Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY V P1001 Ab000 2 JAM POST PARTUM


DENGAN PUTTING SUSU TENGGELAM
DI BPS PIPIT IKE F, AMd. Keb JALAN KAWI SELATAN 31
MALANG
Tanggal Agustus 2015
Asuhan Kebidanan Ini DisusunUntuk Memenuhi Tugas
Praktik Klinik Kebidanan III Semester V

Di Susun Oleh :
NITA DIAYU SEPTIKAWATI
07.052

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG


PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
2014-2015

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan pada Ny.
V GI P0000 Ab000 Ab000 2 jam post partum dengan putting susu tenggelam. Penyusunan
laporan ini dapat selesai berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu
penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. dr.Mulyohadi Sungkono, SpOG (K),selaku Pembina Yayasan Kendedes Malang
2. drg. Suharwati, selaku Ketua Yayasan Kendedes Malang.
3. dr. Endah Puspitorini, MScIH, DTMPH, selaku PLH Ketua Yayasan Kendedes Malang
4. EdiMurwani, AMd. Keb, SPd, MMRS, selakuKetuaSTIKesKendedes Malang.
5. Dian Hanifah, M.Keb, selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan STIKes Kendedes
Malang.
6. Riski A, AMd. Keb., SKM., M.Kes selaku dosen Pembimbing Akademi STIKes
Kendedes Malang.
7. Pipit Ike F, AMd. Keb, selaku pembimbing klinik Praktek Kebidanan di BPS Jalan Kawi
Selatan 31 Malang dan Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan tugas ini
Penulis menyadari bahwa dalam teknik penulisan maupun penyusunan Asuhan
Kebidanan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca sangat penulis harapkan.
Semoga dengan tersusunnya Asuhan Kebidanan ini dapat menambah pengetahuan,
kepustakaan dan bermanfaat bagi pembaca dan bagi kemajuan di bidan kebidanan.

Malang, Agustus 2015

Penulis

BAB I
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Nifas
Definisi
1. Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas ini berlangsung kira-kira 6
minggu (Sarwono, 2002 : 23)
2. Puerperium adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pilihnya kembali
alat kandungan yang lamanya 6 minggu. ( Bag. OBGIN FK UNPAD, 1983 : 35)
3. Masa nifas (puerperium) adalah periode waktu atau masa dimana organ-organ
reproduksi kembali kepada keadaan tidak hamil, masa ini membutuhkan waktu sekitar
6 minggu (Manuaba 1998,112)
B. Fisiologi Nifas
a. Involusi Uterus
1. Proses involusi uterus
Involusi

2.

TFU

Berat Uterus

Bayi lahir

Setinggi pusat

1000 gr

Uri lahir

750 gr

7 hari (1 minggu)

Pertengahan pst symphisis

500 gr

14 hari (2 minggu)

Tidak teraba di atas syim

350 gr

42 hari (6 minggu)

Bertambah kecil

50 gr

56 hari (8 minggu)

Sebesar normal

jari bawah pusat

30 r

Proses involusi uteri pada bekas implantasi plasenta :


a) Bekas implantasi plasenta segera setelah plasenta lahir seluas 12 x 15
cm, permukaan kasar, dimana pembuluh darah besar bermuara
b) Pada pembuluh terjadi pembentukan trombose, disamping pembuluh
darah tertutup karena kontraksi otot rahim.
c) Bekas luka implantasi dengan cepat mengecil pada minggu ke-2 sebesar
6-8 cm, dan akhir puerperium sebesar 2 cm

d) Lapisan

endometrium

dilepaskan

dalam

bentuk

jaringan

nekrosis

bersama dengan lochea


e) Luka bekas implantasi plasenta akan sembuh karena pertumbuhan
endemetrium yang berasal dari tepi dan lapisan besalis endometrium
f) Kesembuhan sempurna pada saat akhir dari masa puerperium
(Manuaba, 1998 : 192)
b. Vagina dan Perineum
Setelah persalinan vagina masih dalam keadaan meregang dengan disertai
adanya oedema dan nanah dalam 1 atau 2 hari oedema vagina akan berkurang,
dinding vagina akan kembali halus. Dengan ukuran yang lebih luas dari biasanya.
Ukuranya akan kembali dengan terbentuknya kembali hingga 3 minggu setelah
persalinan. ( Manuaba, 1998,97)
c. Saluran kencing
Dinding

