PENDAHULUAN
Ilmu kedokteran psikosomatik adalah salah satu cabang dari
ilmu kedokteran yang mempelajari pengetahuan dan perawatan
gangguan fisik dengan latar belakang psikogenik. Tegangantegangan emosional yang muncul dari konflik-konflik yang tidak
terpecahkan dan frustasi-frustasi yang berlebihan menyebabkan
reaksi-reaksi tubuh (penyakit-penyakit fisik), misalnya hipertensi,
ulkus peptik, migrain, asma, dan gangguan pada kulit tertentu.
Gangguan-gangguan psikosomatik ini disebut juga neurosis
karena gangguan-gangguan dan kerusakan pada beberapa
bagian tubuh disebabkan oleh kesulitan mental atau emosional.1
Gangguan-gangguan
psikosomatik
harus
dibedakan
dari
tidak
ada
kerusakan
fisik
(misalnya
individu
terhadap
pengobatan
pasien,
sering
serta
membuat
memberikan
pasien
kepastian
dengan
keluhan
dilakukan
berpindah-pindah
dengan
dokter
baik
untuk
dan
menyebabkan
mencari
jawaban
pasien
akan
hasil
diskusi
panel
para
pakar
dari
Allergy
masuk
kerja
akibat asma
jauh
lebih
tinggi
dibanding
pasien tanpa
asma.
Hampir
bahwa
hampir
setengah
dari
mereka
positif
dengan
meningkatnya
odds
rasio
gangguan
komorbiditas
kecemasan
DSM-IV
dan
gangguan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Gangguan Psikosomatis
1. Definisi gangguan psikosomatis
Terdapat
dua
klasifikasi
yang
tumpang
tindih.
oleh
faktor-faktor
psikologis,
sedangkan
dasar
organiknya
(misal,
gangguan
konversi,
buatan,
malingering);
tetapi
DSM-IV
tipe
perasaan
dan
konflik
tertentu
tidak
baik
bawaan
sejak
lahir,
yaitu
faktor
satu
organ
atau
sistem
menjadi
disfungsi
psikologis
yang
mempengaruhi
kondisi
fisik
stimuli
eksterna
atau
interna
mempengaruhi
diperagakan.
dismorfik
tubuh,
Gangguan
gangguan
ini
meliputi
konversi,
gangguan
hipokondriasis,
ada
banyak
biopsikososial
teori
mengenai
dari
penyebab,
Engel
tentang
psikodinamik
individu,
kesemuanya,
memberikan
hanyut
dengan
rasa
takut
menderita
keluhan
ketegangan
somatik
bagian
dalam,
sebagai
cara
penurunan
adalah
juga
merupakan
psikologis.
Walaupun
telah
banyak
diteliti,
tersebut,
eksternal,
tetapi
ada
tampaknya
pada
lebih
mengembangkan
mengenai
suatu
peristiwa-peristiwa
skala
bertingkat
hidup
yang
(life
change
unit)
dan
menemukan
sangat
memberatkan.
4) Ketidakstabilan
(misal,
umum
pasien
meningkat
terselesaikan,
menimbulkan
gangguan-gangguan
fisik
mempunyai
hostilitas
yang
sinis)
dengan
dengan
kemarahan,
dendam,
(misal,
frustasi,
seorang
seseorang
yang
stimulasi
pada
hipotalamus
dan
pusat
melakukan
mengeluarkan
endokrin
secara
hormon-hormon
(misal,
norepinefrin,
aksi
kortisol,
langsung
lain
dari
tiroksin,
hormon-hormon
atau
kelenjar
epinefrin,
seks).
Hal
ini
lebih
banyak
perhatian
daripada
jawaban.
fisiologik
ini
adalah
konsep
homeostasis
ilmu
mencakup
kedokteran
penyakit
psikosomatik
yang
diyakini
semula
sebagai
dsb).
Teknik
yang
digunakan
antara
lain,
metode
penyakit
ditentukan
oleh
mutifaktor.
mayor
mencakup
gangguan-gangguan
tuberkulosis,
dan
sindrom
hiperventilasi,
(3)
meliputi
kulit,
keganasan,
hematologi,
reversibel
spontan
atau
dengan
pengobatan.
dari
individu
atopik
menjadi
asma.
atau
predisposisi
perkembangan
atopik.
alergen
genetik
yang
lainnya
asma
merupakan
pada
menyebabkan
individu
sensitisasi
laboratorium).
atopi
disebabkan
genetik
Sedikit
yang
mengerti
tentang
namun
patogenesis
masih
sulit
untuk
dalam
kehidupan
awal
menentukan
terutama
di
negara-negara
berkembang,
mekanisme
lingkungan
berinteraksi
respon
dominan.
peternakan
Th1
sebagai
Contohnya
anak
yang
terpapar
pelindung
yang
yang
dibesarkan
tinggi
di
endotoksin
seperti
vitamin
dan
vitamin,
terhadap
pengaruh
polusi
udara
aliran
udara
pada
asma
disebabkan
oleh
dan
menyebabkan
pasien
kurang
respons
terhadap pengobatan.14
Pencetus serangan asma dapat disebabkan oleh sejumlah
faktor, antara lain alergen, virus, dan iritan yang dapat
menginduksi respons inflamasi akut. Asma dapat terjadi
melalui 2 jalur, yaitu jalur immunologis dan saraf otonom.
Jalur immunologis didominasi oleh antibodi IgE, merupakan
reaksi hipersensitifitas tipe 1 (tipe alergi), terdiri dari fase
cepat dan fase lambat. Reaksi alergi timbul pada orang
dengan kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibodi
IgE abnormal dalam jumlah besar, golongan ini disebut atopi.
Pada asma alergi, antibodi IgE terutama melekat pada
permukaan sel mast pada interstisial paru, yang berhubungan
erat dengan bronkiolus dan bronkus kecil. Bila seseorang
menghirup alergen, terjadi fase sensitisasi, antibodi IgE orang
tersebut meningkat. Alergen kemudian berikatan dengan
antibodi IgE yang melekat pada sel mast dan menyebabkan
sel ini bergranulasi mengeluarkan berbagai macam mediator.
Beberapa
mediator
yang
dikeluarkan
adalah
histamin,
otot
polos
bronkiolus,
sehingga
menyebabkan
Pada
jalur
saraf
otonom,
inhalasi
alergen
akan
epitel
jalan
napas
lebih
permeabel
dan
itulah
bronkokonstriksi,
yang
edema
menyebabkan
bronkus,
terjadinya
eksudasi
plasma,
luas.
Serangan
berat:
ketidakmampuan
menyelesaikan kalimat; nadi >110/mnt; RR >25/mnt; PEF 3350%. Serangan yang mengancam nyawa: silent chest;
pusing; lemas; sianosis;(PaO2 <8kPa tapi PaCO2 4,6-6,0,
SpO2 <92%);bradikardi; PEF <33%.
Gejala:
dyspnea
intermittent,
mengi,
batuk
(sering
debu
rumah,
serbuk
sari,
bulu),
infeksi,
riwayat keluarga?
Rumah (terutama tempat tidur): binatang peliharaan?
normal
pada
saat-saat
diantara
serangan.
untuk
dan
mungkin
memperlihatkan
(PaO2
yang
menurun;
hiperinflasi
mendeteksi
PaCO2
yang
serangan;
serangan
yang
berat
dapat
dengan
mengenali
dan
menghindari
jika
stimulus
tidak
bisa
dihilangkan
prednison,
metil
prednisolon
dan
imunosupresi,
yang
akan
mengurangi
reaksi
(singulaiir)
serta
zafirlukas
akan
dilembabkan
dengan
peredaran
darah
dan
memulihkan
bahwa
serangan
dkk.
asma
Yang
dapat
yang
tertekan
(terpendam)
akibat
hilang
oleh
anak
tersebut.
Serangan
asma
asma.
Umumnya
adanya
beban
psikis,
yang
serupa
atau mirip
dengan
perkembangannya
patogenesis
penemuan-penemuan
asma
(teori
hiperaktivitas
baru
dan
khas
untuk
mereka.
Tidak
berbeda
apakah
ada
keinginan
untuk
diasuh
atau
dilindungi,
hipersensitivitas
terhadap
bau-bauan.
yang
psikosomatik.
