Anda di halaman 1dari 43

Ansietas

Definisi

Kecemasan (ansietas) adalah perasaan takut yang tidak jelas


dan tidak didukung oleh situasi.
Gangguan kecemasan adalah kondisi yang memberi
gambaran penting tentang ansietas yang berlebihan yang
disertai respon perilaku, emosional dan fisiologis individu
yang mengalami gangguan ansietas (Videbeck Sheila L,
2008, hal 307).

Epidemiologi

Banyak penelitian melaporkan tingkat lebih tinggi


gangguan kecemasan di antara perempuan dibanding laki
laki dengan pebandingan (2:1). Dengan tingkat kejadian
fobia social (12,5%), GAD ( 28,8%) dan panik (12.1%)

Gejala Ansietas
(1)

(2)
(3)
(4)

Gejala psikologis : pernyataan cemas, firasat buruk, takut


akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung, merasa tegang,
tidak tenang, gelisah, dan mudah terkejut;
Gangguan pola tidur dan mimpi-mimpi yang menegangkan,
Gangguan konsentrasi dan daya ingat; dan
Gejala somatik : rasa sakit pada otot dan tulang, berdebardebar, sesak nafas, gangguan pencernaan, sakit kepala,
gangguan perkemihan, tangan terasa dingin dan lembab, dan
lain sebagainya.

Etiologi
Beberapa
teori
memberikan
kontribusi
terhadap
kemungkinan faktor etiologi dalam pengembangan
kecemasan
1.

Teori Psikoanalitik

2.

Teori Interpersonal

3.

Teori Perilaku

4.

Teori Keluarga

5.

Teori Biologis

Etiologi
Teori Psikoanalitik
Pandangan psikoanalitik menyatakan kecemasan adalah
konflik emosional yang terjadi antara dua elemen
kepribadian, yaitu id dan superego.

Id mewakili dorongan insting dan impuls primitif


seseorang, sedangkan

superego mencerminkan hati nurani seseorang dan


dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang.

Ego berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen yang


bertentangan, dan fungsi kecemasan adalah mengingatkan
ego bahwa ada bahaya.

Etiologi
Teori Interpersonal

Menurut pandangan interpersonal, kecemasan


timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya
penerimaan dan penolakan interpersonal.

Kecemasan
juga
berhubungan
dengan
perkembangan trauma, seperti perpisahan dan
kehilangan, yang menimbulkan kelemahan
spesifik. Individu dengan harga diri rendah mudah
mengalami perkembangan kecemasan yang
berat.

Etiologi
Teori Perilaku
Menurut pandangan perilaku, kecemasan
merupakan hasil dari frustasi yaitu segala
sesuatu
yang
mengganggu
kemampuan
seseorang untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Faktor tersebut bekerja menghambat
usaha seseorang untuk memperoleh kepuasan
dan kenyamanan.

Etiologi
Teori Keluarga

Teori
keluarga
menunjukkan
bahwa
kecemasan merupakan hal yang biasa ditemui
dalam suatu keluarga.

Kecemasan ini terkait dengan tugas


perkembangan individu dalam keluarga. Anak
yang akan dirawat di rumah sakit merasa
tugas perkembangannya dalam keluarga akan
terganggu sehingga dapat menimbulkan
kecemasan.

Etiologi
Teori Biologis

Teori biologis menunjukkan bahwa otak


mengandung
reseptor
khusus
untuk
benzodiazepin.

Reseptor ini mungkin membantu mengatur


kecemasan. Penghambat asam (GABA) juga
mungkin memainkan peran utama dalam
mekanisme biologis berhubungan dengan
kecemasan.

Tingkat Ansietas

Peplau (1963) dikutip oleh Stuart (2001), mengidentifikasi kecemasan dalam


empat tingkatan dan menggambarkan efek dari tiap tingkatan. Setiap
tindakan memiliki karakteristik lahan persepsi yang berbeda tergantung pada
kemampuan individu dalam menerima informasi/ pengetahuan mengenai
kondisi yang ada dari dalam dirinya maupun dari lingkungannya. Tingkat
kecemasan menurut Peplau (1963) dapat dibagi menjadi empat meliputi :

1.

1.

