Anda di halaman 1dari 4

TINDAK PIDANA DISKRIMINASI RAS DAN ETNIS

I. PENDAHULUAN
Bahwa salah satu aspek perlindungan hukum warga negara Indonesia adalah kebebasan
beraktifitas dan bertanggungjawab dihadapan hukum, sehingga hak dan kewajiban asasi sebgai
manusia dalam hidup dan kehidupan di muka bumi ini merupakan anugrah Tuhan yang maha esa,
yang perwujudannya tidak dapat dihilangkan oleh dan sesama ummat manusia.
Bahwa Tindak pidana kemanusiaan adalah seperangkat ketentuan peraturan yang bertujuan
untuk memberikan sanksi akibat tindakan hukum seseorang yang terbukti telah menghapus dan
mengurangi kepastian perlindungan serta penegakan hak asasi manusia. selanjutnya bahwa salah
satu jenis tindak pidana kemanusiaan adalah Diskriminasi Ras dan Etnis, sebagaimana diatur
dalam Bab VIII pasal 15 sampai dengan pasal 21, Undang Undang Nomor : 40 Tahun 2008
Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis, Ketentuan mana merupakan ketentuan yang
bersifat operatif dan implementatif dari Undang Undang Nomor : 39 Tahun 1999 Tentang Hak
Asasi Manusia.
Bahwa batasan pengertian tindakan atau perbuatan Diskriminasi secara luas (gamblang)
tercantum dalam ketentuan pasal 1 angka 3, Undang Undang Tentang Hak Asasi Manusia, yang
menyatakan bahwa Diskrimininasi adalah setiap pembatasan, pelecehan atau pengucilan yang
langsung atau tidak langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras,
etnik,kelompok, golongan, status sosial,status ekonomi,jenis kelamin, bahasa,keyakinan politik
yang berakibat pengurangan, penyimpangan atau penghapusan pengakuan,pelaksanaan atau
penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik individu maupun
kolektif dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya,dan aspek kehidupan lainnya.
Bagaimana kah implementasi ketentuan pidana diskriminasi ras dan etnis dalam Hukum
Pidana di negara kita? dan Sejauh mana kah prinsip perlindungan Ras dan etnis dalam
penegakan Hak asasi manusia di negara kita?
II. PEMBAHASAN
A. Bahwa pemahaman nilai nilai budaya positif oleh berbagai suku yang beraneka ragam
dalam negara kita, telah mencanangkan sikap yang menghormati dan menghargai sesama
manusia secara serasi dan selaras, dengan kepercayaan maupun keyakinan terhadap
keberadaan Tuhan Yang Maha Esa serta Ciptaannya termasuk Alam Semesta, bahkan
keseimbangan sikap penghormatan dan penilaian utama tertuju kepada keberadaan dan
sifat serta anugrah Tuhan Yang Maha Esa sebagai sumber sebab utama keberadaan dan
manfaat Alam Semesta dengan segenap Isinya termasuk Manusia itu sendiri. Selanjutnya
berbagai suku di tanah air kita Indonesia sejak dulu telah mengenal dan melaksanakan
sikap musyawarah untuk mencapai mufakat dalam mengambil keputusan atas persoalan
yang dihadapi secara bersama dan saksama, baik dalam urusan pemenuhan kebutuhan
dasar maupun pelengkap yang meliputi penyediaan bahan makanan dan minuman serta

penyediaan tempat tinggal atau hunian bagi diri dan keluarga, termasuk urusan mata
pencagarian yang kebanyakan adalah petani dan nelayan.
B.Bahwa wujud tindakan atau perbuatan diskriminasi ras dan etnis secara terperinci (limitative),
disebutkan dalam ketentuan pasal 4 Undang Undang No.40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan
Diskriminasi Ras dan Etnik sebagai beikut :
a) Memperlakukan Pembedaan, Pengecualian, Pembatasan, atau Pemilihan berdasarkan Ras dan
Etnis, yang mengakibatkan Pencabutan atau pengurangan pengakuan, Perolehan atau Pelaksanaan
hak Asasi Manusia dan Kebebasan Dasar dalam suatu Kesataraan di bidang Sipil, Politik, Ekonomi,
Sosial dan Budaya Atau
b) Menunjukkan Kebencian atau rasa benci kepada Orang Karena Perbedaan Ras dan Etnis, yang
berupa perbuatan :
1. Membuat tulisan atau gambar untuk ditempatkan,ditempelkan atau disebarluaskan ditempat
umum atau tempat lainnya yang dapat dilihat atau dibaca oleh Orang Lain;
2. Berpidato, mengungkapkan atau melontarkan kata kata tetentu ditempat umum atau ditempat
lainnya yang dapat didengar oleh Orang Lain;
3. Mengenakan sesuatu pada dirinya berupa benda, kata kata atau gambar ditempat umum atau
ditempat lainnya yang dapat dibaca oleh Orang Lain; Atau
4. Melakukan Perampasan Nyawa Orang, Penganiayaan,Pemerkosaan, Perbuatan cabul, Pencurian
dengan Kekerasan atau Perampasan Kemerdekaan berdasarkan Diskriminasi ras dan Etnis.
C. Bahwa hubungan ketentuan tentang tindak pidana Diskriminasi Ras dan Etnik dengan Hak Asasi
adalah dalam penerapan kesetaraan cakupan makna materi ketentuan ( penafsiran Eksentif)
antara maksud Pasal 4 dan Pasal 15 sampai dengan Pasal 21, Undang Undang No. 40 Tahun 2008
Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnik, dengan maksud Ketentuan Pasal 2 sampai
dengan Pasal 8 Undang Undang No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia, yang dapat di
rangkum dalam pemahaman atau pengertian sebagai berikut :
1. Bahwa setiap orang yang sengaja melakukan tindakan sebagaimana tersebut pada poin B huruf
(a) di atas, diancam pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/ Atau denda paling banyak
Rp.100.000.000,-(seratus juta rupiah), dan dalam waktu dan tempat kejadian yang sama,
ternyata tidak mengakui dan menjunjung tinggi Hak kodrat serta kebebasan dasar manusia untuk
hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam semangat persaudaraan, dan untuk
mencapi

