Di Susun Oleh :
NITA DIAYU SEPTIKAWATI
07.052
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan pada Ny.
V GI P0000 Ab000 Ab000 2 jam post partum dengan putting susu tenggelam. Penyusunan
laporan ini dapat selesai berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu
penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. dr.Mulyohadi Sungkono, SpOG (K),selaku Pembina Yayasan Kendedes Malang
2. drg. Suharwati, selaku Ketua Yayasan Kendedes Malang.
3. dr. Endah Puspitorini, MScIH, DTMPH, selaku PLH Ketua Yayasan Kendedes Malang
4. EdiMurwani, AMd. Keb, SPd, MMRS, selakuKetuaSTIKesKendedes Malang.
5. Dian Hanifah, M.Keb, selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan STIKes Kendedes
Malang.
6. Riski A, AMd. Keb., SKM., M.Kes selaku dosen Pembimbing Akademi STIKes
Kendedes Malang.
7. Pipit Ike F, AMd. Keb, selaku pembimbing klinik Praktek Kebidanan di BPS Jalan Kawi
Selatan 31 Malang dan Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan tugas ini
Penulis menyadari bahwa dalam teknik penulisan maupun penyusunan Asuhan
Kebidanan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca sangat penulis harapkan.
Semoga dengan tersusunnya Asuhan Kebidanan ini dapat menambah pengetahuan,
kepustakaan dan bermanfaat bagi pembaca dan bagi kemajuan di bidan kebidanan.
Penulis
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Nifas
Definisi
1. Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas ini berlangsung kira-kira 6
minggu (Sarwono, 2002 : 23)
2. Puerperium adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pilihnya kembali
alat kandungan yang lamanya 6 minggu. ( Bag. OBGIN FK UNPAD, 1983 : 35)
3. Masa nifas (puerperium) adalah periode waktu atau masa dimana organ-organ
reproduksi kembali kepada keadaan tidak hamil, masa ini membutuhkan waktu sekitar
6 minggu (Manuaba 1998,112)
B. Fisiologi Nifas
a. Involusi Uterus
1. Proses involusi uterus
Involusi
2.
TFU
Berat Uterus
Bayi lahir
Setinggi pusat
1000 gr
Uri lahir
750 gr
7 hari (1 minggu)
500 gr
14 hari (2 minggu)
350 gr
42 hari (6 minggu)
Bertambah kecil
50 gr
56 hari (8 minggu)
Sebesar normal
30 r
d) Lapisan
endometrium
dilepaskan
dalam
bentuk
jaringan
nekrosis
kandung
kencing
memperlihatkan
oedema
yang
menimbulkan
obstruksi dari uretra sehingga terjadi retensio urin. Kandung kencing dalam
puerperium kurang rensitif dan kapasitasnya bertambah sehingga kandung
kencing penuh atau sesudah kencing masih tetinggal urin sisa urin. Ini dan trauma
pada kandung kencing penuh memudahkan terjadinya infeksi (Manuaba 1998,92)
d. Serviks
Setelah persalinan bentuk serviks seperti corong berwarna merah kehitaman,
konsistensinya lunak kadang kadang terdapat perlukaan perlukaan kecil.
Setelah bayi lahir ostium eksterna dapat dimasuki 2-3 jari tangan, setelah 7 hari
hanya dapat dilalui 1 jari. Ligamen-ligamen, fasia dan diafragma pelvis yang
meregang pada waktu persalinan dan setelah bayi lahir akan menurun dan pulih
kembali.( Mochtar, 1998 : 356 )
C. Periode Postpartum
a. Periode immediate postpartum
Masa segera setelah placenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini sering
terdapat banyak masalah, misalnya perdarahan karena atonia uteri.oleh karena itu,
bidan dengan teratur harus melakukan pemeriksaan kontraksi, pengeluaran lokea,
tekanan darah, dan suhu.
secret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa
nifas.
a. Lochea rubra
Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa,
lanugo, mekonium selama 2 hari pasca persalinan. Inilah lochea yang akan keluar
selama 2-3 hari postpartum.
b. Lochea sanguinolenta
Lochea ini berwarna merah kuning berisi darah dan lender, hari ke 3-7 pasca
persalinan
c. Lochea serosa
Dimulai dengan versi yang lebih pucat dari loche rubra. Lochea ini berbentuk
serum dan berwarna merah jambu kemudian menjadi kuning. Cairan tidak
berdarah lagi, hari ke 7-14 pasca persalinan
d. Lochea alba
Lochea alba adalah lochea terakhir. Dimulai dari hari ke-14 kemudian makin lama
makin sedikit hingga sama sekali berhenti sampai 1-2 minggu berikutnya.