kandung

kencing

memperlihatkan

oedema

yang

menimbulkan

obstruksi dari uretra sehingga terjadi retensio urin. Kandung kencing dalam
puerperium kurang rensitif dan kapasitasnya bertambah sehingga kandung
kencing penuh atau sesudah kencing masih tetinggal urin sisa urin. Ini dan trauma
pada kandung kencing penuh memudahkan terjadinya infeksi (Manuaba 1998,92)
d. Serviks
Setelah persalinan bentuk serviks seperti corong berwarna merah kehitaman,
konsistensinya lunak kadang kadang terdapat perlukaan perlukaan kecil.
Setelah bayi lahir ostium eksterna dapat dimasuki 2-3 jari tangan, setelah 7 hari
hanya dapat dilalui 1 jari. Ligamen-ligamen, fasia dan diafragma pelvis yang
meregang pada waktu persalinan dan setelah bayi lahir akan menurun dan pulih
kembali.( Mochtar, 1998 : 356 )

C. Periode Postpartum
a. Periode immediate postpartum
Masa segera setelah placenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini sering
terdapat banyak masalah, misalnya perdarahan karena atonia uteri.oleh karena itu,
bidan dengan teratur harus melakukan pemeriksaan kontraksi, pengeluaran lokea,
tekanan darah, dan suhu.

b. Periode early postpartum (24 jam-1 minggu)


Pada fase ini bidan memastikan involusi uterus dalam keadaan normal, tidak ada
perdarahan,lokea tidak berbau busuk,tidak demam, ibu cukup mendapatkan
makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik.
c. Periode late postpartum
Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari
serta konseling KB.
D. Lochea
Lochea adalah cairan

secret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa

nifas.
a. Lochea rubra
Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa,
lanugo, mekonium selama 2 hari pasca persalinan. Inilah lochea yang akan keluar
selama 2-3 hari postpartum.
b. Lochea sanguinolenta
Lochea ini berwarna merah kuning berisi darah dan lender, hari ke 3-7 pasca
persalinan
c. Lochea serosa
Dimulai dengan versi yang lebih pucat dari loche rubra. Lochea ini berbentuk
serum dan berwarna merah jambu kemudian menjadi kuning. Cairan tidak
berdarah lagi, hari ke 7-14 pasca persalinan
d. Lochea alba
Lochea alba adalah lochea terakhir. Dimulai dari hari ke-14 kemudian makin lama
makin sedikit hingga sama sekali berhenti sampai 1-2 minggu berikutnya.
Bentuknya seperti cairan putih berbentuk krim serta terdiri atas leukosit dan selsel desidua.
e. Lochea purulenta
Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk
f.

Lochiostatis
Lochea tidak lancar keluarnya
(www.google askeb nifas)

E. Masalah-Masalah Pada Ibu Nifas


a. Adanya rasa mules atau afterpain akibat kontraksi uterus biasanya selama 2-4 hari
pasca persalinan
b. Kadang-kadang ditemukan keadaan hipertensi post partum tetapi akan menghilang
dengan sendirinya dalam kurang lebih 2 bulan tanpa pengobatan
c. Putting susu tenggelam
Masalah menyusui yang sering timbul pada ibu nifas yaitu putting susu
tenggelam

atau

datar,

Putting

susu

datar

atau

terbenam

Sejak kehamilan trimester terakhir, ibu yang tidak mempunyai resiko kelahiran
prematur, dapat diusahakan mengeluarkan puting susu datar atau terbenam dengan :
1).

Teknik

atau

gerakan

Hoffman

yang

dikerjakan

2x

sehari.

