PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Bekerja di dunia perkapalan atau working at sea mempunyai potensi bahaya yang besar.Ada
berbagai macam metode kerja di ketinggian seperti diatas kapal yang sedang berlayar
menggunakan perancah, tangga, gondola dan sistem akses tali (Rope Access Systems).Masing
masing metode kerja memiliki kelebihan dan kekurangan serta risiko yang berbeda-beda.Oleh
karenanya pengurus atau pun manajemen perlu mempertimbangkan pemakaian metode dengan
memperhatikan aspek efektifitas dan risiko baik yang bersifat finansial dan non finansial. Aspek
risiko akan bahaya keselamatan dan kesehatan kerja harus menjadi perhatian utama semua pihak
di tempat kerja. Hal ini selain untuk memberikan jaminan perlindungan keselamatan dan
kesehatan kerja bagi tenaga kerja, juga sangat terkait dengan keselamatan asset produksi.
Saat ini telah berkembang pekerjaan pada ketinggian dengan akses tali (rope access). Metode ini
dikembangkan dari teknik panjat tebing dan penelusuran gua. Akses tali telah diterapkan secara
luas dalam pembangunan, pemeriksaan, perawatan bangunan dan instalasi industri seperti
gedung tinggi, menara jaringan listrik, menara komunikasi, anjungan minyak, perawatan dan
perbaikan kapal, perawatan jembatan, ruang terbatas (confined spaces), pertambangan, industri
pariwisata seperti out bound, penelitian dan perawatan hutan dan lain sebagainya.
BAB II
PEMBAHASAN
v Ship chandler dan lain-lain yang sejenis hendaknya tidak mengganggu kegiatan bongkar muat
kapal.
v Dilarang merokok di area Terminal.
v Jangan membuang sampah dari atas kapal dan periksa jangan sampai ada tumpahan minyak
ketika kapal sedang sandar di dermaga.
v Penerangan harus cukup terang di semua area kerja, misal : jalan di atas dek, man holes, palka
dll.
v Jaga Trim Kapal untuk mencegah kerusakan terhadap cell guide, petikemas, gantry dll,
sehingga pekerjaan dapat dilakukan dengan efisien.
1. Peraturan Keselamatan kerja pada Gangway (Jalan-jalan kecil diatas kapal)
v Semua ABK dilarang berjalan/mengendarai kendaraan apapun di sekitar dermaga atau di
daerah lapangan penumpukan atau dermaga.
v Kendaraan penumpang dari luar, misalnya taxi, sepeda motor dll tidak diijinkan untuk masuk
daerah lapangan penumpukan dan/atau dermaga.
v Kendaraan penumpang dari luar, misalnya taxi, sepeda motor dll tidak diijinkan untuk masuk
daerah lapangan penumpukan dan/atau dermaga.
v Bus terminal akan menjemput dan menurunkan para ABK di halte yang telah ditetapkan. ABK
dapat naik taxi diluar terminal dari depan kantor TPS , sebagaimana peta lokasi halte bus yang
terlampir.
v Kendaraan penumpang dari luar harus menurunkan ABK didepan kantor TPS dan kemudian
ABK dapat menuju ke kapal dengan menumpang bus terminal.pada halte yang telah ditentukan.
v Identifikasi bahaya dan penilaian risiko harus dilaksanakan untuk setiap pekerjaan yang
dilakukan.
v Dokumen tertulis identifikasi bahaya dan penilaian risiko harus tersedia di tempat kerja .
v Identifikasi bahaya dan penilaian risiko harus dibuat oleh ahli K3 yangkompeten dalam
metode akses tali atau Teknisi Akses Tali Tingkat 3 denganberkonsultasi dengan pengurus atau
pemilik gedung.
v Dokumen pernyataan metode kerja harus disusun untuk memberikanpenjelasan bagaimana
suatu pekerjaan akan dilakukan. Dokumen ini bergunadalam memberikan arahan (briefing),
sebagai informasi bagi mitra kerja atauacuan bagi pengawas ketenagakerjaan dalam melakukan
pengawasan.
5. Kacamata (eye protection), untuk melindungai mata dari debu, partikelberbahaya, sinar
matahari/ultraviolet, bahan kimia, material hasilpeledakan dan potensi bahaya lain yang
dapat mengakibatkan iritasidan kerusakan pada mata.