Artinya
perjalanan
asma
yang
asma
psikosomatik
sebaiknya
yaitu
dengan
melakukan
melakukan
pendekatan
pengobatan
menyeluruh
Pengobatan
dimulai
dengan
menciptakan
gejala-gejala
standar
yang
asma
sudah
secara
baku
fisik
sesuai
diberikan
dengan
gangguan
ansietas
yang
menyertai
atau
alprazolam,
klobazam,
atau
golongan
non
belum
ada
standar,
namun
pada
umumnya
penerangan/edukasi
asma,
mekanisme
sederhana,
daya
timbulnya,
pengobatan,
Psikoterapi
meningkatkan
mengenai
individual
adaptasi
dan
dan
perjalanan
faktor
risiko,
pencegahan
diberikan
untuk
kemampuan
untuk
memahami
bahwa
faktor
mandiri
psikis
dengan
dapat
terjadinya bronkospasme.
cara sugestif yaitu mengalihkan
perhatian dari
diri
sendiri
kepada
atau
mencurahkan
hal-hal
lain
yang
BAB III
TINJAUAN KEISLAMAN
Sebagai individu, manusia merupakan kesatuan antara jiwa dan
raga yang terdapat pembawaan-pembawaan yang dapat
terpengaruh, baik oleh kata-kata yang tertulis maupun kata-kata
yang terdengar.
21
23
Artinya:
Dan bila aku sakit, maka Dialah (Allah) yang menyembuhkan
aku.27
BAB IV
KESIMPULAN
Gangguan psikosomatik merupakan faktor-faktor psikologis yang
mempengaruhi medis. Konflik psikologis yang secara bermakna
mengubah
fungsi
somatik
merupakan
tanda
gangguan
psikosomatik.
Asma bronkial merupakan gangguan inflamasi pada jalan nafas
yang ditandai oleh obstruksi aliran jalan nafas. Dan respon jalan
nafas yang berlebihan terhadap berbagai bentuk rangsangan.
Aspek psikosomatis pada pasien asma, terdapat 2 hipotesis
besar yakni teori psikoanalisis dan teori conditioning.
DAFTAR PUSTAKA
1. Semiun, yustinus. Kesehatan Mental 1.Pandangan umum
mengenai penyesuaian diri dan kesehatan mental serta
teori-teori yang terkait.yogyakarta:KANISIUS.
2. Semiun,Yustinus. Kesehatan Mental 2. Gangguan-gangguan
kepribadian,
reaksi-reaksi
simtom
khusus,
gangguan
in
primary
care:
Etiology
and
outcome.
Psychosomatics. 2003;44:4718.
5. Interian A, Allen LA, Gara MA, Escobar JI, Diaz-Martinez AL.
Somatic complaints in primary care: Further examining the
validity of the patient health questionnaire (PHQ-15).
Psychosomatics. 2006;47:392-8.
6. Bronheim HE, Fulop G, Kunkel EJ, Muskin PR, Schindler BA,
Yates WR, et al. The academy of psychosomatic medicine
practice guidelines for psychiatric consultation in the
general medical setting. Psychosomatics. 1998;39:S8-30.
7. Mukty,Abdul,dkk.
Dasar-dasar
Ilmu
penyakit
Paru.
Surabaya:Airlangga University Press. 2009
8. Global strategy for asthma management and prevention.
National Institutes of Health, 2007.
9. Rengganis, Iris. Diagnosis dan Tatalaksana Asma Bronkial.
Majalah Kedokteran Indonesia, Vol.58 No.11.2008
10.
Baratawidjaja KG, Soebaryo RW, et al. Allergy and
Asthma, The scenario in Indonesia. In: Shaikh WA.editor,
Saku
Psikiatri
Edisi
6.Jakarta.EGC.
13.
Behrman, dkk. Ilmu Kesehatan Anak Vol.1 Edisi
15.jakarta:EGC
14.
Ilmu Penyakit Paru. Departemen Ilmu Penyakit Paru
FK UNAIR RSUD dr.Soetomo. Surabaya: 2010.
15.
Thorn, George.W, et all. Harrisons Textbook 17 th
edition.priciples
of
INTERNAL
MEDICINE.
McGrawHill
dkk.
Buku
Ajar
Patofisiologi.
Jakarta,EGC:2008.
20.
Ilmu penyakit dalam Edisi V Jilid III. InternaPublishing.
2009.
21.
Syahidin, Menelusuri Metode Pendidikan Dalam AlQuran. Bandung: Alfabeta. 2009.
22.
Muhyidin, Muhamma, Kecerdasan
Jiwa;
Rahasia
23.
Perspektif
Islam,terj.
Mohtar
zoerni
(Surabaya:Risalah
Gusti, 2000)
24.
Hamka, Tasawuf Modern.Jakarta:Gunung Agung)
25.
Ibid.hlm 73-74
26.
Langgulung, Hasan. Teori-Teori Kesehatan Mental
27. Al Quran. Surah Asy syuara:80