2). Dibantu dengan jarum suntik yang dipotong ujungnya atau dengan pompa
ASI.
Setelah bayi lahir puting susu datar atau terbenam dapat dikeluarkan dengan cara :
1). Susui bayi secepatnya segera setelah lahir saat bayi aktif dan ingin
menyusu.
2). Susui bayi sesering mungkin (misalnya tiap 2 - 2jam), ini akan
menghindarkan payudara terisi terlalu penuh dan memudahkan bayi untyuk
menyusu.
3). Massage payudara dan mengeluarkan ASI secara manual sebelum
menyusui dapat membantu bila terdapat bendungan payudara dan puting susu
tertarik ke dalam.
4). Pompa ASI yang efektif bukan yang berbentuk teronpet atau bentuk
(Squeeze dan bulb) dapat dipakai untuk mengeluarkan puting susu pada
waktu menyusui.
d. Keluarnya lochea
e. Adanya rasa nyeri bila ada luka jahitan pada perineum
f. Adanya bendungan payudara
g. Adanya takut BAB dan BAK akibat adanya luka pada perineum
h. Gangguan psikologis ibu nifas

F. Perawatan pasca persalinan


1. Mobilisasi
Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat. Kemudian boleh miring-miring
kanan dan ke kiri untuk mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Dapat
di anjurkan

pada ibu untuk ambulasi dini yaitu kebijaksanaan agra secepat

mungkin bidan membimbung ibu postpartum bangun dari tempat tidurnya dan
membimbing ibu secepat munkin untuk berjalan. Sekarang tidak perlu menahan
ibu postpartum terlerang ditempat tidurnya

selama 7-14 hari setelah melahirkan.

Ibu postpartum sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 24-48 jam
postpartum. Mobilisasi diatas mempunyai variasi tergantung pada komplikasi
persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka
2. Diet
Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori. Sebaiknya makan-makanan
yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan
3. Miksi
Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-kadang wanita
mengalami sulit kencing karena sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan
spasme oleh iritasi musculus sfingter ani selama persalinan, juga oleh karena
oedema kandung kemih yang terjadi selama persalinan. Bila kandung kemih
penuh dan wanita sulit kencing sebaiknya dilakukan katerisasi
4. Defekasi
BAB harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit BAB dan terjadi
obetipasi apalagi berak keras dapat diberikan obat laxant per oral atau per rectal.
Jika masih belum bisa, dilakukan klisma
5. Perawatan payudara
Perawatan mammae telah dimulai sejak wanita hamil supaya putting susu lemas,
tidak keras dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya. Bila bayi
meninggal laktasi harus dihentikan dengan cara :
a. Pembelutan mammae sampai tertekan
b. Pemberian obat esterogen untuk supresi LH seperti tablet lynoral dan
parlodel
Sangat dianjurkan ibu menyusui bayinya karena sangat baik untuk kesehatan
bayinya.

6. Laktasi
Untuk menghadapi laktasi sejak dari kehamilan telah terjadi perubahan-perubahan
pada kelenjar mammae yaitu :
a. Poliferasi

jaringan

pada

kelenjar-kelenjar

alveoli

dan

jaringan

lemak

bertambah
b. Keluaran cairan susu jolong dari duktus laktiferus disebut colostrums,
berwarna kuning putih susu
c. Hypervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, dimana vena-vena
berdilatasi sehingga tampak jelas.
d. Setelah persalinan, pengaruh suprei esterogen dan progesterone hilang. Maka
timbul pengaruh

hormone

laktogenik

(LH)

atau

prolaktin

yang

akan

merangsang ASI. Disamping itu, pengaruh oksitosin menyebabkan mio-epitel


kelenjar susu berkontraksi sehingga ASI keluar. Produksi akan banyak sesudah
2-3 hari pasca persalinan. ASI adalah untuk anak ibu. Ibu dan bayi dapat
ditempatkan dalam satu kamar (rooming in) atau pada tempat yang terpisah.
Keuntungan rooming in :
-

Mudah menyusukan bayi

Setiap saat selalu ada kontak antara ibu dan bayi

Sedini mungkin ibu telah belajar mengurus bayinya

7. Cuti hamil dan bersalin


Menurut undang-undang bagi wanita pekerja berhak mengambil cuti hamil dan
bersalin selama 3 bulan, yaitu 1 bulan sebelum bersalin dan ditambah 2 bulan
setelah persalinan
8. Pemeriksaan pasca persalinan
a. Pemeriksaan umum

