Anda di halaman 1dari 5

Antibiotika atau dikenal juga sebagai obat anti bakteri adalah obat yang digunakan untuk

mengobati penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Resistensi antibiotik adalah
kemampuan mikroorganisme untuk mengatasi pengaruh antibiotik. Dengan kata lain,
mikroorganisme yang resisten terhadap antibiotik, misalnya bakteri, akan kebal dan tidak mati
walau diberi antibiotic (Betina, 1983).
Resistensi antibiotik adalah kemampuan dari bakteri atau mikroorganisme lain untuk
menahan efek antibiotic. Resistensi antibiotic terjadi ketika bakteri dapat merubah diri
sedemikian rupa hingga dapat mengurangi efektifitas dari suatu obat, bahan kimia ataupun zat
lain yang sebelumnya dimaksudkan untuk menyembuhkan atau mencegah penyakit infeksi.
Akibatnya bakteri tersebut dapat bertahan hidup dan bereproduksi sehingga makin
membahayakan. Bakteri tersebut dapat membentuk ketahanan khusus terhadap suatu jenis
antibiotika tertentu, sehingga membahayakan orang yang terkena penyakit tersebut.
Kesalahpahaman yang sering terjadi di masyarakat adanya anggapan bahwa yang resisiten
terhadap obat tertentu adalah tubuh orang, padahal sebenarnya bakteri yanag ada di dalam
tubuh tersebutlah yang menjadi resisten terhadap pengobatan, bukan tubuhnya (Rostinawati,
2009)
Menurut Betina (1983), antibiotik menghentikan atau mengganggu sejumlah proses
seluler sehari-hari yang mengandalkan bakteri untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup,
seperti:

melumpuhkan produksi dinding sel bakteri yang melindungi sel dari lingkungan eksternal

mengganggu sintesis protein dengan mengikat mesin yang membangun protein, asam
amino dengan asam amino

mendatangkan malapetaka dengan proses metabolisme, seperti sintesis asam folat,


sebuah vitamin B yang dibutuhkan bakteri untuk berkembang

memblokir sintesis DNA dan RNA


Menurut Pratiwi (2008), terdapat bermacam-macam metode uji antimikroba seperti yang

dijelaskan berikut ini:


Metode disc diffusion (tes Kirby dan Bauer)
Metode difusi digunakan untuk menentukan aktivitas agen antimikroba. Piringan yang
berisi agen antimikroba diletakkan pada media agar yang telah ditanami mikroorganisme yang
akan berdifusi pada media agar tersebut. Area jernih mengindikasikan adanya hambatan
pertumbuhan mikroorganisme oleh agen antimikroba permukaan media agar.
E-test
Pada metode ini digunakan strip plastik yang mengandung agen antimikroba dari kadar
terendah hingga tertinggi dan diletakkan permukaan media agar yang telah ditanami

mikroorganisme. Pengamatan dilakukan pada area jernih yang ditimbulkannya yang


menunjukkan kadar agen antimikroba yang menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada
media agar.
Ditch-plate technique
Pada metode ini sampel uji berupa agen antimikroba yang diletakkan pada parit yang
dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian tengah secara
membujur dan mikroba uji (maksimum 6 macam) digoreskan kearah parit yang berisi agen
antimikroba.
Cup-plate technique
metode ini serupa dengan mitode disc diffusion, dimana dibuat sumur pada media agar
yang telah ditanami dengan mikroorganisme dan pada sumur tersebut diberi agen antimikroba
yang akan diuji.
Gradient-plate technique
Pada metode ini konsentrasi agen antimikroba pada media agar secara teoretis bervariasi
dari 0 hingga maksimal. Media agar dicairkan dan larutan uji ditambahkan. Campuran kemudian
dituang kedalam cawan petri dan diletakkan dalam posisi miring. Nutrisi kedua selanjutnya
dihitung diatasnya.
Pada umumnya metode yang dipergunakan dalam uji sensitivitas bakteri adalah metode
Difusi Agar yaitu dengan cara mengamati daya hambat pertumbuhan mikroorganisme oleh
ekstrak yang diketahui dari daerah di sekitar kertas cakram (paper disk) yang tidak ditumbuhi
oleh mikroorganisme. Zona hambatan pertumbuhan inilah yang menunjukkan sensitivitas
bakteri terhadap bahan anti bakteri (Jawetz, 1995).
Menurut Irianto (2006), faktor-faktor yang berpengaruh pada metode Kirby-Bauer adalah:
a) Ketebalan media agar
b) Umur bakteri
Tujuan dari proses uji sensisitivitas ini adalah untuk mengetahui obat-obat yang paling
cocok (paling poten) untuk kuman penyebab penyakit terutama pada kasus-kasus penyakit
yang kronis dan untuk mengetahui adanya resistensi terhadap berbagai macam antibiotik.
Penyebab kuman resisten terhadap antibiotik yakni memang kuman tersebut resisten terhadap
antibiotik yang diberikan, akibat pemberian dosis dibawah dosis pengobatan dan akibat
penghentian obat sebelum kuman tersebut betul-betul terbunuh oleh antibiotic (Dwidjoseputro,
1998).
Antibiotika adalah zat-zat kimia yang dihasilkan mikro-organisme hidup terutama fungi
dan bakteri tanah, yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan banyak

bakteri dan beberapa virus besar, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil (Tjay,
1978). Para peneliti diseluruh dunia memperoleh banyak zat lain dengan khasiat antibiotik
namun berhubung dengan adanya sifat toksis bagi manusia, hanya sebagian kecil saja yang
dapat digunakan sebagai obat diantaranya adalah streptomycin vial injeksi, Tetrasiklin kapsul,
Kanamicin kapsul, Erytromicin kapsul, Colistin tablet, Cefadroxil tablet dan Rifampisin kapsul
(Djide, 2003).
Sensitivitas bakteri terhadap antibiotik tergantung kapada kemampuan antibiotik tersebut
untuk menembus dinding sel bakteri. Antibiotik lebih banyak yang efektif bekerja terhadap
bakteri Gram positif karena permeabilitas dinding selnya lebih tinggi dibandingkan bakteri Gram
negatif. Jadi suatu antibiotik dikatakan mempunyai spektrum sempit apabila mampu
menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif, sedangkan antibiotik berspektrum luas jika
pertumbuhan bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif dapat dihambat oleh antibiotik
tersebut (Sumadio, dkk. 1994).
Menurut Andrajati (2008), Amoksilin adalah antibiotic dalam kelompok obat penisilin.
Memerangi bakteri dalam tubuh anda. Amoksilin digunakan untuk mengobati berbagai jenis
inveksi yang disebabkan oleh bakteri seperti : inveksi telinga, inveksi kantong kemih,
peneumonia, gonore dan inveksi coli/salmonella. Amosilin juga kadang-kadang digunakan
bersama dengan yang lain. Plaritromisin disebut antibiotic (biaxin) untuk mengobati bisul perut
yang disebabkan oleh inveksi belicobacterphilory. Kombinasi ini kadang-kadang digunakan
dengan peredam asam lambung disebut tansopiazole (prevacid).
Rumus Molekul
Sinonim

C16H19N3O5S (anonym, 1995)


4-thia-1-azabicyclo[3.2.0]heptane-2-carboxylic acid,6-[[2-amino-2(4-hydroxyphenyl) acetyl]amino]-3,3-dimethyl-7-oxo-;4-Thia-1azabicyclo[3.2.0]heptane-2-carboxylic acid, 6-[[amino(4hydroxyphenyl)acetyl]amino]-3,3-dimethyl-7-oxo-;6-{[Amino(4hydroxyphenyl)acetyl]amino}-3,3-dimethyl-7-oxo-4-thia-1azabicyclo[3.2.0]heptane-2-carboxylic acid; (2S,5R,6R)-6-{[(2R)2-amino-2-(4-hydroxyphenyl)acetyl]amino}-3,3-dimethyl-7-oxo-4thia-1-azabicyclo[3.2.0]heptane-2-carboxylic acid trihydrate
(anonym, 2007)

Fungsi

Sebagai antibiotic (Siswandono, 2000)

