BAB I
PENDAHULUAN
konstruksi
sumur
dilakukan
setelah
diketahui
kondisi
Kertas HVS
Pensil Warna
Drawing Pen
Lembar kerja Log
Tabel Harga Peralatan Konstruksi Sumur
Page 1
Pemompaan
Diameter
(L/det)
(Inchi)
< 6,3
12,6
25,2
10
37,8
12
56,7
14
75,6
16
113,4
20
Pipa
Tabel 1. Hubungan antara debit pemompaan dengana garis tengah pipa jambang
(Walton, 1970)
Panjang pipa jambang tergantung dari jenis pompa yang dipasang dan
karakteristik akuifernya. Disarankan bahwa panjang pipa jambang 10-20 ft lebih
panjang dibawah muka airtanah maksimum akibat pemompaan sumur. Disamping itu
harus benar- benar lurus teruruttama apabila pompa yang dipasang adalah jenis
pompa turbin atau pompa selam. Pemasangan konstruksi sumur termasuk pipa
jambang, lubang bor harus benar benar bersih dari serbuk. Utuk batuan yang lepas,
pipa jambang harus disemen dengan semen Portland dicampur dengan pasir sehingga
terikat erat dengan tanah atau batuan di sekitarnya. Panjang penyemenan secukupnya
jangan sampai mengenai pipa saringan, sedangkan untuk batuan kompak pipa
jambang dapat disemen dengan tanah liat. Pipa jambang terletak pada bagian teratas
dari konstruksi sumur.
2. Pipa Buta dan Pipa Saringan
Nama : Astari Mustika Putri
Nim : 111.120.025
Plug : 6
Page 2
Pipa buta dan pipa saringan dipasang di bawah pipa jambang dengan ukuran
garis tengah lebih kecil dan disambung dengan kerucut reduser dengan pipa
jambang. Pipa buta dipasang pada bagian lapisan kedap air atau pada akuifer yang
tidak diinginkan untuk diambil airtanahnya. Panjang pipa buta tergantung pada
ketebalan bagian yang tidak diinginkan tersebut dan dipasang 2 ft lebih panjang.
Sedangkan pipa saringan dipasang pada akuifer yang ingin kita ambil airtanahnya.
Persyaratan pipa saringan :
1. Cukup dapat melalukan air dan mempunyai hambatan (friksi) yang kecil.
2. Cukup kuat menerima tekanan/ gaya yang mungkin ada dalam sumur.
3. Cukup kuat dan tahan terhadap proses kimia, bakteriologi, korosi dan
inrustasi baik karena airtanahnya maupunakibat treatment yang dilakukan.
4. Cukup mudah diinstalasikan.
2.1. Macam Pipa Saringan
1. Pipa stainless dibuat dengan komposisi kromium 18%, nikel 8%, baja 74%
dengan warna baja keperakan. Pipa ini mempunyai daya tahan sangat baik
terhadap korosi dan baik terhadap acid treatment sehingga baik dipakai pada
kondisi airtanah dengan kandungan hidrogen sulfida, oksigen terlarut, karbon
dioksida dan bakteri besi yang tinggi.
2. Pipa besi dengan komposisi besi murni 89,84% dengan warna galvanis. Pipa
ini mempunyai daya tahan cukup terhadap korosi dan jelek terhadap acid
treatment,dapat digunakan pada sumur yang mempunyai airtanah netral.
3. Pipa baja dengan komposisi bervariasi, besi 99,36%-99,72%. Karbon 0,09%0,15% dan mangan 0,2%-0,5% warna galvanis. Mempunyai daya tahan
terhadap korosi namun daya tahan terhadap acid treatment buruk. Digunakan
untuk sumur yang bersifat sementara atau yang airtanahnya tidak korosif dan
inkrustasi.
4. Pipa monel dengan komposisi nikel 70%, tembaga 30% berwarna perak
kebiru-biruan. Daya tahan terhadap dan acid treatment sangat baik, sehingga
dapat dipakai pada sumur yang mempunyai airtanah dengan kandungan
sodium-klorida tinggi, oksigen terlarut pada air laut.
5. Pipa plastic, pipa ini tahan terhadap air garam, air mineral, karbon dioksida,
hidrogen sulfida, asam klorida, tidak mudah mengalami korosi akibat reaksi
kimia, disamping itu ringan sehingga memudahkan dalam transport dan juga
harganya relatif murah. Kejelakannya adalah mudah bengkok sehingga
Nama : Astari Mustika Putri
Nim : 111.120.025
Plug : 6
Page 3
segitiga
sekeliling
lajur-jalur
kawat
berbentuk
silinder.
saringfan pada seluruh lapisan akuifer yang diketemukan. Akan tetapi perlu pula
dipertimbangkan segi ekonominya karena pipa saringan tersebut relative mahal
harganya sehiongga pemasangan saringan harus seoptimal mungkin.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan panjang saringan adalah:
Nama : Astari Mustika Putri
Nim : 111.120.025
Plug : 6
Page 4
1.
2.
3.
4.
Harga saringan.
5.
Air
Akuifer
(m/hari)
(Vc)
(gpd/ft2)
>6000
(fpm)
12
6000
11
5000
10
4000
3000
2500
2000
1500
1000
500
<500
Tabel 2. Hubungan antara kecepatan aliran optimum dengan kelulusan air dari akuifer (Walton,
1970)
Page 5
Besarnya luas lubang efektif rata-rata tinggal 50% dari luas lubang yang ada, hal
ini disebabkan sebagian dari lubang saringan tertutup oleh material akuifer atau
kerikil pembalutnya.
Rumus panjang saringan seperti tersebut di atas tidak mutlak, menurut
Johnson,1975 menyatakan bahwa panjang saringan optimum mempunyai hubungan
dengan ketebalan akuifer, draw down, jenis akuifernya. Dalam hal ini dianjurkan
sebagai berikut :
1.
Panjang saringan pada akuifer tertekan yang homogeny. Kira-kira 70%80% dari ketebalan akuifernya. Dengan panjang saringan tersebut di atas
berartisudah memperoleh kira-kira 90% atau lebih bila dibandingkan
dengan
pemasangan
saringan
pada
seluruh
ketebalan
akuifer.
3.
kapasitas
jenis
yang
besar
diperoleh
jika
saringannya cukup panjang dan jika drawdown yang akan diambil cukup
dalam, maka saringan cukup dipasang pendek saja. Kedua hal tersebut
tergantung pada persediaan saringan pompa yang akan dipasang dan
pertimbangan ekonomi.pemasanagn optimum jika dipasang pada bagian
bawah akuifernya sepanjang sepertiga sampai setengah panjang akuifer.
Panjang saringan pada akuifer bebas yang tidak homogeny. Prinsip
4.
Page 6
H-h
= drawdown
Dari rumus tersebut, Q bervariasi denga , dimana K adalah konstansta lain dalam
rumus pokok hidrolika sumur, dengan pemikiran bahwa harga n yang besar diperoleh
dengan memperbesar garis tengah sumur seperti pada tabel dibawah ini.
Yield
24
122
30
127
36
131
45
137
100
106
111
116
110
126
100
104
108
112
117
104
107
112
100
103
108
100
105
(%)
Tabel 3. Hubungan garis tengah sumur dengan yield ratio (Johnson, 1975)
Dari table tersebut ternyata kelipatan garis tengah sumur hanya akan menaikkan
kapasitas sumur sebesar 10%. Untuk menentukan garis tengah saringan yang akan
dipasang harus mempertimbangkan lubang bor. Sumur yang memakai kerikil
pembalut alam, saringannya harus mempunyai garis tengah 2-4 inchi lebih kecil dari
garis tengah lubang bor. Bagi sumur yang memakai kerikil pembalut tiruan
selisihnya antara 6-16 inchi dan mempertimbangkan pula jenis akuifernya.
Pemilihannya garis tengah saringan pada prinsipnya untuk mengejar luas total lubang
agar kecepatan masuknya aliran airtanah tidak melampaui standart yang akibatnya
akan memperbesar well-loss. Dari test laboratorium serta percobaan lapangan oleh
Johnson, 1975 menunjukkan bahwa kecepatan masuk kedalaman saringan jika
harganya sama atau lebih kecil dari 0,1fps akan diperoleh :
Nama : Astari Mustika Putri
Nim : 111.120.025
Plug : 6
Page 7
1.
Kehilangan gesekan (friction loss) dalam tiap lubang saringan aklan dapat
diabaikan.
2.
3.
ke dalam sumur dan sebagai penahan material yang tidak diinginkan ikut terbawa
masuk ke dalam sumur. Tugas kedua ini dibantu dengan adanya kerikil pembalut
yang dipasang di luar pipa saringan.