: tekanan darah, nadi, keluhan, dsb

b. Keadaan umum

: suhu badan, selera makan, dll

c. Payudara

: ASI, putting susu

d. Dinding perut, perineum, kandung kemih, rektrum


e. Sekret yang keluar, misalnya lochea, fluor albus
f. Keadaan alat-alat kandungan
9. Nasehat untuk ibu post natal
a. Fisioterapi post natal sangat baik bila diberikan
b. Sebaiknya bayi disusui

c. Kerjakan eymnastik (senam nifas)


d. Untuk kesehatan ibu, bayi dan keluarga sebaiknya melakukan KB untuk
menjarangkan anak
e. Bawalah bayi anda untuk memperoleh imunisasi
10. Istirahat dan tidur
Hal hal yang bisa dilakukan pada ibu untuk memenuhi kebutuhan istirahat dan
tidur :
a. Anjurkan

ibu

untuk

istirahat

cukup

untuk

mencegah

kelelahan

yang

berlebihan.
b. Sarankan ibu untuk kembali pada kegiatan kegiatan rumah tangga secara
perlahan lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat saat bayi sedang
tidur.
c. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal :
1) Mengurangi jumlah produksi ASI
2) Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan
3) Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan
dirinya sendiri
11. Personal Hygiene
Pada masa post partum seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi. Oleh karena
itu, kebersihan diri sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi. Kebersihan
tubuh, pakaian, tempat tidur, dan lingkungan sangat penting untuk tetap dijaga.
12. Latihan senam pasca persalinan
Senam nifas sangat membantu ibu untuk memulihkan kondisi otot otot perut
dan panggul agar kembali normal
a. Dengan tidur telentang dan lengan disamping, tarik otot perut selagi menarik
nafas, tahan nafas dalam, angkat dagu ke dada, tahan mulai hitungan 1 5.
Rileks dan ulangi sebanyak 10 kali.
b. Untuk memperkuat tonus otot jalan lahir dan dasar panggul, kencangkan otot
bokong dan pinggul, tahan sampai 5 hitungan. Relaksasi otot dan ulangi
latihan sebanyak 5 kali.
13. KB
Anjurkan ibu untuk menggunakan alat kontrasepsi untuk mengatur jarak anak,
agar kesejahteraan anak dapat terpenuhi. Idealnya pasangan suami istri harus

menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil lagi, setiap pasangan harus
menentukan sendiri kapan dan dimana ingin merencanakan keluarganya. Sebelum
menggunakan metode KB, hal-hal berikut sebaiknya dijelaskan tentang KB yang
meliputi

kelebihan/kekurangan,

efek

samping,

efektivitasnya.

Bagaimana

menggunakan metode itu, kapan metode itu dapat mulai digunakan oleh wanita pasca
salin yang menyusui.
( Salemba Medika : Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas, 72-75)

G. Kunjungan puerperium
Paling sedikit 4x kunjungan masa nifas yang dilakukan untuk mencegah dan
mendeteksi masalah-masalah yang terjadi :
1. Kunjungan I (6-8 jam post partum)
-

Mendeteksi dan mengenali tanda-tanda bahaya nasa nifas

Mencegah terjadinya perdarahan pada masa nifas

Mendeteksi dan merawat penyebab perdarahan dan memberi rujukan bila


perdarahan berlanjut

Konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah
perdarahan masa nifas karena otonia uteri

Pemberian ASI pada masa awal menjadi ibu

Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir

Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia

Melakukan hubungan ibu dan BBL

2. Kunjungan II (6 hari post partum)


-

Mendeteksi dan mengenali tanda-tanda bahaya masa nifas

Memastikan kontraksi uterus baik, fundus dibawah umbilikus, tidak ada


perdarahan abnormal, dan tidak ada bau

Menilai adanya tanda-tanda demam dan infeksi dan kelainan pasca melahirkan

Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan , dan istirahat

Memastikan ibu menyisui dengan baik dan tidak ada tanda-tanda penyulit

Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, cara meraawat
tali pusat, dan bagaimana menjaga bayi agar tetap hangat.

3. Kunjungan III (2 minggu post partum)


Sama seperti di atas ( enam hari setelah persalinan )
4. Kunjungan IV ( 6 minggu post partum)

Menanyakan dan memantau tentang penyulit-penyulit yang di alami

ibu dan

bayi
-

Memberi konseling untuk KB secara dini

( Salemba Medika : Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas, 83)

H. Masalah dan komplikasi

Pendarahan

: yang membasahi lebih dari 1 pembalut dalam 1jam selama


beberapa jam. Berbaringlah dengan kepala lebih rendah
dan berikan kompres dingin pada perut bagian bawah dan
segera

beritahu

tenaga

kesehatan

untuk

mengetahui

penyebabnya.