Cemas Ringan
Cemas ringan merupakan cemas yang normal yang berhubungan dengan
ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang
menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya, seperti melihat,
mendengar dan gerakan menggenggam lebih kuat.
Kecemasan tingkat ini dapat memotivasi belajar dan menghasilkan
pertumbuhan dan kreativitas
Cemas Sedang
Cemas sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal
yang penting dan mengesampingkan hal yang lain, sehingga seseorang
mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang
lebih terarah.
Kecemasan ini mempersempit lapang presepsi individu, seperti
penglihatan, pendengaran, dan gerakan menggenggam berkurang.

1.

Cemas Berat

Cemas berat sangat mengurangi lahan persepsi


seseorang. Seseorang cenderung untuk memusatkan
pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat
berpikir tentang hal lain.

Semua

perilaku

ditujukan

untuk

mengurangi

ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak


pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area
lain.

1.

Panik
Panik berhubungan dengan terperangah, ketakutan
dan teror. Individu yang mengalami panik tidak
mampu melakukan sesuatu walaupun dengan
pengarahan hal itu dikarenakan individu tersebut
mengalami kehilangan kendali, terjadi peningkatan
aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk
berhubungan dengan orang lain, persepsi yang
menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang
rasional.
Individu yang mengalami panik juga tidak dapat
berkomunikasi secara efektif.
Tingkat kecemasan ini tidak sejalan dengan
kehidupan, dan jika berlangsung terus menerus
dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan
yang sangat bahkan kematian.

Gangguan Kecemasan menurut Diagnostic and Statistical Manual


of Mental Disorders, 4th Edition (DSM-IV)

Gangguan Panik (Panic Disorders)


Gangguan panik adalah ketakutan yang sangat sering
terjadi yang memiliki banyak tanda-tanda fisik dan gejala.
(Chandler, 2008).

Kecemasan umum (GAD)


Mengalami GAD jika terdapat gejala tersebut yang persisten selama
minimal 6 bulan GAD biasa terjadi pada usia sekitar 21 tahun
Kemungkinan untuk relaps tinggi, dan susah untuk dipulihkan
Biasanya GAD disertai dengan gangguan lain seperti depresi

Fobia Sosial (Social Anxiety)

Fobia adalah suatu ketakutan yang tidak rasional yang


menyebabkan penghindaran yang disadari terhadap
objek, aktivitas atau situasi yang ditakuti.
Fobia sosial disebut juga gangguan kecemasan sosial,
ditandai dengan ketakutan yang berlebihan tehadap
penghinaan dan rasa memalukan di dalam berbagai
lingkungan sosial.
Tipe umum fobia sosial seringkali keadaan yang
kronis dan menimbulkan ketidakberdayaan yang
ditandai oleh penghindaran fobik terhadap sebagian
besar situasi sosial (Kaplan & Sadock, 2002).

Tujuan Terapi

Mengurangi keparahan, durasi, dan frekuensi dari gejala


Mencegah keadaan ansietas bertambah parah
Meningkatkan kepatuhan pasien dalam pengobatan
Menghindari stressor yang dapat memicu kejadian ansietas
Memfasilitasi pasien untuk kembali ke keadaan normal
Meningkatkan kualitas hidup pasien

Terapi

Non Farmakologi

Meditasi

Yoga

Olahraga

Terapi

GANGGUAN TIDUR

Powerpoint Templates

Definisi
Gangguan tidur merupakan gangguan medis
yang menyebabkan perubahan pola tidur
seseorang sehingga dapat mengganggu
kemampuan seseorang untuk bekerja atau
beraktivitas

Epidemiologi

Gangguan tidur yang umum sekitar 50% dari orang dewasa


dilaporkan keluhan tidur selama hidup mereka. Secara
umum, gangguan tidur meningkat dengan bertambah usia.

