Anda di halaman 1dari 28

Diagnosa

Perencanaan
Tujuan

Bersihan jalan
napas tak efektif
berhubungan
meningkat nya
permeabilitas
kapiler kontraksi
otot polos, edema
mukosa,
hipersekresiobstru
ksi saluran napas
bersihan jalan
napas tak efektif
ditandai dengan
Mengeluh sesak
nafas sejak 10 hari
terdengar adanya
suara ngik saat
bernapas
o
o
o

flu sejak 2
minggu yang
lalu
batuk
RR : 30 x/mnt

Jalan napas
bersih dan
efektif setelah
hari
perawatan,
dengan
kriteria :
o flu mereda
o batuk
mereda
o RR/frekuensi
pernapasan
: 12-20
x/menit
( dewasa )

Intervensi

Rasional

Mandiri:
1. Auskultasi bunyi napas
(mengi, krekels, ronki)

Implementas
i

Evaluasi

S:
Ada tidaknya bunyi
napas

2. Kaji frekuensi pernapas-an

O:
A:
P:

3. Catat adanya dispnea

Kolaborasi:

Pernapasan dapat
melambat dan
frekuensi inspirasi
lebih panjang
dibanding ekspirasi
Disfungsi pernapasan
adalah variabel yang
tergantung pada
tahap proses kronis
selain proses akut
mis. Infeksi atau
reaksi alergi

1. Berikan obat sesuai indikasi


Merilekskan otot
halus dan
menurunkan kongesti

HR ( Heart rate):
68 x/mnt .

Kerusakan
pertukaran gas
berhubungan
dengan obstruksi
saluran napas
hipoventilasi
distribusi ventilasi
tak merata dengan
sirkulasi darah paruparu, gangguan
difusi gas di
alveolikerusakan
pertukaran gas
ditandai dengan
o Mengeluh sesak
napas Tekanan
pada dada dan
lebih berat pada
saat
membungkuk

lokal, menurun-kan
spasme jalan napas,
mengi, dan produksi
mukosa

Pertukaran gas
efektif setelah
hari
perawatan,
dengan
kriteria :

Mandiri :

o Sesak napas
(-)
o Tidak
terdengan
suara ngik
saat
bernapas
o Tidak ada
sekret
o RR/frekuensi
pernapasan
: 12-20
x/menit
( dewasa )

2. kaji kedalam-an pernapa-an

1. auskultasi bunyi napas,

S:
berguna dalam

O:

catat area penurunan aliran

evaluasi derajat

A:

udara dan/atau bunyi

distres pernapas-an

tambah-an

bunyi napas mungkin


redup karena
penurunan aliran

P:

Terdengan suara
Ngik saat
bernapas
o adanya sekret
yang berwarna
kuning dan kental
o RR 30 x/mnt
o TD 90/62 mmHg

kolaborasi :

udara atau

1. bantu intubasi, pertahankan

areamkonsolidasi.

ventilasi mekanik

Adanya mengi
mgindikasikan
spasme bronkus.

Kegagalan napas
akan datang
memerlukan upaya
tindakan penyelamatan
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan
dengan sekresi
mucus meningkat
obtruksi saluran
napas klien tidak
mau makan
ditandai dengan

Keseimbangan
nutrisi terjaga
setelah hari
perawatan
dengan
kriteria :
o Pasien
mengatakan
nafsu makan
meningkat

Mandiri
1. Identifikasi faktor yang
menimbulkan
mual/muntah,mis. Sputum
banyak, pengobatan aerosol,
dispnea berat, nyeri.
2. Barikan wadah tertutup
untuk sputum dan buang
sesering mungkin.
Berikan/bantu kebersihan

S:
Menjadi data focus
untuk menentukan
rencana tindakan
selanjutnya.

O:
A:
P:

o
o

Hidung
berlendir
Klien tidak mau
makan: hanya
habis dua
sendok setiap
kali jadwal
makan
Hidung bengkak
pada mukosa
bilateral,
purulen,
keluaran yang
kental berwarna
kuning
Pharing :
mukosa buccal
ping dan
lembab, tidak
ada lesi

o Berat badan
pasien tidak
mengalami
penurunan
drastic dan
cenderung
stabil
o Pasien
terlihat dapat
menghabiska
n porsi
makan yang
disediakan

mulut setelah muntah,


setelah tindakan aerosol dan
drainase postural, dan
sebelum makan.

3. Jadwalkan pengobat-an
pernapas-an sedikitnya 1 jam
sebelum makan

4. Berikan makan porsi kecil


dan sering termasuk
makanan kering (roti
panggang, krekers) dan/atau
makanan yang menarik
untuk pasien.
5. Evaluasi status nutrisi umum,

Meningkat-kan
kenyamanan daerah
mulut sehingga akan
miningkatkan
perasaan nafsu
makan.

Meningkat-kan intake
makanan dan nutrisi
pasien, terutama

ukur barat badan dasar

kadar protein tinggi


yang dapat
meningkatkan
mekanisme tubuh
dalam proses
penyembuhannya.

Merangsang pasien
untuk bersedia
meningkatkan intake
makanan yang
berfungsi sebagai
sumber energy bagi
penyembuh-an.

Menentukan
kebutuhan nutrisi
yang tepat bagi
pasien.

Mengontrol
keefektifan tindakan

terutama dengan
kadar protein darah.

Meningkatkan
komposisi tubuh akan
kebutuhan vitamin
dan nafsu makan
pasien.

Resiko Infeksi
berhubungan
dengan Penurunan
daya tahan
tubuhsekresi
mucus
meningkatkomplik
asi

Mandiri
1.

2.

3.

Awasi suhu

Kaji pentingnya latihan


napas, batuk efektif,
perubahan posisi sering,
dan masukan cairan
adekuat.
Observasi warna,

Demam dapat terjadi


karena infeksi dan /
atau dehidrasi.

Aktivitas ini
meningkatkan
mobilisasi dan
pengeluaran secret
untuk menurunkan
resiko terjadinya
infeksi paru.

karakter, bau sputum.

4.

Tunjukkan dan bantu


pasien tentang
pembuangan tisu dan
sputum. Tekanan cuci
tangan yang benar
(perawat dan pasien) dan
penggunaan sarung tangan
bila memegang /
membuang tisu, wadah
sputum.

5.

Awasi pengunjung:
berikan masker sesuai
indikasi.

6.

Dorong keseimbangan
antara aktivitas dan
istirahat.

Sekret berbau,
kuning, atau
kehijauan
menunjukkan adanya
infeksi paru.
Mencegah
penyebaran pathogen
melalui cairan.

7.

Diskusi-kan kebutuhan
masukan nutrisi adekuat.

Kolaborasi
8. Dapat-kan speci-men
sputum dengan batuk atau
penghisapan untuk
pewarnaan kuman gram,
kultur / sensitivitas.
9. Berikan antimicrobial sesuai
indikasi.

Menurunkan potensial
terpajan pada
penyakit infeksius
(mis. ISK).
Menurunkan
konsumsi / kebutuhan
keseimbangan
oksigen dan
memperbaiki
pertahanan pasien
terhadap infeksi,
meningkatkan
penyembuh-an.

Malnutrisi dapat
mempengaruhi

kesehatan umum dan


menurunkan tahanan
terhadap infeksi

Dilakukan untuk
mengidentifikasi
organisme penyebab
dan kerentanan
terhadap berbagai
antimicrobial.

Dapat diberikan untuk


organisme khusus
yang teridentifikasi
dengan kultur dan
sensitivitas, atau
diberikan secara
profilaktik karena

resiko tinggi.
Aktual nyeri yang

Dalam waktu 3

berhubungan

x 24 jam

dengan penurunan

terdapat

suplai darah ke

penurunan

miokrdium sebagai

respon nyeri

akibat sekunder

dada. Dengan

penurunan perfusi.

kriteria : secara

1. Catat karakteristik nyeri,


lokasi, intensitas, lama,
dan penyebarannya.
2. lakukan manajemen nyeri
keperawatan:
- istirahatkan klien

subjektif klien
menyatakan
penurunan rasa
nyeri dada,
secara objektif

didapatkan ttv
dalam batas

manajemen
lingkungan:
lingkungan tenang
dan batasi
pengunjung.

normal, wajah
rileks, tidak
terjadi
penurunan
perfusi perifer,

Variasi penampilan
dan perilaku klien
karena nyeri terjadi
sebagai temuan
pengkajian.

ajarkan teknik
relaksasi pernafasan
dalam.

Istirahat akan
menurunkan
kebutuhan O2
jaringan perifer
sehingga akan
menurunkan
kebutuhan
miokardium serta
akan meningkatkan
suplai darah dan
oksigen ke jaringan
nyeri.
Lingkungan tenang
akan menurunkan
stimulus nyeri
eksternal dan
pembatasan
pengunjung akan
membantu
meningkatkan kondisi

urin output >


600ml/hari.

ajarkan teknik
distraksi pada saat
nyeri.

O2 yang akan
berkurang apabila
banyak pengunjung
yang berada di
ruangan.
Meningkatkan asupan
O2 sehingga akan
menurunkan nyeri
sekunder dari iskemia
jaringan otak.

lakukan manajemen
sentuhan

3. kolaborasi pemberian
terapi farmakoligis
antiangina.

Distraksi (pengalihan
perhatian) dapat
menurunkan stimulus
internal dangan
mekanisme
peningkatan produksi
endorfin dan
enkefalin yang dapat
memblok reseptor
nyeri untuk tidak
dikirimkan ke korteks
serebri sehingga
menurunkan persepsi
nyeri.
Manajemen sentuhan
pada saat nyeri
berupa sentuhan

dukungan psikologis
dapat membantu
menurunkan nyeri.
Masase ringan dapat
meningkatkan aliran
darah sehingga
secara otomatis
membantu suplai
darah dan oksigen ke
area nyeri serta
menurunkan sensasi
nyeri.
Obat-obat anti nyeri
akan memblok
stimulus nyeri supaya
tidak dipersepsikan
oleh korteks serebri.
Aktual gangguan
perfusi perifer yang
berhubungan
dengan
thromboemboli atau
kerusakan sekunder
katup-katup pada
endokarditis.

Dalam waktu
3x24 jam tidak
terjadi
gangguan
perfusi perifer
dengan
kriteria:
mempertahank
an perfusi
jaringan yang
ade kuat sesuai
dengan

Mandiri:
1. evaluasi status mental.
Catat adanya hemiparalisis
tersembunyi, muntah,
peningkatan tekanan
darah.
2. Kaji nyeri dada, dyspnea
yang tiba-tiba ditandai
dengan takipnea,nyeri
pleuritis, dan sianosis.

Indikasi adanya
emboli sistemik ke
otak.

Emboli arterial pada


jantung atau organ
penting lain dapat
terjadi sebagai akibat
penyakit jantung atau

kebiasaan
individu seperti
kebiasaan
makan, TTV
yang pasti,
kehangatan,
tekanan nadi
perifer, serta
keseimbangan
intake dan
output

3. Observasi edema pada


ekstremitas. Catat
kecenderungan / lokasi
nyeri, tanda-tanda homan
positif.
4. Observasi adanya
hematuria yang ditandai
oleh nyeri pinggang dan
oliguria.
5. Catat keluhan nyeri perut
kiri atas menjalar ke bahu,
kelemahan lokal, dan
abdominal ngiditas.
6. Meningkatkan/mempertah
ankan bedrest sesuai
denagn anjuran

disritmia kronis.
Kongesti vena dapat
menunjukkan tempat
trombus pada venavena yang dalam dan
emboli paru.
Inaktivitas / bedrest
yang lama dapat
menimbulkan
terjadinya kongesti
vena dan trombosis
vena.
Indikasi adanya
emboli ginjal.
Indikasi adanya
emboli kandung
empedu.

Untuk membantu
mencegah
penyebaran atau
perpindahan emboli
pada pasien dengan
endokarditis. Pada
bedrest yang

Kolaborasi
1. Gunakan stoking anti
emboli sesuai indikasi

2.

Berikan antikoagulan
seperti heparin atau
warfarin (coumadin)

lama(sering dilakukan
oleh pasien dengan
endokarditis dan
miokarditis) berisiko
untuk mengalami
tromboemboli.
Menggunakan
sirkulasi perifer dan
arus balik vena serta
mengurangi resiko
trombus pada vena
superfisial / vena
yang lebih dalam.
Heparin dapat
digunakan secara
profilaksis pada
pasien dengan
bedrest yang lama
seperti sepsis atau
CHF dan sebelum
atau sesudah operasi
penggantian katup.
Catatan heparin
merupakan
kontradiksi pada
perikarditis dan
kardiak tamponade.

Coumadin adalah
pengobatan jangka
panjang yang
digunakan setelah
operasi penggantian
katup atau pada
emboli perifer.
Intoleransi aktivitas
yang berhubungan
dengan penurunan
perfusi perifer
sekunder akibat
ketidakseimbangan
antara suplai
oksigen miokardium
dengan kebutuhan.

Dalam waktu
3x24 jam
aktivitas klien
klien
mengalami
peningkatan
dengan kriteria
klien tidak
mengeluh
pusing, alat
dan sarana
untuk
memenuhi
aktifitas
tersedia dan
mudah klien
jangkau, TTV
dalam batas
normal, CRT
kurang dari 3
detik, urin >
600ml/hari.

Mandiri:
1. Kaji respon aktifitas
pasien. Catat adanya /
timbulnya perubahan
keluhan seperti:
kelemahan, kelelahan,
dan sesak nafas saat
beraktifitas.

2. Pantau denyut, irama


jantung, tekanan darah,
dan jumlah pernafasan

Miokarditis
menyebabkan
inflamasi dan
memungkinkan
gangguan pada selsel otot yang dapat
mengakitbatkan chf.
Penurunan pengisian
jantung/cardiak
output akan
menyebabkan cairan
terkumpul pada
rongga perikardial
(bila ada perikarditis)
yang pada akhirnya
endokarditis dapat
menimbulkan
gangguan fungsi
katup dan
kecenderungan
penurunan kardiak
output.

sebelum / sesudah serta


selama aktivitas sesuai
kebutuhan.

3. Pertahankan bedrest
selama periode demam
sesuai indikasi.

4. Rencanakan perawatan
dengan pengaturan
istirahat / periode tidur.

5. Anjurkan menghindari
peningkatan tekanan
abdomen, misal:
mengejan saat defekasi.

Membantu
menggambarkan
tingkat dekompensasi
jantung dan paru.
Penurunan tekanan
darah, takikardi, dan
takipneo adalah
indikasi gangguan
aktifitas jantung.
Kendalikan perubahan
infeksi selama fase
akut pada erikarditis /
endokarditis. Catatan:
demam
meningkatkan
kebutuhan dan
konsumsi oksigen,
sehingga
meningkatkan kerja
jantung dan
mengurangi
kemampuan
beraktifitas.
Memelihara
keseimbangan
kebutuhan aktifitas
jantung,

6. Jelaskan pola
peningkatan bertahap
dari tingkat aktifitas,
contoh: bangun dari
kursi, bila tak ada nyeri
ambulasi, dan istirahat
selama 1jam setelah
makan.
7. Evaluasi respon
emosional terhadap
situasi / pemberian
dukungan

8. Rujuk ke program
rehabilitasi jantung.

meningkatkan proses
penyembuhan, dan
kemampuan koping
emosional.
Dengan mengejan
dapat mengakibatkan
bradikardi,
menurunkan curah
jantung dan takikardi,
serta peningkatan TD.
Akltifitas yang maju
memberikan kontrol
jantung,
meningkatkan
regangan, dan
mencegah aktifitas
berlebihan.
Kecemasan akan
timbul karena infeksi
dan kardiak respon
(psikologis). Tingkat
kekhawatiran dan
kebutuhan pasien
akan koping
emosional yang baik
ditimbulkan oleh

kemungkinan sakit
yang mengancam
kehidupan. Dukungan
dibutuhkan untuk
menghadapi
kemungkinan frustasi
karena hospitalisasi
yang lama / periode
penyembuhan.
Meningkatkan jumlah
oksigen yang ada
untuk pemakaian
miokardium sekaligus
mengurangi
ketidaknyamanan
karena iskemia.
Cemas yang
berahubungan
dengan rasa takut
akan kematian,
ancaman, atau
perubahan
kesehatan

Dalam waktu
1x24 jam
kecemasan
klien berkurang
dengan
kriteria: klien
menyatakan
kecemasan
berkurang,
mengenal
perasaannya,
dapat
mengidentifika

Mandiri:
1. Bantu klien
mangekspresikan
perasaan marah,
kehilangan, dan takut.
2. Kaji tanda verbal dan
non verbal kecemasan,
dampingi klien, dan
lakukan tindakan bila
menunjukan perilaku
merusak.

Cemas berkelanjutan
memberikan dampak
serangan jantung
selanjutnya.
Reaksi verbal / non
verbal dapat
menunjukkan rasa
agitasi, marah, dan
gelisah.

si penyebab /
faktor yang
mempengaruhi,
kooperatif
terhadap
tindakan, dan
wajah rileks.

3. Hindari konfrontasi.

4. Mulai melakukan
tindakan untuk
mengurangi kecemasan.
Beri lingkungan yang
tenang dan suasana
penuh istirahat.
5. Tingkatkan kontrol
sensasi klien.

6. Orientasikan klien
terhadap prosedur rutin

Konfrontasi dapat
meningkatkan rasa
marah, menurunkan
kerja sama, dan
mungkin
memperlambat
penyembuhan.
Mengurangi
rangsangan eksternal
yang tidak perlu.

Kontrol sensasi klien


(dalam menurunkan
ketakutan) dengan
cara memberikan
informasi tentang
keadaan klien,
menekankan pada
penghargaan
terhadap sumbersumber koping yang
positif, membantu
latihan relaksasi dan
teknik-teknik
pengalihan, serta
memberikan respon
balik yang positif.

dan aktifitas yang


diharapkan.
7. Beri kesempatan kepada
klien untuk
mengungkapkan
anxietas nya.
8. Berikan privasi untuk
klien dan orang terdekat.

Kolaborasi:
Berikan anticemas sesuai
indikasi, contohnya: diazepam.

Orientasi dapat
menurunkan
kecemasan.
Dapat menghilangkan
ketegangan terhadap
kekhawatiran yang
tidak diekspresikan.
Memberi waktu untuk
mengekspresikan
perasaan,
menghilangkan
cemas, dan perilaku
adaptasi. Adanya
keluarga dan temanteman yang dipilih
klien melayani
aktifitas dan
pengalihan (mis,
membaca) akan
menurunkan
perasaan terisolasi.
Meningkatkan
relaksasi dan
menurunkan

kecemasan
Koping individu
tidak efektif yang
berhubungan
dengan prognosis
penyakit, gambaran
diri yang salah dan
perubahan peran.

Dalam waktu
1x24 jam klien
mampu
mengembangk
an koping yang
positif dangan
kriteria: klien
kooperatif pada
setiap
intervensi
keperawatan,
mampu
menyatakan /
mengomunikasi
kan dengan
orang terdekat
tentang situasi
dan perubahan
yang sedang
terjadi, mampu
menyatakan
penerimaan diri
terhadap
situasi.
Mengakui dan
menggabungka
n perubahan ke
dalam konsep
diri dengan

Mandiri:
1. Kaji perubahan
gangguan persepsi dan
hubungan dengan
derajat
ketidakmampuan.
2. Identifikasi arti
kehilangan atau
disfungsi pada klien.

