Green House Mechanism, Glass Characteristics, & Evacuated Tube Solar Collector
Green House Mechanism, Glass Characteristics, & Evacuated Tube Solar Collector
KARAKTERISTIK KACA,
EFEK RUMAH KACA &
EVACUATED TUBE SOLAR COLLECTOR
Oleh:
CHANDRA SALIM (23114304)
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................................................................................................... 1
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................................. 2
DAFTAR TABEL ................................................................................................................................... 3
I.
II.
KESIMPULAN............................................................................................................................. 27
Hal. 1 dari 29
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Diagram skematik ilustrasi dari refleksivitas, absobsivitas dan transmisivitas [3] ............... 5
Gambar 2. (a) Pantulan Difus dan (b) pantulan Specular [3] .................................................................. 6
Gambar 3. Koefisien Refleksi Fresnel [5] .............................................................................................. 7
Gambar 4. Transmission Rate dari beberapa jenis bahan kaca. [7] ........................................................ 8
Gambar 5.Spektral energi emisi benda hitam (distribusi spektral Planck) [8] ........................................ 9
Gambar 6. Spektrum Cahaya Matahari yang sampai ke bumi [13] ...................................................... 16
Gambar 7. Perbandingan cahaya tampak terhadap total panjang gelombang [14] ............................... 17
Gambar 8. Radiasi matahari secara langsung [15] ................................................................................ 18
Gambar 9. Ilustrasi mekanisme efek rumah kaca [16] .......................................................................... 20
Gambar 10. Perbandingan karakteristik efisiensi dengan dan tanpa kaca ............................................ 21
Gambar 11. Skematik ETSC [17] ......................................................................................................... 22
Gambar 12. Skematik cara kerja Heat Pipe [18][20] ............................................................................ 23
Gambar 13. Cara kerja Heat Pipe [19] .................................................................................................. 23
Gambar 14. Komponen Utama ETSC [20] ........................................................................................... 24
Gambar 15. Aluminium Manifold [20] ................................................................................................. 24
Gambar 16. Evacuated Tube Solar Collector yang ada di pasaran [21] ............................................... 25
Gambar 17. Mat pool solar heater [22]. ................................................................................................ 25
Gambar 18. Kurva Efisiensi hasil percobaan ETSC [23] ..................................................................... 26
Hal. 2 dari 29
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Total Emissivity Power dari berbagai material logam [9] ...................................................... 10
Tabel 2. Total Emissivity Power dari material non logam [9] .............................................................. 13
Hal. 3 dari 29
I.
KARAKTERISTIK KACA
Kaca merupakan material solid yang bersifat amorphous (non-crystalline) yang sering berupa
transparan dan penggunaannya sangat luas baik di bidang teknologi maupun dekorasi. Yang paling
banyak beredar adalah kaca dengan berbahan komposisi kimia silica (silicon dioxide), yakni kandungan
yang banyak ditemukan di dalam pasir. Dari sebagian besar kaca berbahan silica yang ada, kaca yang
biasa dipakai sebagai produk botol penyimpan (soda-lime glass), berkomposisi sekitar 75% silicon
dioxide (SiO2), sodium oxide (Na2O) dari sodium carbonate (Na2CO3), calcium oxide (CaO) dan
beberapa materi tambahan lain. Kaca yang sangat bening dan memiliki ketahanan tinggi quartz dibuat
dari silica murni. [1]
Banyak pengaplikasian dari kaca silica didasarkan pada sifatnya yang transparan secara optis.
Kaca akan memantulkan dan membiaskan cahaya; dimana kualitas karakteristik ini dapat ditingkatkan
dengan melakukan pemotongan bentuk dan pemolesan permukaan. Kaca dapat diberikan warna dengan
menambahkan garam-garam logam atau juga dengan cara dicat. Walaupun kaca mudah pecah, namun
kaca memiliki ketahanan yang tinggi. [1]
Gambar 1. Diagram skematik ilustrasi dari refleksivitas, absobsivitas dan transmisivitas [3]
Kaca memiliki kemampuan untuk membiaskan (ketika cahaya diabsorb), memantulkan dan
mentransmisikan cahaya mengikuti bentuk geometri secara optis tanpa menyebarkan cahaya tersebut.
Sifat ini yang dimanfaatkan pada pembuatan lensa dan kaca jendela.
Kaca yang umum memiliki indeks bias sekitar 1.5. Karakteristik ini dapat dimodifikasi dengan
menambahkan material dengan densitas rendah seperti boron (B) untuk menurunkan indeks bias,
ataupun menambahkan material dengan densitas tinggi seperti lead oxide (PbO) untuk menaikkan
indeks biasnya menjadi sekitar 1.8. Kaca dengan indeks bias tinggi akan menghasilkan dispersi cahaya
kromatik yang lebih banyak, contohnya adalah kaca kristal. Kaca dengan indeks bias tinggi memiliki
nilai jual yang cukup tinggi karena sifatnya yang mirip dengan permata. [2] Sementara permata sendiri
memiliki indeks bias di sekitar 2.42.
Refleksivitas
Ketika sebuah permukaan tidak menyerap (absorb) semua radiasi yang datang, radiasi yang
tidak terserap tersebut akan tertransmisikan atau terpantulkan. Sebagian besar benda padat bersifat
Hal. 5 dari 29
opaque dan tidak mentransmisikan cahaya sama sekali. Sehingga jumlah energi radiasi yang tidak
terabsorb akan sepenuhnya direfleksikan:
= 1
Walaupun kaca merupakan benda padat, namun kaca memiliki sifat yang transparan, sehingga
persamaan umum yang berlaku pada kaca adalah + + = 1. Kaca hanya bersifat opaque pada
panjang gelombang yang tinggi atau sangat rendah.
Secara sederhana, terdapat dua macam pantulan cahaya yakni Specular dan Difus. Ketika sudut
cahaya yang dipantulkan sama dengan sudut datang, maka pantulan tersebut disebut Specular. Ketika
sudut cahaya yang dipantulkan merata ke semua arah, maka pantulan tersebut disebut Difus. Kaca yang
memiliki permukaan relatif datar licin akan memiliki karakteristik pantulan Specular. [3]
Berdasarkan persamaan Fresnel, nilai refleksivitas dari selembar kaca adalah sekitar 4% pada
masing-masing permukaan (pada sudut normal di udara), dan transmisivitas sekitar 90%. Kaca dengan
kandungan germanium oxide yang tinggi diaplikasikan pada penggunaan prinsip optoelektronik
misalnya transmisi cahaya pada fiber optic.[2]
Gambar 3 menjelaskan sifat karakteristik reflektansi suatu benda di udara terhadap variable
benda tersebut dalam kaitan karakteristik indeks bias kompleksnya dan dengan sudut datang cahaya
serta kaitannya dengan Complex Relative Index (k). Ketika cahaya melewati sebuah medium, beberapa
bagian cahaya pasti ada yang teratenuasi (hilang). Fenomena ini dapat didefinisikan dengan persamaan
= + . [4] Pada bahasan kali ini, asumsi atenuasi yang terjadi keseluruhannya telah bersatu dengan
gejala absorbsi.
Dapat dilihat dari Gambar 3 bahwa untuk kaca dengan indeks bias sekitar 1.5 dan nilai k rendah
memiliki tingkat refleksivitas yang menjadi tinggi pada sudut datang cahaya lebih dari 60 (sudut kritis).
Dengan sifatnya ini, maka kaca memiliki karakteristik refleksivitas yang sesuai dengan yang
dibutuhkan untuk rumah kaca, yakni memiliki rentang sudut yang cukup luas untuk tidak memantulkan
cahaya supaya sebagian besar cahaya ditransmisikan dan diabsorbsi.
Hal. 6 dari 29
Transmisivitas
Kaca bening tidaklah transaparan sempurna, kaca float dengan ketebalan 6 mm mengabsorb
sekitar 13% cahaya pada spektrum cahaya tampak, dan melanjutkan 87% cahaya tampak. Semakin
cahaya memiliki panjang gelombang yang menjauhi cahaya tampak, sifat transmisinya berubah dan
untuk rentang panjang gelombang tertentu kaca bersifat opaque (tidak tembus cahaya). Kaca jendela
biasa merupakan transmitter yang sangat selektif terhadap radiasi matahari. Kaca mendekati transparan
sempurna pada panjang gelombang kurang dari 2.7m, melewatkan (transmission rate) lebih dari 90%
energi matahari. Pada panjang gelombang yang lebih panjang, infra merah, kaca akan bersifat opaque
terhadap radiasi. Sebagai konsekuensi dari sifatnya tersebut, maka benda di dalam rumah kaca yang
telah terpanaskan kemudian mengemisikan energi yang panjang gelombangnya terkonsentrasi di
rentang yang panjang sehingga energi panasnya terperangkap tidak bisa keluar dari dalam rumah kaca.
Sifat inilah yang menjadi alasan kita membuat greenhouse menggunakan kaca. [6]
Hal. 7 dari 29
Berdasarkan Gambar 4, terlihat bahwa transmission rate untuk kaca, memiliki transmission rate
di sekitar 90% untuk panjang gelombang rendah dan bersifat opaque (transmission rate bernilai nol)
pada panjang gelombang tinggi.
Faktor transmisivitas menunjukkan besaran radiasi yang ditransmisikan melalui benda
semitransparan. Transmisi spektral didefinisikan sebagai fraksi dari iradiasi spektral yang
ditransmisikan melalui medium: [8]
=
, ()
()
Emisivitas
Benda dengan temperatur di atas suhu mutlak nol derajat Kelvin (0K) akan mengemisikan
energi dengan rentang emisivitas tertentu terhadap panjang gelombang yang diemisikan. Gambar 5
merupakan hasil percobaan emissive power yang dilakukan oleh Max Planck untuk benda yang
memiliki temperatur di atas suhu mutlak. Garis merah solid menunjukkan benda hitam bertemperatur
Hal. 8 dari 29
tertentu dengan rentang emissive power untuk panjang gelombang dari energi yang diemisikan. Terlihat
bahwa semakin rendah temperatur yang dimiliki, maka gelombang energi yang diemisikan benda hitam
tersebut berada pada rentang panjang gelombang yang besar.
Gambar 5.Spektral energi emisi benda hitam (distribusi spektral Planck) [8]
Percobaan oleh Max Planck kemudian disempurnakan oleh Stefan Boltzmann melalui
persamaan untuk Energi Emisi Total sebagai berikut:
= 4
total dengan panjang gelombang sekitar di atas 2m dengan puncak emisi energi di panjang gelombang
sekitar 10m. Untuk benda yang menerima radiasi dari sinar matahari secara langsung dengan
temperatur sekitar 100C (373K) akan mengemisikan energi total dengan panjang gelombang sekitar di
atas 1.5m dengan puncak emisi energi di panjang gelombang sekitar 7m. Dengan kata lain, benda
Hal. 9 dari 29
yang terpapar radiasi secara langsung oleh sinar matahari sekalipun tetap akan hanya mengemisikan
energi di panjang gelombang yang tinggi.
Hal ini menunjukkan bahwa benda hitam yang menerima panas dari matahari secara langsung
sekalipun, akan mengemisikan energi dengan panjang gelombang di luar rentang visible light. Ini
berarti energi emisi yang dihasilkan oleh benda hitam tersebut tidak dapat menembus kaca yang bersifat
opaque terhadap panjang gelombang yang tinggi.
Tabel 1 dan Tabel 2 memberikan informasi hasil besarnya nilai faktor emisivitas total yang
dihasilkan oleh berbagai macam material ketika dipaparkan pada temperatur tertentu.
Tabel 1. Total Emissivity Power dari berbagai material logam [9]
METALS
Material
Alloys
20-Ni, 24-CR, 55-FE, Oxid.
20-Ni, 24-CR, 55-FE, Oxid.
60-Ni , 12-CR, 28-FE,
Oxid.
60-Ni , 12-CR, 28-FE,
Oxid.