Gejala

Rasa kantuk berlebihan di siang hari

Gangguan pernafasan ketika tidur

Tingkah laku tidak normal semasa tidur

Tidur merupakan salah satu cara untuk


melepaskan kelelahan jasmani dan
kelelahan mental.
Semua makhluk hidup mempunyai
irama kehidupan yang sesuai dengan
beredarnya waktu dalam siklus 24
jam..
Bagian susunan saraf pusat yang
mengadakan kegiatan sinkronisasi
terletak pada substansia ventrikulo
retikularis medulo oblogata yang
disebut sebagai pusat tidur
FISIOLOGI TIDUR

CONT

Tidur dibagi menjadi 2 tipe yaitu:


1. Tipe Rapid Eye Movement (REM)
2. Tipe Non Rapid Eye Movement (NREM)
Fase awal tidur didahului oleh fase NREM yang
terdiri dari 4 stadium, lalu diikuti oleh fase REM.
Fase tidur NREM, ini biasanya berlangsung antara
70 menit sampai 100 menit, setelah itu akan masuk
ke fase REM
Keadaan tidur normal antara fase NREM dan
REM terjadi secara bergantian antara 4-7 kali
siklus semalam.

Bayi baru lahir total tidur 16- 20 jam/hari,

anak-anak 10-12 jam/hari,

kemudian menurun 9-10 jam/hari pada umur


diatas 10 tahun dan

kira-kira 7-7,5 jam/hari pada orang dewasa.

Tipe NREM dibagi dalam 4 stadium yaitu:

Tidur stadium Satu.


Fase ini merupakan antara fase terjaga dan fase
awal tidur. Fase ini hanya berlangsung 3-5
menit dan mudah sekali dibangunkan. Tidak
didapatkan adanya gelombang sleep spindle
dan kompleks K

Tidur stadium dua


Pada fase ini didapatkan bola mata berhenti
bergerak, tonus otot masih berkurang, tidur
lebih dalam dari pada fase Terlihat adanya
gelombang sleep spindle, gelombang verteks
dan komplek K pertama

CONT

Tidur stadium tiga


Fase ini tidur lebih dalam dari fase
sebelumnya. tampak gelombang sleep
spindle..

Tidur stadium empat


Merupakan tidur yang dalam serta sukar
dibangunkan. tampak gelombang sleep
spindle.

Tidur REM
Pada waktu REM jam pertama prosesnya
berlangsung lebih cepat dan menjadi lebih
insten dan panjang saat menjelang pagi
atau bangun.
Pola tidur REM ditandai adanya :

gerakan bola mata yang cepat,

tonus otot yang sangat rendah,

apabila dibangunkan hampir semua


organ akan dapat menceritakan
mimpinya,

denyut nadi bertambah dan

pada laki-laki terjadi eraksi penis,

tonus otot menunjukkan relaksasi yang


dalam.

CONT

a.

b.

Pola tidur REM berubah sepanjang kehidupan


seseorang seperti periode neonatal bahwa tidur
REM mewakili 50% dari waktu total tidur.
Periode neonatal ini pada EEG-nya masuk ke fase
REM tanpa melalui stadium 1 sampai 4. usia 4
bulan pola berubah sehingga persentasi total tidur
REM berkurang sampai 40% hal ini sesuai dengan
kematangan sel-sel otak,
kemudian akan masuk keperiode awall tidur yang
didahului oleh fase NREM kemudian fase REM
pada dewasa muda dengan distribusi fase tidur
sebagai berikut:
NREM (75%) yaitu stadium 1: 5%; stadium 2 :
45%; stadium 3 : 12%; stadium 4 : 13%
REM; 25 %.

Klasifikasi Gangguan Tidur

Berdasarkan Internasional Classification of Sleep Disorders


gangguan tidur dapat digolongkan sebagai berikut:

1.

Dissomnia

Gangguan tidur intrisik narkolepsi


gerakan anggota gerak periodik, sindroma kaki gelisah,
obstruksi saluran nafas, hipoventilasi, post traumati kepala,
tidur berlebihan (hipersomnia), idiopatik.

Gangguan tidur ekstrisik

Tidur yang tidak sehat, lingkungan, perubahan posisi tidur, toksik,


ketergantungan alkohol, obat hipnotik atau stimulant

Gangguan tidur irama sirkadian

Jet-lag sindroma, perubahan jadwal kerja, sindroma fase terlambat


tidur, sindroma fase tidur belum waktunya, bangun tidur tidak
teratur, tidak tidur selama 24 jam.

1.

Insomnia

Insomnia merujuk pada kesulitan tidur atau tetap tidur,


atau persepsi tidur tidak menyegarkan.
Insomnia seringkali berhubungan dengan lebih dari
satu penyebab, termasuk faktor psikologi dan gaya
hidup:
pengelolaan stress kurang baik

Depresi dan cemas

Konsumsi kafein berlebihan

Kebiasaan tidur yang kurang baik dan pola tidur tidak

teratur

Parasomnia

1.

