Hasil Penelitian Bab V - Vi
Hasil Penelitian Bab V - Vi
N (%)
67 (93.1)
4 (5.6)
1 (1.4)
N (%)
39 (54.2)
33 (45.8)
Tabel 5.1Distribusi Usia & Jenis Kelamin
Tinggi
Badan
100
102
N (%)
1
3
(1,4)
(4,2)
1
103
105
106
107
108
109
110
1
3
1
7
4
6
4
(1,4)
(4,2)
(1,4)
(9,7)
(5,6)
(8,3)
(5,6)
111
112
3
4
(4,2)
(5,6)
113
(8,3)
114
(4,2)
115
(6,9)
116
(6,9)
117
(6,9)
118
(4,2)
119
(6,9)
121
(2,8)
122
Total
1
72
(1,4)
(100,0)
Dari tabel di atas terlihat bahwa 7 orang (9.7%) memiliki tinggi badan sebesar 107
cm, memiliki persentase yang paling besar.
Berat Badan
N (%)
15,0
12 (16,7)
16,0
10 (13,9)
17,0
12 (16,7)
18,0
6 (8,3)
19,0
15 (20,8)
20,0
8 (11,1)
21,0
2 (2,8)
22,0
4 (5,6)
24,0
2 (2,8)
25,0
1 (1,4)
Total
72 (100,0)
Tabel 5.3 Distribusi Berat Badan Anak SDN 060949
2
Karakteristik
Gizi baik
Gizi kurang
Obesitas
Overweight
Total
N (%)
45 (62,5)
26 (36,1)
0 (0,0)
1 (1,4)
72 (100,0)
Dari 72 responden disimpulkan bahwa , siswa dan siswi yang mengalami status gizi
kurang berjumlah 26 orang (36,1%), siswa dan siswi yang memiliki status gizi baik sebanyak
45 orang (62,5%), siswa dan siswi yang mengalami obesitas tidak ditemukan dan 1 orang
(1,4%) yang mengalami overweight.
5.2 Pembahasan
Status gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel
tertentu, atau perwujudan dari nutrisi dalam bentuk variabel tertentu. Pada penelitian ini
status gizi anak dilakukan dengan pengukuran cara antopometri dengan indeks berat badan
menurut tinggi badan (BB/TB) yang diukur pada penimbangan di sekolah. Penentuan
klasifikasi status gizi menggunakan Standard Havard sebagai batas ambang dengan kategori
dibagi menjadi kategori status gizi baik, status gizi kurang, dan status gizi buruk. Dari hasil
penelitian didapati bahwa sebagian besar status gizi anak berada pada kategori baik yaitu
berjumlah 45 responden (62,5%), siswa dan siswi yang berada dalam kategori kurang
berjumlah 26 responden (36,1%) dan hanya 1 responden (1,4%) mengalami overweight.
Status gizi anak dipengaruhi oleh faktor seperti jumlah anak, mutu makanan,
kesehatan anak, tingkat ekonomi, pendidikan, perilaku, dan sosial tingkat ekonomi,
pendidikan dan perilaku dan sosial budaya (Depkes RI 2000). Menurut Sediaoetama, (2006)
bahwa gizi kurang disebabkan karena susunan hidangan yang tidak seimbang maupun
komsumsi keseluruhannya yang tidak mencukupi kebutuhan badan. Sementara menurut
3
untuk pertumbuhan dan kesehatan keluarganya. Selain itu juga menyediakan kebutuhan
keluarga dan pendapatan melalui tanaman perdagangan yang dihasilkan (Suhardjo, 2003)
BAB 6
6
1.2 Saran
1. Bagi sekolah
a. Hasil penelitian ini masih banyak ditemukan siswa/siswi yang memiliki
gizi kurang, diharapkan bagi guru-guru SD dibantu dengan petugas
kesehatan terkait untuk memberikan penjelasan kepada siswa/siswi dan
juga orang tua mereka mengenai gizi yang dikaitkan dengan pertumbuhan
dan perkembangan otak serta pentingnya pemenuhan gizi anak yang sesuai
untuk memenuhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
DAFTAR PUSTAKA
1. Almatsier, S. 2005. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
2. Departemen Pendidikan & Kebudayaan. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka
3. Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat. 2011. Promosi kesehatan dan gizi
masyarakat bidang kesehatan dan gizi masyarakat tahun 2010. Info Kajian Bapenas.
Vol.8 No.2
4. Emilia, E., 2009. Pendidikan Gizi Sebagai Salah Satu Sarana Perubahan Perilaku
Gizi pada Remaja. Jurnal Tabularasa PPS UNIMED. VOL.6 No.2
5. Endang, E.N., Pendidikan Gizi Menuju Indonesia Sehat Salah Satu Alternatif Dalam
Pengembangan Kurikulum Bidang Boga. Universitas Pendidikan Indonesia.
6. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Promosi kesehatan didaerah
bermasalah kesehatan, panduan bagi petugas kesehatan puskesmas. Jakarta
7. Kurnia M., Suryani N., Murdani P.K., 2013. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu
Tentang Pemberian ASI sertaPemberian ASI Eksklusif dengan Status Gizi Balita Usia
6-24 Bulan (Di Kelurahan Kampung Kajanan Kecamatan Buleleng. Jurnal Magister
Kedokteran Keluarga Vol 1, No 1, 2013 (hal 24-37) dapat diakses di
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
8. Miller, J.D., Arlianti, R. 2009. Investasi untuk Kesehatan dan Gizi Sekolah di
Indonesia. Basic Education Capacity-Trust Fund. Public Disclosure Authorized.
9. Parman., Djuanda, D., Muhtar., Kurnia, D., Penyuluhan Kesehatan Gizi dan
Pencegahan Penyakit Pada Masyarakat Desa Cisitu Kecamatan Cisitu Kabupaten
Sumedang. Universitas Pendidikan Indonesia.
10. Unicef Indonesia. 2012. Gizi Ibu & Anak. Ringkasan Kajian.
11. Saragih B, 2010. Analisis Kebijakan Penanganan Masalah Gizi diKalimantan Timur
berdasarkan pengalaman berbagai negara. Bulletin Bappeda Kaltim Vol. 9 No.8;
12. Soeditama, A.D. 1998. Ilmu Gizi. Jakarta: Dian Rakyat
13. Soekirman., Perlu Paradigma Baru untuk menanggulangi masalah gizi makro di
Indonesia. Institut Pertanian Bogor (IPB).
14. Suharjo. 2003. Prinsip-prinsip Ilmu Gizi. Dian Rakyat.
9
10