80-Ni, 20-CR, Oxidized
80-Ni, 20-CR, Oxidized
80-Ni, 20-CR, Oxidized
Aluminum
Unoxidized
Unoxidized
Unoxidized
Oxidized
Oxidized
Oxidized at 599C (1110F)
Oxidized at 599C (1110F)
Heavily Oxidized
Heavily Oxidized
Highly Polished
Roughly Polished
Commercial Sheet
Highly Polished Plate
Highly Polished Plate
Bright Rolled Plate
Bright Rolled Plate
Alloy A3003, Oxidized
Alloy A3003, Oxidized
Alloy 1100-0
Alloy 24ST
Temp F (C)
392 (200)
932 (500)
518 (270)
1040 (560)
212 (100)
1112 (600)
2372 (1300)
Material
Oxidized
0.9 Oxidized at 1100F
0.97 Gray Oxidized
0.89 Magnesium
0.82 Magnesium Oxide
0.87 Mercury
0.87 Mercury
0.89 Mercury
77 (25)
212 (100)
932 (500)
390 (199)
1110 (599)
390 (199)
1110 (599)
200 (93)
940 (504)
212 (100)
212 (100)
212 (100)
440 (227)
0.02
0.03
0.06
0.11
0.19
0.11
0.19
0.2
0.31
0.09
0.18
0.09
0.04
1070 (577)
0.06
338 (170)
0.04
932 (500)
600 (316)
900 (482)
200-800 (93-427)
75 (24)
0.05
0.4
0.4
0.05
0.09
Molybdenum
Molybdenum
Molybdenum
Molybdenum
Oxidized at 1000F
Oxidized at 1000F
" Oxidized at 1000F
" Oxidized at 1000F
" Oxidized at 1000F
Monel, Ni-Cu
Monel, Ni-Cu
Monel, Ni-Cu
Monel, Ni-Cu Oxidized
Monel, Ni-Cu Oxid. at
1110F
Monel, Ni-Cu Oxid. at
1110F
Nickel
Polished
Oxidized
Unoxidized
Unoxidized
Temp F (C)
100 (38)
100 (38)
100 (38)
100-500 (38-260)
1880-3140 (1027-1727)
32 (0)
77 (25)
100 (38)
212 (100)
100 (38)
500 (260)
1000 (538)
2000 (1093)
600 (316)
700 (371)
800 (427)
900 (482)
1000 (538)
392 (200)
752 (400)
1112 (600)
68 (20)
0.43
0.63
0.28
.07-.13
.16-.20
0.09
0.1
0.1
0.12
0.06
0.08
0.11
0.18
0.8
0.84
0.84
0.83
0.82
0.41
0.44
0.46
0.43
1110 (599)
0.46
1110 (599)
0.46
100 (38)
100-500 (38-260)
77 (25)
212 (100)
0.05
.31-.46
0.05
0.06
Hal. 10 dari 29
METALS
Material
Alloy 24ST, Polished
Alloy 75ST
Alloy 75ST, Polished
Bismuth, Bright
Bismuth, Unoxidized
Bismuth, Unoxidized
Brass
73% Cu, 27% Zn, Polished
73% Cu, 27% Zn, Polished
62% Cu, 37% Zn, Polished
62% Cu, 37% Zn, Polished
83% Cu, 17% Zn, Polished
Matte
Burnished to Brown Color
Cu-Zn, Brass Oxidized
Cu-Zn, Brass Oxidized
Cu-Zn, Brass Oxidized
Unoxidized
Unoxidized
Cadmium
Carbon
Lampblack
Unoxidized
Unoxidized
Unoxidized
Candle Soot
Filament
Graphitized
Graphitized
Graphitized
Chromium
Chromium
Chromium, Polished
Cobalt, Unoxidized
Cobalt, Unoxidized
Columbium, Unoxidized
Columbium, Unoxidized
Copper
Cuprous Oxide
Cuprous Oxide
Cuprous Oxide
Black, Oxidized
Etched
Temp F (C)
75 (24)
75 (24)
75 (24)
176 (80)
77 (25)
212 (100)
0.09
0.11
0.08
0.34
0.05
0.06
476 (247)
674 (357)
494 (257)
710 (377)
530 (277)
68 (20)
68 (20)
392 (200)
752 (400)
1112 (600)
77 (25)
212 (100)
77 (25)
0.03
0.03
0.03
0.04
0.03
0.07
0.4
0.61
0.6
0.61
0.04
0.04
0.02
77 (25)
77 (25)
212 (100)
932 (500)
250 (121)
500 (260)
212 (100)
572 (300)
932 (500)
100 (38)
1000 (538)
302 (150)
932 (500)
1832 (1000)
1500 (816)
2000 (1093)
100 (38)
500 (260)
1000 (538)
100 (38)
100 (38)
0.95
0.81
0.81
0.79
0.95
0.95
0.76
0.75
0.71
0.08
0.26
0.06
0.13
0.23
0.19
0.24
0.87
0.83
0.77
0.78
0.09
Material
Unoxidized
Unoxidized
Electrolytic
Electrolytic
Electrolytic
Electrolytic
Nickel Oxide
Palladium Plate (.00005
on .0005 silver)
Platinum
Platinum
Platinum
Platinum, Black
Platinum, Black
Platinum, Black
" Oxidized at 1100F
"
Rhodium Flash (0.0002
on 0.0005 Ni)
Silver
Plate (0.0005 on Ni)
Polished
Polished
Polished
Polished
Steel
Cold Rolled
Ground Sheet
Polished Sheet
Polished Sheet
Polished Sheet
Mild Steel, Polished
Mild Steel, Smooth
Mild Steel, Liquid
Steel, Unoxidized
Steel, Oxidized
Steel Alloys
Type 301, Polished
Type 301, Polished
Type 301, Polished
Type 303, Oxidized
Type 310, Rolled
Type 316, Polished
Temp F (C)
932 (500)
1832 (1000)
100 (38)
500 (260)
1000 (538)
2000 (1093)