kebahagiaan

kesejahteraan

serta

kecerdasan

dan

keadilan

sesuai

martabat

kemanusiaan.juga dalam hal tindakan yang dilakukan pada poin B huruf (a) di atas, pada saat dan
tempat yang sama maupun berlainan namun berkelanjutan antara satu dan lain perbuatan yang
sama tersebut, ternyata tidak mengakui, tidak melindungi atau tidak menjamin perlakuan hukum
yang adil serta mendapatkan kepastian hukum dalam semangat didepan hukum berdasarkan akal
sehat dan kecerdasan fikiran sesuai harkat martabat kemanusiaan.
2. Bahwa setiap orang yang sengaja menunjukkan kebencian atau rasa benci kepada orang lain
berdasarkan diskriminasi Ras dan Etnis, sebagaimana perbuatan tersebut pada poin B huruf (b)
angka 1 sampai 3 di atas, diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/ atau
denda paling banyak Rp.500.000.000,-(lima ratus juta rupiah), dan dalam waktu dan tempat

kejadian yang sama maupun yang berlainan dan berlanjut perbuatan yang satu dengan yang lain
serta

saling

berkaitan

satu

denngan

yang

lainnya, ternyata

tidak

mengakui

dan

tidak

menghormati serta tidak melindungi Hak untuk hidup, Hak untuk tidak disiksa,Hak kebebasan
pribadi,pikiran dan hati nurani, Hak Beragama,Hak untuk tidak diperbudak,Hak untuk diakui
sebagai pribadi dan persamaan dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum
yang berlaku surut.
3. Bahwa setiap orang yang dengan sengaja merampas nyawa orang, penganiayaan, pemerkosaan
atau perbuatan cabul, pencurian dengan kekerasan atau perampasan kemerdekaan berdasarkan
diskriminasi Ras dan Etnis, sebagaimana perbuatan tersebut pada poin B huruf (b) angka 4 di
atas,dipidana dengan ancaman penjara dan/ atau denda maksimal ditambah 1/3 dari masing
masing ancaman pidana maksimalnya juga dengan hukuman tambahan berupa pemulihan hak
korban atau restitusi. juga dalam waktu dan tempat kejadian yang sama maupun yang berlainan
dan berlanjut perbuatan yang satu dengan yang lain serta saling berkaitan satu dengan yang
lainnya, ternyata tidak mengakui dan tidak menghormati serta tidak melindungi Hak untuk hidup,
Hak untuk tidak disiksa,Hak kebebasan pribadi,pikiran dan hati nurani, Hak Beragama,Hak untuk
tidak diperbudak,Hak untuk diakui sebagai pribadi dan persamaan dihadapan hukum, dan hak
untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut.
4. Bahwa apabila pelaku tindak pidana tersebut pada poin 1 sampai dengan poin 3 di atas, adalah
orang yang bertindak untuk dan atas nama korporasi, maupun untuk kepentingan korporasi, baik
berdasarkan hubungan kerja maupun hubungan lain bertindak dalam lingkungan korporasi, baik
secara sendiri maupun bersama sama, maka penyidikan penuntutan dan pemidanaannya
dilakukan terhadap koorporasi dan/ Atau pengurusnya. Sedangkan jika pelaku tindak pidana
tersebut adalah korporasi, maka pidana penjara dan denda dijatuhkan terhadap korporasi dengan
pemberatan serta pidana tambahan berupa pencabutan izin usaha atau pencabutan status badan
hukumnya.
D. Bahwa materi muatan ketentuan pidana terhadap tindak pidana diskriminasi ras dan etnis,
adalah proaktif dalam mengendalikan prilaku manusia dalam hubungannya dengan manusia
lainnya dalam hidup dan kehidupan dimuka bumi ini, serta menjadi perekat keberadaan dan
kelangsungan fungsi utama lembaga peradilan negara yang jujur dan adil serta obyektif tidak
berpihak juga tidak sewenangwenang atau menyalagunakan wewenang maupun mencampur
adukkan kewenangan baik oleh warga negara maupun lembaga negara atau pejabat administrasi
pemerintahan negara. Oleh karenanya secara umum prinsip penegakan hak asasi manusia di
negara kita adalah perlindungan kebebasan negara yang konsisten dengan nilai nilai yang
terkandung dalam Hukum dasar negara kita atau konstitusi negara kesatuan RI.
III. KESIMPULAN
- Bahwa salah satu instrument hukum dalam upaya pengendalian sosial kemasyarakatan adalah
perlindungan dan jaminan penegakan hak asasi manusia Indonesia dengan semangat dan pikiran
serta sikap positif atas daya berlaku dan daya mengikatnya Hukum Pidana tentang penghapusan
diskriminasi ras dan etnis.

Bahwa semangat dan nilai yang terkandung dalam Hukum dasar negara kita yaitu Pancasila,

adalah prinsip dasar perlindungan hak asasi manusia, sehingga pendidikan kewarga negaraan
berperan strategis dalam mengembangkan perlindungan, jaminan pelaksanaan dan penegakan
Hak Asasi Manusia, masa kini dan masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai