Workbook
By
Amanda Sinclair
Richard Searle
INTRODUCTION TO MINDFULNESS
A DEFINITION OF MINDFULNESS
Kerja Kepemimpinan
- Lebih fokus dengan apa yang sedang terjadi dan mampu campur tangan dalam
mengerahkan/memobolisir atensi grup.
- Terhubung dengan emosi sendiri, mendukung kehadiran diri
- Mengadopsi cara mendengar yang lebih menghargai orang lain merasa didengar dan
diakui
- Memberanikan diri untuk membuang pola dan kebiasaan lama
- Mengerti peran ego dan menghubungkan ke bigger self
- Terbuka terhadap kreatifitas dan membantu pimpinan menemukan kesenangan dan cara
baru dalam kerja kepemimpinan
INVITING MINDFULNESS BY
T
O
INSIGHT DIALOGUE
DIALOGUE VS DISCUSSION
Issacs, W. Dialogue and The Art of Thinking Together, Double Day, 1999
Medan 1: Kesantunan dan norma mengikuti, dengan sedikit kecakapan untuk
mendapatkan percakapan yang intens.
Medan 2: Posisi, urutan gerakan yang menentang, gerakan-gerakan kekuatan
dan konflik, pengikut dan pengamat merasa dibungkam dan tak berdaya.
Krisis penangguhan.
Medan 3: Melambat, berpikir, dialog reflektif, tidak berkeras terhadap
perjanjian untuk menekankan pandangan.
Medan 4: Orang-orang memiliki pengalaman aliran kolektif, dan disana ada
kesempatan untuk dialog generatif dan perubahan.
12
Psychological
Psychiatric
Medical
Mindfulness,
Kabat-Zinn,
therapies e.g.
MBSR, MBCT, ACT
Neuroscience
Brain Science
Mindful Leadership
-
Business
Leadership &
Management
Definisi/pemahaman
Praktik/latihan
Pengembangan/Pengajaran
Penelitian
Spirituality
Wellbeing
Gawler Foundation
Meditative Traditions
Buddhism, Yoga
RESEARCH INFORMING MINDFUL LEADERSHIP
15
Positive Psychology
Happines at work,
resilience
Coaching for
Cognitive Fitness
High Performance
Management
Stress management
Penemuan dari studi empiris Brown & ryan (2003), Brown et.al (2007),
Shapiro et.al(2006), Holzel et.al (2011)
Sikap dan perasaan,
e.g. lebih positif,
terbuka, tidak
menghakimi
Praktik-praktik
Mindful mengarah
pada perubahan
dalam
Atensi, e.g.
konsentrasi,
perspektif yang
diambil, prioritas,
lebih sedikit
terganggu
Niat, e.g. koneksi
terhadap nilai-nilai
dan tujuan
Kehadiran: berada di
tempat bersama yang lain
Kecakapan untuk
membuat keputusan akan
memfokuskan perhatian
kemana, lebih sedikit
terganggu
Mengasihi diri dan orang
lain yang secara
emosional selaras
Lebih sedikit reaktif atau
terperangkap emosi, lebih
sedikit berpikir berlebihan
Meningkatkan kognisi,
pemecahan masalah.
Mampu bersantai,
menikmati diri,
menghargai orang lain
16
Praktik-praktik Mindfulness
Meningkatkan fungsi kognitif dan menambah
keplastisan dan konektivitas dapat memutar balik
penurunan
Mendorong status emosi yang berorientasi positif
Meningkatkan pengelolaan emosi, pengawasan diri
terhadap reaktivitas, membantu kita mendapatkan
sudut pandang
Meningkatkan kualitas konsentrasi dan atensi
17
18
MINDFUL LEADERSHIP
-
Tujuan
Reflektif/
lebih sedikit
ego
-
Kehadiran
-
Hubungan
20
22
1.
2.
3.
4.
5.
23
24
Jeda (mindfulness)
Santai (penerimaan)
Terbuka (kelegaan)
Munculnya kepercayaan (melepaskan, membiarkan masuk)
Mendengar saksama (pengertian)
Berbicara jujur (integritas dan peduli)
26
WHAT IS IDENTITY?
29
THE PROBLEM?
NEW PRESSURES ON LEADER IDENTITIES
Terlalu banyak yang dikerjakan: hasil-hasil dari gila-kerja
(menjangkarkan identitas ke dalam pekerjaan) dan gilakehadiran (tekanan untuk berada di tempat kerja, ada atau
tidak ada orang lain, tuntutan pekerjaan mengalir sampai
akhir minggu)
Menormakan peningkatan pengawasan dan monitoring
melalui misalnya performance mangement, 360 feedback
kiat tingkat tinggi dalam menanti prestasi-prestasi pimpinan
Menjadikan brands terhadap peningkatan tekanan-tekanan
pada pimpinan (menjadikan diri sebagai komoditi)
31
THE RESULTS?
32
2. Penemuan ulang
-
33
34
38
39
40
41
42
43
LEADERS AS COMPASSIONATE
TOXIN HANDLERS
Menanam benih
-
Menolak
-
Memiliki keberanian untuk menolak melawan pelanggan berkuasa atau pegawai yang
menyebabkan rasa nelangsa/sedih
Sumber: Peter Frost Toxic Emotions at Work HBS Press, 2003
47
Kompetensi Emosional
Mendengar dan menerjemahkan
data emosional untuk
memberikan respon berharga:
Tidak mengidentifikasi secara
berlebihan dengan
korban/penderita
Menempatkan tanggung jawab
pada tempatnya
Menghindari sikap
memerintah
Keotentikan Emosional
50
52
54
56
Kehadiran cinta
Pengalaman diri kita sendiri dan orang lain sebagai milik
untuk dicintai
57
Terima Kasih.