1000-2000 (538-1093)
0.12
0.19
0.04
0.06
0.1
0.16
.59-.86
200-750 (93-399)
100 (38)
500 (260)
1000 (538)
100 (38)
500 (260)
2000 (1093)
500 (260)
1000 (538)
.16-.17
0.05
0.05
0.1
0.93
0.96
0.97
0.07
0.11
200-700 (93-371)
.10-.18
200-700 (93-371)
100 (38)
500 (260)
1000 (538)
2000 (1093)
.06-.07
0.01
0.02
0.03
0.03
200 (93)
1720-2010 (938-1099)
100 (38)
500 (260)
1000 (538)
75 (24)
75 (24)
2910-3270 (1599-1793)
212 (100)
77 (25)
.75-.85
.55-.61
0.07
0.1
0.14
0.1
0.12
0.28
0.08
0.8
75 (24)
450 (232)
1740 (949)
600-2000 (316-1093)
1500-2100 (816-1149)
75 (24)
0.27
0.57
0.55
.74-.87
.56-.81
0.28
Hal. 11 dari 29
METALS
Material
Matte
Roughly Polished
Polished
Highly Polished
Rolled
Rough
Molten
Molten
Molten
Nickel Plated
Dow Metal
Gold
Enamel
Plate (.0001)
Plate on .0005 Silver
Plate on .0005 Nickel
Polished
Polished
Haynes Alloy C,
Oxidized
Haynes Alloy 25,
Oxidized
Temp F (C)
100 (38)
100 (38)
100 (38)
100 (38)
100 (38)
100 (38)
1000 (538)
1970 (1077)
2230 (1221)
100-500 (38-260)
0.4-600 (18316)
212 (100)
0.22
0.07
0.03
0.02
0.64
0.74
0.15
0.16
0.13
0.37
Material
Type 316, Polished
Type 316, Polished
Type 321
Type 321 Polished
Type 321 w/BK Oxide
Type 347, Oxidized
Type 350
Type 350 Polished
Type 446, Polished
Type 17-7 PH
Inconel Sheet
Inconel Sheet
Inconel Sheet
Inconel X, Polished
Inconel B, Polished
Iron
Oxidized
Oxidized
Oxidized
Unoxidized
Red Rust
Rusted
Liquid
Cast Iron
Oxidized
Oxidized
0.57
0.66
.27-.32
.18-.49
.66-.76
.87-.91
.18-.27
.11-.35
.15-.37
.44-.51
300-1500 (149-815)
600-2000 (316-1093)
300-1200 (149-649)
68 (20)
1340 (727)
2000 (1093)
.09-.16
.87-.91
.07-.19
0.18
0.14
0.19
3600 (1982)
0.26
5306 (2930)
0.3
77 (25)
0.04
212 (100)
0.05
76 (24)
0.05
212 (100)
0.08
300-1200 (149-649)
.08-.19
200-800 (93-427)
.51-.61
200-800 (93-427)
200-600 (93-316)
.35-.48
.96-.82
77 (25)
212 (100)
932 (500)
1832 (1000)
0.02
0.03
0.07
0.15
2732 (1500)
0.23
3632 (2000)
100 (38)
1000 (538)
0.28
0.03
0.11
Polished
Type C1020, Oxidized
Type PH-15-7 MO
Stellite, Polished
Tantalum, Unoxidized
"
Haynes Alloy X,
Oxidized
Temp F (C)
450 (232)
1740 (949)
200-800 (93-427)
300-1500 (149-815)
200-800 (93-427)
600-2000 (316-1093)
200-800 (93-427)
300-1800 (149-982)
300-1500 (149-815)
200-600 (93-316)
Hal. 12 dari 29
METALS
Material
Unoxidized
Strong Oxidation
Strong Oxidation
Liquid
Wrought Iron
Dull
Dull
Smooth
Polished
Lead
Polished
Rough
Temp F (C)
212 (100)
40 (104)
482 (250)
2795 (1535)
0.21
0.95
0.95
0.29
77 (25)
660 (349)
100 (38)
100 (38)
0.94
0.94
0.35
0.28
Material
Filament (Aged)
Uranium Oxide
Zinc
Bright, Galvanized
Commercial 99.1%
Galvanized
Oxidized
Polished
Polished
Polished
Polished
Temp F (C)
5000 (2760)
1880 (1027)
0.35
0.79
100 (38)
500 (260)
100 (38)
500-1000 (260-538)
100 (38)
500 (260)
1000 (538)
2000 (1093)
0.23
0.05
0.28
0.11
0.02
0.03
0.04
0.06
Temp F (C)
68 (20)
0.9
Asbestos
Board
Temp F (C)
On Al Foil, uncoated
250 (121)
0.09
Material
Oil, Linseed
100 (38)
0.96
On Al Foil, 1 coat
250 (121)
0.56
32-392 (0-200)
0.96
On Al Foil, 2 coats
250 (121)
0.51
Cement, Red
2500 (1371)
0.67
100 (38)
0.22
Cement, White
2500 (1371)
0.65
100 (38)
0.45
Cloth
199 (93)
0.9
100 (38)
0.65
Paper
100-700 (38-371)
0.93
100 (38)
0.83
Cement
Slate
68 (20)
0.97
Paints
Asphalt, pavement
100 (38)
0.93
Blue, Cu2O3
75 (24)
0.94
68 (20)
0.93
Black, CuO
75 (24)
0.96
Basalt
68 (20)
0.72
Green, Cu2O3
75 (24)
0.92
Red, Fe2O3
75 (24)
0.91
70 (21)
0.93
White, Al2O3
75 (24)
0.94
2500-5000 (1371-2760)
.26-.30
White, Y2O3
75 (24)
0.9
2500 (1371)
0.75
White, ZnO
75 (24)
0.95
Brick
Red, rough
Gault Cream
Fire Clay
Light Buff
1000 (538)
0.8
White, MgCO3
75 (24)
0.91
Lime Clay
2500 (1371)
0.43
White, ZrO2
75 (24)
0.95
Fire Brick
1832 (1000)
.75-.80
