunyi "DaIam hal perselisihan hak

dan/atau perselisian kepentingan diikuti dengan perselisihan pemutusan

hubungaan

kerja,

maka

ub
lik

ah

Pengadilan Hubungan Industrial wajib memutus terlebih dahulu perkara


perselisihan hak dan/atau perselisihan kepentingan" dengan pengertian

am

Termohon Kasasi sepatutnya tetap melakukan kewajibannya seperti apa yang


tercantum dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 155 ayat (1) yang
berbunyi; Pemutusan hubungan kerja tanpa penetapan sebagaimana dimaksud

ah
k

ep

dalam Pasal 151 ayat (3) batal demi hukum;

Dan ayat (2) yang berbunyi; Selama putusan lembaga penyelesaian perselisihan

hubungan industrial belum ditetapkan, baik pengusaha maupun pekerja/buruh harus

In
do
ne
si

tetap melaksanakan segala kewajibannya;

22 Bahwa pertimbangan Majelis Hakim kurang berani dalam menggali dan

A
gu
ng

menelaah permasalahan ini yang nyata-nyata atas tindakan pemutusan hubungan

kerja sepihak Termohon Kasasi ini merugikan Pemohon Kasasi secara

immaterial yang saat ini pengangguran sementara, kehidupan Pemohon Kasasi

makin terancam, di mana Pemohon Kasasi harus membiayai orang tua ibu karena
bapak telah meninggal, membantu biaya sekolah adik, yang mana dengan adanya
peristiwa ini yang berlangsung lama Pemohon Kasasi dalam menjalani

lik

terancamnya kelangsungan hidup, terhinakan dan terlecehkan dalam menjalani


kehidupan sosial sehari-hari karena kesan PHK selama ini dimasyaratkat adalah
masih sangat negatif dan susah untuk mendapatkan kerja apabila setelah di PHK,

ub

ah

kehidupan sehari-hari mengakibatkan kondisi psychis dan stress karena

secara psikologis hal ini merupakan beban berat dalam menjalani hidup sehari-

ka

hari karena akibat dari Termohon Kasasi dalam melakukan tindakan pemutusan

ep

hubungan kerja sama sekali tidak mengikuti ketentuan Undang Undang Nomor:
2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial dan

ah

ketentuan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan ;

dipertanyakan yang telah dilakukan Majelis Hakim pada saat sidang penyerahan

on

Hal. 17 dari 22 hal. Put. No. 11 K/Pdt.Sus/2012

In
d

gu

ng

Kesimpulan, tiba-tiba Majelis Hakim memanggil Termohon Kasasi dan meminta

es

23 Bahwa dalam proses persidangan terdapat kejangalan yang sangat perlu

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 17

ep
u

hk
am

18
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

In
do
ne
si
a

Employee Hand Book/Buku Pegangan Karyawan Hotel O-CE-N Bali By

Outrigger, yang mana jelas-jelas sesi pembuktian telah lewat pada sidang-sidang
sebelumnya dan dalam daftar pembuktian Termohon Kasasi T-1 sampai T-5 juga

ng

tidak ada menyebutkan Employee Hand Book/Buku Pegangan Karyawan Hotel

O-CE-N Bali By Outrigger, yang dipakai sebagai bukti. Tindakan Majelis Hakim
perlu

gu

sangat

dipertanyakan karena sepatutnya pada saat berjalannya sidang yang terhormat

Majelis Hakim menjalankan agenda sidang sesuai peraturan yang berlaku.

Pemohon Kasasi, sangat meragukan tindakan Majelis Hakim akan dapat

ub
lik

ah

bertindak seadil-adilnya;

24 Bahwa Putusan Majelis Hakim Pengadilan hubungan Industrial pada Pengadilan

am

Negeri

Denpasar

pada

perkara

ini

telah

mengabaikan

prinsip-prinsip

perlindungan kerja yang diatur oleh negara dalam UUD 1945, UU No. 13 Tahun
2003 dan UU No. 2 Tahun 2004 tentunya akan memberikan preseden buruk bagi

ah
k

ep

hubungan industrial kedepannya, untuk itu Majelis Hakim perlu lebih


mendalaminya supaya tidak terjadinya salahnya penerapan hukum dan
preseden buruk bagi hubungan industrial yang ada di Bali;

In
do
ne
si

memberikan pertimbangan hukum yang keliru karena akan memberikan


Menimbang, bahwa terlepas dari alasan-alasan kasasi tersebut di atas, dengan

A
gu
ng

tidak perlu mempertimbangkan alasan-alasan kasasi yang diajukan oleh Pemohon

Kasasi, menurut pendapat Mahkamah Agung Pengadilan Hubungan Industrial pada

Pengadilan Negeri Denpasar telah salah menerapkan hukum dengan pertimbangan


sebagai berikut :

-- Bahwa Perjanjiain Kerja Waktu Tertentu (PKWT) sebagaimana bukti P-1, P-2 dan
P-3, melanggar ketentuan Pasal 58 dan 59 ayat (4), (7) Undang-Undang No. 13 Tahun

2003, karena dalam PKWT I mensyaratkan adanya masa percobaan dan PKWT

lik

berubah menjadi Perjanjian Waktu Tidak Tertentu (PKWTT) terhitung sejak adanya

ub

pelanggaran yaitu sejak adanya mensyaratkan masa percobaan tanggal 24 Maret


2008 ;

-- Bahwa sekalipun Pemohon Kasasi terbukti melakukan pelanggaran berupa

ka

ah

diperpanjang lebih dari satu kali, sehingga secara hukum PKWT demi hukum

ep

perselingkuhan (vide keterangan saksi Pemohon Kasasi dan Termohon Kasasi


dihubungkan dengan foto-foto hubungan tidak patut (T-5) yang bertentangan/

ah

melanggar employee hand book maupun policy and procedure terhadap Pemohon

on
In
d

gu

ng

Pemohon Kasasi (PHK), karena sesuai dengan ketentuan-ketentuan a quo dapat juga

es

Kasasi, tidaklah cukup beralasan hukum untuk dilakukan pemecatan terhadap

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 18

ep
u

hk
am

19
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

T-2) ;

-- Menimbang, bahwa dalam perkara ini pasangan selingkuh Pemohon Kasasi sudah

ng

tidak bekerja lagi pada Termohon Kasasi (vide keterangan saksi Pemohon Kasasi dan
saksi Termohon Kasasi/Victor Simorangkir, maka adalah patut dan adil Pemohon

gu

Kasasi/Pekerja, dipekerjakan kembali pada Termohon Kasasi dengan memberi hak


kepada Termohon Kasasi/ Pengusaha untuk melakukan mutasi ;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, terdapat cukup

alasan untuk mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi DIAN EKAWATI
tersebut dan membatalkan putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan

ub
lik

ah

Negeri Denpasar No. 06/G/2011/PHI.PN.DPS, tanggal 6 Oktober 2011, serta Mahkamah


Agung mengadili sendiri perkara ini dengan amar putusan sebagaimana yang akan

am

disebutkan di bawah ini ;

Menimbang, bahwa karena nilai gugatan dalam perkara ini di bawah


Rp 150.000,- (seratus lima puluh juta rupiah), maka berdasarkan ketentuan Pasal 58 UU

ah
k

ep

No. 2 Tahun 2004 para pihak dibebaskan dari biaya perkara dalam tingkat kasasi ini, dan
selanjutnya biaya perkara dalam tingkat kasasi ini dibebankan kepada Negara ;

Memperhatikan Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009, Undang-Undang

In
do
ne
si

Nomor 2 Tahun 2004, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985, sebagaimana telah

diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004, dan perubahan kedua dengan

A
gu
ng

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009, serta peraturan perundang-undangan lain yang


bersangkutan ;

MENGADILI :

Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi : DIAN EKAWATI

tersebut ;

Membatalkan putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri

lik

MENGADILI SENDIRI :
Dalam Eksepsi:
Dalam Provisi:
-- Menolak tuntutan Provisi Penggugat ;

ep

Dalam Pokok Perkara :

ub

-- Menolak eksepsi Tergugat ;

-- Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian ;


-- Menyatakan PHK yang dilakukan Tergugat kepada Penggugat tidak sah ;
Tergugat

untuk

mempekerjakan

kembali

Penggugat

dengan

es

-- Menghukum

ka

ah

Denpasar No. 06/G/2011/PHI.PN.DPS, tanggal 6 Oktober 2011,

memberikan hak kepada Tergugat untuk memutasi Penggugat ;

on

Hal. 19 dari 22 hal. Put. No. 11 K/Pdt.Sus/2012

In
d

gu

ng

-- Menolak gugatan Penggugat untuk selain dan selebihnya ;

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

dikenakan sanksi disiplin administrasi atau pemindahan tugas (vide bukti P-8 dan

Halaman 19

ep
u

hk
am

20
Direktori
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

In
do
ne
si
a

Membebankan biaya perkara kepada Negara ;

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung pada

hari Selasa tanggal 21 Februari 2012, oleh Dr.H. Supandi, SH.,MHum., Hakim Agung

ng

yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai

Ketua

Majelis, Fauzan,

SH.,MH. dan Horadin Saragih, SH.,MH. Hakim-Hakim Ad Hoc Peradilan Hubungan

gu

Industrial pada Mahkamah Agung RI sebagai Anggota, dan diucapkan dalam sidang

terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis dengan dihadiri oleh Hakim-

Hakim Anggota tersebut serta dibantu oleh Endang Wahyu Utami, SH.,MH. Panitera

Pengganti dengan tidak dihadiri oleh para pihak ;

Ketua
ttd/ Dr.H. Supandi, SH.,MHum.

ub
lik

am

ah

Anggota-Anggota
ttd/ Fauzan, SH.,MH.
ttd/ Horadin Saragih, SH.,MH.

ah
k

ep

Panitera Pengganti
ttd/ Endang Wahyu Utami, SH.,MH.

In
do
ne
si

Rahmi Mulyati, SH.MH.


NIP 040 049 629

es
on
In
d

gu

ng

ah

ep

ka

ub

lik

ah

A
gu
ng

Untuk Salinan
Mahkamah Agung RI
an Panitera
Panitera Muda Perdata Khusus

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 20

Anda mungkin juga menyukai