6. Alat pelindung pernafasan (respiratory protective equipment), peralatanini harus
dikenakan pada lingkungan kerja yang mempunyai resikokesulitan bernafas disebabkan
oleh bahan kimia, debu, atau partikelberbahaya.
7. Alat pelindung pendengaran (hearing protection), alat ini digunakanketika tingkat bunyi
(sound level) sudah di atas nilai ambang batas.
8. Jaket penyelamat (life jacket) atau pengapung (buoyancy), digunakanpada pekerjaan
yang dilakukan di atas permukaan air misalnya padastruktur pengeboran minyak lepas
pantai (offshore platform). Peralatanini harus mempunyai disain yang tidak menggangu
peralatan akses taliterutama pada saat turun atau naik.
9. Tali yang digunakan terdiri dari 2 karakteristik yaitu elastisitas kecil(statik) dan tali
dengan elastisitas besar (dinamik). Tali yang digunakanuntuk sistem tali harus
dipastikan :
1) Tali yang digunakan sebagai tali kerja (working line) dan talipengaman (safety line) harus
mempunyai diameter yang sama.
2) Tali dengan elastisitas kecil (tali statis) dan tali daya elastisitasbesar (dinamik) yang digunakan
dalam sistem akses tali harusmemenuhi standar.
1. Pelindung Kepala
1) Pelindung kepala wajib dikenakan dengan benar oleh setiap pekerja yang terlibat dalam
pekerjaan di ketinggian, baik yang berada dibagian bawah di ketinggian.
2) Pekerja wajib menggunakan pelindung kepala sesuai standar.
3) Pelindung kepala yang digunakan oleh Teknisi Akses Tali memilikisedikitnya tiga tempat
berbeda yang terhubung dengan cangkang helm dan termasuk tali penahan di bagian dagu.
1. Sabuk pengaman tubuh tubuh (full body harness )Harus dipastikan bahwa sabuk
pengaman tubuh (full body harness) yang digunakan pada pekerjaan akses tali telah
sesuai dengan standar.
2. Alat Penjepit Tali (Rope Clamp)Harus dipastikan bahwa alat penjepit tali (rope clamp)
yang digunakanpada sistem akses tali sesuai dengan standar.
3. Alat Penahan Jatuh Bergerak (mobile fall arrester)Harus dipastikan bahwa alat jatuh
bergerak (mobile fall arrester) yangdigunakan pada sistem akses tali telah sesuai dengan
standar.
4. Alat Penurun ( Descender)Harus dipastikan alat penurun yang digunakan pada sistem
akses tali telah sesuai dengan standar.
v Perlengkapan dan alat pelindung diri harus dipastikan telah sesuai denganstandar di bawah ini
yaitu :
a. Standar Nasional Indonesia.
b. Standar uji laboratorium.
c. Standar uji internasional yang independen, seperti British Standard, American National
Standard Institute, atau badan standard ujiinternasional lainnya.
v Usia masa pakai peralatan dan alat pelindung diri yang terbuat darikain/textile sintetik adalah
sebagai berikut :
1. tidak pernah digunakan : 10 tahun.
2. digunakan 2 kali setahun : 7 tahun.
3. digunakan sekali dalam 1 bulan : 5 tahun.
4. digunakan dua minggu sekali : 3 tahun.
5. digunakan setiap minggu sekali : 1 tahun lebih.
6. digunakan hampir setiap hari : kurang dari 1 tahun.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan.
Dari beberapa butir point-point diatas dapat disimpulkan bahwa peraturan tentang keselamatan
kerja begitu beragam dan kompleks, sehingga memang benar-benar di cermati dan di pahami di
setiap detail yang dijelaskan, karena makna dan definisi bias lebih dikembangkan kearah yang
lebih dalam.
Peraturan-peraturan tersebut dibuat sedemikian hingga dapat meminimalisir terjadinya
kecelakaan kerja yang dapat berakibat fatal apabila tidak ditunjang dengan peralatan
Keselamatan Kerja yang memadai dan telah berstandard.
1. Saran
Hendaknya dilaksanakan pengecekan berkala pada peralatan-peralatan keselamatan agar
peralatan keselamatan kerja dalam keadaan ready to use (siap digunakan) terutama pada
peralatan yang sudah berusia lama.
DAFTAR PUSTAKA