White, ThO2
75 (24)
0.9
Magnesite, Refractory
1832 (1000)
0.38
White, MgO
75 (24)
0.91
Gray Brick
2012 (1100)
0.75
White, PbCO3
75 (24)
0.93
Silica, Glazed
2000 (1093)
0.88
Yellow, PbO
75 (24)
0.9
Silica, Unglazed
2000 (1093)
0.8
Yellow, PbCrO4
75 (24)
0.93
2500-5000 (1371-2760)
.59-.63
Paints, Aluminium
100 (38)
.27-.67
1850 (1010)
0.92
10% Al
100 (38)
0.52
Sandlime
Carborundum
Hal. 13 dari 29
NON
METALS
Material
Temp F (C)
Ceramic
Alumina on Inconel
Earthenware, Glazed
Earthenware, Matte
800-2000 (427-1093)
.69-.45
70 (21)
0.9
Temp F (C)
26% Al
100 (38)
0.3
Dow XP-310
200 (93)
0.22
Low
.34-.80
Material
Paints, Bronze
70 (21)
0.93
70 (21)
0.53
200-750 (93-399)
.89-.82
70 (21)
0.5
200-750 (93-399)
.73-.67
70 (21)
0.34
72 (22)
0.92
Paints, Oil
All colors
200 (93)
.92-.96
Black
200 (93)
0.92
70 (21)
0.9
125 (52)
0.85
Porcelain
White Al2O3
Zirconia on Inconel
Clay
" Fired
" Shale
200 (93)
0.9
800-2000 (427-1093)
.62-.45
68 (20)
0.39
Black Gloss
158 (70)
0.91
Camouflage Green
68 (20)
0.69
Flat Black
80 (27)
0.88
2500-5000 (1371-2760)
.32-.34
Flat White
80 (27)
0.91
2500-5000 (1371-2760)
.40-.51
Gray-Green
70 (21)
0.95
2500-5000 (1371-2760)
0.78
Green
200 (93)
0.95
Lamp Black
209 (98)
0.96
32-2000 (0-1093)
0.94
Red
200 (93)
0.95
Tiles, Natural
2500-5000 (1371-2760)
.63-.62
White
200 (93)
0.94
" Brown
2500-5000 (1371-2760)
.87-.83
70 (21)
0.93
" Black
Concrete
Rough
2500-5000 (1371-2760)
.94-.91
Glass, 1.98 mm
540 (282)
0.9
Cotton Cloth
68 (20)
0.77
Glass, 1.98 mm
1540 (838)
0.41
Dolomite Lime
68 (20)
0.41
Glass, 6.88 mm
540 (282)
0.93
176 (80)
0.86
Glass, 6.88 mm
1540 (838)
0.47
Opaque
570 (299)
0.92
Convex D
212 (100)
0.8
Opaque
1540 (838)
0.68
Convex D
600 (316)
0.8
Red Lead
212 (100)
0.93
Convex D
932 (500)
0.76
Rubber, Hard
74 (23)
0.94
Nonex
212 (100)
0.82
76 (24)
0.86
Nonex
600 (316)
0.82
Sand
68 (20)
0.76
Nonex
932 (500)
0.78
Sandstone
100 (38)
0.67
32-200 (0-93)
.92-.94
Sandstone, Red
100 (38)
.60-.83
Granite
70 (21)
0.45
Sawdust
68 (20)
0.75
Gravel
100 (38)
0.28
Shale
68 (20)
0.69
Ice, Smooth
32 (0)
0.97
Silica,Glazed
1832 (1000)
0.85
Ice, Rough
32 (0)
0.98
Silica, Unglazed
2012 (1100)
0.75
300-1200 (149-649)
.83-.96
Black
200 (93)
0.96
Silk Cloth
68 (20)
0.78
Blue, on Al Foil
Clear, on Al Foil (2
coats)
Clear, on Bright Cu
100 (38)
0.78
.08
(.09)
0.66
Slate
100 (38)
.67-.80
20 (7)
0.82
Snow, Granular
18 (8)
0.89
Clear, on Tarnished Cu
Red, on Al Foil (2
coats)
200 (93)
0.64
.61
(.74)
Soil
100 (38)
0.38
Emery Corundum
Glass
Smooth
Lacquer
Silicon Carbide
200 (93)
200 (93)
100 (38)
Surface
Hal. 14 dari 29
NON
METALS
Material
White
White, on Al Foil (2
coats)
Yellow, on Al Foil (2
coats)
Lime Mortar
Temp F (C)
200 (93)
Temp F (C)
Black Loam
68 (20)
0.66
Plowed Field
68 (20)
0.38
Material
100-500 (38-260)
0.95
.69
(.88)
.57
(.79)
.90-.92
Acetylene
75 (24)
0.97
Limestone
100 (38)
0.95
Camphor
75 (24)
0.94
Marble, White
100 (38)
0.95
Candle
250 (121)
0.95
100 (38)
0.56
Coal
68 (20)
0.95
100 (38)
0.75
Stonework
100 (38)
0.93
Mica
100 (38)
0.75
Water
100 (38)
0.67
68 (20)
0.96
Low
.80-.90
100 (38)
100 (38)
Oil on Nickel
Soot
Waterglass
0.001 Film
72 (22)
0.27
Wood
0.002 "
72 (22)
0.46
Beech P!aned
158 (70)
0.94
0.005 "
72 (22)
0.72
Oak, Planed
100 (38)
0.91
Thick "
72 (22)
0.82
Spruce, Sanded
100 (38)
0.89
Hal. 15 dari 29
II.
CAHAYA MATAHARI
Cahaya matahari merupakan radiasi elektromagnetik yang dipancarkan oleh matahari, yakni
inframerah, cahaya tampak dan ultraviolet. Ketika radiasi matahari langsung tidak terhalangi oleh awan,
maka yang diterima bumi adalah kombinasi cahaya langsung dan panas radiant. Ketika ridiasi matahari
terhalangi oleh awan atau hanya terpantul dari benda lain, maka yang diterima adalah cahaya difuse.