Bentuknya seperti cairan putih berbentuk krim serta terdiri atas leukosit dan selsel desidua.
e. Lochea purulenta
Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk
f.
Lochiostatis
Lochea tidak lancar keluarnya
(www.google askeb nifas)
atau
datar,
Putting
susu
datar
atau
terbenam
Sejak kehamilan trimester terakhir, ibu yang tidak mempunyai resiko kelahiran
prematur, dapat diusahakan mengeluarkan puting susu datar atau terbenam dengan :
1).
Teknik
atau
gerakan
Hoffman
yang
dikerjakan
2x
sehari.
2). Dibantu dengan jarum suntik yang dipotong ujungnya atau dengan pompa
ASI.
Setelah bayi lahir puting susu datar atau terbenam dapat dikeluarkan dengan cara :
1). Susui bayi secepatnya segera setelah lahir saat bayi aktif dan ingin
menyusu.
2). Susui bayi sesering mungkin (misalnya tiap 2 - 2jam), ini akan
menghindarkan payudara terisi terlalu penuh dan memudahkan bayi untyuk
menyusu.
3). Massage payudara dan mengeluarkan ASI secara manual sebelum
menyusui dapat membantu bila terdapat bendungan payudara dan puting susu
tertarik ke dalam.
4). Pompa ASI yang efektif bukan yang berbentuk teronpet atau bentuk
(Squeeze dan bulb) dapat dipakai untuk mengeluarkan puting susu pada
waktu menyusui.
d. Keluarnya lochea
e. Adanya rasa nyeri bila ada luka jahitan pada perineum
f. Adanya bendungan payudara
g. Adanya takut BAB dan BAK akibat adanya luka pada perineum
h. Gangguan psikologis ibu nifas
mungkin bidan membimbung ibu postpartum bangun dari tempat tidurnya dan
membimbing ibu secepat munkin untuk berjalan. Sekarang tidak perlu menahan
ibu postpartum terlerang ditempat tidurnya
Ibu postpartum sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 24-48 jam
postpartum. Mobilisasi diatas mempunyai variasi tergantung pada komplikasi
persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka
2. Diet
Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori. Sebaiknya makan-makanan
yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan
3. Miksi
Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-kadang wanita
mengalami sulit kencing karena sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan
spasme oleh iritasi musculus sfingter ani selama persalinan, juga oleh karena
oedema kandung kemih yang terjadi selama persalinan. Bila kandung kemih
penuh dan wanita sulit kencing sebaiknya dilakukan katerisasi
4. Defekasi
BAB harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit BAB dan terjadi
obetipasi apalagi berak keras dapat diberikan obat laxant per oral atau per rectal.
Jika masih belum bisa, dilakukan klisma
5. Perawatan payudara
Perawatan mammae telah dimulai sejak wanita hamil supaya putting susu lemas,
tidak keras dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya. Bila bayi
meninggal laktasi harus dihentikan dengan cara :
a. Pembelutan mammae sampai tertekan
b. Pemberian obat esterogen untuk supresi LH seperti tablet lynoral dan
parlodel
Sangat dianjurkan ibu menyusui bayinya karena sangat baik untuk kesehatan
bayinya.