Penentuan ukuran lubang saringan berdasarkan data analisis ayakan dari
serbuk borakuifer. Dari analisis tersebut dapat ditentukan persentase lolos
(percentage passing), persentase tertahan (percentage retained), ukuran butir,
menurut Johnson 1975, unutk sumur yang memakai kerikil pembalut alam
dengan akuifer berbutir halus maka lebar lubang saringan dipilih pada besaran
40-50% persentase tertahan. Caranya dengan menarik garis datar dari persentase
tertahan kumulatif butir akuifer sebesar 40-50% memotong grafik komulatif
tersebut dan ditarik tegak memotong sumbu datar yang menunjukkan besarnya
ukuran lubang (gambar ). Pemakaian 40% tertahan kumulatif, apabila airtanah
tidak bersifat korosi dan contoh butir akuifer dapat dipercaya sedang untuk 50%
tertahan kumulatif apabila airtanah bersifat korosi atau contoh butir akuifer
homogen berbutir kasar misalnya pasir kasar, kerikil maka penentuan ukuran
lubang saringan dapat diambil 30-50%. Untuk akuifer yang tidak homogen,
penentuan ukuran lubang saringan disesuaikan dengan ukuran masing-masing
akuifer sehingga ukuran saringan yang dipasang berbeda-beda pada sumur
tersebut. Selaian tersebut di atas Johnson, 1975 memberikan dua pedoman lagi
yaitu:
Nama : Astari Mustika Putri
Nim : 111.120.025
Plug : 6
Page 8
1.
Jika susunan akuifer yang berbutir halus terletak di atas yang berbutir kasar, maka
pemasangan saringan dengan ukuran lubang yang direncakan untuk material halus
harus diturunkan sedikitnya 2 ft dari batas lapisan kasar dan halus. Hal ini untuk
mencegah penerobosan atau penurunan material halus ke dalam lubang saringan
yang kasar, jika tidak demikian akan terjadi penerobosan.
2.
Jika material halus terletak di atas material kasar dari akuifer, maka ukuran lubang
saringan yang akan dipasangkan untuk material kasar tidak boleh saringan dengan
ukuran lubang lebih dua kali dari ukuran lubang saringan untuk material halus.
Dengan pedoman tersebut dapat mengurangi pemompaan pasir (sand pump)
dan harga kapasitas jenis yang didapat cukup tinggi.
Untuk sumur yang menggunakan kerikil pembalut buatan oleh Sir A. Mac
Donald and Partners & Hunting Technical Service ltd. (1965) adalah bahwa ukuran
lubang saringan diambil 5 kali 40% dari ukuran 0.10 kerikil pembalut atau 2 kali dari
ukuran 0.10 kerikil pembalut. Dengan catatan bahwa kerikil pembalut tersebut sudah
memnuhi syarat berdasarkan perhitungan. Sedangkan Bennison menurut Sir M. Mac
Donald and Partners & Hunting Technical Service (1965) menyatakan ukuran lubang
saringan sama dengan ukuran 0.10 kerikil pembalut.
6. Kerikil Pembalut
Kerikil pembalut ada 2 macam yaitu kerikil pembalut alam dan kerikil
pembalut buatan. Pemakaian kerikil pembalut sekeliling sumur untuk mendapatkan
aliran air dengan peralihan halus antara lubang saringan dengan akuifer. Fungsinya
yaitu untuk menahn material halus dari akuifer agar tidak masuk kedalam lubang
sumur untuk memperoleh tekanan minimum pada daerah sekeliling saringan sumur
dan sebagai material pewndukung lunbang bor agar formasi batuan tidak runtuh dan
menghimpit pipa instalansi sumur bor untuk mendapatkan aliran tanah.
Sumber
US Water Ways
=6
0.85 akuifer
US Dept of Agriculture
US Bureau of reclamation
Page 9
= 3.6 6.4
= 5 - 10
7. Pengembangan Sumur
Setelah sumur selesai dikontruksi maka dilanjutkan dengan pengembangan
sumur. Pengembangan sumur dimaksudkan untuk menambah kapasitas sumur dan
menjaga agar material halus tidak menutup lubang, pori-pori atau masuk ke dalam
sumur. Beberapa cara pengembangan sumur adalah sebagai berikut:
1.
Pemompaan dilakukan dengan pipa yang dimasukkan ke dalam sumur dan pada
tahap awal harus dijlankan dengan perlahan, makin lama makin cepat dengan dbeit
yang cukup besar dan secara menerus sampai airtanah yang keluar jernih. Setelah
ditunggu beberapa saat pompa dimatikan supaya muka airtanah kembali ke
kedudukan semula, lalu pemompaan dilanjutkan lagi beberapa kali sampai benarbenar bersih. Material kasar yang ikut masuk ke dalam sumur dapat diambil
dengan bailer atau alat timba.
2.