Organisasi World Meteorological Organization mengartikan durasi sinar matahari (sunshine duration)
sebagai waktu akumulasi di mana suatu area menerima iradiasi secara langsung dari matahari
sekurangnya 120W/m2. [10]
Spektrum dari radiasi matahari memiliki karakter yang mirip dengan benda hitam dengan
temperatur 5,800K. [11] Matahari memancarkan radiasi elektromagnetik di hamper semua spektrum
elektromagnetik. Walaupun matahari menghasilkan sinar Gamma sebagai hasil dari proses fusi nuklir,
energi photon super tinggi ini telah terkonversikan oleh absorpsi internal dan proses termalisasi menjadi
energi photon rendah sebelum energi tersebut sampai ke permukaan matahari dan diemisikan ke ruang
angkasa. Sehingga, matahari tidak menghasilkan sinar gamma dari prosesnya tersebut, tetapi pancaran
sinar gamma datang dari lidah matahari. [12] Matahari juga mengemisikan sinar X, ultraviolet, cahaya
tampak, infra merah, dan bahkan gelombang radio, gelombang-gelombang inilah yang merupakan emisi
dari neutrino.[13]
700 nanometer (nm) atau dengan kata lain pada rentang warna violet sampai dengan merah. Mata
manusia tidak dapat melihat radiasi dengan panjang gelombang di luar spektrum cahaya tampak.
Cahaya tampak dari terpendek sampai dengan terpanjang adalah: violet, biru, hijau, kuning, oranye, dan
merah.Radiasi ultraviolet memiliki panjang gelombang yang lebih pendek dibandingkan dengan cahaya
tampak violet. Radiasi infra merah memiliki panjang gelombang lebih panjang dari pada cahaya tampak
merah. Cahaya putih merupakan campuran dari semua warna di spektrum cahaya tampak, sementara
hitam adalah ketiadaan total dari cahaya itu sendiri. [14]
Sumber energi terpenting yang dimiliki oleh bumi adalah matahari. Cahaya matahari
mengandung semua spektrum gelombang elektromagnetik.
Hal. 17 dari 29
III.
Dari pembahasan Bab I dan Bab II, untuk dapat memahami gejala rumah kaca maka terdapat
beberapa poin penting dari sifat kaca dan karakteristik cahaya matahari yang harus digarisbawahi,
antara lain:
1. Kaca memiliki tingkat refleksivitas yang rendah sekitar 4% terhadap gelombang cahaya tampak,
dan sudut pantul kritisnya yang cukup besar di sekitar 60. Serta memiliki tingkat absorptivitas
yang rendah, sekitar 6%.
2. Kaca memiliki tingkat transmisivitas yang tinggi yakni sekitar 90% pada rentang panjang
gelombang sekitar 0.3m - 2.7m, dan bersifat opaque (transmisivitas nol) di luar rentang panjang
gelombang tersebut.
3. Kaca memiliki kekuatan struktur dan ketahanan yang cukup baik terhadap regangan (tensile).
4. Cahaya matahari memberikan spektrum energi dari panjang gelombang nol sampai dengan tak
terhingga, dengan energi maksimalnya berada di sekitar 0.5m.
5. Semakin rendah temperatur suatu benda, energi yang diemisikan benda tersebut akan memiliki
panjang gelombang yang semakin panjang. Sebagai pembandingnya, berdasarakan Gambar 5,
benda dengan temperatur 100C (373K) akan mengemisikan energi pada rentang panjang
gelombang di atas sekitar 1.5m dengan puncak emisi energi di panjang gelombang sekitar 7m.
Hal. 18 dari 29
Dengan meninjau kesetimbangan energi pada tanah yang terpapar secara langsung oleh
matahari, maka pemodelan energi masuk dan keluar yang diterima oleh tanah adalah sebagai berikut:
=
+ + + = 0
4 + ( ) + ( ) +
( )
=
1
= 0.38
= 1 m2
= 5.67x10-8 W/m2.K4
= 20 W/m2.K
= 0.52 W/m.K
=1m
= 2 kg
= 8 hours = 28,800 s
= 0.5
= 26C = 299K
= 1000W/m2
Dengan memasukkan semua asumsi nilai parameter-parameter tersebut, maka akan didapatkan
nilai Takhir sebesar 367.841 K (94.841C), dengan demikian besarnya energi yang diemisikan oleh tanah
adalah senilai Eemisi = 394.4638 W/m2. Ini berarti dengan menerima energi matahari sebesar 500W/m2
tanah mengemisikan kembali energi sebesar 394.4638 W/m2 atau efisiensi hanya sebesar = (500394.4638)/500 = 0.21107.
Hal. 19 dari 29
Ketika kita meninjau paparan menggunakan rumah kaca dengan kondisi ruang yang tertutup,
maka gejala konveksi udara yang terjadi di permukaan tanah dapat diabaikan karena udara lingkungan
luar rumah kaca tidak dapat masuk ke dalam rumah kaca. Namun gejala yang ditimbulkan ketika
menggunakan kaca adalah adanya nilai transmisivitas ketika radiasi matahari datang.
Rentang panjang gelombang energi yang diemisikan oleh tanah yang semakin panas ketika
terus terpapar matahari akan lama kelamaan bergeser ke rentang yang lebih pendek. Namun dengan
asumsi tanah tidak terpanaskan melebihi 80C (353K), maka rentang panjang gelombang yang
diemisikan adalah di sekitar atas 1.6m dengan puncak energi emisi di panjang gelombang sekitar
7.2m. Dengan demikian, besar energi emisi yang terbuang ke lingkungan pun menjadi lebih sedikit
karena sifat kaca yang hanya opaque terhadap panjang gelombang di atas 2.7m. Ambil asumsi energi
emisi yang dihasilkan oleh tanah terbuang maksimum sebesar 10% (asumsi nilainya tetap sepanjang
perubahan temperatur tanah)
Sehingga persamaan efisiensi untuk rumah kaca adalah sebagai berikut:
=
[( ) ] [ ]
= [(1 ) ] 0.1
Hal. 20 dari 29
= 0.1
Dengan demikian, efisiensi yang didapatkan oleh absorber (tanah) dengan kondisi
mendapatkan paparan radiasi setelah melewati kaca adalah sebesar = (0.5 0.9) (0.1
),
Perlu diperhatikan bahwa efisiensi total dengan menggunakan rumah kaca memiliki nilai yang
lebih baik dikarenakan oleh:
1. Energi emisi yang dihasilkan tanah ketika tidak menggunakan rumah kaca akan dengan begitu
saja kembali ke lingkungan.