Kajian Farmakologis

Amoksisilin adalah antibiotik dengan spektrum luas, digunakan


untuk pengobatan yaitu untuk infeksi pada saluran napas,
saluran empedu, dan saluran seni, gonorhu, gastroenteris,
meningitis dan infeksi karena Salmonella thypi seperti demam
tipoid.
Amoxicillin adalah turunan penisilin yang tahan asam tetapi
tidak tahan terhadap penisilinase. Amoksisilin aktif melawan
bakteri gram positif yang tidak menghasilkan -laktamase dan
aktif melawan bakteri gram negatif karena obat tersebut dapat
menembus poripori dalam membran fosfolipid luar.
Untuk pemberian oral, amoksisilin merupakan obat pilihan
karena di absorbsi lebih baik dari pada ampisilin, yang
seharusnya diberikan secara parenteral.
Amoksisilin diabsorpsi dengan cepat dan baik pada saluran
pencernaan, tidak tergantung adanya makanan. Amoksisilin
terutama diekskresikan dalam bentuk tidak berubah di dalam
urin. Ekskresi Amoksisilin dihambat saat pemberian bersamaan
dengan probenesid sehingga memperpanjang efek terapi

Dosis

(Siswandono, 2000)
250 500 mg setiap 8 jam atau 500-875 mg mg 2 kali sehari

Pemerian Bahan

(Siswandono, 2000)
Serbuk hablur, putih, praktis tidak berbau(anonym, 1995)

Data Kelarutan

Sukar larut dalam air dan methanol, tidak larut dalam benzene,

Log P

dalam karbon, tetraklorida, dan dalam klorofom (anonym, 1995)


0,97 dengan nilai P = 9,33 (soto, 2005)

PH

3.5 6.0 (anonym, 1995)

Stabilitas terhadap pH

3.5 6.0 (wiryatini, 2010)

Stabilitas terhadap

Terurai pada suhu 30-35 C (wiryatini, 2010)

suhu
Stabilitas terhadap

Tidak stabil terhadap paparan cahaya (wiryatini, 2010)

cahaya
Stabilitas terhadap air

11,5 14,5 % (anonym, 2007)

Kerapatan;BJ

365.4 g/mol (anonym, 1995)

Titik Leleh/Lebur

Inkompatibilitas

Penyimpanan

Dalam wadah yang tidak tembus cahaya (wiryatini, 2010)

Betina, V., 1983, The chemistry and Biology of Antibiotics, Scientific Publishing Company,
New York.
Djide, M.N, 2003. Mikrobiologi Farmasi. Makassar: Jurusan Farmasi Unhas.
Dwidjoseputro, D.1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
Irianto, K. 2006. Mikrobiologi. Bandung: Yrama Widya.
Jawetz, G., Melnick, J. L., dan Adelberg, E. A. 1991. Mikrobiologi untuk Profesi
Kesehatan, Jakarta: EGC.
Pratiwi, S. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta : Erlangga
Rostinawati, Tina. 2009. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Bunga Rosella Terhadap E.
Coli, S.Aureus Dengan Metode Difusi Aga. Bandung: UNPAD.
Sumadio, H., dan Harahap, 1994. Biokimia dan Farmakologi Antibiotika. Medan: USU
Press.
Tjay, Tann Hoan., Rahardja, Kirana. 2008. Obat-Obat Penting. Jakarta: Penerbit
Elexmedia Komputindo.
Andrajati, R., Sigit, J.I dan Kusnandar., 2008. Iso Farmakoterapi. , Jakarta: ISFI
Siswandono, Soekardjo, B., 2000, Kimia Medisinaledisi 1, Surabaya Airlangga University,
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia edisi IV, Jakarta Departemen Kesehatan Republik
Indonesia,
Wiryatini, N.M., 2010, jurnal awal formulasi sediaan non steril sediaan sirup kering amoxicillin IMOX, Universitas Udayana Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Anonim, 2007, USP, , Amerika, The United States Pharmacopeial Convention
Soto, Ana, Alberto A., M.K. 2005. Original Research Article Separation and Purification Technology.
Khoskbarchi, Partitioning of Antibiotics in a two-liquid Phase System Formed By Water and
Room Temperature Ionic Liquid,

Anda mungkin juga menyukai