Surging, yaitu dengan mengaduk air di dalam sumur. Alat yang digunakan
berbentuk piston dilengkapi dengan katup. Pada waktu torak dinaikkan airtanah
dihisap dari akuifer mengandung CO2 bebas yang dapat terabsorbsi oleh air masuk
reap ke dalam tana. Kombinasi CO2 dengan air dalam bentuk carbonic acid yang
merupakan asam lemah. Dalam pengalirannya kemungkinan bertemu dengan
gamping, napal sehingga dapat melarutkan kalsium karbonat dalam jumlah besar
atau material ankrustasi yang lain. Air tersebut ikut masuk ke dalam sumur karena
pemompaan yang berarti terjadi perbedaan tekanan antara air dengan akuifer dengan
air di dalam sumu, sehingga CO2 yang terlarut dalam air akan terlepas dan material
gamping tertinggal pada saringan Atau pada kerikil pembalutnya. Faktor yang
menyebabkan ikrustasi adalah tinggi >7.5, kesadahan karbonat >300 bpj, besi
>200bpj (inksustasi besi), mangan > 1 bpj.
Untuk memperkirakan apakah airtanah tersebut bersifat korosi atau inkrustasi dengan
indeks stabilitas air (RYZNAR). Kalau harga indeks stabilitas air (I) > 9 maka air
bersifat kkorosi dan apabila I < 7 bersifat inkrustasi. Harga I ini tidak dapat
mengetahui korosi yang disebabkan oleh H2S sulfate reducing bacteria, dissolved
oxigen atau inkrustasi akibat besi, mangan atau bakteri besi. Menentukan harga I
dengan pH, TDS, MO (methyl orange alkalinity) dan konsentrasi ion kalsium atau
dengan rumus:
Nama : Astari Mustika Putri
Nim : 111.120.025
Plug : 6
Page 10
I= S C pH
Harga S didapat dari gambar yaitu hubungan antara TDS dengan S, sedangkan harga
C didapatkan dari hubungan antara MO dengan Ca seperti pada gambar yaitu dengan
menarik garis datar dari harga Ca (bpj) dan menarik garis tegak dari harga MO (bpj)
berpotongan pada garis miring yang menunjukkan harga C-nya.
3.
Surging dengan tekanan udara, yaitu dilakukan dengan kompresor dengan tekanan
yang sangat besar. Udara dilewatkan pada rangkaian pipa ke dalam sumur, tekanan
diubah-ubah sehingga airtanah di dalam sumur keluar lewat antara pipa dengan pipa
jambang bersama-sama kotoran. Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai airtanah
yang keluar jernih.
4.
Dengan CO2 padat yang dimasukkan ke dalam sumur, mulut sumur ditutup rapat.
Sebelum CO2 padat dimasukkan untuk mengahancurkan dan melepaskan lempung
dengan pengasaman HCl. Maka terjadi reaksi dengan CO2 padat sehingga terbentuk
gas CO2 bertekanan tinggi. Setelah itu tutup sumur dibuka akan terjadi semburan air
bersama kotoran (material) sumur dan dilanjutkan dengan pemompaan sampai
airtanah yang keluar jernih. Cara ini sangat baik untuk akuifer yang berupa
batugamping karena akan terjadi reaksi dengan HC, sehingga tidak perlu
memberikan CO2 padat. Cara ini dikenal sebgai acidization (injeksi asam klorida)
seperti yang dilakukan pada beberapa sumur bor di daerah Wonosari.
5.
Peledakan lubang bor, cara ini baik dilakukan pada akuifer yang kompak dan padat
sehingga airtanahnya terdapat pada retakan (rekahan). Peledakan dengan
menggunakan dinamit yang dipasang pada kedalaman tertentu dan diledakan dari
atas. Retakan akan menjadi bertambah besar sehingga airtanah akan lebih banyak.
Setelah itu dilakukan pemompaan untuk membersihkan sumur bor dari kotoran hasil
peledakan. Kontruksi sumur bor yang diledakan adalah open hole (lubang terbuka).
8. Cara mendapatkan data Desain Kontruksi Sumur
Hal-hal tersebut dapat diperoleh dari data yang direkam selama pemboran,
berupa :
1.
2.
3.
4.
5.
Page 11
BAB II
PEMBAHASAN
Analisa Sumur
Berikut beberapa hal yang dapat dianalisa dalam log sehingga dapat ditentukan
beberapa aspek dalam konstruksi sumur, diantaranya :
1. Penentuan Penampang Panjang dan Screen, Penentuan panjang saringan / screen
sangat penting untuk tujuan efesiensi sumur, yang mana pada akuifer bebas dan
semi tertekan dipasang pada 1/3 tebal akuifer, sedangkan pada akuifer tertekan
dipasang sepanjang 90% dari tebal akuifer. Kemudian, penempatan screen pada
akuifer dimaksudkan untuk menjaga mutu air tanah dan kemampuan sumur
dalam menyerap air tanah.
2. Penentuan Penempatan Pompa Submersible, pemasangan pompa submersible
dilakukan dibawah batas muka air kemarau untuk menghindari dry out pada saat
pemompaan air tanah berlangsung.
3. Penggunaan Metoda Reaming, metode reaming merupakan metode pelebaran
yang berfungsi sebagai tempat akumulasi air yang naik tetapi belum sampai
permukaan.
Nama : Astari Mustika Putri
Nim : 111.120.025
Plug : 6
Page 12
4. Jenis Akuifer, pada Desa Pringgolayan tersusun oleh litologi yang berupa
batupasir dan batulempung. Jenis akuifer yang menyusun daerah ini adalah
akuifer tertekan.
5. Penentuan Pemasangan Gravel Pack, pemasangan gravel pack dimaksudkan
untuk membuat lapisan dengan koefisien permeabilitas tinggi di sekeliling
saringan, sehingga air dapat mengalir ke dalam sumur melalui zona ini tanpa
membawa pasir dan masalah kehilangan tinggi tekan (head loss) dapat
diabaikan. Hal ini dapat memperkecil penurunan muka air tanah selama
pemompaan di dalam sumur. Gravel Pack dipasang pada lithologi yang
berfungsi sebagai akuifer yang mengandung airtanah / air tawar. Gravel pack
yang digunakan pada desain konstruksi ini mempunyai ukuran butir 2-10 mm
yang cukup baik sebagai pembalut.
6. Penentuan Pemasangan Grouting, grouting dimaksudkan untuk memperkuat
kedudukan
pipa
konstruksi
dan
menghindari
pipa
konstruksi
dan
Page 13
Satuan
Reducer dari 10 ke 8
Perbuah
900.000,-
550.000,-
1.200.000,-
Meter3
400.500,-
Meter3
450.000,-
Perbuah
400.000,-
Penyemenan/grouting
6
Bottom cone besi diameter 8
7
Nama : Astari Mustika Putri
Nim : 111.120.025
Plug : 6
Page 14
Per Meter
Pompa submersible untuk debit 5-10
liter/detik dan head 150-200 m dan
Perbuah
power 15 KW
CATATAN :
Diameter lubangbor 10
II.2. PERHITUNGAN
1. Pipa Jambang
Panjang Pipa = 37,5 m
Pipa jambang Harga/meter : Rp650.000,00
Harga total = Rp. 24.375.000,00
2. Reducer 10 ke 8
Harga / satuan :Rp 900.000
Harga total = Rp. 900.000,00
3. Casing/pipa black stell8tebal 5,84mm + centralizer
Panjang casing total :38,8 m
Harga / satuan :Rp550.000,00
Hargatotal :38,8 x 550.00,00 = 21.340.000
Page 15
300.000,-
88.000.000,-
1. Screen
Jumlah screen 22 buah
Harga/ 4 meter Rp 1.200.000,00
Hargatotal :Rp26.400.0000
2. Gravel pack
d1 = 12 = 12 x 2,5 cm = 0,3 m
d2 = 10 = 10 x 2,5 cm = 0,2 m
V
3. Volume growting
d1 = 12 inchi = 0,30 m r1 = 0,15 m
d2 = 10 inchi = 0,254 m
r2 = 0,127 m
Page 16
:Rp400.000,00
: Rp300.000,00
Harga total
: Rp 10.320.000
6. Pompa submersible
Yang dibutuhkan 1 buah
Harga / satuan : Rp 88.000.000,00
Harga total
: 88,000.000
Jadi total biaya yang diperlukan dalam perencanaan pemboran (konstruksi sumur
adalah :Rp. 310.050.630
Page 17
BAB III
KESIMPULAN
III.I Kesimpulan
Adapun Interpretasi litologi yang terdapat pada sumur Desa Pringgolayan Running
adalah terdapat 2 litologi yaitu batulempung dan batupasir . Dimana paling banyak
yang mendominasi yaitu batupasir.Adapun total biaya pada desain kontruksi sumur
yaitu Rp 310.050.630 Terdiri dari : pipa jambang,reducer, screen, bottom cone, pipa
coloum, casing, pompa submersible, gravelpack dan grouting. Penggunaan gravel
pack dilakukan untuk menyaring air sehingga air yang diambil dapat tersaring
dan cepat masuk kedalam pipa pemboran
Page 18
Page 19