2. Ketika kondisinya adalah lingkungan terbuka, maka aka nada faktor konveksi oleh pergerakan
udara sekitar tanah.
3. Efisiensi dengan menggunakan rumah kaca sebesar = 0.412 adalah masih merupakan nilai
efisiensi minimum, ini dikarenakan oleh faktor pengali 0.1 yang dipakai adalah asumsi
maksimum yang diberlakukan dari detik pertama tanah tersebut menerima paparan radiasi
matahari. Faktor ini merupakan penyederhanaan dari faktor pengali perubahan rentang panjang
gelombang energi emisivitas yang seharusnya berubah terhadap waktu.
Pada detik pertama, kedua kondisi akan menunjukkan nilai efisiensi yang sebaliknya ketika
tanah masih belum menghasilkan energi emisi dan belum terjadi konveksi pada tanah yang terpapar
langsung. Ketika terpapar langsung efisiensinya akan lebih besar yakni = = 0.5 ,
sementara ketika menggunakan rumah kaca akan lebih kecil yakni . = = 0.45.
Dengan demikian, perbandingan efisiensi dari kondisi tanpa rumah kaca dan dengan kaca akan
menunjukkan karakteristik seperti pada Gambar 10. Karakteristik efisiensi dengan menggunakan kaca
akan memberikan kurva yang lebih landau (performa efisiensi yang lebih baik) jika jumlah lapisan kaca
diberikan menjadi 2 lapis. Karena secara keseluruhan akan lebih meminimalisir kehilangan energi yang
terpantulkan keluar lingkungan udara terbuka.
Hal. 21 dari 29
IV.
Evacuated tube solar collector (ETSC) adalah pemanas air dengan memanfaatkan konsep
tabung kaca yang diberikan bagian hampa udara di antara lapisan tabungnya. Gambar skematik dari
ETSC ditunjukkan oleh Gambar 11.
Pada prinsipnya, ETSC memanfaatkan fenomena yang terjadi di rumah kaca. Jika pada
pembahasan efek rumah kaca pada Paper ini adalah dengan mengasumsikan gejala konveksi yang
diabaikan, pada ETSC ini dikarenakan antar tabungnya dikondisikan untuk hampa udara maka gejala
konveksi pada ruang dalam tabung kaca menjadi tidak ada sama sekali.
Untuk lebih memperjelas apa saja komponen - komponen utama yang dipakai pada ETSC dan
juga fungsinya, maka berikut ini adalah penjelasan terhadap komponennya:
1. Heat Pipe, merupakan tabung tembaga peng-evaporasi-kondensasi yang berfungsi sebagai super
konduktor kalor. Konduktivitas termal dari heat pipe tergantung dari panjangnya, namun dapat
mencapai 100kW/m.K untuk heat pipe yang panjang, sebagai perbandingannya, konduktivitas
termal dari tembaga adalah 0.4kW/m.K. Heat pipe berupa tabung dengan ruang vacuum udara di
dalamnya dan berisi sejumlah fluida kerja khusus. Fluida kerja khusus ini dipilih berdasarkan
kebutuhan pemakaian dari heat pipe itu sendiri. Fluida dipilih berdasarkan sifatnya yang mudah
Hal. 22 dari 29
terevaporasi jika berada di kondisi di atas operating temperatur, dan mudah terkondensasi jika
berada di rentang operating temperatur.[18]
2. Double-Walled Vacuum Insulation Tube, merupakan tabung kaca yang dindingnya dibuat dua
lapis di mana ruang antar kacanya berupa ruang vakum. Tujuan ruang antar kacanya dibuat vakum
adalah untuk menghilangkan gejala konveksi menuju ke lingkungan luar oleh udara di dalam ruang
kaca tersebut. Kaca tabung sisi dalam dibuat berwarna hitam untuk memperbesar penyerapan
cahaya matahari yang datang.
Hal. 23 dari 29
3. Rubber Seal / Sealing Plug / Centering Tube Stopper, merupakan tutup karet yang berfungsi
menjaga ruang udara di tengah tabung kaca supaya panas yang dihasilkan tidak bocor melalui
pangkal tabung. Alasan pemilihan bahan karet adalah untuk fleksibilitas pemasangan /
pembongkaran tabung kaca vakum.
4. Aluminium Fin, merupakan plat yang berfungsi untuk menangkap panas yang terjadi di dalam
tabung kaca. Dengan menangkap panas melalui konveksi udara di dalam tabung kaca ke
permukaan aluminium fin, maka panas dalam ruang tabung kaca akan lebih efektif dikonduksikan
ke heat pipe.
5. Header Pipe, merupakan pipa utama untuk mengalirkan fluida yang diinginkan untuk dipanaskan.
Fluida yang dialirkan di dalam Header Pipe akan melewati ujung gas reservoir dari Heat Pipe,
sehingga panas yang telah terkonsentrasi di Heat Pipe diserap oleh fluida di dalam Header Pipe.
Dengan demikian proses kondensasi fluida kerja di dalam Heat Pipe akan terus terjadi selama
fluida di dalam Header Pipe masih lebih dingin.
6. Insulation Layer, merupakan bagian insulasi yang berfungsi untuk mencegah panas yang
didapatkan di dalam Header Pipe terbuang ke lingkungan. Material yang biasa dipakai adalah rock
wool.
7. Aluminium Manifold, merupakan bagian terluar yang menyelubungi Header Pipe. Berfungsi untuk
menjaga supaya Insulation Layer tetap terjaga dari kondisi lingkungan yang berubah-ubah.
