Definisi
Gagal ginjal kronik adalah kerusakan ginjal yang terjadi
selama lebih dari 3 bulan, berupa kelainan struktural atau
fungsional dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi
glomerulus (LFG) dengan manifestasi :
Kelainan patologis
Terdapat kelainan ginjal, termasuk kelainan dalam komposisi
darah atau urin, atau kelainan dalam test pencitraan (imaging
test)
Penjelasan
LFG (ml/mn/1,73)
Kerusakan ginjal
dengan LFG normal
atau
>90
Kerusakan ginjal
dengan LFG ringan
60-89
Kerusakan ginjal
dengan LFG
berat
30-59
LFG
berat
Gagal ginjal
15-29
<15 atau dialisis
Tipe mayor
Penyakit glomerular
(penyakit autoimun , infeksi
sistemik, obat, neoplasia)
Penyakit vaskular
(penyakit pembuluh darah besar,
hipertensi, mikroangiopati)
Penyakit tubulointersitial
(pielonefritis kronik, batu, obstruksi,
keracunan obat)
Penyakit kistik
( ginjal polikistik)
Rejeksi kronik
Keracunan obat (siklosporin/
takrolimus)
Penyakit recurrent (glomerular)
Transplant glomerulopathy
Epidemiologi
Di Amerika Serikat, data tahun 1995-1999 menyatakan insiden
penyakit ginjal kronik diperkirakan 100 kasus perjuta
pertahun, meningkat sekitar 8% setiap tahunnya. Di negara
berkembang lainnya insiden ini diperkirakan sekitar 40-60
kasus perjuta penduduk pertahun.
Sebuah studi yang dilakukan Perhimpunan Nefrologi
Indonesia melaporkan sebanyak 12,5 % populasi Indonesia
mengalami penurunan fungsi ginjal.
Faktor resiko
Tidak dapat di modifikasi
Dapat di modifikasi
Hipertensi dan diabetes
- Responsible for 2/3 of
cases
Cardiovascular disease
Proteinuria
Albuminuria
Glikemia
Obesitas
Dislipidemia
Merokok
Kadar asam urat
Patofisiologi
Kelainan
Kelainan
saluran
saluran cerna
cerna ::
nafsu
nafsu makan
makan
menurun,
menurun, mual
mual
muntah,
muntah, fetor
fetor
uremik
uremik
ANEMIA
ANEMIA
Gangguan
Gangguan
kelamin
kelamin ::
libido
libido
menurun,
menurun,
nokturia,
nokturia,
oligouria
oligouria
*) If asymptomatic
may have elevated
serum creatinine
concentration or an
abnormal urinalysis
Gejal
a
klinis
Gangguan
Gangguan
kardiovaskular
kardiovaskular
:: hipertensi,
hipertensi,
sesak
sesak napas,
napas,
nyeri
nyeri dada,
dada,
edema
edema
Kelainan
Kelainan
kulit
kulit :: urea
urea
frost
frost dan
dan
gatal
gatal kulit
kulit
Kelainan
Kelainan
neuromuskular
neuromuskular ::
tungkai
tungkai lemah,
lemah,
parastesi,
parastesi, kram
kram
otot,
otot, daya
daya
konsentrasi
konsentrasi
menurun,
menurun,
insomnis,
insomnis, gelisah
gelisah
Manifestations of Chronic
Uremia
Fig. 47-5
Pemeriksaan elektrolit :
Hiperkalemia, hipokalsemia,
hiperfosfatemia,
hipermagnesemia
Pemeriksaan glukosa darah ,
profil lipid :
Hiperkolestrolemia,
hipertrigliseridemia, LDL
meningkat
Analisis gas darah :
Asidosis metabolik (PH
menurun , HC03 menurun)
Pemeriksaan darah
lengkap :
Peningkatan ureum dan
kreatinin serum
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Sedimen urin :
Sel tubulus ginjal, sedimen
eritrosit, sedimen leukosit,
granuler kasar, eritrosit
dismorfik merupakan
patognomonik jejas ginjal
Pemeriksaan urin
kuantitatif 24 jam
BIOPSI ginjal
Pemeriksaan lain :
EKG, ronsen thorax,
dan echocardiography
Gambaran radiologis :
FPA, bisa tampak batu
radio opaque
Pielografi intravena
kontras tidak bisa
melewati
glomerulustoxic oleh
kontras
Pielografi antegrad dan
retrodrag sesuai indikasi
USG ginjal ukuran ginjal
mengecil, kortex menipis,
adanya hidronefrosis atau
batu ginjal, kista, massa,
kalsifikasi
1. Penurunan
cadangan ginjal
- Sekitar 40-75 %
nefron tidak berfungsi
- Laju filtrasi
glomerulus 40-50 %
normal
- BUN dan kreatinin
serum masih normal
- Pasien asimptomatik
2. Gagal ginjal
- 75- 80 % nefron tidak
berfungsi
- LFG 20-40 % normal
- Anemia ringan dan
azotemia ringan
- Nokturia dan poliuria
3. Gagal ginjal
LFG 10-20 %
NORMAL
- BUN dan kreatinin
serum meningkat
- Anemia, azotemia,
dan asidosis metabolik
- Berat jenis urine
- Poliuria dan nokturia
- Gejala gagal ginjal
Tatalaksana
Kontrol tekanan darah
target tekanan darah <130/80 mmHg (Tanpa
proteinuria. <125/75 mmHg (dengan proteinuria).
Dapat menggunakan ACE, ARB (angiotensin receptor
blocker) dan CCB (calcium channel blocker)
Restriksi asupan protein
PGK pre dialisis: 0,6-0,75 g/KgBB ideal / hari
PGK hemodialisis : 1,2 g/KgBB ideal/hari
PGK Dialisis peritoneal : 1,21,3 g/KgBB ideal/hari
Transplantasi ginjal : 1,3 g/Kgbb ideal/hari pada 6
minggu pertama pasca transplantasi dilanjutkan
0,8-1 g/Kgbb ideal / hari
Anemia
Terapi eritropoetin (EPO) apabila Hb <10 g/dl dan Ht
<30% (target hb 10-12 g/dl dan Ht >30%) dosis
penggunaan EPO :
- fase koreksi : 2000-4000 IU subkutan 2-3 kali/minggu ,
selama 4 minggu. Target hb naik 1-2 g/dl atau Ht naik 24% dalam 4 minggu
- apabila target belum tercapai dosis EPO dinaikkan 50%
- Apabila HB naik >2,5 g/dl atau hematokrit naik >8%
dalam 4 minggu dosis diturunkan sebanyak 25%
Asidosis Metabolik
koreksi apabila konsentrasi HCO3 <22 mmol/L. Koreksi
dilakukan dengan suplement bikarbonat oral untuk
mempertahankan HCO3 22-24 mmol/L .
bikarbonat oral diberikan 3x2 tablet (325-2000 mg) setiap
harinya
Rumus koreksi bikarbonat : 0,3 x BB (kg) x ( HCO3
target- awal )
Hiperfosfatemia
Pilih terapi tergantung kadar CA2+ dam PO4
pasien
Koreksi dilakukan dengan phospate binder , jenis
yang tersedia :
Ca based phospate binders , contoh : kalsium asetat /
kalsium karbonat 3-6 g/hari
Non Ca based phospate binders , contoh : lan-thanum ,
sevelamer, atau magnesium
Hiperphomosisteinemia
Pemberian suplemen oral : asam folat 15 mg dan
vitamin B12 500 ug/ hari dilakukan untuk mencegak
artherosklerosis