6. Laktasi
Untuk menghadapi laktasi sejak dari kehamilan telah terjadi perubahan-perubahan
pada kelenjar mammae yaitu :
a. Poliferasi
jaringan
pada
kelenjar-kelenjar
alveoli
dan
jaringan
lemak
bertambah
b. Keluaran cairan susu jolong dari duktus laktiferus disebut colostrums,
berwarna kuning putih susu
c. Hypervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, dimana vena-vena
berdilatasi sehingga tampak jelas.
d. Setelah persalinan, pengaruh suprei esterogen dan progesterone hilang. Maka
timbul pengaruh
hormone
laktogenik
(LH)
atau
prolaktin
yang
akan
b. Keadaan umum
c. Payudara
ibu
untuk
istirahat
cukup
untuk
mencegah
kelelahan
yang
berlebihan.
b. Sarankan ibu untuk kembali pada kegiatan kegiatan rumah tangga secara
perlahan lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat saat bayi sedang
tidur.
c. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal :
1) Mengurangi jumlah produksi ASI
2) Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan
3) Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan
dirinya sendiri
11. Personal Hygiene
Pada masa post partum seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi. Oleh karena
itu, kebersihan diri sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi. Kebersihan
tubuh, pakaian, tempat tidur, dan lingkungan sangat penting untuk tetap dijaga.
12. Latihan senam pasca persalinan
Senam nifas sangat membantu ibu untuk memulihkan kondisi otot otot perut
dan panggul agar kembali normal
a. Dengan tidur telentang dan lengan disamping, tarik otot perut selagi menarik
nafas, tahan nafas dalam, angkat dagu ke dada, tahan mulai hitungan 1 5.
Rileks dan ulangi sebanyak 10 kali.
b. Untuk memperkuat tonus otot jalan lahir dan dasar panggul, kencangkan otot
bokong dan pinggul, tahan sampai 5 hitungan. Relaksasi otot dan ulangi
latihan sebanyak 5 kali.
13. KB
Anjurkan ibu untuk menggunakan alat kontrasepsi untuk mengatur jarak anak,
agar kesejahteraan anak dapat terpenuhi. Idealnya pasangan suami istri harus
menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil lagi, setiap pasangan harus
menentukan sendiri kapan dan dimana ingin merencanakan keluarganya. Sebelum
menggunakan metode KB, hal-hal berikut sebaiknya dijelaskan tentang KB yang
meliputi
kelebihan/kekurangan,
efek
samping,
efektivitasnya.
Bagaimana
menggunakan metode itu, kapan metode itu dapat mulai digunakan oleh wanita pasca
salin yang menyusui.
( Salemba Medika : Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas, 72-75)
G. Kunjungan puerperium
Paling sedikit 4x kunjungan masa nifas yang dilakukan untuk mencegah dan
mendeteksi masalah-masalah yang terjadi :
1. Kunjungan I (6-8 jam post partum)
-
Konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah
perdarahan masa nifas karena otonia uteri
Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
Menilai adanya tanda-tanda demam dan infeksi dan kelainan pasca melahirkan
Memastikan ibu menyisui dengan baik dan tidak ada tanda-tanda penyulit
Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, cara meraawat
tali pusat, dan bagaimana menjaga bayi agar tetap hangat.
ibu dan
bayi
-
Pendarahan
beritahu
tenaga
kesehatan
untuk
mengetahui
penyebabnya.
Nyeri
kemerahan,
adanya
pembengkakan,
maka
Infeksi nifas
:Mencakup
Febris puerperalis
haemoliticus,
aerobicus,
staphilacaccus
2. Vaginitis
3. Servisitas
BAB II
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN DATA
Tanggal Pengkajian
S:
: 26 - 08 - 2015
Jam
: 19.00 WIB
Tempat
: Ruang Bersalin
Pengkaji
: Nita Diayu S
Nama Ibu
: Ny. V
Usia
: 25 tahun
Usia
: 25 tahun
Pekerjaan
: Swasta
Pekerjaaan
: Swasta
Pendidikan
: SMA
Pendidikan
: SMA
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Alamat
: Klojen Malang
: Ibu mengatakan sudah lega bayinya lahir normal dengan berat 2500 gram dan panjang
badan 47 cm. sekarang ibu merasa nyeri pada daerah vagina karena luka jahit.
Sekarang ibu merasa nyeri pada daerah vagina karena luka jahit. Air susu ibu sudah
keluar tapi masih bening dan putting susunya tenggelam.
O:
IBU
Keadaan Umum
: Baik
Kesadaran
: Composmentis
: 110 / 70 mmHg
Nadi
: 84x/menit
Pernafasan
: 22x/ menit)
Suhu
: 36,5C
PEMERIKSAAN FISIK
payudara
Abdomen
genetalia
ekstermitas
: simetris,
patella +/+
BAYI
Nama
: By.NyV
usia
: 0 hari
BBL
: 2500 gram
PB
: 47 cm
Jenis kelamin
: Perempuan
Apgar Score
: 7-8
PEMERKSAAN FISIK
Muka
Mata
Kepala
Leher
Dada
Perut
Genetalia
: tidak ada kelainan, labia minor masih tertutup oleh labia mayor
Anus
: BAK +, BAB +
Ekstermitas
A : NyV P1001 Ab000 2 jam Post Partum dengan putting susu tenggelam
1. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan
2. Melakukan observasi TTV
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 84x/menit
Suhu : 36,5 C
RR : 22x/ menit
3. Melakukan observasi kontraksi uterus, TFU dan lokhea
Kontraksi Uterus
TFU
Lochea
Perdarahan
: kurang lebih 50 cc
4. Menganjurkan ibu untuk miring kiri miring kanan agar dapat membantu dalam proses
pemulihan setelah melairkan.
5. menganjurkan ibu untuk kencing agar TFU tidak terlalu tinggi karena terdesak
kandung kemih yang penuh
6.
ke bawah
Mengajarkan ibu cara menarik putting susu dengan menggunakan spuit setiap kali
mau menyusui, karena putting susu ibu tenggelam
9. Menganjurkan ibu untuk ASI eksklusif, karena ASI itu kandungan nutrisinya sangat
jauuh lebih baik dari pada susu formula dan manfaat bagi bayi juga sangat bagus
untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
10. Memberikan terapi obat analgesic untuk nyeri karena luka jahit, antibiotic dan
uterotonika untuk membantu mempercepat proses pemulihan dan penyembuhan
karena luka jahitnya ibu.
BAB III
PEMBAHASAN
Masalah menyusui yang sering timbul pada ibu nifas yaitu putting susu tenggelam
atau datar, Putting susu datar atau terbenam
Sejak kehamilan trimester terakhir, ibu yang tidak mempunyai resiko kelahiran prematur,
dapat diusahakan mengeluarkan puting susu datar atau terbenam dibantu dengan jarum
suntik yang dipotong ujungnya atau dengan pompa ASI. Penarikan putting susu ini dapat
lakukan pada saat setiap kali ibu akan menyusui bayinya.
Pembahasan ini
antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus. Untuk memudahkan dalam penyusunan
bab pembahasan maka kami mengelompokkan sesuai langkah manajemen kebidanan
yang meliputi : pengkajian data, identifikasi diagnosa dan masalah, intervensi dan
implementasi , evaluasi
Adapun kesenjangan dan kesamaan yang kami temukan selama melaksanakan
Asuhan Kebidanan pada Ny V P1001 Ab000 2 jam post partum spontan di BPS Pipit Ike
F, AMd. Keb Malang..
1. Pengkajian data
Pada pengkajian data baik pada tinjauan pustaka maupun pada tinjauan kasus tidak
ditemukan kesenjangan.
2. Pada identifikasi diagnosa dan masalah, intervensi, dan implementasi dan evaluasi tidak
ada kesenjangan
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Mansjoer, 2001 Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I FKUI : Media Acsculapius.
Arif, Mansjoer, 2001 Kapita Selekta Kedokteran. Jilid II FKUI : Media Acsculapius.
Manuaba. 1998, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, KB Untuk Pendidikan Bidan.
Jakarta : EGC
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC.
Sarwono. 2002 Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal .
Jakarta : TBP- Sp.
Bag. OBGIN FK UNPAD, 1983 : 35.
Salemba Medica, Asuhan Kebidanan pada ibu nifas.2009.
www.google askeb nifas