3. Anjurkan klien untuk


mengekspresikan
perasaan, termasuk
permusuhan dan
kemarahan.
4. Catat ketika klien
menyatakan terpengaruh
seperti sekarat atau

Menentukan bantuan
individual dalam
menyusun rencana
perawatan atau
pemilihan intervensi.
Beberapa klien dapat
menerima dan
mengatur perubahan
fungsi secara efektif
dengan sedikit
penyesuaian diri.
Sedangkan yang lain
mempunyai kesulitan
mebandingkan,
mengenal, dan
mengatur
kekurangan.
Menunjukkan
penerimaan,
membantu klien
untuk mengenal dan
mulai menyesuaikan
dengan perasaan
tersebut.
Mendukung

cara yang
akurat tanpa
harga diri yang
negatif.

mengingkari dan
menyatakan inilah
kematian.

5. Pernyataan pengakuan
terhadap penolakkan
tubuh, mengingatkan
kembali fakta kejadian
tentang realitas bahwa
masih dapat
menggunakan sisi yang
sakit dan belajar
mengontrol sisi yang
sehat.
6. Bantu dan anjurkan
perawatan yang baik
serta memperbaiki
kebiasaan.
7. Anjurkan orang terdekat
untuk mengijinkan klien
melakukan sebanyakbanyaknya hal-hal untuk

penolakan terhadap
bagian tubuh atau
perasaan negatif
terhadap gambaran
tubuh juga
kemampuan yang
menunjukkan
kebutuhan dan
intervensi serta
dukungan emosional.
Membantu klien
untuk melihat bahwa
perawat menerima
kedua bagian sebagai
bagian dari seluruh
tubuh. Mengizinkan
klien untuk
merasakan adanya
harapan dan mulai
menerima situasi
baru.
Membantu
meningkatkan
perasaan harga diri
dan mengontrol lebih
dari satu area
kehidupan.

dirinya.

8. Dukung perilaku atau


usaha seperti
peningkatan minat atau
partisipasi dalam
aktifitas rehabilitasi.
9. Dukung penggunaan
alat-alat yang dapat
mengadaptasikan klien:
tongkat, alat bantu jalan,
dan tas panjang untuk
kateter.

10.Pantau gangguan tidur,


peningkatan kesulitan
konsentrasi, letargi, dan
menarik diri.

Kolaborasi:
Rujuk pada ahli neuropsikologi
dan konseling bila ada indikasi.

Menghidupkan
kembali perasaan
kemandirian dan
membantu
perkembangan harga
diri serta
mempengaruhi
proses rehabilitasi.
Klien dapat
beradaptasi terhadap
perubahan dan
pengertian tentang
peran individu masa
mendatang.
Meningkatkan
kemadirian untuk
membantu
pemenuhan
kebutuhan fisik dan
menunjukkan posisi
untuk lebih aktif
dalam kegiatan sosial.
Dapat
mengindikasikan
terjadinya depresi,
umumnya terjadi
sebagai pengaruh

dari stroke yang


memerlukan
intervensi dan
evaluasi lebih lanjut.
Dapat memfasilitasi
perubahan peran
yang penting untuk
perkembangan
perasaan.
Kurangnya
pengetahuan
(mengenai kondisi
dan tindakan) yang
berhubungan
dengan kurangnya
informasi tentang
proses penyakit,
cara pencegahan,
terjadinya
kompilkasi.

Terpenuhinya
pengetahuan
klien tentang
kondisi
penyakit
dengan
kriteria:
mengungkapka
n pengertian
tentang proses
infeksi,
tindakan yang
dibutuhkan
dengan
kemungkinan
komplikasi.
Mengenal
perubahan
gaya hidup /

Mandiri:
1. Jelaskan efek emosi
inflamasi pada jantung
secara individual.
Berikan penjelasan
mengenai gejala-gejala
komplikasi dan tandatanda tersebut harus
segera dilaporkan pada
petugas kesehatan
seperti demam,
peningkatan nyeri dada
yang luar biasa, dan
bertambahnya
keterbatasan
beraktifitas.
2. Beritahukan pasien /
orang terdekat mengenal

Untuk bertanggung
jawab jepada
kesehatannya, pasien
membutuhkan
pengertian tentang
penyebab khusus,
tindakan, dan efek
jangka panjang yang
mungkin terjadi pada
kondisi inflamasi, baik
tanda dan gejala atau
komplikasinya.
Informasi dibutuhkan
untuk meningkatkan
perawatan diri, untuk
menambah kejelasan
efektifitas

tingkah laku
untuk
mencegah
terjadinya
komplikasi.

dosis, aturan, dan efek


pengobatan. Diet yang
dianjurkan, pembatasan
aktifitas yang dapat
dilakukan.
3. Jelaskan tentang
pentingnya pengobatan
antibiotik / antimikroba
jangka panjang.

4. Diskusikan mengenai
profilaksis penggunaan
antibiotik.

pengobatan, dan
mencegah komplikasi.
Pemberian antibiotik /
antimikroba yang
lama, baik selama di
rumah sakit / di
rumah dibutuhkan
untuk mendapatkan
hasil kultur darah
yang negatif sebagai
indikasi sembuhnya /
hilangnya infeksi.
Pasien dengan
riwayat demam
rematik termasuk
resiko tinggi dan
membutuhkan
profilaksis antibiotik
jangka panjang.
Pasien dengan
masalah-masalah
katup tanpa riwayat
demam rematik
membutuhkan
antibiotik jangka
pendek sebagai
proteksi terhadap
tindakan-tindakan

5. Identifikasi tindakantindakan untuk


mencegah endokarditis
seperti: perawatan gigi
yang baik. Cegah
penderita agar tidak
terkontaminasi infeksi
(khususnya infeksi
saluran pernafasan).

6. Hindari pemakaian obat


suntik per intravena.

7. Meningkatkan cara hidup

yang dapat
menyebabkan
transitnya bakteri,
seperti pada gigi,
tonsilektomi,
pembedahan atau
biopsi pada mukosa
sluran pernafasan,
bronkoskopi, insisi,
atau drainase infeksi
jaringan dan tindakan
urologi atau
gastrointestinal, serta
kelahiran.
Bakteri umumnya
didapatkan di dalam
mulut. Pada gusi
dapat masuk melalui
sirkulasi sistemik.
Perkembangan infeksi
khususnya infeksi
streptokokus dan
pneumokokus atau
influenza
meningkatkan
kemungkinan resiko
gangguan jantung.
Mengurangi resiko

sehat seperti intake


makanan yang baik,
keseimbangan antara
aktivitas dan istirahat.
Pantau status kesehatan,
serta adanya infeksi.

terjadinya / masuknya
patogen melalui
sirkulasi sistemik.
Meningkatkan sistem
imun dan pertahanan
terhadap infeksi.

8. Patuhi imunisasi seperti


vaksin influenza sesuai
indikasi.

9. Identifikasi sumbersumber pendukung yang


memungkinkan untuk
mempertahankan
perawatan dirumah yang
dibutuhkan.
10.Identifikasikan resiko
faktor predisposisi
sehingga pasien dapat
mengontrol seperti
penggunaan obat-obatan
intravena (endokarditis)
serta cara pemecahan
masalah.

Mengurangi resiko
terjadinya infeksi
yang dapat
menyebabkan infeksi
jantung.
Keterbatasan aktifitas
dapat mengganggu
kemampuan pasien
untuk memenuhi
kebutuhan seharihari.
Pasien dapat
dimotivasi dengan
adanya masalah-

masalah jantung
untuk berusaha
berhenti
menggunakan obatobat terlarang /
perilaku yang
merugikan.

Anda mungkin juga menyukai