Nyeri

: nyeri tekan dan rasa hangat di betis/paha dengan atau


tanpa

kemerahan,

adanya

pembengkakan,

maka

beristirahatlah dengan kaki dinaikkan

Infeksi nifas

:Mencakup

semua peradangan yang disebabkan oleh

masuknya kuman-kuman ke dalam alat-alat genetalia


pada waktu persalinan dan nifas

Febris puerperalis

:kenaikan suhu sampai 38o C atau lebih selama 2 hari


dalam 10 hari post partum dengan mengecualikan hari
pertama

Kuman penyebab yaitu : streptococcus

haemoliticus,

aerobicus,

staphilacaccus

aerpus, esckherichiacolli, clostridium welchit

Cara terjadinya infeksi :


1. Tangan pemeriksa : memasukkan kuman ke dalam infeksi
2. Droplet infection oleh penolong dalam rumah sakit yaitu alat-alat rumah sakit
3. Infeksi intra partum atau coitus

Infeksi pada perineum vulva vagina serviks dan endometrium


1. Vulvitis

: Bekas sayatan episiotomi (luka perineum) jaringan sekitarnya


membengkak dan kemerahan

2. Vaginitis

: Terjadi secara langsung pada luka vagina permukaan mukosa


membengkak dan merah

3. Servisitas

: Dapat meluas langsung ke dasar lingamentum latum menjalar ke


parametrium

4 Endometrium : Terjadi radang pada endometrium dan cepat menjalar ke sekitarnya.

BAB II
TINJAUAN KASUS

PENGKAJIAN DATA
Tanggal Pengkajian

S:

: 26 - 08 - 2015

Jam

: 19.00 WIB

Tempat

: Ruang Bersalin

Pengkaji

: Nita Diayu S

Nama Ibu

: Ny. V

Nama Suami : Tn. S

Usia

: 25 tahun

Usia

: 25 tahun

Pekerjaan

: Swasta

Pekerjaaan

: Swasta

Pendidikan

: SMA

Pendidikan

: SMA

Agama

: Islam

Agama

: Islam

Alamat

: Klojen Malang

: Ibu mengatakan sudah lega bayinya lahir normal dengan berat 2500 gram dan panjang
badan 47 cm. sekarang ibu merasa nyeri pada daerah vagina karena luka jahit.
Sekarang ibu merasa nyeri pada daerah vagina karena luka jahit. Air susu ibu sudah
keluar tapi masih bening dan putting susunya tenggelam.

O:

IBU
Keadaan Umum

: Baik

Kesadaran

: Composmentis

Tanda-tanda Vital (TTV)


Tekanan Darah

: 110 / 70 mmHg

Nadi

: 84x/menit

Pernafasan

: 22x/ menit)

Suhu

: 36,5C

PEMERIKSAAN FISIK
payudara
Abdomen

: simetris, putting susu tenggelam, ASI sudah keluar tapi bening


: TFU 2 jari dibawah

pusat, kandung kemih terasa penuh,

kontraksi uterus baik(teraba keras)

genetalia

: lokea rubra merah segar, heating jelujur TK II, perdarahan


kurang lebih 50cc

ekstermitas

: simetris,

ekstermitas bawah oedema +, tdk ada varises refek

patella +/+
BAYI
Nama

: By.NyV

usia

: 0 hari

BBL

: 2500 gram

PB

: 47 cm

Jenis kelamin

: Perempuan

Apgar Score

: 7-8

PEMERKSAAN FISIK
Muka

: simetris, tidak pucat

Mata

: tidak ada kelainan, konjungtiva merah muda. sclera putih

Kepala

: tidak ada kelainan, tidak ada chepalhematoma

Leher

: tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

Dada

: simetris, tidak ada retraksi dinding dada

Perut

: simetris, terdapat bising usus

Genetalia

: tidak ada kelainan, labia minor masih tertutup oleh labia mayor

Anus

: BAK +, BAB +

Ekstermitas

: simetris, tidak ada kelainan

A : NyV P1001 Ab000 2 jam Post Partum dengan putting susu tenggelam
1. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan
2. Melakukan observasi TTV
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 84x/menit
Suhu : 36,5 C
RR : 22x/ menit
3. Melakukan observasi kontraksi uterus, TFU dan lokhea
Kontraksi Uterus
TFU