Merupakan gangguan yang melibatkan kegiatan fisik yang tidak diinginkan atau
pengalaman yang terjadi selama tidur. Gangguan tidur jenis ini lebih umum
ditemukan pada anak-anak (5% -15%) dibandingkan orang dewasa (1%).
Parasomnia meliputi:

Gangguan teror tidur (sleep teror)


Ditandai dengan pasien mendadak berteriak, suara tangisan dan
berdiri ditempat tidur yang tampak seperti ketakutan dan
bergerak-gerak.

Gangguan tidur berjalan (slepp walking)/ somnabulisme


Merupakan gangguan tingkah laku yang sangat komplek termasuk
adanya automatis dan semipurposeful aksi motorik, seperti membuka
pintu, menutup pintu, duduk ditempat tidur, menabrak kursi, berjalan
kaki, berbicara. Tingkah laku berjalan dalam beberapa menit dan
kembali tidur

Gangguan tidur berhubungan dengan fase REM


Ini meliputi gangguan tingkah laku dan mimpi buruk. Paling banyak
ditemukan pada laki-laki usia lanjut, gangguan psikiatri atau dengan
jenis penyakit-penyakit degenerasi

1.

Gangguan tidur spesifik

Hypnagogic halusinasi auditorik/visual adalah halusinasi pada saat


jatuh tidur sehingga pasien dalam keadaan jaga, kemudian ke
kerangka pikiran normal.

Sleep paralis adalah otot volunter mengalami paralis pada saat


masuk tidur sehingga pasien sadar ia tidak mampu menggerakkan
ototnya

Gangguan bernafas saat tidur (sleep apnea) Apnea tidur adalah


gangguan pernafasan yang terjadi saat tidur, yang berlangsung
selama lebih dari 10 detik.

Etiologi

Tidak cukup tidur,

banyak orang tidak cukup tidur karena pilihan gaya


hidup.
Apnea tidur obstruktif, yang merujuk pada penghentian bernafas saat tidur.

Pasien mungkin kelebihan berat badan atau memiliki penyumbatan pada


saluran nafas karena masalah dengan hidung atau tenggorokan mereka.
Penyebab tidak umum tetapi penting:
Narkolepsi, gangguan tidur yang terkait dengan kehilangan kekuatan otot

seketika, halusinasi dan kelumpuhan otot saat berjalan.


Orang dengan rasa kantuk berlebihan di siang hari cukup untuk
menyebabkan gangguan sosial atau kerja harus menjalani pemeriksaan
formal oleh dokter. Mereka yang dicurigai dengan tidur apnea atau
narkolepsi biasanya perlu untuk menjalani studi tidur.

TERAPI

Non farmakologik
Higene tidur
a.

Tidur dan bangun secara reguler/kebiasaan

b.

Hindari tidur pada siang hari/sambilan

c.

Jangan mengkonsumsi kafein pada malam hari

d.

Jangan menggunakan obat-obat stimulan seperti decongestan

e.

Lakukan latihan/olahraga yang ringan sebelum tidur

f.

Hindari makan pada saat mau tidur, tapi jangan tidur dengan perut
kosong

g.

Segera bangun dari tempat bila tidak dapat tidur (15-30 menit)

h.

Hindari rasa cemas atau frustasi

i.

Buat suasana ruang tidur yang sejuk, sepi, aman dan enak.

TERAPI

Farmakologik
Benzodiazepin paling sering digunakan dan tetap merupakan
pilihan utama untuk mengatasi gangguan tidur baik primer maupun
sekunder.
Kloral hidrat dapat pula bermanfaat dan cenderung tidak disalah
gunakan. Penggunaan jangka panjang obat hipnotik tidak
dianjurkan. Obat hipnotik hendaklah digunakan dalam waktu
terbatas atau untuk mengatasi gangguan tidur jangka pendek.

Benzodiazepin dengan
waktu paruh
pendek (triazolam dan zolpidem) merupakan obat
pilihan untuk membantu orang-orang yang sulit tidur.
Sebaliknya, obat yang waktu paruhnya panjang
(estazolam, temazepam, dan lorazepam) berguna
untuk penderita yang mengalami interupsi tidur

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai