Anda di halaman 1dari 2

Mekanisme Gerak pada Manusia

Rangsangan (impuls) yang mengenai tubuh diterima oleh organ reseptor untuk
diteruskan ke pusat saraf. Dari pusat saraf akan disampaikan tanggapan (respon)
ke organ efektor. Respon ini biasanya berbentuk gerakan. Proses perambatan
impuls ini meliputi cara merambat melalui sel saraf dan sinapsis.1. Perambatan
impuls melalui sel saraf
Rambatan impuls melalui serabut saraf terjadi dalam bentuk pulsa elektrik. Alur
impuls yang terjadi yaitu:
Impuls dendrit badan sel saraf neurit keluar melewati sinapsis
Perambatan impuls ini terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara
bagian luar dan bagian dalam sel saraf. Sel saraf pada saat beristirahat bagian
luarnya merupakan kutub positif, sedangkan bagian dalamnya kutub negatif.
Adanya rangsang dari organ reseptor menyebabkan pembalikan beda potensial
(depolarisasi), sehingga terjadi perambatan gelombang sesuai beda potensial.
Variasi kecepatan perambatan gelombang dipengaruhi oleh diameter akson dan
ada atau tidaknya selubung mielin, yaitu antara 1 sampai 120 m per detik.
Pengembalian posisi kepada posisi awal memerlukan waktu sekitar 1/500 sampai
1/1000 detik. Stimulus yang lemah (threshold) tidak dapat menghasilkan impuls
yang dapat merubah potensial listrik, tetapi sebaliknya jika stimulus kuat maka
impuls akan dihantarkan sampai ujung akson dan diteruskan kepada sel saraf
yang lainnya.
2. Perambatan impuls melalui sinapsis
Ujung akson sel saraf membentuk tonjolan sinapsis yang berisi sitoplasma
(cairan sel). Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat membran kecil
(vesikula sinapsis) yang berisi neurotransmitter. Pada saat impuls sampai pada
ujung neuron, maka vesikula melepaskan neurotransmitter. Contoh
neurotransmitter yaitu asetilkolin (terdapat di seluruh tubuh), noradrenalin
(terdapat di sistem saraf simpatik), dopamin dan serotonin (terdapat di otak).
Penempelan asetilkolin pada reseptor menyebabkan terjadinya impuls pada sel
saraf berikutnya dengan bantuan enzim asetilkolinesterase.
Perambatan impuls dari sel saraf motorik ke otot pada organ efektor melalui
sinapsis. Sinapsis ini berbentuk cawan dan mengelilingi sel otot. Otot yang
bergerak dapat menggerakkan organ. Berdasarkan alur stimulus, gerak
dibedakan menjadi dua yaitu gerak biasa dan gerak refleks. Gerak biasa disadari
oleh tubuh sedangkan gerak refleks terjadi dalam waktu yang cepat dan spontan
dilakukan tubuh.
Gerak Biasa
Urutan impuls pada gerak biasa berbeda dengan pada gerak refleks. Urutan
jalannya impuls pada gerak biasa yaitu:

Stimulus pada organ reseptor sel saraf sensorik otak sel saraf motorik
respon pada organ efektor
Gerak Refleks
Gerak refleks terjadi secara otomatis terhadap rangsangan tanpa kontrol dari
otak sehingga dapat berlangsung dengan cepat. Gerak refleks terjadi tidak
disadari terlebih dahulu atau tanpa dipengaruhi kehendak. Contoh gerak refleks
seperti mengangkat tangan ketika terkena api, mengangkat kaki ketika tertusuk
duri, berkedip ketika ada benda asing yang masuk ke mata, bersin serta batuk.
Urutan perambatan impuls pada gerak refleks yaitu:
Stimulus pada organ reseptor sel saraf sensorik sel penghubung (asosiasi)
pada sumsum tulang belakang sel saraf motorik respon pada organ efektor.
Jalan pintas pada gerak refleks yang memungkinkan terjadinya gerakan dengan
cepat disebut lengkung refleks. Macam gerak refleks yaitu refleks otak dan
refleks sumsum tulang belakang. Refleks otak terjadi apabila saraf penghubung
(asosiasi) terdapat di dalam otak, seperti gerak mengedip atau mempersempit
pupil pada saat ada cahaya yang masuk ke mata. Refleks sumsum tulang
belakang terjadi apabila sel saraf penghubung terdapat di dalam sumsum tulang
belakang seperti refleks pada lutut.
Ciri gerak refleks yaitu:
1. Dapat diramalkan jika rangsangannya sama
2. Memiliki tujuan tertentu bagi organisme tersebut
3. Memiliki reseptor tertentu dan terjadi pada efektor tertentu
4. Berlangsung cepat, tergantung pada jumlah sinapsis yang dilalui impuls
5. Spontan, tidak dipelajarai dulu
6. Fungsi sebagai pelindung dan pengatur tingkah laku hewan
7. Respon terus menerus dapat menyebabkan kelelahan
Macam refleks: refleks spinal (pada sumsum tulang belakang), refleks medulla
(pada sumsum lanjutan), refleks cerebellar (melibatkan otak kecil), refleks
superfisial (melibatkan kulit dan lain-lain), refleks miotatik (pada otot lurik), serta
refleks visceral (berhubungan dengan dilatasi pupil dan denyut jantung).

Anda mungkin juga menyukai