Hal. 24 dari 29
Keunggulan ETSC
ETSC memberikan efisiensi thermal yang jauh lebih tinggi serta durabilitas dalam
pengoperasiannya. Dengan design yang ada, maka aliran udara tetap dapat melalui permukaan atap
yang ditempati oleh ETSC sehingga atap bangunan tersebut tetap bertemperatur rendah dan tidak ada
endapan air. Untuk perbaikan jika terjadi kerusakan pada solar collector, ETSC dapat diperbaiki per
satu tabung kaca sehingga biaya perbaikan menjadi lebih murah. [22]
Gambar 16. Evacuated Tube Solar Collector yang ada di pasaran [21]
ETSC akan mengumpulkan energi lebih dari 2,500 Btu/jam per meter persegi per harinya,
sebanding energi yang dikumpulkan oleh mat pool solar heater seluas 90 m2 per hari. [22]
Hal. 25 dari 29
Efisiensi ETSC
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Teknikum Rapperswill of Switzerland (Test Report No.
264, August 1997) menunjukkan bahwa efisiensi yang dihasilkan oleh ETSC dapat dimodelkan dengan
pendekatan rumus berikut: [23]
2.02( )
2
]
= 0.84
0.0046 [
Sementara hasil penelitian yang dilakukan oleh Florida Solar Energy Center of USA (FSEC
Solar Collector Test Report No. 97005, May 1998) menunjukkan hasil yang konsisten dengan
percobaan oleh Teknikum Rapperswill, yakni: [23]
Linear:
= 0.82
2.19( )
Second Order:
= 0.81
1.23( )
2
]
0.0122 [
Di mana:
+
Tm
Ta
= Iradiasi matahari
[C]
Hasil penelitian dari kedua lembaga tersebut jika diilustrasikan di dalam bentuk kurva efisiensi,
maka hasilnya adalah seperti pada Gambar 18.
Hal. 26 dari 29
V.
KESIMPULAN
Dengan pembahasan yang dipaparkan di dalam paper ini, maka kesimpulan yang didapatkan
adalah:
1. Kaca memiliki tingkat refleksivitas yang rendah sekitar 4% terhadap gelombang cahaya tampak,
dan sudut pantul kritisnya yang cukup besar di sekitar 60. Serta memiliki tingkat absorptivitas yang
rendah, sekitar 6%.
2. Kaca memiliki tingkat transmisivitas yang tinggi yakni sekitar 90% pada rentang panjang
gelombang sekitar 0.3m - 2.7m, dan bersifat opaque (transmisivitas nol) di luar rentang panjang
gelombang tersebut.
3. Kaca memiliki kekuatan struktur dan ketahanan yang cukup baik terhadap regangan (tensile).
4. Cahaya matahari memberikan spektrum energi dari panjang gelombang nol sampai dengan tak
terhingga, dengan energi maksimalnya berada di sekitar 0.5m.
5. Semakin rendah temperatur suatu benda, energi yang diemisikan benda tersebut akan memiliki
panjang gelombang yang semakin panjang. Sebagai pembandingnya, berdasarakan Gambar 5,
benda dengan temperatur 100C (373K) akan mengemisikan energi pada rentang panjang
gelombang di atas sekitar 1.5m dengan puncak emisi energi di panjang gelombang sekitar 7m.
6. Pemanfaatan energi matahari akan memberikan efisiensi yang lebih baik jika dapat memaksimalkan
karakter dari kaca. Rumah kaca memberikan efisiensi yang lebih baik dibandingkan dengan
pemanfaatan radiasi secara langsung, dan ETSC memberikan efisiensi yang lebih baik lagi karena
dapat memaksimalkan penghilangan gejala konveksi.
7. ETSC tidak hanya memberikan efisiensi yang tinggi tetapi juga menyediakan kemudahan dalam
perawatan dan perbaikannya. Karena jika terjadi kerusakan pada collector, dapat diperbaiki per
tabung collector saja tidak perlu secara keseluruhan.
Hal. 27 dari 29
VI.
[1]
REFERENSI
[2]
http://glasstalks.com/2011/03/16/physicalproperties/
[3]
Kreith, Frank, and friends, Principles of Heat Transfer; 7th ddition, Global
Engineering Publisher, Stamford, U.S.A., 2003, ISBN-13: 978-0-495-66770-4
[4]
[5]
Hecht, Eugene, Optics; 4th edition, Addison Wesley Publisher, San Fransisco, U.S.A., 2002,
ISBN 0-321-18878-0
[6]
Leynhard, John H., A Heat Transfer Book; 3rd Edition, Phlogiston Press Publisher,
Massachusetts, U.S.A., 2006, pp. 579.
[7]
http://www.rayotek.com/techincal_info_glass_sapphire.htm
[8]
[9]
http://www.omega.com/docs/106497062/table-of-Total-Emissivity
[10]
[11]
http://solarsystem.nasa.gov/planets/profile.cfm?Display=Facts&Object=Sun
[12]
http://www.nasa.gov/mission_pages/GLAST/news/highest-energi.html
[13]
"The Multispektral Sun, from the National Earth Science Teachers Association".
Windows2universe.org. 2007-04-18. Retrieved 2012-02-12.
[14]
http://science-edu.larc.nasa.gov/EDDOCS/Wavelengths_for_Colors.html
[15]
http://lils-earthsheatbudget.blogspot.com/2009/02/earths-heat-budget.html
[16]
http://www.indiana.edu/~geol105b/1425chap7.htm
[17]
http://www.sltenergy.com/heat-pipe-manifold/
[18]
http://www.1-act.com/vchps-for-passively-controlling-temperature/
[19]
http://www.shuttle.eu/_archive/old/en/www.shuttle.eu/index-3002.html
[20]
http://www.solarpanelsplus.com/evacuated-tube-collectors/
[21]
http://www.solarpanelsplus.com/products/evacuated-tube-collectors/
[22]
http://www.obelink.nl/images/detailed/61/Interline_Solar_Pool_Heating_b.jpg
Hal. 28 dari 29
[23]
Hal. 29 dari 29