: baik, teraba keras


: 2 jari dibawah pusat

Lochea

: rubra berwarna merah segar

Perdarahan

: kurang lebih 50 cc

4. Menganjurkan ibu untuk miring kiri miring kanan agar dapat membantu dalam proses
pemulihan setelah melairkan.
5. menganjurkan ibu untuk kencing agar TFU tidak terlalu tinggi karena terdesak
kandung kemih yang penuh
6.

Menganjurkan pada ibu tentang perawatan payudara


- Membersihkan kedua putting susu dengan kapas yang dibasahi dengan air hangat
atau pada daerah hitam pada putting susu dipencet sedikit intuk mengeluarkan air
susu dan di oleskan pada daerah putting susu itu sendiri
- Pijat dengan telapak tangan sementara tangan satunya menyangga bagian bawah
payudara dan tangan kanan memijat secara sirkuler searah jarum jam
-

Mengurut payudara dengan bagian pinggir telapak tangan dari atas

ke bawah

dan lakukan hal yang serupa pada payudara yang satunya.


7. mengajarkan ibu cara menyusui yang benar
bagian areola harus mesuk semua kemulut bayi agar putting susu tidak lecet,
8.

Mengajarkan ibu cara menarik putting susu dengan menggunakan spuit setiap kali
mau menyusui, karena putting susu ibu tenggelam

9. Menganjurkan ibu untuk ASI eksklusif, karena ASI itu kandungan nutrisinya sangat
jauuh lebih baik dari pada susu formula dan manfaat bagi bayi juga sangat bagus
untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
10. Memberikan terapi obat analgesic untuk nyeri karena luka jahit, antibiotic dan
uterotonika untuk membantu mempercepat proses pemulihan dan penyembuhan
karena luka jahitnya ibu.

BAB III
PEMBAHASAN

Masalah menyusui yang sering timbul pada ibu nifas yaitu putting susu tenggelam
atau datar, Putting susu datar atau terbenam
Sejak kehamilan trimester terakhir, ibu yang tidak mempunyai resiko kelahiran prematur,
dapat diusahakan mengeluarkan puting susu datar atau terbenam dibantu dengan jarum
suntik yang dipotong ujungnya atau dengan pompa ASI. Penarikan putting susu ini dapat
lakukan pada saat setiap kali ibu akan menyusui bayinya.
Pembahasan ini

merupakan studi kasus yang membahas kesenjangan yang terjadi

antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus. Untuk memudahkan dalam penyusunan
bab pembahasan maka kami mengelompokkan sesuai langkah manajemen kebidanan
yang meliputi : pengkajian data, identifikasi diagnosa dan masalah, intervensi dan
implementasi , evaluasi
Adapun kesenjangan dan kesamaan yang kami temukan selama melaksanakan
Asuhan Kebidanan pada Ny V P1001 Ab000 2 jam post partum spontan di BPS Pipit Ike
F, AMd. Keb Malang..
1. Pengkajian data
Pada pengkajian data baik pada tinjauan pustaka maupun pada tinjauan kasus tidak
ditemukan kesenjangan.
2. Pada identifikasi diagnosa dan masalah, intervensi, dan implementasi dan evaluasi tidak
ada kesenjangan

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Mansjoer, 2001 Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I FKUI : Media Acsculapius.
Arif, Mansjoer, 2001 Kapita Selekta Kedokteran. Jilid II FKUI : Media Acsculapius.
Manuaba. 1998, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, KB Untuk Pendidikan Bidan.
Jakarta : EGC
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC.
Sarwono. 2002 Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal .
Jakarta : TBP- Sp.
Bag. OBGIN FK UNPAD, 1983 : 35.
Salemba Medica, Asuhan Kebidanan pada ibu nifas.2009.
www.google askeb nifas

Anda mungkin juga menyukai